Ada beberapa jenis mekanisme yang dapat dipilij untuk menerapkan Teknik Load Balancing pada MikroTik RouterOs, antara lain sebagai berikut : a. ECMP (Equal Cost Multi-Path) b. PBR (Policy-Based Routing) c. NTH d. PCC (Per-Connection Classifer) e. Banding f. Bandwitch Based Load Balancing (MPLS RSVP-TE Tunnels) Setiap mekanisme Teknik pembuatan Load Balancing memiliki karakteristik yang berbeda. Ha; tersebut dapat dilihat pada table perbandingan karakteristik berdasarkan metode Load Balancing berikut.
Berikut adalah konnsep kerja masing-masing Load BAlancinng
1) Per-Packet Load Balancing Pada metode ini router akan mengirimkan dan mendistribusikan paket-paket data dari computer klien melalui link yang tersedia pada router tanpa memperhatikan kualitasnya.metode ini juga tidak melihat asal komunikasi data, baik berasal dari sumber pengirim yang sama maupun masih dalam satu sesi komunikasi. Setiap paket data akan dipisahkan berdasarkan urutannya, kemudian didistrbusikan pada link-link router. Akibatnya, sebuah sesi dapat melewati lebih dari satu link. Kecenderungan pengiriman paket yang dipecah berdasarkan urutan dan didistribusikan ke setiap link router ini dapat menyebabkan paket data tidak sampai pada tujuan secara bersamaan yang mengakibatkan internet menjadi terasa lambat. 2) Per-Connection Load Blancing Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju gateway suatu koneksi tertentu. PCC mengelompokkan trafik koneksi yang keluar masuk router menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini bisa dibedakan berdasarkan src-address, dstaddress, src-port dan dst-port. Mikrotik akan mengingat- ingat jalur gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi. Sehingga pada paket- paket data selanjutnya yang masih berkaitan akan dilewatkan pada jalur gateway yang sama dengan paket data sebelumnya yang sudah dikirim. 3) Per Address-Pair Load Balancing Konsep utama dari metode Per address-pair load balancing adslah melewatkan paket data yang dikirim oleh klien melalui router berdasarkan IP address pengirim bersamaan IP address tujuan. Berbeda dengan dua metode sebelumnya, paket data akan disebarkan melewati link ISP yang sedang aktif. Metode ini akan melihat bahwa sebuah pengirim sedang melakukan akses kepada alamat tujuan yang sama atau tidak. Jika benar, berapa pun jumlah sesi komunikasi yang dijalin, selama data berasal dari IP yang sama dengan tujuan yang sama, akan dikirimkan secara tetap melalui sebuah link ISP. Namun, jika sumber pengirim atau alamat tujuan berbeda, bisa jdi akan dikirimkan melalui link lainnya.
2. MENGHITUNG BANDWITCH DENGAN LOAD BALANCING
Ketika Anda menyewa link ISP lebih dari satu, misalnya ISP Pajajaran dengan bandwidth masing-masing 50 Mbps. Mungkin Anda berpikir bahwa jaringan internal memiliki bandwidth internet sebesar 100 Mbps. Apakah benar seperti itu? Jawabnya tidak. Berikut penjelasannya. Ada standar pedoman yang harus dipahami sebagai berikut. Tabel rumus penghitung bandwidth dengan load balancing
tabel rumus menghitung bandwidth
Untuk menjelaskan analogi penggunaan bandwidth, akan dipaparkan dengan penerapan skenario dua metode load balancing sebagai berikut. 1) Per-connection Load Balancing Pada skenario ini anggap saja router RB-SMK terkoneksi dengan ISP majapahit dengan bandwidth 20 Mbps dan ISP pajajaran 20 Mbps. Besaran upstream dan downstream bernilai sama, yaitu 20 Mbps. Anda masih ingat dengan konsep kerja metode per- connection load balancing? Pengiriman paket data dari alamat pengirim ke tujuan akan dikirim secara utuh melalui satu link ISP selama koneksi merupakan satu sesi komunikasi. Dalam skenario ini, komputer dengan IP address 172.16.0.1 sedang mengakses smkbisa.net, oleh router akan dilewatkan melalui ISP majapahit dengan bandwidth 20 Mbps, bukan 40 Mbps. Selanjutnya, bagaimana jika komouter 172.16.0.1 juga mengakses smkbisa.net? router dapat mengacak pengiriman paket data, kemudian diarahkan melewati ISP pajajaran dengan alokasi bandwidth tetap 20 Mbps. Ketika server smkbisa.net dan tkj.net merespon ke klien 172.16.0.1 dilewatkan ke masing-masing link ISP router RB-SMK, total bandwidth downstream yang digunakan oleh klien 172.16.0.1 adalah 20 + 20 = 40 Mbps. Dengan metode per-connection load balancing pada router, kondisi ideal atau keseimbangan lalulintas dapat terwujud jika semakin banyak koneksi.
Gambar Downstream dengan per-connection load balancing
2) Per Address-pair Load Balancing Konsep kerja per address-pair load balancing adalah melewatkan data klien berdasarkan source dan destination address. Selama alamat asal dan alamt tujuan sama, berapa pun jumlah koneksi yang dilakukan , akan tetap dilewatkan pada link ISP yang sama. Sebagai contoh, komputer 172.16.0.1 melakukan koneksi sebanyak dua buah menggunakan protokol HTTP dan SSH, akan dilewatkan router melalui ISP majapahit dengan bandwidth 20 Mbps. Namun, jika klien yang sama mengakses lebih lebih satu kali menuju server smk.net, oleh router akan dilewatkan melalui link ISP pajajaran dengan bandwidth 20 Mbps. Ketika kedua server yang diakses tersebut merespon dan mengirimkan paket data ke 172.16.0.1 total bandwidth downstream yang digunakan oleh klien adalah 40 Mbps.
Gambar Downstream dengan per address load balancing
Istilah upstream dan downstream akan menjadi topik utama ketika Anda menjadi seorang administrator jaringan. Pada saat Anda mengakses merequest data pada sebuah server, Anda akan menggugah data, proses ini lah yang di sebut upstream. Sementara itu, respont server terhadap request yang diminta klien dengan mengirimkan kembali data melalui jaringan, disebut dengan downstream. Pada umumnya, ISP selalu mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap perbandingan ukuran upstream dan downstream. Rata-rata nilai upstream sering lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai downstream. Sebagai contoh, ISP A menyewakan bandwidth 100 Mbps. Ada kemungkinan bandwidth upstream tidak sampai 20 Mbps,