Anda di halaman 1dari 8

108 Dielektrika, [P-ISSN 2086-9487] [E-ISSN 2579-650x]

Vol. 5, No. 2 : 108 - 115, Agustus 2018

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOMASSA


BERBASIS TONGKOL JAGUNG
Analysis of Power Plant Biomass Based Corn Cobs
1 1
Amelya Indah Pratiwi1 ; Muhammad Asri2
Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknik Universitas Ichsan Gorontalo, Indonesia
1 1
E-mail: amelyaindahpratiwi@gmail.com1 ; amelyaindahpratiwi@gmail.com2

ABSTRAK
Melalui penelitian ini akan dianalisis besarnya massa syngas yang dihasilkan dari
jumlah tongkol jagung di Provinsi Gorontalo. serta perancangan dimensi dari reaktor gasifikasi..
Teknologi yang digunakan untuk mengkonversi tongkol jagung menjadi energi listrik adalah
gasifikasi dengan menghitung massa sintetik gas dan daya yang dihasilkan dari proses
gasifikasi tongkol jagung. Kajian aspek teknis juga meliputi penentuan jenis reaktor yang
digunakan, dimensi dan kapasitas dari reaktor, blower, ducting dan destilator untuk kapasitas
pembangkit listrik biomassa 500 kW.
Jumlah massa syngas yang dihasilkan pada tahun 2017 dengan mengkonversi biomassa
tongkol jagung di Provinsi Gorontalo sebesar 412.832 ton adalah 297.537 ton syngas. Daya
yang dapat dihasilkan dengan jumlah Massa syngas tersebut idealnya adalah 233.610,40 MW.
Pada perancangan reaktor dengan kapasitas tongkol jagung 1,5 kg per 30 menit dipilih reaktor
tipe up draft, dengan tinggi reactor 77 cm, diameter 188 cm, volume 2.136.368,08 cm³.
kapasitas blower 5,54 cfm per jam, luas penampang ducting 505 mm2 dan luas penampang
destilator 1054,44 mm2..
Kata kunci: Tongkol Jagung; Massa Syngas; Dimensi Reaktor

ABSTRACT
In this study will be analyzed eligibility the mass of syngas produced from the number of
corn cobs in Gorontalo Province Technology used to convert corncobs into electrical energy is
gasfication by counting mass synthetic gas and the energy resulting from the process of
gasification corncobs also the design of the dimensions of gasification reactors. Study the
technical aspects also includes the termination of the reactor used , the dimensions, and
capacity of reactor, blower, ducting and destilator for electrical power 500 kW. The economic
studies in order to determine the feasibility of investing in the PLTBM project are analyzed by
calculating the total cost of electricity generation with the assumption of project life of 25 years,
and calculating net present value (NPV) and IRR.
The amount of syngas mass produced in 2017 by converting 412,832 tons of corn cobs in
Gorontalo Province amounted to 297,537 tons of syngas. The power that can be generated by
the amount of Syngas Mass is ideally 233,610.40 MW. In the design of reactor with corn cob
capacity of 1.5 kg per 30 minutes selected reactor type up draft, with 77 cm height reactor, 188
cm in diameter, volume 2,136,368,08 cm³. blower capacity 5.54 cfm per hour, 505 mm2 ducting
cross section and 1054.44 mm2 distillator cross-section area..
Keywords: corncobs; he mass of syngas; the dimensions of gasification reactors

PENDAHULUAN menghasilkan listrik juga menyebarkan


sejumlah besar gas rumah kaca ke atmosfer.
Tingkat ketergantungan terhadap
Penggunaan bahan bakar fosil bukanlah
penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia
solusi jangka panjang dikarnakan peningkatan
masih sangat tinggi. Sementara cadangan
kebutuhan energi listrik yang berbanding
energi fosil baik batu bara maupun minyak
terbalik dengan sumber energi konvensional
bumi setiap tahunnya menurun. Produksi
juga isu lingkungan.
minyak bumi domistik yang dilaporkan pada
Pengembangan kapasitas pembangkit
tahun 2013 hanya 58% dari produksi tahun
ditujukan untuk memenuhi pertumbuhan
2000, sedangkan diperiode yang sama impor
beban dan kekurangan pasokan tenaga listrik
minyak bumi sebesar 50 % (Kuvarakul T, dkk,
dengan mengutamakan pemanfaatan sumber
2015). Pembakaran batu bara untuk
Amelya Indah P. & Muhammad Asri: Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Berbasis Tongkol Jagung 109

