Anda di halaman 1dari 2

Jakarta, 20 Desember 2020

Nomor : 100/PBH.SP/LC.PT.GLOBAL/XII/2020
Lampiran :-
Perihal : Pendapat Hukum

Kepada Yth
Direktur Utama PT. GLOBAL
Di – Tempat

Dengan hormat,

A. PENDAHULUAN

Pertama – tama terima kasih kami sampaikan, kepada segenap Pemilik Saham, Komisaris
serta Direktur Utama PT GLOBAL. Bahwa menyikapi terkait Kasus Penggelapan Uang
Perusahaan yang dilakukan oleh Sdr. Edwin Saefudin.

B. POKOK PERKARA

Edwin Saefudin terdatar sebagai karyawan tetap dengan jabatan kepala bagian penagihan
sejak tanggal 1 Maret 2012 (Dok.Bukti: Surat No.083/GIC-HR/II/2012 tertanggal 25 Februari
2012) dengan gaji pokok sebesar Rp. 7.500.000,- (Tujuh juta lima ratus ribu rupiah). Selama
menjadi karyawan Edwin termasuk Karyawan yang disiplin, dengan kinerja yang baik.
Namun pada 20 Juni 2020 secara jelas dan menyakinkan, Sdr. Edwin telah melakukan
penggelapan uang perusahaan sebesar Rp. 350.000.000,- (tiga rarus lima puluh juta rupioah),
dengan bukti adanya tagihan-tagihan yang tidak disetorkan ke rekening PT GLOBAL yaitu
tagihan sebagai berikut:
- Invoice No. 087/GIC-Fin/IV/2017, tertanggal 26 April 2017, Kepada PT.KIN
- Invoice No. 043/GIC-Fin/X/2017, tertanggal 27 Oktober 2017, Kepada PT.RD
- Invoice No. 025/GIC-Fin/III/2018, tertanggal 26 Maret 2018, Kepada PT.KIN
- Invoice No. 075/GIC-Fin/VII/2018, tertanggal 26 Juli 2018, Kepada PT.KIN
- Invoice No. 055/GIC-Fin/I/2019, tertanggal 27 Januari 2019, Kepada PT.RD
-
Berangkat dari Hal tersebut, kami selaku Legal Coorporate membuatkan Legal Opini Sebagai
berikut:
1. Bahwa Pelanggaran Berat yang dilakukan oleh Sdr. Edwin Saefudin sebagaimana
Aturan di PT GLOBAL sudah selayaknya benar untuk dilakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK).
2. Bahwa sebagaimana Hukum positif yang ada Yaitu Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor.012/PU-I/2003 serta diperkuat dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor SE-13/MEN/SJ-HK/I/2005 Tahun 2005 tentang Putusan
Mahkamah Konstitusi atas Hak Uji Materiil Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (“SE 13/2005”)
Diuraikan di dalamnya bahwa penyelesaian kasus PHK karena pekerja/buruh
melakukan kesalahan berat perlu memerhatikan hal-hal berikut
a. Pengusaha yang akan melakukan PHK dengan alasan pekerja/buruh melakukan
kesalahan berat (eks Pasal 158 ayat (1) UU Ketenagakerjaan), maka PHK dapat
dilakukan setelah ada putusan hakim pidana yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
b. Apabila pekerja ditahan oleh pihak yang berwajib dan pekerja/buruh tidak dapat
melaksanakan pekerjaan sebagaimana mestinya, maka berlaku ketentuan Pasal
160 UU Ketenagakerjaan.

C. KESIMPULAN

1. Berangkat dari Pokok Perkara tersebut diatas, maka sebaiknya pelanggaran berat
yang dilakukan oleh Sdr. Edwin Saefudin sebaiknya dilaporkan saja ke Kepolisian
lalu Penyidik Polisi akan melakukan pemeriksaan sebagaimana yang diatur
dengan Hukum Pidana yang ada.
Selanjutnya, bila Penyidik Polisi yakin Sdr. Edwin Saeffudin telah melakukan
tindak pidana Penggelapan maka Penyidik Polisi akan melimpahkan Berita Acara
Pemeriksaannya ke Jaksa Penuntut Umum dalam Hal ini Kejaksaan Negeri
setempat, selanjutnya Jaksa Penuntut Umum akan menyusun Dakwaannya serta
mendaftarkan Perkara tersebut ke Pengadilan Negeri setempat. Hingga Pengadilan
membuat Putusan terkait dengan Pelanggaran Hukum yang dilakukan oleh Sdr.
Edwin Saefudin, Apabila Putusan Pengadilan Negeri menyatakan Sdr. Edwin
Saefudin terbukti melakukan Tindak Pidana Penggelapan lalu diganjar masuk
kurungan sekian tahun serta Putusan nya telah berkekuatan Hukum tetap maka
Pihak PT.GLOBAL dapat mem-PHK Sdr. Edwin Saefudin dan tidak perlu
memberikan Hak-hak Pekerja/Buruh bila di PHK
2. Bahwa dapat juga merumahkan Sdr. Edwin Saefudin sekaligus dilaporkan ke
Kepolisian kasus nya serta berproses selama belum ada Putusan Pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, maka Sdr. Edwin Saefudin masih berhak mendapatkan
Upah sekitar 50% dari upah yang diterima Sdr. Edwin bulan terakhir penerimaan
gaji.
3. Bahwa bila Sdr. Edwin Saefudin langsung di PHK , tanpa membuat laporan ke
Kepolisian dan atau Putusan Pengadilan terkait pelanggaran dugaan Penggelapan
yang dilakukan oleh Sdr. Edwin belum ada sama sekali, maka Sdr. Edwin dapat
melakukan Upaya Hukum untuk memperjuangkan Hak – Hak nya bila di PHK.
Antara lain Bipartit,Tripartit dan gugatan perbuatan melawan hukum ke
Pengadilan Hubungan Industrial.

Demikian Legal Opini ini kami buat kiranya dapat dan berguna menjadi referensi
PT.GLOBAL dalam hal membuat keputusan terkait dengan Pelanggaran Berat yang
dilakukan oleh Sdr. Edwin Saefudin

Hormat Kami
Legal Corporate PT.GLOBAL

Aditia Karsa Ginting

Anda mungkin juga menyukai