Anda di halaman 1dari 10

MATERI PELAJARAN

Selain dari materi yang tersajikan ini, kalian dapat mempelajari dari sumber yang lain yakni :
 Buku Paket IPA halaman 93 – 115,
 Buku Modul IPA terpadu halaman 42 – 49,
 Buku pendamping lain atau internet

A. Reproduksi pada Hewan


Sama seperti manusia maupun tumbuhan, hewan juga melakukan reproduksi untuk menjaga kelestarian
hidupnya. Sistem reproduksi pada hewan sangatlah bervariasi, baik struktur maupun bentuknya. Sistem
reproduksi pada hewan vertebrata dan avertebrata dapat berlangsung secara aseksual dan seksual

a. Reproduksi aseksual
Reproduksi aseksual pada hewan adalah perbanyakan hewan tanpa melewati proses fertilisasi dan
menggunakan bagian tubuh hewan untuk menghasilkan individu baru. Reproduksi aseksual disebut juga
reproduksi vegetatif. Keturunan yang dihasilkan dari reproduksi aseksual memiliki sifat atau karakter yang
sama dengan sifat induk. Reproduksi aseksual dibedakan atas reproduksi aseksual alami dan reproduksi
aseksual buatan.

Reproduksi aseksual alamiah ( vegetative alamiah ),


terjadi jika terbentuknya individu baru tidak ada campur tangan manusia , Berikut ini adalah berbagai
macam cara reproduksi aseksual alami.

Membelah diri Pada organisme bersel satu, seperti Amoeba, Paramecium, Euglena,
proses pembelahan sel sebenarnya merupakan suatu
perkembangbiakan. Pembelahan pada Amoeba dimulai dengan adanya
pemanjangan tubuh Amoeba yang selanjutnya inti sel akan membelah
menjadi dua diikuti pembagian plasma dari Amoeba. Oleh
karena itu, kita sering menyebut bahwa perkembangbiakan makhluk
hidup bersel satu dilakukan dengan cara membelah diri.
Tunas Proses perkembangan tunas menjadi hewan dewasa disebut
dengan blastogenesis. 
Tunas yang tumbuh dapat terlepas dari hewan induknya apabila
kuncup telah matang.
Cara reproduksi aseksual dengan tunas dapat kita jumpai
pada Hydra dan Porifera.

Fragmentasi Reproduksi dengan cara ini terjadi melalui dua tahap.


Tahap pertama adalah fragmentasi, yaitu pematahan atau pemotongan
tubuh induk menjadi dua bagian atau lebih.
Selanjutnya terjadi tahap regenerasi, yaitu setiap potongan tubuh induk
tersebut membentuk bagian tubuh lain yang tidak ada pada bagian
tersebut. Pada akhirnya, setiap potongan tubuh tersebut akan
membentuk individu baru dengan bagian tubuh yang lengkap seperti
induknya.
Contoh hewan yang berkembangbiak dengan fragmentasi adalah cacing
Planaria

Parthenogenesis Partenogenesis yaitu terbentukanya individu baru dari telur yang tidak
dibuahi.
Pada hewan tertentu, misalnya lebah, ovum yang dibuahi akan tumbuh
dan berkembang menjadi lebah betina, sedangkan yang tidak dibuahi
akan tumbuh menjadi lebah jantan. Lebah betina bersifat steril dan
memiliki tugas sebagai pekerja dalam kawanan lebah. Lebah jantan
bersifat fertil. Lebah jantan mampu menghasilkan sel kelamin yang
digunakan untuk membuahi sel telur yang dihasilkan oleh lebah ratu.
Lebah ratu adalah lebah yang menghasilkan telur-telur yang menjadi
lebah betina dan lebah jantan.
Partenogenesis dapat terjadi pada hewan seperti lebah, semut, tawon,
kutu daun, dan kutu air.
Sporulasi Sporulasi adalah cara reproduksi aseksual dengan melakukan
pembelahan berganda yang menghasilkan spora.
Contoh hewan yang dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
sporulasi adalah Plasmodium sp.

