Anda di halaman 1dari 9

Vol: 2 No.

1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

STUDI PERAMALAN (FORECASTING) KURVA BEBAN HARIAN


LISTRIK JANGKA PENDEK MENGGUNAKAN METODE
AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE(ARIMA)

Syafii, dan Edyan Noveri


Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Andalas
Email: Syafii@ft.unand.ac.id

ABSTRAK

Prakiraan kebutuhan energi listrik merupakan langkah mula yang penting dalam perencanaan
dan pengembangan penyediaan tenaga elektrik setiap saat secara cukup, baik dan terus menerus. Oleh
karena itu, diperlukan suatu metode permalan beban yang akurat dan mudah di implementasikan
berdasarkan ketersediaan data yang ada.Metode ARIMA (Box-Jenkins) merupakan metode yang cocok
digunakan untuk menjembatanipermasalahan tersebut, karena terbukti akurat untuk peramalan beban
jangka pendek. Penentuan model untuk peramalanARIMA terdiri dari beberapa tahap yaitu : pengecekan
pola data, identifikasimodel yang terdiri dari uji stasioneritas varians dan means, estimasi parameter dan
pengukuran tingkat keakuratan model yang akan digunakan untuk peramalan dengan MAPE sebagai
indikatornya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series beban harian listrik per-
jam (24jam) dari tanggal 1 Juli-31Oktober 2012. Hasil penelitian memperlihatkan model terbaik yang
diperoleh adalah (0,1,0)(0,1,1)24 dengan MAPE terkecil yaitu 2,975% untuk pengujian pertama dan
MAPE kedua sebesar 3,08%
Kata kunci : Peramalan beban, ARIMA, data time series, stasioneritas,penentuan model,dan MAPE

murah karena hanya membutuhkan data


I. PENDAHULUAN
variabel yang akan diramal[2].
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat
Peramalan beban listrik berdampak mengaplikasikan metode ARIMA dalam
besar dalam operasi sistem tenaga listrik meramalkan beban harian listrik jangka pendek
mulai dari perencanaan pembangkitan, analisis yang akurat untuk 6 hari kedepan.Dan
aliran daya, unit comitment, hydro thermis dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi
operasi ekonomis sistem tenaga. Kebutuhan kontribusi positif dalam memprediksi atau
energi listrik semakin hari cenderung berubah- meramalkan beban listrik yang akurat sehingga
ubah, sehingga Perusahaan Listrik Negara dapat mengurangi kerugian finansial dalam
(PLN) sebagai penyedia energi listrik penyediaan daya listrik, khususnya pada unit-
harusbisa memprediksi kebutuhan beban unit pembangkit yang akan menyuplai beban.
listrik setiap harinya. Peramalan beban jangka
pendek merupakan prediksi permintaan beban II. TINJAUAN PUSTAKA
listrik untuk suatu jangka waktu tertentu mulai
dari beberapa menit hingga satu minggu
Masalah yang biasa timbul dalam operasi
kedepan[1].
sistem tenaga listrik adalah bahwa daya yang
Dalam proses peramalan dapat disadari
dibangkitkan atau diproduksi, harus selalu sama
bahwa ketidakakuratan dalammemprediksi
dengan daya yang dikonsumsi oleh para
sering terjadi, tetapi peramalan masih perlu
pemakai tenaga listrik (secara teknis disebut
dilakukan bahwa setiap perancanaan dan
sebagai beban sistem). Apabila daya yang
keputusan tetap harus diambil yang nantinya
dibangkitkan lebih kecil daripada beban sistem,
akan mempengaruhi langkah-langkah kebijakan
maka frekuensi akan turun. Sebaliknya apabila
pada masa akan datang. Metode ARIMA
lebih besar maka frekuensi akan naik. Mutu
menunjukkan metode ini cocok untuk meramal
listrik yang baik adalah apabila frekuensi tidak
sejumlah variabel dengan cepat, sederhana, dan