energi setempat terutama energi terbarukan. nyata dari PT.PLN (Persero) menggunakan
Pengembangan kapasitas pembangkit kearifan lokal sebagai sumber energi
dilaksanakan sesuai kebijakan pemerintah pembangkitan. Namun dua tahun
dalam pengembangan energi baru terbarukan pengoperasian pembangkit listrik tenaga
serta program 35.000 MW. biomassa (PLTBM) di Pulubala yakni 2014 –
Salah satu energi terbarukan yang 2016, ternyata ada banyak kendala
dapat dikembangkan di Indonesia adalah pengeporasian. Jumlah output daya yang
energi biomassa. Sektor agraris umumnya dihasilkan jauh dibawah kapasitas terpasang.
menghasilkan limbah pertanian yang kurang Bahkan pada tahun 2017, PLTBM Pulubala
termanfaatkan. Limbah pertanian yang sama sekali sudah tidak dioperasikan lagi.
merupakan biomass tersebut merupakan Oleh karenanya dipandang perlu suatu kajian
sumber energi alternative yang melimpah, terhadap teknologi yang digunakan guna
dengan kandungan energi yang relatif besar. mengetahui kelayakan pembangunan
Limbah pertanian tersebut apabila diolah akan pembangkit listrik tenaga biomassa di Provinsi
menjadi suatu bahan bakar padat buatan Gorontalo.
yang lebih luas penggunaannya sebagai
Energi Biomassa. Biomassa adalah bahan
bahan bakar alternatif. Di samping itu sumber
organik yang berasal dari tumbuhan, hewan
energi biomassa mempunyai keuntungan
yang terbentuk baik dari hasil produksinya,
pemanfaatan antara lain: dapat dimanfaatkan
sisa metabolisme maupun limbah yang
secara lestari karena sifatnya yang renewable
dihasilkannya. Energi Biomassa dapat
resources, tidak mengandung unsur sulfur
digunakan sebagai sumber energi alternatif
yang menyebabkan polusi udara pada
pengganti bahan bakar fosil. Energi ini tidak
pengunaan bahan bakar fosil, dan
akan habis selama kehidupan di muka bumi
meningkatkan efisiensi pemanfaatan limbah
masih ada.
pertanian (Saputro D, 2009).
Penambahan pembangkit masih perlu Tabel 1 Komposisi Dari Limbah Biomassa
dilakukan karna sejauh ini Provinsi Gorontalo Pertanian Dan Perkebunan
masih mengalami devisit energi listrik. Daya Limbah Biomassa Kalor Jenis
mampu pembangkit di Gorontalo sebesar 65 Padi
MW dengan beban puncak tertinggi sebesar 1. Sekam 3052,9 ton Kal/ ton
81,9 MW. Kekurangan tersebut tertutupi oleh 2. Jerami 2914,5 ton kal/ton
pasokan listrik dari Sulawesi Utara, hanya 3. Merang 3205,4 ton kal/ton
saja selama ini masih sering terjadi Jagung
pemadaman dikarnakan gangguan 1. Bonggol 3523,9 ton kal/ton
pembangkit dari Sulawesi Utara. Kebutuhan 2. Batang-daun 3674,6 ton kal/ton
daya listrik Provinsi Gorontalo akan terus 3. kelobot 3620,6 ton kal/ton
SIngkong
meningkat seiring dengan pertambahan
1. batang 3894,5 ton kal/ton
penduduk, peningkatan perekonomian Kelapa sawit
setempat, serta target peningkatan rasio 1. serabut 11,40 ton kal/ton
jumlah rumah tangga berlistrik PLN di Provinsi 2. tempurung 15,21 ton kal/ton
Gorontalo. 3. tandan 3700 (k kal/kg)
Guna memenuhi pertumbuhan Kelapa
kebutuhan tenaga listrik di Gorontalo sampai 1. serabut 4004,8 kkal
dengan tahun 2025, direncanakan akan 2. tempurung 4128,9 kkal
dibangun beberapa proyek pembangkit Hasil hutan
dengan memperhatikan potensi energi primer 1. kayu 3992,6 ton kal/ton
setempat. Selain rencana Pembangkit Listrik Sumber : (Lembaga Penelitian hasil hutan,
Tenaga Air, juga akan dikembangkan 1978)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Energi kalor yang dapat dikonversi
tersebar dan Pembangkit Listrik Tenaga menjadi energi listrik dengan nilai konversi
Biomassa tersebar (RUPTL PT.PLN sebagai berikut :
(Persero), 2016). Tabel 2. Konversi Energi listrik dalam joule dan
Pada tahun 2014 telah diresmikan kalori
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
KWH Joule Kkal
(PLTBm) 500 kW berbasis Tongkol Jagung di
1 3,6 x 106 8,6 x 102
Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo
oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. (Sumber : Siswanto Saleh, 2010)
Pembangunan Pembangkit ini adalah wujud
110 Dielektrika, 5 (2),Agustus 2018