Reproduksi aseksual buatan ( vegetative buatan ),


Reproduksi aseksual buatan pada hewan, contohnya kloning.
Kloning adalah upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang identik secara genetic dengan
menggunakan suatu proses bernama SCNT ( Somatic Sel Nuclear Transfer )
Contohnya Dolly.

b. Reproduksi seksual
Pada umumnya, sistem reproduksi hewan vertebrata adalah generatif (seksual).
Jenis kelamin vertebrata juga sudah dapat dibedakan antara vertebrata jantan dan vertebrata betina.
Reproduksi seksual terjadi melalui proses perkawinan antara hewan jantan dan hewan betina. Melalui
proses ini akan terjadi proses fertilisasi, yaitu proses peleburan inti sel sperma dan inti sel telur.
Proses fertilisasi ini akan menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot akan berkembang menjadi embrio (calon anak) dan pada tahap selanjutnya embrio akan
berkembang menjadi individu baru.
Proses fertilisasi dapat terjadi melalui dua cara, yaitu fertilisasi internal dan fertilisasi eksternal.
Fertilisasi internal terjadi apabila proses peleburan antara inti sel telur dan inti sel sperma terjadi di dalam
tubuh hewan betina. Contohnya pada hewan aves (burung), reptilian dan mamalia.
Fertilisasi eksternal terjadi apabila proses peleburan antara sel telur dan sel sperma terjadi di luar tubuh
hewan betina. Contohnya pada hewan yang hidupnya di lingkungan perairan, misalnya ikan dan katak
Berdasarkan cara perkembangan dan kelahiran embrionya hewan yang bereproduksi secara seksual
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: ovipar, ovovivipar dan vivipar

Golongan hewan Ciri – ciri contoh


Ovipar  Disebut juga dengan hewan bertelur Ayam, burung, buaya,
 Embrio tumbuh di luar tubuh induk cicak, angsa, semut, katak,
yaitu di dalam telur gurita, siput, dan penyu
 Embrio memperoleh makanan dari
cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur
 Tidak mempunyai kelenjar susu
 Mengerami telurnya hingga menetas

Ovovivipar  Disebut juga hewan bertelur dan Ular boa, ular sanca, hiu,
beranak kadal, ikan pari, cucut
 Zigot tumbuh menjadi embrio di dalam pasir, dan platypus
telur dan menetas di dalam tubuh
induknya.
 Makanan diperoleh embrio berasal dari
dalam telur bukan dari tubuh induknya
 Tidak memiliki kelenjar susu
 Tidak menyusui anaknya
 Anak keluar dengan proses dilahirkan
Vivipar  Disebut juga hewan beranak Kambing, kerbau, sapi,
 Janin tumbuh di dalam rahim induk kucing, monyet, gajah,
betina harimau, kuda, tikus, dan
 Janin memperoleh makanan dari anjing
induknya
 Mempunyai kelenjar susu
 Menyusui anaknya
 Janin ada di dalam tubuh induk

a. Siklus hidup Hewan.


Hewan juga mengalami siklus hidup seperti pada manusia dan tumbuhan. Dapatkah kamu menjelaskan
siklus hidup kucing?
Zigot kucing berkembang di dalam rahim induk betina. Setelah beberapa waktu anak kucing lahir dan
menjadi kucing muda. Kucing muda tumbuh menjadi kucing dewasa yang organ reproduksinya telah siap
melakukan fertilisasi. Jika fertilisasi terjadi maka akan terbentuk kembali zigot.
Apakah semua hewan mengalami siklus yang sama?, Apakah hewan dapat memiliki tahap generatif dan
vegetatif?
Berikut ini akan kita pelajari beberapa siklus hidup pada beberapa jenis hewan.

