Anda di halaman 1dari 6

RESUME KULIAH

Kehamilan Dan Persalinan Normal


(Dosen Pengampu :Dr.Mardiana Ahmad, S.SiT., M.Keb)

NAMA : ZAFITRI NULANDARI


NIM : P102202034
JURUSAN : ILMU KEBIDANAN

SISTEM HORMONAL YANG MEMPENGARUHI SISTEM


REPRODUKSI WANITA
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh sistem endokrin dalam
tubuh dan berfungsi untuk membantu mengendalikan hampir semua fungsi tubuh,
seperti pertumbuhan, metabolisme, hingga kerja berbagai sistem organ, termasuk
organ reproduksi.
Macam-Macam Hormon Wanita
Berikut ini adalah beberapa macam hormon wanita beserta fungsinya:
1. Progesteron
Hormon progesteron berpengaruh terhadap  siklus
menstruasi dan ovulasi. Saat wanita mengalami ovulasi atau sedang berada
di masa subur, hormon progesteron akan membantu mempersiapkan
lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur
yang telah dibuahi oleh sperma.
Selama kehamilan, kadar hormone progesterone dalam tubuh tetap
tinggi. Hal ini mencegah tubuh menghasilkan sel telur baru dan
mempersiapkan tubuh untuk memproduksi ASI. Bila tidak terjadi
pembuahan, kadar hormone progesterone dalam tubuh akan turun dan
memicu menstruasi.
2. Estrogen
Sebagian besar hormone estrogen diproduksi di ovarium atau
indung telur. Selain itu, hormone ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal
dan plasenta, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit. Hormon estrogen
berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh
saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan
memastikan proses ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan.
Hormon ini juga berperan dalam proses keluarnya ASI setelah
persalinan, mengatur mood atau suasana hati, dan proses penuaan.
Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai gangguan,
seperti menstruasi yang tidak teratur, vagina kering, suasana hati tidak
menentu, menopause, dan osteoporosis pada wanita lanjut usia.
3. Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita
memang tidak sebanyak pada pria, namun hormon ini tetap memiliki
fungsi yang penting bagi kesehatan wanita. Hormon testosteron berperan
dalam mengatur libido atau gairah seksual dan menjaga kesehatan vagina,
payudara, dan kesuburan.
4. Gonadotropin relasing hormone (GnRH)
Merupakan hormone yang diproduksi oleh hipotalamus di otak. Fungsi
GnRh adalah menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormone Gonadotropin, yaitu Follicle-stimulating
hormone (FSH), Luteinizing hormone (LH),dan hCG
5. Follicle-stimulating hormone (FSH)
hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan berperan
penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan
siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium. Kadar hormon FSH
yang rendah menandakan bahwa wanita tidak mengalami ovulasi, adanya
gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan kehamilan.
Sebaliknya, hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki
masa menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau gejala
dari sindrom Turner.
6. Luteinizing hormone (LH)
LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus
menstruasi dan ovulasi. Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam
masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak. LH
berfungsi mempertahankan korpus luteum pasca ovulasii. LH terikat pada
reseptor membrane plasma yang spesifik dan menstimulasi progesterone
oleh sel korpus luteum. Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan
meningkat saat menstruasi dan setelah menopause. Kadar LH yang terlalu
tinggi pada tubuh wanita dapat mengakibatkan masalah reproduksi.
7. Human chorionic gonadotropin (hCG)
Merupakan glikoproteinyang disintesis di sel sinsitiotrofoblas plasenta.
Kadar hCG meningkat dalam darahh dan urin segera setelah implantasi
ovum yang sudah dibuahi. Hcg berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormone-hormon
steroid terutama pada masa kehamilan awal
8. Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak
ini umumnya akan meningkat selama kehamilan, khususnya ketika
menjelang persalinan. Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan
terangsang untuk berkontraksi dan mempersiapkan proses persalinan.
Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar payudara untuk
menghasilkan ASI.
9. Prolaktin
prolactin diproduksi di hipofisis anterior fungsi prolactin adalah memicu
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. di ovarium prolactin
ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum. Pada masa kehamilan prolactin diproduksi di plasenta. Prolactin
memiliki efek inhibisi terhadap GnRh hipotalamus, sehingga jika kadar
berlebihan dapat terjadi gangguan pematangan folikel, gangguan ovulasi,
dan gangguan menstruasi berupa amenore