Jurnal Nasional Teknik Elektro 65


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

terlalu jauh menyimpang dari nilai nominal, menyatakan skala pencatatan waktu dalam
oleh sebab itu haruslah diusahakan agar daya 24 jam. Dengan demikian luas daerah di
yang dibangkitkan terpakai seluruhnya atau bawah kurva merupakan besarnya energi
selalu sama dengan beban[1]. Mengingat listrik yang diserap oleh beban dalam waktu
tekhnologi yang tersedia saat ini belum
hari (MW jam = MWh)[3].
mungkin untuk menyimpan energi listrik secara
efisien serta memenuhi persyaratan biaya- c. Peramalan Beban Listrik Jangka
manfaat, maka tenaga listrik dibangkitkan Pendek
sebanyak yang diperlukan saja[2]. Peramalan (forecasting) merupakan
1. Peramalan Beban Listrik Jangka prediksi nilai-nilai sebuah peubah kepada nilai
Pendek Dalam Perencanaan Operasi yang diketahui dari peubah tersebut atau peubah
Sistem Tenaga Listrik yang berhubungan. Meramalkan juga dapat
didasarkan kepada keahlian penilaian, yang
a. Rencana Operasi Sistem Tenaga pada gilirannya didasarkan pada data historis
Listrik dan pengalaman[4].
Rencanan operasi sistem tenaga listrik Peramalan beban jangka pendek adalah
adalah suatu rencana mengenai bagaimana peramalan beban untuk jangka waktu beberapa
suatu sistem tenaga listrik akan dioperasikan jam sampai dengan satu minggu, dengan
untuk jangka waktu tertentu.Berdasarkan memperhatikan berbagai informasi yang
kepada masalah yang harus disiapkan, maka mempengaruhi besarnya beban pada sistem
ada beberapa macam rencana operasi sistem seperti acara televisi, cuaca dah suhu udara[1].
tenaga listrik[1], yaitu :
 Rencana Tahunan 2. Analisis Runtut Waktu (Time Series
 Rencana Triwulanan Analitis)
Analisis data time series adalah
 Rencana Bulanan
analisis yang menerangkan dan mengukur
 Rencana Mingguan berbagai perubahan yang terjadi pada data
 Rencana Harian statistik dalam sederetan waktu-waktu tertentu
b. Kurva Beban Harian Listrik yang dapat berbentuk tren sekuler, variasi
Karakteristik perubahan besarnya siklik, variasi musim, dan variasi residu,
daya yang diterima oleh beban sistem yang kesemuanya itu disebut dengan
komponen data time series[5].
tenaga setiap dalam suatu interval hari
Langkah penting dalam memilih suatu
tertentu dikenal sebagai kurva beban metode runtun waktu (time series) yang tepat
harian. adalah dengan mempertimbangkan jenis pola
data sehingga metode yang paling tepat dengan
pola tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibe-
dakan menjadi empat yaitu sebagai berikut[6]:
a. Pola horisontal terjadi bilamana nilai data
berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang
tetap.
b. Pola musiman terjadi bilamana suatu
runtun dipengaruhi oleh faktor musiman.
c. Pola siklis terjadi bila mana datanya
dipengaruhi oleh faktor ekonomi jangka
Gambar 1. Kurva Beban Harian Listrik panjang seperti ber hubungan dengan
siklus bisnis.
Penggambaran kurva ini dilakukan d. Pola trend terjadi bilamana terdapat
dengan dengan mencatat besarnya beban kenaikan atau penurunan sekuler jangka
setiap jam melalui pencatatan Mega Watt- panjang dalam data.
meter yang terdapat di gardu induk. Sumbu
vertikal menyatakan skala beban dalam 3. Model - Model Autorgresssive Inte-
satuan MW, sedangkan sumbu horizontal grated Moving Average (ARIMA)