Siklus hidup Ubur-ubur (jelly fish) Pada satu siklus hidup, ubur- ubur (Aurelia Aurita) dapat
bereproduksi secara seksual dan secara aseksual.
Ubur- ubur seringkali dijumpai dalam bentuk medusa dan
berada dalam tahap generatif, yaitu dapat
menghasilkan sel kelamin.
Sel kelamin dilepaskan ke air dan dapat mengalami fertilisasi.
Zigot akan berkembang menjadi larva bersilia (planula). Jika
berada pada tempat yang sesuai, larva akan tumbuh menjadi
skifistoma. Pada bentuk polip, ubur- ubur dapat
berkembangbiak secara aseksual melalui tunas. Polip akan
berkembang dan tersusun atas strobilus. Polip strobilus
mengalami reproduksi aseksual yaitu dapat terlepas menjadi
efira yang selanjutnya tumbuh menjadi bentuk medusa
kembali.
Metamorfosis Katak Telur.
Katak dapat bertelur dalam jumlah yang banyak sekali, namun
tidak semua telur dapat menetas menjadi katak. Hal ini
dipengaruhi factor internal ( kualitas telur yang dihasilkan
Induk katak ) dan factor eksternal ( arus air, predator telur
dan ulah manusia ). Telur katak akan menetas menjadi larva
katak setelah 21 hari.
Kecebong ( tadpole ),
Telur yang menetas menjadi larva / kecebong mengandalkan
kuning telur dari sisa telurnya sebagai sumber makanan
sampai berumur 7 – 10 hari. Pada usia ini kecebong memiliki
organ tubuh yang sempurna dan bisa mencari makanan
sendiri. Kecebong bernapas dengan insang hingga usia
mencapai 4 minggu.
Berudu ,
Pada usia 6 minggu kecebong mulai berubah menjadi berudu
dan Nampak jati diri sebagai katak dengan tumbuhnya 2 kaki
belakang dan disusul 2 kaki depan serta ekor semakin
mengecil hingga tampak seperti katak muda pada usia 9
minggu.
Katak muda,
Pada usia 12 minggu ekor katak sudah mulai tidak tampak
dan katak mulai bernapas dengan paru-paru dan bias hidup di
daratan dan mencari makan di daratan.
Katak dewasa,
Setelah usianya mencapai 16 minggu katak menjadi dewasa
hidup dan mencari makan di darat. Dan mulai menghasilkan
sel kelamian untuk bereproduksi. Pada saat bertelur katak
akan mencari tempat di air untuk meletakkan telurnya dan
terjadi fertilisasi di dalam air.
Metamorfosis nyamuk Nyamuk dewasa akan meletakkan telurnya pada tempat yang
berair. Didalam air telur akan menetas menjadi larva,
selanjutnya larva akan tumbuh menjadi pupa. Pupa akan
tumbuh menjadi nyamuk muda dan meninggalkan air untuk
mencari makanan. Nyamuk muda akan tumbuh menjadi
nyamuk dewasa dan dapat menghasilkan sel kelamin.

b. Tehnologi reproduksi pada hewan.


Inseminasi Buatan (Kawin suntik )
Pernahkah kamu mendengar kawin suntik pada sapi? Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi
buatan (IB) adalah proses memasukkan cairan sperma (semen) dari sapi jantan yang unggul ke dalam
saluran reproduksi sapi be tina dengan bantuan manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara me
masukkan sperma (semen) yang telah dibekukan dengan menggunakan alat seperti sun tikan.

Inseminasi buatan memiliki beberapa manfaat, antara lain :


a. Efesien waktu,
Sebelum dikenal teknologi ini, peternak sapi harus mencari sapi pe jantan yang unggul untuk
mengawini sapi betina. Namun, dengan inseminasi buatan, peternak sapi cukup mamanggil
inseminator (orang yang menyediakan jasa inseminasi buatan) dan pemilik sapi dapat menentukan
jenis bibit sperma (semen) yang mereka inginkan.
b. Efisiensi biaya
Dengan inseminasi buatan peternak sapi cukup memelihara sapi betina, tidak perlu memelihara
sapi pejantan, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat dikurangi.
c. Memperbaiki kualitas anakan sapi
Dengan inseminasi buatan, sapi jenis lokal dapat menghasilkan anakan sapi yang unggul. Karena
bibit sperma (semen) yang dimasukkan dapat berasal dari sapi-sapi unggulan, bahkan dari sapi-sapi
luar negeri
B. Kelangsungan Hidup Hewan dan Tumbuhan
Di alam banyak kita jumpai kejadian atau peristiwa kemiripan hkluk hidup dengan lingkungan sekitarnya
(dapat berupa lingkungan biotik dan lingkungan abiotik). Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan
Mempertahankan diri dari makhluk hidup.
Bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan diri? Ayo kita pelajari materi berikut dengan
penuh semangat!

