Anda di halaman 1dari 4

NAMA : LATIFAH NUR QALBI

KELAS : XII. TKJ 1


NO URUT : 16

1. METODE LOAD BALANCINNG


Ada beberapa jenis mekanisme yang dapat dipilij untuk menerapkan Teknik Load Balancing
pada MikroTik RouterOs, antara lain sebagai berikut :
a. ECMP (Equal Cost Multi-Path)
b. PBR (Policy-Based Routing)
c. NTH
d. PCC (Per-Connection Classifer)
e. Banding
f. Bandwitch Based Load Balancing (MPLS RSVP-TE Tunnels)
Setiap mekanisme Teknik pembuatan Load Balancing memiliki karakteristik yang
berbeda. Ha; tersebut dapat dilihat pada table perbandingan karakteristik berdasarkan metode
Load Balancing berikut.

Berikut adalah konnsep kerja masing-masing Load BAlancinng


1) Per-Packet Load Balancing
Pada metode ini router akan mengirimkan dan mendistribusikan paket-paket data dari
computer klien melalui link yang tersedia pada router tanpa memperhatikan
kualitasnya.metode ini juga tidak melihat asal komunikasi data, baik berasal dari sumber
pengirim yang sama maupun masih dalam satu sesi komunikasi. Setiap paket data akan
dipisahkan berdasarkan urutannya, kemudian didistrbusikan pada link-link router.
Akibatnya, sebuah sesi dapat melewati lebih dari satu link. Kecenderungan pengiriman
paket yang dipecah berdasarkan urutan dan didistribusikan ke setiap link router ini dapat
menyebabkan paket data tidak sampai pada tujuan secara bersamaan yang
mengakibatkan internet menjadi terasa lambat.
2) Per-Connection Load Blancing
Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket
menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan trafik koneksi yang
keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan
berdasarkan src-address, dstaddress, src-port dan dst-port. Mikrotik akan mengingat-
ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket-
paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang
sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim.
3) Per Address-Pair Load Balancing
Konsep utama dari metode Per address-pair load balancing adslah melewatkan paket
data yang dikirim oleh klien melalui router berdasarkan IP address pengirim bersamaan
IP address tujuan. Berbeda dengan dua metode sebelumnya, paket data akan disebarkan
melewati link ISP yang sedang aktif. Metode ini akan melihat bahwa sebuah pengirim
sedang melakukan akses kepada alamat tujuan yang sama atau tidak. Jika benar, berapa
pun jumlah sesi komunikasi yang dijalin, selama data berasal dari IP yang sama dengan
tujuan yang sama, akan dikirimkan secara tetap melalui sebuah link ISP. Namun, jika
sumber pengirim atau alamat tujuan berbeda, bisa jdi akan dikirimkan melalui link
lainnya.

2. MENGHITUNG BANDWITCH DENGAN LOAD BALANCING


Ketika Anda menyewa link ISP lebih dari satu, misalnya ISP Pajajaran dengan bandwidth
masing-masing 50 Mbps. Mungkin Anda berpikir bahwa jaringan internal memiliki
bandwidth internet sebesar 100 Mbps. Apakah benar seperti itu? Jawabnya tidak. Berikut
penjelasannya.
Ada standar pedoman yang harus dipahami sebagai berikut. Tabel rumus penghitung
bandwidth dengan load balancing

tabel rumus menghitung bandwidth


Untuk menjelaskan analogi penggunaan bandwidth, akan dipaparkan dengan penerapan
skenario dua metode load balancing sebagai berikut.
1) Per-connection Load Balancing
Pada skenario ini anggap saja router RB-SMK terkoneksi dengan ISP majapahit dengan
bandwidth 20 Mbps dan ISP pajajaran 20 Mbps. Besaran upstream dan downstream
bernilai sama, yaitu 20 Mbps. Anda masih ingat dengan konsep kerja metode per-
connection load balancing? Pengiriman paket data dari alamat pengirim ke tujuan akan
dikirim secara utuh melalui satu link ISP selama koneksi merupakan satu sesi
komunikasi.
Dalam skenario ini, komputer dengan IP address 172.16.0.1 sedang mengakses
smkbisa.net, oleh router akan dilewatkan melalui ISP majapahit dengan bandwidth 20
Mbps, bukan 40 Mbps. Selanjutnya, bagaimana jika komouter 172.16.0.1 juga mengakses
smkbisa.net? router dapat mengacak pengiriman paket data, kemudian diarahkan
melewati ISP pajajaran dengan alokasi bandwidth tetap 20 Mbps. Ketika server
smkbisa.net dan tkj.net merespon ke klien 172.16.0.1 dilewatkan ke masing-masing link
ISP router RB-SMK, total bandwidth downstream yang digunakan oleh klien 172.16.0.1
adalah 20 + 20 = 40 Mbps. Dengan metode per-connection load balancing pada router,
kondisi ideal atau keseimbangan lalulintas dapat terwujud jika semakin banyak koneksi.

Gambar Downstream dengan per-connection load balancing


2) Per Address-pair Load Balancing
Konsep kerja per address-pair load balancing adalah melewatkan data klien berdasarkan
source dan destination address. Selama alamat asal dan alamt tujuan sama, berapa pun
jumlah koneksi yang dilakukan , akan tetap dilewatkan pada link ISP yang sama.
Sebagai contoh, komputer 172.16.0.1 melakukan koneksi sebanyak dua buah
menggunakan protokol HTTP dan SSH, akan dilewatkan router melalui ISP majapahit
dengan bandwidth 20 Mbps. Namun, jika klien yang sama mengakses lebih lebih satu
kali menuju server smk.net, oleh router akan dilewatkan melalui link ISP pajajaran
dengan bandwidth 20 Mbps. Ketika kedua server yang diakses tersebut merespon dan
mengirimkan paket data ke 172.16.0.1 total bandwidth downstream yang digunakan oleh
klien adalah 40 Mbps.

Gambar Downstream dengan per address load balancing


Istilah upstream dan downstream akan menjadi topik utama ketika Anda menjadi seorang
administrator jaringan. Pada saat Anda mengakses merequest data pada sebuah server,
Anda akan menggugah data, proses ini lah yang di sebut upstream. Sementara itu, respont
server terhadap request yang diminta klien dengan mengirimkan kembali data melalui
jaringan, disebut dengan downstream.
Pada umumnya, ISP selalu mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap perbandingan
ukuran upstream dan downstream. Rata-rata nilai upstream sering lebih rendah jika
dibandingkan dengan nilai downstream. Sebagai contoh, ISP A menyewakan bandwidth 
100 Mbps. Ada kemungkinan bandwidth upstream tidak sampai 20 Mbps,  

Anda mungkin juga menyukai