Jurnal Nasional Teknik Elektro 66


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

a. Model Autoregresif (AR) e. Model Seasonal Autoregressive Inte-


Model autoregresif mempunyai bentuk grated Moving Average (SARIMA)
sebagai berikut[4]:
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut[7]:
(6)
(1)
= faktor AR tidak musiman
dimana:
: series yang stasioner = faktor MA tidak musiman
: nilai lampau series yang = faktor AR musiman
bersangkutan = faktor MA musiman
: konstanta dan koefisien model µ = rata–rata
: kesalahan peramalan (galat)
III. METODOLOGI PENELITIAN
b. Model Moving Average (MA)
Model Moving average disebut juga
dengan model rata-rata bergerak yang Data peramalan metode ARIMA ini
mempunyai bentuk sebagai berikut[4] : menggunakan data runtut waktu (time series).
Data diperoleh dari rekam historis data beban
harian per-jam (24 jam) yaitu beban listrik
(2) konsumen pada GIS Simpang Haru (dalam
MegaWatt), mulai sejak tanggal 1 Juli 2012
dimana: hingga 31Oktober 2012.
: Nilai series yang stasioner Langkah-langkah penerapan metode
: Kesalahan peramalan (galat) ARIMA secara berturut-turut adalah sebagai
berikut [2] : Spesifikasi atau identifikasi model,
: Kesalahan peramalan masa lalu
Pendugaan parameter model, Diagnostic
: Konstanta dan koefisien model, checking dan Peramalan.
mengukuti konvensi koefisien Dan untuk flowchart penelitian adalah
pada model ini diberi tanda sebagai berikut :
negatif.
c. Model Autoregressive-Moving Average
(ARMA).
Bentuk umum dari model ini adalah
sebagai berikut[4]:

(3)
Syarat perlu agar model ini stasioner adalah:
, (4)

d. Model Autoregressive Integrated


Moving Average (ARIMA)
Data time series lebih banyak bersifat
tidak stasioner sehingga harus melalui proses
differencing sebanyak d kali agar menjadi
stasioner. Dan untuk model ARIMA (1,1,1)[4]:
(5)
Gambar 2. Flowchart penelitian
Pembedaan AR(1) MA(1) peramalankurva beban harian listrikdengan
Pertama metode ARIMA

Jurnal Nasional Teknik Elektro 67


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

1. Model Umum dan Uji Stasioner. Dan untuk identifikasi model musiman
Data runtut waktu yang stasioner adalah adalah sebagai berikut[7] :
data runtut waktu yang nilai rata-ratanya tidak
berubah. Apabila data yang menjadi input dari Tabel 3. Pola Autokorelasi dan Autokorelasi
model ARIMA tidak stasioner, perlu dilakukan Parsial Musiman
modifikasi untuk menghasilkan data yang
stasioner. Salah satu cara yang umum dipakai
adalah metode pembedaan (differencing).
Proses differencing untuk menstasionerkan data
umumnya “berhasil” jika data tidak stasioner
dalam rata-rata hitung (terdapat komponen
trend), sedangkan jika tidak stasioner dalam
varians maka proses differencing tidak selalu
baik digunakan untuk menstasionerkannya, Setelah model tentatif ARIMA diperoleh,
sebab ordenya bisa tinggi, sehingga akan langkah selanjutnya adalah menaikkan dan
banyak data yang hilang.Transformasi varians menurunkan salah satu ordo dari AR dan MA.
yang yang lebih umum adalah transformasi
3. Pendugaan Parameter Model
kuasa (power transformation), yang dikenalkan Pemilihan nilai awal parameter
oleh G.E.P Box dan D.R. Cox sekitar tahun berpengaruh terhadap banyaknya iterasi. Jika
1964. Dan untuk tabel kesetaraannya adalah [8] :
pilihan awal (dekat dengan parameter yang
sebenarnya), konvergensi akan tercapai lebih
Tabel 1. Hubungan nilai λ dengan Kesetaraan
cepat. Sebaliknya dugaan yang tidak tepat
Transformasi Stabilitas Varians
Nilai λ Kesetaraan Transformasi
memungkinkan proses iterasi tidak konvergen.
Jika tidak mencapai konvergen maka dilakukan
-1,0
mencoba menukar nilai ordo dengan menaikkan
-0,5 atau menurunkan nilainya (try and error).
0
0,5 4. Diagnostic Checking
1,0 Tahap diagnostic checking, yaitu
memeriksa atau menguji apakah model telah
2. Identifikasi Model dispesifikasi secara benar atau apakah telah
Setelah data runtut waktu telah stasioner, dipilih p, d, dan q yang benar.
langkah berikutnya adalah menetapkan model Pertama, jika model dispesifikasi
ARIMA (p,d,q) yang sekiranya cocok (tentatif). dengan benar, kesalahannya harus random atau
Dalam memilih berapa p dan q dapat dibantu merupakan suatu proses antar-error tidak
dengan mengamati pola fungsi autocorrelation berhubungan, sehingga fungsi autocorrelation
dan partial autocorrelation (correlogram) dari dari kesalahan tidak berbeda dengan nol secara
series yang dipelajari, dengan acuan sebagai statistik.
berikut[2] : Kedua, dengan menggunakan modified
Box-Pierce (Ljung-Box) Q statistic untuk
Tabel 2.Pola Autokorelasi dan Autokorelasi menguji apakah fungsi autokorelasi kesalahan
Parsial semuanya tidak berbeda dari nol. Rumusan
Autocorrelation
Partial
Autocorrelation
ARIMA
Tentatif
statistik itu adalah :
Menurun secara
ARIMA
Menuju nol setelah lag q bertahap/
(0,d,q)
(7)
bergelombang
Menurun secara bertahap/ Menuju nol ARIMA
bergelombang setelah lag q (p,d,0) Dimana :
Menurun secara rk = koefisien autocorrelation kesalahan dengan
bertahap/ lag k
Menurun secara bertahap/
bergelombang ARIMA
bergelombang (sampai lag
(sampai lag p (p,d,q) n = banyaknya observasi series stasioner
q masih berbeda dari nol
masih berbeda
dari nol) 5. Peramalan

Jurnal Nasional Teknik Elektro 68


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

Langkah terakhir adalah menggunakan Untuk mengoptimalkan data, maka


model yang terbaik untuk peramalan. Apabila dilakukan treatment data atau perbaikan data
model memadai maka model tersebut dapat untuk mengatasi masalah tersebut.
digunakan untuk melakukan peramalan.
2. Identifikasi Model ARIMA
Sebaliknya, apabila model belum memadai
Untuk mengidentifikasi model langkah
maka harus ditetapkan model yang lain.
pertama yang harus dilakukan adalah
6. Mengukur Tingkat Keakuratan melakukan plot time series data tersebut. Plot
Peramalan time series ditampilkan untuk melihat pola data
Salah satu metode yang digunakan untuk dan stasioneritas dari data tersebut yang
menunjukkan kesalahan yang disebabkan oleh bertujuan untuk menentukan model ARIMA.
teknik peramalan adalah Mean Absolute
Percentage Error (MAPE) atau persentase
kesalahan absolut rata-rata[6].
Persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut[7]:

(8)

dengan, Gambar 4.. Plot Time Series Beban (MW) dari


= nilai aktual pada waktu t. 1 Juli 2012 - 31 Oktober 2012
= nilai ramalan pada waktu t.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa
(9) pola data beban harian per-jam (24 jam)
mengalami pola musiman yaitu berulang-ulang
dengan, dalam selang waktu yang tetap. Sehingga model
n = bilangan ramalan. ARIMA yang digunakan adalah Seasonal
|PE| = nilai absolut PE ARIMA atau SARIMA (p,d,q)(P,D,Q)S.
a. Stasioneritas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Suatu deret pengamatan dikatakan
stasioner apabila proses series data tidak
1. Analisis dan Treatment Data berubah seiring perubahan waktu, baik itu
Dapat dilihat pada plot time series di stasioner dalam varians beserta stasioner dalam
bawah bahwa selama 1 Juli 2012 – 31 Oktober means.Pengecekan dan pengujian stasioner
banyak mengalami pemadaman listrik dan dalam varians dilakukan dengan menggunakan
fluktuasi daya yang ekstrim. Pada plot series Minitab 14, untuk stasioner dalam varians
yang yang telah dilingkari dengan warna merah dilihat dari nilai p-value λ = 1, jika data belum
menunjukkan data daya pemakaian pada beban stasioner maka dilakukan transformasi.
tersebut tidak berlangsung secara normal. Data dilakukan transformasi karena tidak
stasioner dalam varians yang ditandai dengan
nilai λ = 0,24.

Box-Cox Plot of BEBAN


Lower CL Upper CL
2,7 Lambda
(using 95,0% confidence)
2,6
Estimate 0,24

Lower CL 0,03
2,5
Upper CL 0,46

2,4 Rounded Value 0,24


StDev

2,3

2,2

Gambar 3.Plot Time Series data awal.


2,1

2,0
Limit
1,9
-5,0 -2,5 0,0 2,5 5,0
Lambda

(a)

Jurnal Nasional Teknik Elektro 69


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

Box-Cox Plot of transformasi beban AR, MA, SAR, dan SMA dapat di ditentukan
melaluiidentifikasi grafik ACF dan PACF.
Lower C L Upper C L
0,0280 Lambda
(using 95,0% confidence)
0,0279
Estimate 1,00

Lower C L 0,12
0,0278
Upper C L 1,92

0,0277 Rounded Value 1,00 ACF dif = 1


StDev

0,0276 1,0

0,0275 0,8
0,6
0,0274
0,4

Autocorrelation
0,0273 Limit
0,2
0,0272
-5,0 -2,5 0,0 2,5 5,0 0,0
Lambda
-0,2

(b) -0,4

Gambar 5. Diagram transformasi box-cox -0,6


-0,8
(a) belum stasioner dalam varians -1,0

(b) stasioner dalam varians 1 10 20 30 40 50


Lag
60 70 80 90

(a)
Time Series Plot of transformasi beban
2,7
PACF dif = 1
2,6
1,0
transformasi beban

0,8
2,5
0,6

Partial Autocorrelation
2,4 0,4
0,2
2,3 0,0

-0,2
2,2
1 293 586 879 1172 1465 1758 2051 2344 2637 -0,4
Index
-0,6

Gambar 6. Plot Time Series Data transformasi -0,8


-1,0
beban dengan λ = 1 1 10 20 30 40 50 60 70 80 90

(Stasioner dalam varians) Lag

(b)
Dilihat dari gambar di atas, data belum Gambar 8. (a) Grafik ACF d = 1
mencapai stasioner dalam means karena pada (b) Grafik ACF d = 1
plot time series dari data transformasi tidak
menunjukkan konstan nilai di tengah. Oleh b. Penentuan Order SARIMA
karena itu dilakukan difference sebanyak 1 kali Berdasarkan gambar 4.8 dan gambar 4.9
(d = 1) untuk mencapai stasioner dalam means. melihat dari grafik ACF dan PACF kemudian
Sehingga plot time series seperti gambar di melihat dari Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 dalam
bawah ini : pendugaan ordo ARIMA tentatif, bahwa model
yang digunakan untuk pengujian adalah :
Time Series Plot of difference 1 (d=1) (1,1,1) (1,1,1)24,(1,1,0) (0,1,1)24, (0,1,1) 1,1,1)24,
(1,1,0) (1,1,1)24,(2,1,0) (1,1,1)24, dan(0,1,2)
(1,1,1)24.
0,2
difference 1 (d=1)

0,1

3. Estimasi Parameter Model


0,0
Model yang diperoleh dilakukan
-0,1
pengujian konvergen dan dilanjutkan dengan
pengujian signifikansi, parameter dikatakan
-0,2
1 293 586 879 1172 1465 1758 2051 2344 2637
signifikan dengan p-value parameter lebih lebih
Index
kecil dari α (p-value < α), untuk nilai α = 0,05,
Gambar 7. Plot Time Series difference data jika p-value > α maka nilai untuk parameter
transformasi (d = 1) model ditolak.Berikut hasil dari pengujian
signifikan parameter ordo masing-masing
Dengan data telah mencapai stasioner model :
dalam means, maka untuk nilai dari d untuk
non-musiman dan D untuk musiman pada
SARIMA adalah 1 (d = D = 1).Dan untuk nilai

Jurnal Nasional Teknik Elektro 70


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

Time Series Plot of ACTUAL_1; FORECAST_1


55 Variable
ACTUAL_1
FORECAST_1
50

45

Data
40

35

30

0 0 0 0 0 0
Hour

Gambar 9.