1. Adaptasi
Adaptasi merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Adaptasi dilakukan agar makhluk hidup
dapat ber tahan hidup. Adaptasi yaitu kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Apabila lingkungan berubah, makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri.
Adaptasi untuk Memperoleh Energi
Melalui proses adaptasi, hewan memiliki kemampuan yang berbeda dalam memperoleh makanan,
memakan dan mencerna makanan. Berdasarkan jenis makanannya, hewan dibagi menjadi hewan
herbivora, karnivora dan omnivora.

Herbivore Herbivora merupakan hewan pemakan tanaman.


Rusa, beberapa ikan, kambing, banteng, dan serangga
merupakan contoh dari herbivora.

Carnivore Hewan yang memakan hewan lain disebut karnivora.


Misalnya elang, harimau, singa dan serigala.
Beberapa karnivora merupakan pemakan sisa makanan hewan
lain.

Omnivora Hewan yang memakan hewan lain dan juga tumbuhan disebut
omnivora. Misalnya beruang dan rakun.

Detritivora Beberapa kumbang dan lipan merupakan detritivor, yaitu


organisme pemakan detritus (zat yang telah hancur dan busuk)

Adaptasi dibedakan dalam tiga macam yaitu adaptasi morfologi, Adaptasi fisiologi, dan adaptasi
tingkah laku.
a. Adaptasi Morfologi,
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup yang berhubungan dengan bentuk
luar dan organ dalam tubuh makhluk hidup.
Contoh-contoh adaptasi morfologi

Adaptasi bentuk paruh,


Paruh burung berbeda-beda sesuai dengan jenis makanannya.
Burung pemakan ikan, pemakan biji, pemakan daging, dan
pencari makanan di lumpur memiliki bentuk paruh yang berbeda.

Adaptasi bentuk kaki (cakar)


Kaki (cakar) burung sesuai dengan tempat hidup dan cara
hidupnya. Pada itik kakinya dilengkapi selaput berfungsi untuk
mendayung saat itik berenang di air.
Pada burung elang mempunyai kaki dan cakar yang kuat dan
tajam untuk mencengkeram mangsanya.
Adaptasi tipe mulut
Serangga berkembang pesat dengan jenis makanannya. Pada
belalang mempunyai tipe mulut menggigit dan mengunyah
karena makanannya daun. Nyamuk mempunyai tipe menusuk
dan menghisap, kupu-kupu mempunyai tipe mulut
mengisap, karena sering mengisap madu pada tumbuhan.

Adaptasi bentuk tubuh pada hewan air


Ikan mempunyai bentuk tubuh yang ramping seperti terpedo
(streamline) dan permukaan tubuh yang berlendir. Hal ini
merupakan adaptasi hewan yang hidup di air. Dengan bentuk
tubuh yang demikian, ikan akan mudah bergerak dengan cepat di
dalam air.
Pada mamalia air misalnya paus dan lumba-lumba, memiliki
bentuk tubuh seperti ikan, selain itu anggota badan mamalia
Tersebut berubah menjadi alat-alat tubuh seperti sirip sehingga
memudahkan pergerakannya di dalam air.

• Tumbuhan xerofit merupakan tumbuhan yang hidup di tempat


yang kurang air (kering) misalnya, tanaman kaktus. Tumbuhan ini
memiliki jaringan penyimpan air di dalam
batangnya yang tebal dan berselaput zat semacam lilin. Daunnya
sempit dan jumlahnya sedikit bahkan berubah bentuk menjadi
duri, juga terdapat lapisan kutikula yang tebal serta
memiliki sedikit stomata yang letaknya tersembunyi. Bentuk
daun yang demikian akan mengurangi penguapan pengeluaran)
air. Sistem perakaran lebat dan panjang sehingga tersebar sangat
luas di dalam tanah. Hal ini berguna untuk mendapatkan air yang
cukup. Bentuk tubuh (batang, daun, dan akar) pada tanaman
kaktus sesuai dengan tempathidupnya

