Anda di halaman 1dari 26

ANALISA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA DEPOK

Nomor: 318/Pdt.G/2006/PA.Dpk.

disusun guna melengkapi salah satu tugas


Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Agama

Dosen :
H. MIFTAHUDIN,SH.,M.Ag.

Disusun oleh :

Aditia Karsa Ginting NPM.18400066

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA
JAKARTA 2021
A. Deskripsi Kasus

Pada tanggal 27 April 2006 HERAWATY CH. binti DJAINUN, umur 48

tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, bertempat tinggal di Jalan

Tiva 5 no. 27 Rt 03/08, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota

Depok, yang selanjutnya disebut “Penggugat I”, dan SYAMWIL CH. binti

DJAINUN, umur 63 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak bekerja, bertempat

tinggal di Jalan Tifa 5, nomor 27, Rt 03/08, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok, selanjutnya disebut “Penggugat II”, serta YETTY CH.

Binti DJAINUN, umur 44 tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga

bertempat di Jalan Tifa 5, nomor 27, Rt 03/08, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok, selanjutnya disebut “Penggugat III” dengan surat


permohonannya yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Depok di

bawah register perkara Nomor: 318/Pdt.G/2006/PA.Dpk., bermaksud hendak

menggugat empat saudaranya dalam gugatan harta peninggalan berupa Tabungan

Pensiun (TASPEN) a.n. ENTISNAWATI, No/NIP. 130541039, yang dikeluarkan

oleh PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PT. TASPEN-Persero).

Empat saudaranya itu antara lain SUKMAWATI binti DJAINUN, umur 58 tahun,

agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, betempat tinggal di Jl. Hayam

Wuruk Gg. Melati No. 181 lingkungan IV Kelurahan Kampung Sawah Lama,

Kecamatan Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung, selanjutnya disebut

“Tergugat I”, MURNI binti DJAINUN, umur 56 tahun, agama Islam, pekerjaan

PNS/Guru, bertempat tinggal di Jalan Kebon Nenas Utara No. 19 Rt. 13/7

Kelurahan Cipinang Cempedak Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, selanjutnya

disebut “Tergugat II”, HAFLIL CH. bin DJAINUN, umur 51 tahun, agama

Islam, pekerjaan pengamen, bertempat tinggal di Jalan Petamburan No. 5 Rt.

08/03 Petamburan Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, selanjutnya disebut

“Tergugat III”, dan RINALDI CH. bin DJAINUN, umur 46 tahun, agama

Kristen, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Blok Dukuh Gg. Jengkol No. 458

C Rt. 02/10 Kelurahan Cibubur Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, selanjutnya

disebut “Tergugat IV”, dan SYAHRIAL, umur 66 tahun, dahulu bertempat

tinggal di Jalan Tifa 5, nomor 27, Rt 03/08, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan

Sukmajaya, Kota Depok, selanjutnya disebut “Tergugat V”.8

8
Salinan putusan Pengadilan Agama Depok Perkara Nomor 318/Pdt.G/2006/Pa.Dpk.
Penggugat I, II, dan penggugat III adalah (saudara kandung) dari

almarhumah Entis Nawati binti Djainun yang telah meninggal dunia pada hari

Jum’at, tanggal 24 September 2004, kedua orang tua almarhumah Entis Nawati

binti Djainun telah meninggal dunia, ayahnya bernama Djainun bin Aman wafat

pada tahun 1984 dan ibunya bernama Noerdjani wafat pada tahun 1996,

almarhumah Entis Nawati binti Djainun mempunyai 7 (tujuh) saudara kandung

yang terdiri dari 3 (tiga) saudara laki-laki dan 4 (empat) saudara perempuan,

masing-masing bernama:

A. Syamwil CH. bin Djainun;

B. Sukma CH. bin Djainun;

C. Murni CH. binti Djainun;

D. Herawati CH. binti Djainun;

E. Haflil CH. bin Djainun;

F. Yetty CH. binti Djainun;

G. Rinaldi bin Djainun.

Semasa hidup almarhumah Entis Nawati bin Djainun telah menikah

dengan Syahrial pada tanggal 05 Juni 1983. Namun dari pernikahan tersebut

mereka tidak dikaruniai anak. Dan sejak tahun 1983 suami alm Entis Nawati yang

bernama Syahrial (Tergugat V) pergi meninggalkan rumah kediaman bersama,

dan rumah tangganya hanya 1 bulan, sampai sekarang tidak diketahui lagi

keberadaannya. Almahumah semasa hidup bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil

(Guru SMP Negeri 38 Jakarta) dengan meninggalkan harta peninggalan berupa


Tabungan Pensiun (TASPEN) a.n. Entis Nawati, No/NIP. 130541039, yang

dikeluarkan oleh PT. Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PT.

TASPEN-Persero), namun sampai sekarang tabungan tersebut belum diambil.