2. Data time series sebanyak 2784 data atau


116 hari (sejak 2 Juli – 25 Oktober 2012)
dan meramal untuk 6 hari kedepan yaitu
sebanyak 144 data ramalan (26 Oktober – 31
Oktober 2012).
4. Pengujian Model dan Mengukur
Tingkat Keakuratan Peramalan
Pada pengukuran keakuratan ini pengujian
digunakan MAPE (Mean Absolute Percentage
Error). Nilai MAPE diuji dengan melakukan
peramalan dengan membandingkan nilai aktual
dan nilai peramalan, data pengujian MAPE
sebagai berikut :
1. Data time series sebanyak 2688 data atau
Dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa
122 hari (sejak 2 Juli – 21 Oktober 2012)
peramalan dengan model SARIMA semakin
dan meramal untuk 6 hari kedepan yaitu
baik setelah penambahan data time series
sebanyak 144 data ramalan (22 Oktober – 27
dengan memiliki rata-rata nilai MAPE kurang
Oktober 2012).
dari 4%, yaitu 3,2%. MAPE model terkecil
dibandingkan dengan model lainnya, yaitu nilai
MAPE untuk model SARIMA (0,1,0) (0,1,1)24
berturut-turut dari senin hingga sabtu adalah
2,66%, 2,73%, 3,38%, 3,13%, 3,11% dan
3,47% dengan nilai MAPE rata-rata untuk 6
hari adalah 3,08%

Time Series Plot of ACTUAL_2; FORECAST_2


55 Variable
A C TUA L_2

Dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa 50


FO REC A ST_2

peramalan dengan model SARIMA terbukti 45

akurat dengan rata-rata MAPE 4% dan


Data

SARIMA (0,1,0) (0,1,1)24 memiliki nilai


40

MAPE terkecil dibandingkan dengan model


35

lainnya, yaitu nilai MAPE untuk model 30

SARIMA (0,1,0) (0,1,1)24 berturut-turut dari 0 0 0 0


Hour
0 0

senin hingga sabtu adalah 2,62%, 2,70%, Gambar 10.


3,20%, 2,95%, 3,05% dan 3,33% dengan
rata-rata MAPE untuk 6 hari tersebut 2,95%. 5. Peramalan
Hasil dari peramalan yang dilakukan
dengan model SARIMA (0,1,0)(0,1,0)24untuk
tanggal 1 Nopember 2012 – 6 Nopember
2012adalah sebagai berikut :

Jurnal Nasional Teknik Elektro 71


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

perbandingan MAPE antara pengujian


dengan data time series 2688 (112 hari)
dengan rata-rata MAPE 4% dan data time
series 2784 (116 hari) dengan rata-rata
MAPE 3,2% untuk semua model yang
signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Putra, Frans Rahmadhan. Aplikasi


Jaringan Saraf Tiruan Dalam Perkiraan
Beban Listrik Jangka Pendek. Jurusan
Teknik ElektroFakultas Teknik.
Universitas Andalas. Padang. 2010
[2] Sadeq, Ahmad. Tesis: Analisis Prediksi
Indeks Harga Saham Gabungan Dengan
Metode Arima. Universitas Diponegoro.
Semarang. 2008.
Data dari peramalan inilah yang berguna [3] Zuhal. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
untuk perencanaan penyaluran daya listrik ke Elektronika Daya. Gramedia : Jakarta.
beban dari G.I.S Simpang Haru untuk tanggal 1992
1-6 Nopember 2012 dan diharapkan dapat [4] Makridakis, Spyros., Syeven C
memenuhi konsumsi listrik yang dibutuhkan Wheelwright., dan Victor E. McGEE.
pelanggan. Metode dan Aplikasi Peramalan.
Terjemahan Hari Suminto. Jakarta:
V. KESIMPULAN Binarupa Aksara. 1999.
[5] Windayati. Analisis Autokorelasi Pada
Model Arima (Autoregressive Integrated
1. Data beban harian listrik per-jam (24
Moving Average). Jurusan Matematika
jam) pada G.I.S. Simpang haru tidak
Fakultas Sains Dan Teknologi.
stasioner dalam varians maupun means,
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
maka dilakukan transformasi data yaitu
Malik Ibrahim. Malang.2010
transformasi hingga mencapai stasioner
[6] Anugerah PSW. Perbandingan Jaringan
dalam varians (λ = 1) dan melakukan
Syaraf Tiruan Backpropagation Dan
differencing sebanyak satu kali (d = 1)
Metode Deret Berkala Box-Jenkins
untuk mencapai stasioner dalam means.
(Arima) Sebagai Metode Peramalan
2. Model terbaik yang dipilih menurut
Curah Hujan. Fakultas Matematika dan
MAPE adalah model SARIMA
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
(0,1,0)(0,1,1)24, nilai MAPE untuk
Negeri Semarang. Semarang. 2007.
tanggal 22 Oktober 2012 – 27 Oktober
[7] Munawarah, Astin Nurhayati. Peramalan
2012 (122 hari atau data time series =
Jumlah Penumpang pada PT. Angkasa
2688) berturut-turut 2,62%, 2,70%,
Pura I ( Persero ) Kantor Cabang
3,20%, 2,95%, 3,05% dan 3,33%. Dan
Bandar Udara Internasional Adisutjipto
pengujian MAPE untuk tanggal 26
Yogyakarta dengan Metode Winter’s
Oktober 2012 – 31 Oktober 2012 (116
Exponential Smoothing Dan Seasonal
hari atau data time series = 2784)
ARIMA. Fakultas Matematika dan Ilmu
berturut-turut adalah 2,66%, 2,73%,
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
3,38%, 3,13%, 3,11% dan 3,47% yang
Yogyakarta. 2010
menandakan model SARIMA ini bagus
[8] Mulyana. Buku Ajar Analisis Data Deret
untuk peramalan jangka pendek.
Waktu. Jurusan Statistika Fakultas
3. Semakin banyak data time series yang
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
digunakan maka peramalan akan semakin
Universitas Padjadjaran.2004
baik, hal tersebut dapat dilihat daari

Jurnal Nasional Teknik Elektro 72


Vol: 2 No.1 Maret 2013 ISSN : 2302-2949

Biodata Penulis Edyan Noveri, Lahir di Sungai Penuh 21


November 1990 yang memiliki riwayat
Syafii, menamatkan S1 di Jurusan Teknik
Pendidikan lulus dari SD 104/III Koto Baru
Elektro Universitas Sumatra Utara (USU)
Hiang, SMPN 1 Sitinjau Laut, SMAN 1 Sitinjau
tahun 1997. Pendidikan S2 bidang Energi
Laut pada tahun 2008 dan menamatkan S1 di
Elektrik diselesaikan di Institute Teknologi
jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas
Bandung (ITB) tahun 2002. Pendidikan S3 di
(UNAND) dengan mengambil konsentrasi
Electrical power system Eng, UTM tahun 2011.
Teknik Tenaga Listrik padatahun 2013. Di
Saat ini penulis terdaftar sebagai dosen Teknik
masa perkuliahan aktif sebagai Asisten
Elektro Universitas Andalas Padang. Minat
Laboratorium Sistem Tenaga dan Distribusi
penelitian komputasi sistem tenaga dan
Elektrik di jurusan Teknik Elektro UNAND.
pembangkit energy terbarukan

Jurnal Nasional Teknik Elektro 73

Anda mungkin juga menyukai