Tumbuhan Hidrofit
Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air, misalnya
enceng gondok (Euchornia crasipes), paku air (Azolla pinata) dan
teratai. Tumbuhan ini memiliki tangkai daun yang menggembung
membentuk rongga-rongga udara yang berisi
udara sehingga dapat mengapung. Tumbuhan yang hidup di air
umumnya mempunyai lapisan kutikula yang tipis dan mudah
ditembus air. Melalui permukaan tubuh yang tipis inilah
tumbuhan dapat mengambil air dan zat-zat hara melalui
seluruh permukaan tubuhnya. Tumbuhan yang sebagian
tubuhnya berada di dalam air dan sebagian di atas air memiliki
sistem perakaran serabut sebagai alat melekat dan sistem
jaringan pengangkut pada tumbuhan air tidak berkembang
dengan baik. Stomata terletak di permukaan daun sebelah atas
serta memiliki jumlah daun yang banyak, lebar dan tipis.

b. Adaptasi fisik (Fisiologi)


Adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang berhubungan dengan fungsi-fungsi dalam tubuh makhluk hidup.
Oleh karena itu, setiap makhluk hidup dapat menempati suatu lingkungan yang sesuai dengan keadaan
fisiologi makhluk hidup tersebut. Adaptasi ini erat hubungannya dengan penyesuaian metabolisme tubuh
Contoh-contoh adaptasi Fisiologi :
Pada ikan air tawar. Cairan dalam tubuh ikan air tawar
mengandung kadar garam yang lebih tinggi daripada air di
lingkungannya. Dengan demikian air di lingkungannya akan masuk
ke dalam tubuh ikan secara osmosis. Tubuh ikan akan dipenuhi
oleh air, sebagai bentuk adaptasi ikan akan sedikit minum. Air yang
banyak dalam tubuh ikan, akan dikeluarkan dalam bentuk urine
yang encer. Dengan seringnya mengeluarkan urine, maka cairan
dalam tubuhnya berkurang. Keluarnya urine pada tubuh ikan
merupakan bentuk adaptasi fisiologi ikan air tawar terhadap
lingkungannya.
Pada ikan air lautr. Cairan dalam tubuh ikan air laut mengandung
kadar garam yang lebih rendah daripada air di lingkungannya.
Dengan demikian air di dalam tubuh ikan akan keluar secara
osmosis. Tubuh ikan akan kekurangan air, sebagai bentuk adaptasi
ikan akan banyak minum air dan sedikit mengeluarkan urine
Dengan demikian maka kadar garam dalam cairan tubuh ikan akan
tetap stabil, sehingga ikan dapat hidup menyesuaikan dengan
lingkungannya.

Hewan memamah biak makanannya adalah rumput dan daun.


Rumput maupun daun mempunyai dinding sel yang mengandung
selulosa yang sulit dicerna secara mekanik. Agar dapat dicerna
secara sempurna diperlukan enzim selulosa untuk mencerna
selulosa. Oleh karena itu, pada saluran pencernaan hewan
memamah biak banyak terdapat kelenjar yang menghasilkan
enzim selulosa.

Orang di daerah pegunungan Jumlah sel darah merah pada orang yang tinggal di dataran
cenderung memiliki kulit berwarna tinggi (pegunungan) cenderung lebih banyak. Hal ini disebabkan
kemerahan kadar O2 di pegunungan lebih sedikit dibandingkan di dataran
rendah. Kadar O2 yang rendah membuat tubuh membentuk sel
darah merah lebih banyak untuk mengikat O2 lebih banyak. Itulah
sebabnya orang yang tinggal di daerah pegunungan cenderung
mempunyai kulit berwarna kemerahan.
Adaptasi fisiologi pada tumbuhan :
Bunga menghasilkan kelenjar madu, warna bunga yang mencolok,
bau bung akas ( harum atau kurang sedap )
Tumbuhan herbainsektivora menghasilkan enzim protease untuk
mencerna protein dari makanannya.