Hormon wanita dan fasenya


Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, hormon testosteron akan
menurun dengan sendirinya. Hal yang sama juga terjadi pada hormon-hormon
wanita lainnya. Ketika menopause, misalnya. Ovarium akan memproduksi lebih
sedikit hormon wanita. Menariknya, hormon wanita ternyata tak hanya muncul
saat pubertas saja. Bahkan pada masa awal kelahiran seorang bayi. Biasanya,
tanda-tandanya adalah pembesaran payudara.
Berdasarkan kesimpulan para peneliti, hal ini terjadi karena sang ibu
menurunkan hormon estrogen melalui plasenta ketika proses kehamilan. Hipotesis
lainnya adalah hormon estrogen yang menurun pada sang ibu menyebabkan otak
bayi mengimbanginya dengan memproduksi hormon prolaktin yang juga bisa
menyebabkan pembesaran payudara. Meski demikian, kondisi ini biasanya hilang
dengan sendirinya dalam waktu beberapa pekan. Ketika hormon wanita berubah
drastic Salah satu fase yang bisa menyebabkan hormon wanita berubah drastis
adalah saat kehamilan. Di momen ketika sel telur dibuahi dan seorang perempuan
dinyatakan hamil, hormonnya tak lagi sama.
Ada hormon bernama HCG (human chorionic gonadotrophin) yang
dihasilkan dari plasenta. HCG menjadi stimulus ovarium untuk memproduksi
estrogen dan progesteron lebih banyak lagi demi kelancaran proses kehamilan.
Perubahan ini akan terus berlanjut selama kehamilan. Pada bulan keempat,
misalnya. Plasenta akan mengambil alih peran ovarium sebagai penghasil utama
hormon wanita. Itulah mengapa muncul hormon yang bertugas untuk menebalkan
rahim, meningkatkan sirkulasi darah, dan melemaskan otot rahim demi memberi
ruang bagi bayi untuk terus bertumbuh.
Hormon wanita memegang peran penting dalam mengatur fungsi tubuh,
terutama kaitannya dengan reproduksi dan aspek seksual. Jika terjadi
ketidakseimbangan hormon, akan ada konsekuensinya bagi kesehatan seorang
wanita.

Gangguan hormon pada wanita


Menurut Ahli, banyak faktor yang medis dapat menyebabkan gangguan
hormon pada wanita. Beberapa diantaranya adalah:
1. Sindrom Cushing
Kondisi ini terjadi karena adanya produksi hormon secara berlebih
pada kelenjar pituitari. Dampaknya, kelenjar adrenal menjadi terlalu aktif.
Kondisi ini juga dapat terjadi akibat konsumsi obat-obatan kortikosteroid
dengan dosis tinggi, terutama pada anak-anak.
2. Hipopituitarisme
Kondisi ini terjadi apabila kelenjar pituitari tidak mampu
memproduksi hormon dengan baik. Ketika kelenjar pituitari tidak
melepaskan cukup hormon, penderitanya akan mengalami kekurangan
hormon. Hipopituitarisme ini juga dapat memicu berhentinya menstruasi
pada wanita.
3. Penyakit Addison
Penyakit Addison muncul akibat kurangnya hormon yang
diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kondisi ini ditandai dengan beberapa
gejala yang perlu Anda waspadai seperti, kelelahan, dehidrasi, perubahan
warna kulit, dan sakit perut.
4. PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)
Kondisi ini terjadi saat fungsi ovarium terganggu dan
menyebabkan hormon pada wanita menjadi tidak seimbang. PCOS
merupakan salah satu faktor penyebab kemandulan pada wanita.
5. Gigantisme
Kondisi ini mulai terjadi sejak masa kanak-kanak dengan tubuh
yang memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebih. Penderita
kondisi ini biasanya memiliki tinggi dan berat badan di atas rata-rata.
6. Hipertiroidism
Hipertiroidisme terjadi saat kadar hormon tiroid di dalam tubuh
sangat tinggi. Gangguan pada hormon ini umumnya akan menyebabkan
gangguan metabolisme tubuh. Hipertiroidisme lebih sering terjadi pada
wanita.
7. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroidisme. Kondisi
terjadi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak bisa menghasilkan cukup
hormon. Hipotiroidisme dapat menyebabkan proses metabolisme tubuh
semakin lambat, sehingga energi yang diproduksi oleh tubuh akan
berkurang.
Daftar Pustaka
Rustia H N. 2009. Pengaruh hormonal terhadap system reproduksi
wanita terhadap Pajanan Pestisida (Skripsi).FakultasKebidanan.
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai