Anda di halaman 1dari 3

No Dok : E.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


(SOP) Tgl Berlaku : 1 Maret 2021
Halaman :1

SOP PENANGANAN KASUS


SMP NEGERI 1 PLERET

1. Tujuan : Prosedur ini sebagai pedoman penanganan kasus atas pelanggaran-pelanggaran


yang dilakukan siswa terhadap tata tertib sekolah. Dengan adanya SOP ini maka
penanganan sebuah kasus dapat ditangani secara kronologis, sehingga dapat dilakukan
secara efektif dan efisien

2. Ruang Lingkup : Prosedur ini digunakan untuk seluruh peserta didik SMP N 1 PLERET

3. Definisi :
3.1. Kasus ringan ialah jenis kesalahan seperti tidak memakai seragam, membuat
kebisingan, telat masuk kelas, dan sebagainya sebagaimana tercantum dalam
Pedoman Tata Tertib Peserta didik SMP N 1 Pleret

3.2. Kasus berat ialah jenis kesalahan yang perlu perhatian khusus seperti
merokok di lingkungan sekolah, membawa bahan pornografi, berzina,
mencuri, berkelahi, bullying, membawa dan mengedarkan obat-obatan
terlarang, dan sebagainya sebagaimana tercantum dalam Pedoman Tata
Tertib Peserta didik SMP N 1 Pleret

3.3. Wakasek Kesiswaan adalah Wakil Kepala Sekolah yang menangani kegiatan
dan permasalahan peserta didik.

3.4. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) adalah konselor sekolah yang
bertanggungjawab untuk memberikan bantuan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal

3.5. SP 1 adalah Surat Pemanggilan orangtua yang pertama, SP2 adalah Surat
Pemanggilan orangtua yang kedua, SP3 adalah Surat Pengembalian peserta
didik keorangtua.

4. Prosedur :
4.1. Guru BK menerima pengaduan maupun laporan pelanggaran tata tertib siswa
dari berbagai pihak khususnya warga SMP N 1 Pleret.

4.2. Guru BK mempelajari keluhan dan pengaduan untuk mengidentifikasi masalah


dan solusi penanganan.

4.3. Guru BK bekerjasama menangani kasus. Jika diperlukan, guru-guru terkait


lainnya dapat diikutsertakan.

4.4. Penanganan tiap kasus :


4.4.1. Untuk kasus ringan : Guru BK akan mengadakan pertemuan dengan
siswa bersangkutan untuk diberi nasehat, bimbingan, dan arahan.

4.4.2. Untuk kasus sedang : Guru BK dan Wali Kelas akan menghubungi
F: ISO- WMM- 01- 01.b
orangtua siswa untuk hadir ke SMP N 1 Pleret untuk diberi penjelasan
dan dimintai keterangan yang diperlukan (SP1). Setelah itu, siswa akan
diberi bimbingan khusus oleh guru BK dengan sepengetahuan
Wakasek Kesiswaan Jika masalah tertangani kasus dianggap selesai.

4.4.3. Jika masalah tidak terselesaikan guru BK menilai siswa tersebut tidak
patuh dan tidak mau berubah, maka Guru BK menggelar konferensi
kasus (SP2) melibatkan siswa, orangtua, Wali Kelas, Wakasek
Kesiswaan, Kepala Sekolah dan jika terkait akademik, guru bidang
studi. Jika hasilnya baik, kasus selesai. Jika hasil tidak baik, Guru
BK,Wakasek Kesiswaan berkonsultasi dengan Kepala Sekolah untuk
saran penyelesaian masalah. Dua jenis keputusan yang mungkin
diambil di tingkat ini adalah siswa diberi kesempatan kedua atau dibina
lagi dan atau dikembalikan ke orangtua (SP3).

Dibuat oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Kordinator BK Wakasek Kesiswaan Kepala SMP N 1 Pleret

Dra. Supriyati Suparman, M.Pd Sidrotul Muntoha,S.Pd, M.Pd


NIP. 196902181995122001 NIP.196207191984031004 NIP. 196804041896011002

F: ISO- WMM- 01- 01.b


MULAI

PENGADUAN KELUHAN
DARI BERBAGAI SUMBER

STUDI KASUS OLEH GURU BK

BERAT RINGAN
ringan

PENANGANAN KASUS

KONSULTASI
KONSULTASI
DENGAN ORANG
DENGAN SISWA
TUA (SP 1)

BIMBINGAN OLEH
GURU BK DIKETAHUI
OLEH WAKASIS

BAIK
KONFERENSI
KASUS (SP 2)

DIBINA KONSULTASI
TIDAK
KEMBALI BAIK DENGAN KEPALA
SEKOLAH

DIKEMBALIKAN
KEORANG TUA (SP3)

PENYUSUNAN
LAPORAN TERTULIS

PENGARSIPAN
DOKUMEN

SELESAI

F: ISO- WMM- 01- 01.b

Anda mungkin juga menyukai