Teknologi Pembangkitan Listrik Tenaga (arang), tar, gas ringan (H2, CO, CO2,
Biomassa. Teknologi yang dapat digunakan H2O, CH4).
untuk menghasilkan energi listrik dari 3. Proses ketiga merupakan proses
biomassa menurut (Siswanto S, 2010) yakni: Oksidasi. Pada proses ini, baik arang
1. Pembakaran langsung. Pembakaran maupun gas hydrogen sebanyak 20%
langsung melibatkan pembakaran mengalami pembakaran dengan oksigen
bomassa dengan udara yang berlebih, sehingga menghasilkan panas. Proses
menghasilkan gas asap panas yang terakhir merupakan proses reduksi. Pada
digunakan untuk menghasilkan uap di proses ini sebanyak 80% arang
dalam bagian pertukaran panas dari boiler. mengalami reduksi menjadi gas hasil
Uap digunakan untuk menghasilkan listrik produser (syngas) dan juga menghasilkan
dalam generator turbin uap. abu. Gas yang dihasilakan dari gasifikasi
2. Pembakaran Bersama. Pembakaran dengan menggunakan udara mempunyai
bersama mengarah pada penggunaan nilai kalor yang lebih rendah tetapi di sisi
biomassa dalam boiler pembakar batu lain, proses operasi menjadi lebih
bara efisiensi tinggi sebagai sumber sederhana. Pada alat reactor terdapat gas
energi tambahan. Pembakaran bersama burner yang merupakan tempat
sudah dievaluasi untuk berbagai teknologi pengeluaran gas hasil proses gasifikasi.
boiler, termasuk batubara bubuk, cyclone, Berdasarkan penelitian yang telah
fluidized bed, dan spreader stokers. dilakukan oleh Gita (2009), diperoleh nilai
3. Gasifikasi. Gasifikasi merupakan proses kalor dan kandungan penyusun gas sintesis
yang menggunakan panas untuk merubah (syngas) sebagai berikut :
biomassa padat atau padatan berkarbon
Tabel 3. Kandungan dan nilai kalor biomassa
lainnya menjadi gas sintetik. Yang mudah tongkol jagung
terbakar. Melalui proses gasifikasi, kita
bisa merubah hampir semua bahan Kandungan Nilai
Biomassa kandungan
organik padat menjadi gas bakar yang Biomassa
bersih dan netral. Gas yang dihasilkan
H2 13,1 %
dapat digunakan untuk pembangkit listrik
O2 8,61 %
maupun pemanas N2 56,16 %
Pada proses gasifikasi, terjadi CO2 9,67 %
pembakaran tidak sempurna pada suhu CO 10,87 %
relatif tinggi, yaitu sekitar 900-1200 C. CH4 1,48 %
Proses gasifiasi menghasikan produk C2H6 0,015 %
HHV 6066,53 kJ/kg
tunggal berupa gas dengan nilai kalor LHV 2826,53 kJ/kg
3
4000-5000 kJ/Nm . Konversi energi Efisiensi 33,58 %
dengan cara gasifikasi efisiensi panasnya gasifikasi
mencapai 50-70%.
Nilai-nilai tersebut kemudian digunakan
Gasifikasi. Gasifikasi merupakan salah satu dalam menentukan besarnya syngas, nilai
teknologi proses konversi bahan padat kalor dan daya yang dihasilkan dari proses
menjadi gas yang mudah terbakar. Ada 4 gasifikasi tongkol jagung dengan asumsi
tahapan dalam proses gasifikasi yakni proses bahwa kondisi topografi, iklim dan struktur
pengeringan, pirolisis, oksidasi dan reduksi tanah yang tidak jauh berbeda dengan
(Haluti Sirajuddin, 2014). wilayah Jawa Timur dan Gorontalo maka nilai
1. Proses pertama pengeringan (drying kalori arang tongkol jagung di Jawa Timur
process) merupakan proses awal. Pada sama dengan nilai kalori arang tongkol jagung
proses ini, bahan yang dalam hal ini di Gorontalo. Berdasarkan hal tersebut, dapat
adalah tongkol jagung menjadi berkurang dihitung gas yang dihasilkan limbah tongkol
kadar airnya dengan pemberian jagung dan nilai kalori tongkol jagung hasil
temperature 200 C. Semakin tinggi produksi di Provinsi Gorontalo sebagai berikut
temperatur yang diberikan maka kadar air (Haluti Sirajuddin, 2014).
akan semakin cepat hilang.
..(1)
2. Proses kedua adalah pirolisis. Pada
proses ini, bahan yang telah kering Reaktor Gasifikasi. Beberapa kriteria perlu
dibakar tanpa melibatkan oksigen. diperhatikan dalam melakukan perancangan
Produks yang dihasilkan berupa karbon reaktor gasifikasi biomassa. Dengan
memeperhatikan kriteria-kriteria tersebut
Amelya Indah P. & Muhammad Asri: Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Berbasis Tongkol Jagung 111