c. Adaptasi tingkah laku


Adaptasi tingkah laku adalah perubahan tingkah laku suatu organisme untuk menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
Contoh adaptasi tingkah laaku :
Mimikri adalah salah satu kemampuan hewan dari hasil adaptasi,
dimana suatu hewan memiliki kemiripan dengan hewan lain secara
tingkah laku maupun penampilan. Salah satu kejadian mimikri
ialah pada ular scarlet king yang menyerupai ular karang
Ular scarlet king bukanlah ular yang berbahaya, namun ular karang
adalah jenis ular yang berbahaya. Ular scarlet king yang kurang
berbahaya mengalami perubahan materi genetik dari waktu ke
waktu untuk berkembang menyerupai spesies ular yang berbahaya
seperti ular karang. Jika predator tidak dapat membedakan
diantara dua hewan tersebut, predator biasanya tidak akan
memangsa semua hewan tersebut.
Flagellata, di dalam usus rayap terdapat flagellata yang
menolong rayap untuk mencerna kayu. Karena flagellata
mampu menghasilkan enzim selulosa. Di samping beberapa
serangga lain, rayap juga melepaskan lapisan kulit yang
menutupi saluran pencernaan bagian belakang sehingga
flagellata turut keluar. Untuk mendapatkan flagellata
kembali, rayap suka memakan kulitnya sendiri yang
terkelupas. Selain itu. Rayap yang baru menetas dari telurnya
sering menjilati dubur rayap dewasa. Tingkah laku demikian
memungkinkan flagellata dapat masuk ke dalam saluran
pencernaan rayap muda tersebut.
Bunglon, hewan ini dapat mengubah warna kulit tubuhnya sesuai
dengan lingkungannya. Peristiwa perubahan warna kulitnya ini
disebut mimikri. Dalam keadaan terkejut atau akan kawin bunglon
akan mengubah warna kulitnya menjadi kehitaman. Perubahan
warna kulit bunglon berlangsung dari hijau, kecoklatan, kemudian
kehitaman.

Lumba-lumba dan paus, hewan mamalia ini hidup di air. Meskipun


hidupnya di air, lumba-lumba dan paus bernafas dengan paru-
paru. Untuk menghirup udara, hewan tersebut muncul
ke permukaan air. Setelah menghirup udara, hewan-hewan
tesebut akan menyelam kembali ke dalam air. Pada saat muncul
kembali ke permukaan air, udara dari paru-paru yang sangat
penuh dengan uap air dihembuskan melalui lubang hidung yang
terdapat di atas tubuh hewan-hewan tersebut.
Cumi-cumi dan gurita, hewan ini mengeluarkan cairan tinta sambil
berenang mundur (menjauhi) musuhnya bila dalam keadaan
bahaya. Cairan tinta ini menyebabkan lingkungan di sekitarnya
menjadi gelap sehingga pemangsanya tidak mengetahui
keberadaannya.

2. Seleksi Alam.
Pernahkah kamu mendengar tentang seleksi alam? Tahukah kamu apa yang diseleksi oleh alam dan apa
pula hasil dari seleksi alam? Di alam terdapat hubungan mangsa dan predator. Umumnya predator
bergantung pada warna dan bentuk tubuh mangsa dalam mengenali mangsanya. Keberadaan mangsa yang
tidak mencolok cenderung menyulitkan predator untuk menangkapnya. Ada hewan-hewan yang
menjadi sedikit jumlahnya karena tidak mampu mempertahankan diri dari predator serta tidak dapat
melakukan reproduksi. Ada pula hewan yang tetap hidup karena mampu bertahan dari serangan predator.
Keadaan alam yang berubah turut menyeleksi keberadaan makhluk hidup. Makhluk hidup yang memiliki
Kemampuan adaptasi yang tinggi akan mampu bertahan hidup. Adapun makhluk hidup yang tidak mampu
beradaptasi tidak akan bertahan hidup. Teori tersebut dinamakan “Seleksi Alam” yang ditemukan oleh
Charles Darwin pada 1859 dalam bukunya yang berjudul The Originof Species by Means of Natural
Selection.

Menurut Darwin, hewan zarapah yang memiliki leher panjang merupakan hasil seleksi alam. Pada awalnya
terdapat dua jenis, yaitu zarafah leher pendek dan zarafah leher panjang. Zarafah leher pendek tidak dapat
mengambil makanan berupa daun-daun pada pohon yang tinggi. Adapun zarafah leher panjang mudah
mengambil makanan pada pohon yang tinggi. Akibatnya, zarafah leher pendek tidak mendapatkan
makanan hingga akhirnya mati. Adapun zarafah leher panjang mampu bertahan hidup hingga se karang

Anda mungkin juga menyukai