maka perancang akan memperoleh hasil aliran udara dapat dihitung dengan
rancangan reaktor sesuai dengan yang persamaan (5) yaitu (Yulian M, 2011) :
diinginkan, serta prestasi reaktor yang baik
pula. Kriteria-kriteria tersebut adalah (Yulian ….(5)
M, 2011) :
Tipe reaktor gasifikasi, luas penampang Menentukan Dimensi Ducting dan Dimensi
lintang reactor, tinggi reactor, jumlah aliran Destilator. Untuk menentukan dimensi
udara dan tekanan yang dihasilkan oleh fan, ducting dan destilator diperlukan sifat fisik gas
jenis burner yang digunakan, insulasi yang dan data dari perhitungan perpindahan panas
digunakan pada reactor. yang akan terjadi. Gas yang digunakan ialah
gas nitrogen karena pada saat pembakaran
Menentukan Dimensi Reaktor. Untuk gas nitrogen (N2) yang sangat dominan. Sifat
menentukan dimensi reaktor perlu fisik untuk gas nitrogen pada temperatur
menentukan beberapa parameter yakni 973˚K dan pada temperatur 293˚K untuk
(Panwar, 2008) udara adalah sebagai berikut (Yulian M,
1. Penentuan Laju Konsumsi Bahan 2011).
Bakar. Laju konsumsi bahan bakar Tabel 4. sifat fisik gas Nitrogen (N2) dan udara
didefinisikan sebagai jumlah konsumsi
bahan bakar (bonggol jagung) per satuan 973 ˚K (N2) 293˚K (udara)
waktu pembakaran bahan bakar yang Pr 0,733 0,7296
menghasilkan gas. Untuk menghitung laju K 0,067W/m˚c 0,02551 W/m˚c
-5
pemakaian bahan bakar dapat dihitung µ 0,000035kg/m.s 1,849x10 kg/m.s
dengan persamaan : Ρ 0,427kg/m³ 1,184 kg/m³

FCR = (kg/jam) …….. (2) Aducting = ……………………………. (6)

2. Penentuan Gasifikasi Spesifik (SGR).


Nilai gasifikasi spesifik (SGR) untuk
Tongkol Jagung dapat diperoleh dengan Dduct = ………………………… (7)
persamaan 1 di atas.
3. Menghitung Diameter Reaktor dengan Untuk menentukan dimensi destilator
persamaan 3 di awah. dapat dicari dari menggunakan persamaan Q1
= Q2 dimana Q1 adalah Debit yang terjadi
D = …………. (3) pada ducting dan Q2 adalah debit yang terjadi
pada destilator.
4. Menghitung Tinggi Reaktor. Tinggi METODE PENELITIAN
reaktor dihitung dengan menggunakan
persamaan (4) yaitu : Data yang dibutuhkan pada penilitian
ini yakni data produksi jagung di Provinsi
………………(4) Gorontalo tahun 2017, dan data komsumsi
tongkol jagung yang digunakan untuk
Pembangkitan Listrik tahun 2017 dalam
Menentukan Kapasitas Blower. Kapasitas Kg/jam. Data yang diperoleh kemudian
blower ditentukan berdasarkan laju aliran dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus
udara yang dibutuhkan untuk proses atau persamaan yang telah diperoleh dari
gasifikasi dalam reaktor sudah ditentukan berbagai literatur. Analisa data meliputi :
dimensinya. Adapun laju aliran udara 1. Potensi Tongkol Jagung sebagai bahan
ditentukan berdasarkan harga equivalensi bakar Pembangkit. Listrik Tenaga
rasio (λ), dimana harga λ adalah Biomassa di Provinsi Gorontalo yang
perbandingan antara air-fuel ratio actual pada diperoleh dengan :
pengoperasian reactor gasifikasi dengan air- a. Menghitung besarnya energi yang
fuel ratio stoikio meter. Dalam gasifikasi dihasilkan dari biomassa tongkol
jumlah udara pembakaran dibatasi sebesar jagung dengan terlebih dahulu
20 – 40 % udara stokiometri atau dengan menentukan besarnya massa syngas
eqivalen ratio (λ ) 0,2 – 0,4. sehingga laju dengan menggunakan persamaan 1 di
112 Dielektrika, 5 (2),Agustus 2018

atas, kemudian dikonversi dalam kesejahteraan petani, menigkatkan daya


bentuk joule. saing produk pertanian serta menjaga
b. Menghitung daya listrik yang dapat kelestarian sumber daya pertanian.
dihasilkan dari total energi biomassa Revitalisasi Pertanian dapat terwujud sesuai
tongkol jagung per detik. harapan apabila mendapat respon dan
1. Kajian aspek Teknologi. Pemilihan dukungan Pemerintah Daerah dan
teknologi yang tepat dalam proses masyarakat serta stakeholder terutama pada
pengolahan biomassa tongkol jagung daerah daerah potensil untuk pertanian.
menjadi bahan bakar pembangkit listrik Revitalisasi pertanian memberikan spirit yang
sangat diperlukan. Hal ini agar output daya sangat besar kepada Pemerintah Provinsi
yang diinginkan dapat tercapai dan Gorontalo yang sejak berdirinya memilih
kendala-kendala pengoperasian dapat pertanian sebagai sektor unggulan dalam
diminimalisir. Pemilihan teknologi memacu peningkatan pendapatan dan
berdasarkan studi penelitian sebelumnya kesejahteraan masyarakat khususnya petani
mengenai pembangkit listrik tenaga sekaligus menjadi penggerak utama
biomassa dan juga merujuk pada sistem pembangunan ekonomi daerah. Program
PLTBM 500 kW di Pulubala Kabupaten agropolitan berbasis jagung telah menjadikan
Gorontalo. Jenis gasifikasi yang digunakan Provinsi Gorontalo dikenal di tingkat nasional
adalah updraft gasifier. Pada penelitian ini bahkan internasional. Berikut data produksi
juga dirancang dimensi reaktor yang jagung dari tahun 2012 sampai 2017.
sesuai dengan diagram alir sebagai berikut
Tabel 5. Produksi Jagung Tahun 2012-201
: Provinsi Gorontalo
Penentuan Kriteria No Tahun Produksi (Ton)
1 2012 644.754
2 2013 669.094
3 2014 719.780
Pemilihan Jenis Reaktor 4 2015 643.513
5 2016 911.350
6 2017 1.552.001

Menentukan Dimensi Sumber : BPS Gorontalo, 2017

Penentuan jumlah produksi limbah


Menentukan Volume jagung berdasarkan data pada tabel 2
dengan mengambil sampel data tahun
terakhir yang tersedia. Untuk 1 kg biji jagung
Menentukan Kapasitas nilainya adalah sama dengan perbandingan
berat 1 buah tongkol jagung per berat biji
Blower jagung.
Gambar 1. Diagram alir perancangan reaktor Untuk 1 kg biji jagung =
gasifikasi biomassa
tongkol jagung
Kriteria Perancangan. Adapun kriteria
perancangan reaktor gasifikasi yang Berikut ini adalah data hasil limbah
diinginkan adalah sebagai berikut : tongkol jagung secara keseluran dari tahun
Biomassa yang akan digasifikasi : 2012 sampai pada tahun 2017 berdasarkan
Tongkol Jagung, kapasitas maksimum data produksi jagung dapat kita lihat pada
reaktor: 1,5 kg/kWh, waktu : 30 menit, sistem tabel 3
operasi : Batch (berkala), desain : sederhana Tabel 6. Produksi Limbah jagung di Provinsi
dan ekonomis, mudah dioperasikan. Gorontalo

Pemilihan Reaktor. Jenis reaktor yang akan Tahun produksi jagung Produksi Limbah jagung
digunakan adalah reaktor Gasifikasi Updraft 2012 644.754 171.505
dimana menyesuaikan dengan jenis reaktor
2013 669.094 177.979
yang digunakan pada PLTBM Puluala.
2014 719.780 191.461
HASIL DAN PEMBAHASAN
2015 643.513 171.174
Revitalisasi Pertanian merupakan 2016 911.350 242.419
strategi umum untuk meningkatkan 2017 1.552.001 412.832
Amelya Indah P. & Muhammad Asri: Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Berbasis Tongkol Jagung 113

(sumber : Hasil perhitungan) Perancangan Reaktor Gasifikasi skala 500


kW. Dimensi reaktor yang akan ditentukan
Tabel 5 menunjukkan besarnya potensi
adalah diameter dan tinggi reaktor. Untuk
limbah tongkol jagung di Provinis Gorontalo
menentukan dimensi reaktor tersebut perlu
dari tahun ke tahun. Limbah tongkol jagung
menentukan beberapa parameter yakni :
terbesar pada tahun 2017 sebesar 412.832
1. Penentuan Laju Konsumsi Bahan
ton. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa
Bakar. Untuk menghitung laju pemakaian
limbah tongkol jagung sangat memungkinkan
bahan bakar dapat dihitung dengan
untuk dijadikan sebagai energi alternative.
persamaan :
Setelah menentukan jumlah massa
tongkol jagung kemudian dilakukan
perhitungan massa syngas dari proses FCR = (kg/jam) ……… (8)
gasifikasi dengan menggunakan persamaan 1
yang ada di atas. Diperoleh hasil seperti yang Sehingga laju pemakaian bahan bakar
terlihat pada tabel 6 di bawah. adalah 3 kg/jam.
2. Penentuan Gasifikasi Spesifik (SGR).
Tabel 7. Massa Syngas tongkol jagung di Provinsi Nilai gasifikasi spesifik (SGR) untuk
Gorontalo Tongkol Jagung dapat diperoleh
Tahun Massa Msyngas berdasarkan persamaan 1 di atas. Dimana
biomassa (Ton) nilai HHV biomassa tongkol jagung
2012 171.50 123.607 menurut gita 2009 adalah sebesar 6066,53
2013 177.98 128.273 KJ/kg dan nilai LHV tongkol jagung adalah
2014 191.46 137.990 2826,53 KJ/kg dengan efisiensi gasifikasi
sebesar 33,58%, maka nilai gasifikasi
2015 171.17 123.369
spesifik atau Massa syngas adalah 1,081
2016 242.419 174.717 2
kg/m .
2017 412.832 297.537 3. Menghitung Diameter Reaktor. Diameter
(Sumber : Hasil Perhitungan) reaktor dapat dihitung dengan
Setelah diperoleh nilai dari gas sintetis menggunakan persamaan (3). Sehingga
(Msyngas) selanjutnya adalah menghitung besar diameter reaktor biomassa adalah :
nilai kalor dari hasil pembakaran biomassa
tongkol jagung dengan mengalikan gas ……………………..(9)
sintetis dengan nilai kalor 1 ton gas sintetis D =
(LHV) yang ada pada tabel 3. Energi kalor
yang dapat dikonversi menjadi energi listrik
dengan nilai konversi pada tabel 2 hasilnya =
dapat dilihat pada tabel 9 di bawah. = 1,88 m
= 188 cm
Tabel 8. Nilai Kalori dari biomassa tongkol jagung
Dimana diketahui FCR= 3 kg / jam dan
Msyngas Nilai Kalor SGR = 1.081082 kg/m² jam. Maka besar
Tahun
(ton) (KJ)
perancangan diameter reaktor yaitu
2012 123.607 349.378.940,25
2013 128.273 362.568.285,96 sebesar 1,88 meter.
2014 137.990 390.033.987,56 4. Menghitung Tinggi Reaktor. Tinggi
2015 137.990 390.033.987,56 reaktor dihitung dengan menggunakan
2014 137.990 390.033.987,56 persamaan (4) yaitu :
2017 297.537 840.997.441.891,41
………………………...(10)
Tabel 9. Daya listrik yang dihasilkan dari proses
gasifikasi tongkol jagung h =

Dari persamaan diatas diperlukan


harga densitas Tongkol Jagung. Dalam
penelitian ini harga densitas Tongkol
Jagung diambil daari nilai densitas
tongkol jagung dari pengujian
menggunakan hukum Archimedes. Dari
pengujian tersebut diperoleh = 0,7023
3
kg/m sehingga tinggi reaktor = 77 cm.
114 Dielektrika, 5 (2),Agustus 2018

5. Menghitung Volume Reaktor. Untuk Untuk menentukan dimensi ducting


menghitung volume reaktor menggunakan atau pipa penyambung antara reaktor menuju
persamaan (5). detilator dapat ditentukan dari laju aliran
…………………………(11)
V = π r² t udara dari blower dimana:
= 3,14 x (188/2)² cm x 77 cm
= 2136368,08 cm³
Q = 0,15836
6. Menentukan Kapasitas Blower. Dalam
gasifikasi jumlah udara pembakaran = 0,00264
dibatasi sebesar 20 – 40 % udara Diameter conducting (d) ditentukan sebesar 1
stokiometri atau dengan eqivalen ratio (λ ) inchi atau sama dengan 0,0254 m maka
0,2 – 0,4. sehingga laju aliran udara dapat
dihitung dengan persamaan :
Laju aliran udara
Aditentukan = 505 mm2
Jadi
……………..(12) V = 5,22 m/s
=
Untuk menentukan dimensi destilator
dapat dicari dari menggunakan persamaan Q1
= = Q2 dimana Q1 adalah Debit yang terjadi
= 0,01875 kg/menit pada ducting dan Q2 adalah debit yang terjadi
Dimana λ yang digunakan adalah pada destilator.maka :
nilai tengah atau rata-rata dari 0,2 – 0,4
Q1 = Q2
yakni 0,3 dan AFR yang digunakan
V1A1 = V2A2
adalah 1.25 dengan massa tongkol 2
5,22 m/s x 505 mm = 2.5 A2
jagung yang digunakan 1.5 kg / 30 menit.
Sehingga diperoleh harga flow rate udara A2 =
primer (Mu) adalah 0,01875 kg/menit. 2
Kapasitas blower dihitung = 0,1875 = 1054,44 mm
kg/ menit Dimana V2 ditentukan 2,5 m/s,dari
batas minimum bilangan reynold yang terjadi
pada tabung destilator > 4000. Dengan
=
asumsi A1 adalah luas dalam ducting maka A2
= 0,15836 luas dalam destilator.
jadi
= 9,50
Jika 1 ft³ = 0,0283 m³ Ddestilator = 36,65 mm
Maka = 0,15836 = 0,03665 m
= cfm KESIMPULAN
= 5,595 cfm
Dari hasil analisis yang dilakukan pada
7. Menentukan Dimensi Ducting dan penelitian ini dapat diambil beberapa
Dimensi Destilator. Untuk menetukan kesimpulan sebagai berikut:
dimensi ducting dan destilator diperlukan 1. Massa syngas yang dihasilkan dari
sifat fisik gas dan data dari perhitungan banyaknya limbah tongkol jagung yang
perpindahan panas yang akan terjadi. Gas diproduksi pada tahun 2017 sebesar
yang digunakan ialah gas nitrogen karena 174.717 ton syngas.
pada saat pembakaran gas nitrogen (N2) 2. Daya yang dihasilkan dengan
yang sangat dominan. Sifat fisik untuk gas mengkonversi nilai kalori dari massa
nitrogen pada temperatur 973˚K dan pada syngas adalah sebesar 137.178,29 MW.
temperatur 293˚K untuk udara adalah 3. Untuk optimalisasi syngas yang dihasilkan
sebagai berikut (Yulian M, 2011) : dari proses gasifikasi diperlukan
perancangan dimensi reaktor yang sesuai
Tabel 10. Sifat fisik gas Nitrogen (N2) dan udara agar jumlah air fuel rasio tidak besar.
973 ˚K (N2) 293˚K (udara)
Pr 0,733 0,7296
K 0,067W/m˚c 0,02551 W/m˚c
µ 0,000035kg/m.s 1,849x10-5kg/m.s
Ρ 0,427kg/m³ 1,184 kg/m³
Amelya Indah P. & Muhammad Asri: Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Berbasis Tongkol Jagung 115

DAFTAR RUJUKAN
Siswanto S. 2010. Analisis Keekonomian
Anonymous, “Net Heating Value dari Limbah
Harga Listrik Pembankit Listrik Tenaga
Pertanian, Kayu Bakar, Arang
Biomassa di Kabupaten Lampung
Dibandingkan dengan Batubara dan
Tengah, Tesis. Universitas Indonesia.
Minyak Tanah”, Lembaga Penelitian
Depok.
Hasil Hutan, Bogor, Indonesia, 1978
Soerawidjaja, T, H. 2011. Rintangan-
Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo.
Rintangan Percepatan Implementasi
2017. Lahan Panen, Produksi, dan
Bioenergi. Seminar KADIN, Jakarta.
Produktivitas Tanaman Pangan Provinsi
Gorontalo. diakses melalui http : Suharto, 2013. Kajian Awal Potensi
www.gorontalo.bps.go.id. Pada tanggal Pemanfaatan Biomassa Sekam Padi
08 Mei 2017. Untuk Pembangkit Listrik Melalui
Teknologi Gasifikasi Di Provinsi Sulawesi
Fatimah, A. M, Friga, S. R, Nataliawati S,
Selatan. Seminar Nasional Kimia dan
Hakimul, B. 2016. Gasifikasi Biomassa :
Pendidikan Kimia V, Surakarta.
Studi Kasus Proyek di Desa Munduk,
Buleleng, Bali. Indonesian Institute for Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber
Energy Economics. Daya Mineral Republik Indonesia
Tentang RUPTL PT.PLN (Persero)
Gita Astari Putri. 2009. Pengaruh Variasi
Tahun 2016 s.d. 2025. Diakses melalui
Temperatur Gasifying Agent II Media
http : www.djk.esdm.go.id, tanggal 10
Gasifikasi Terhadap Warna dan
May 2017.
Temperatur Api pada Gasifikasi Reaktor
Downdraft dengan Bahan Baku Tongkol Tajalli, A. 2015. Panduan Penilaian Potensi
Jagung. Surabaya: ITS. Biomassa Sebagai Sumber Energi
Alternatif DI Indonesia. Penabulu
Haluti Sirajuddin, 2014. Pemetaan Potensi
Alliance.
Limbah Tongkol Jagung Sebagai Energi
Alternative di Wilayah Provinsi Gorontalo. Widodo, T.W. Bio Energi Berbasis Jagung
Tesis ITS. Surabaya. dan Pemanfaatan Limbahnya. Balai
Besar Pengembangan Mekanisasi
Kuvarakul, T., Diane, A, Alin, P, Hasintya, S.
Pertanian Serpong.
Pedoman Energi Terbarukan tentang
Pengembangan Proyek Tenaga Listrik Yulian Muhamad, 2011, Perancangan Reaktor
Tenaga Biomassa dan Biogas Di Gasifikasi Biomassa Kapasitas 3 kg.
Indonesia. Penerbit : GIZ GmbH. Jakarta Repository.unpas.ac.id, diakses tanggal
2015. 26 April 2018.
Panwar, N.L., Rathore, N.S, 2008, Design and
Performance evaluation of a 5 kw
producer gas stove, Biomassa and
Bioenergy, 32, 1349-1352.

Pramudono, B, 2007. Pemberdayaan Energi


Alternatif Berbasis Biomassa Sebagai
Upaya Mengamankan Pasokan Energi
Nasional. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Putra, R. C, Indra, M. G, Harmen, B. 2013.
Perancangan Pembuatan dan Pengujian
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa.
Jurnal Fema, Vol.1, No. 3. April, 2013..
Saputro, D, D. 2009. Karakterstik
Pembakaran Briket Arang Tongkol
Jagung. Jurnal Kompetensi Teknik, Vol.
1, No. 1, November.

Anda mungkin juga menyukai