Dan sekarang ahli waris yang ada adalah : Syamwil CH. bin Djainun, Sukma CH.

bin Djainun, Murni CH. binti Djainun, Herawati CH. binti Djainun, Haflil CH.

bin Djainun, Yetty CH. binti Djainun, Rinaldi bin Djainun. Sebenarnya disamping

itu masih ada saudara kandung alm. Entis Nawati yaitu Syahril meninggal 7 hari

setelah lahir, dan Syafrizal meninggal 40 hari setelah lahir, sedangkan saudara

kandung yang bernama Jamaludin alias Uda Boy ada meninggalkan dua orang

anak yang bernama Oke dan Yuche.9

Oleh sebab itu, untuk kepentingan pengurusan Taspen atas nama

Almarhumah Entis Nawati, penggugat memohon agar ditetapkan sebagai ahli

waris alm. Entis Nawati. Penggugat I, II, dan III juga menyatakan tidak mampu

untuk membayar biaya perkara dalam mengajukan gugat waris ini, hal ini

didukung dengan Surat Keterangan nomor 470/380-Pemohon.Um, tanggal 25-04-

2006, yang dikeluarkan Lurah Mekarjaya dan diketahui oleh Camat Sukmajaya,

Kota Depok, untuk itu para Penggugat mohon untuk dibebaskan biaya perkara.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka Penggugat mengajukan gugatan

kepada Ketua Pengadilan Agama Depok beserta Majelis Hakim Pengadilan

Agama Pasuruan untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan

menjatuhkan putusan sebagai berikut:


Primer:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat I, II, dan III;

2. Menyatakan menurut hukum bahwa:

2.1. Syamwil CH. bin Djainun;

2.2.Sukma CH. bin Djainun;

2.3.Murni CH. binti Djainun;

2.4.Herawati CH. binti Djainun;

2.5.Haflil CH. bin Djainun;

2.6.Yetty CH. binti Djainun;

2.7.Rinaldi bin Djainun

Adalah ahli waris dari alm. Entis Nawati binti Djainun;

3. Menyatakan, tergugat V ahl waris mafqud;

4. Menyatakan, harta peninggalan berupa Tabungan Pensiun (TASPEN) a.n.

Entis Nawati NIP. 130541039, yang dikeluarkan oleh PT. Dana Tabungan dan

Asuransi Pegawai Negeri (PT. TASPEN-Persero) adalah harta peninggalan

alm. Entis Nawati binti Djainun;

5. Menyatakan, bahwa para ahli waris tersebut berhak mendapatkan bagian atas

peninggalan alm. Entis Nawati binti Djainun;

6. Menetapkan, pembagian atas harta peninggalan alm. Entis Nawati binti

Djainun tersebut berdasarkan hukum Islam;


7. Membebaskan biaya perkara menurut hukum;10

Subsider:

Mohon putusan seadil-adilnya;

Pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat dan Tegugat

datang menghadap sendiri dalam persidangan, namun Tergugat V tidak datang

dalam persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut melalui Wali

Kota Depok. Upaya damai yang dilakukan Majelis Hakim, namun para pihak

telah menyatakan pada dasarnya tidak keberatan atas maksud dan tujuan gugatan

Penggugat tersebut.

Dan untuk menguatkan dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan

bukti-bukti sebagai berikut:

I. Bukti Surat

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.1

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.2

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.3

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.4

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.5

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.6

- Foto copy KTP an. Penggugat 1, bukti P.7

- Foto copy Kartu Keluarga an. Herawati, bukti P.8

- Foto copy Surat Keterangan dari SMP 38 Jakarta Pusat, bukti P.9
- Foto copy Surat Keterangan Kematian an. Alm. Entis Nawati CH., No.

474.3/194. Tanggal 28 September 2004, bukti P.10

- Foto copy Kartu Peserta Taspen an. Entis Nawati, bukti P.11

- Foto copy Surat Pernyataan an. Herawaty CH, bukti P.12

- Foto copy Surat Keterangan dari Kelurahan Abadi Jaya, bukti P.13

Bukti-bukti tersebut telah disesuaikan dengan aslinya dan bermaterai cukup,

serta terhadap bukti tersebut para Tergugat tidak membantahnya.

II. Bukti Saksi

1. Rouwke Dandel, SH., umur 34 tahun, pekerjaan swasta, bertempat

tinggal di Blok Dukuh Rt. 02/10 No. 48 C Kelurahan Cibubur

Kecamatan Ciracas Jakarta Timur, menerangkan sumpah sebagai

berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan para Penggugat dan juga para Tergugat;

- Bahwa setahu saksi para Penggugat dengan para Tergugat

seluruhnya adalah saudara kandung dari alm. Entis Nawati;

- Bahwa setahu saksi saudara alm. Entis Nawati itu adalah:

Sukmawati, Syamwil, Murni, Herawati, Haflil, Yetty dan Rinaldi;

- Bahwa setahu saksi di samping para Penggugat an para Tergugat

tidak ada lagi ahli waris lain dan orang tuanya telah meninggal dunia

terlebih dahulu, demikian juga suaminya;

- Bahwa setahu saksi alm. Entis Nawati telah meninggal dunia pada

tanggal 24 September 2004 dan saksi hadir dalam pemakamannya;


- Bahwa setahu saksi alm. Entis Nawati memiliki suami bernama

Syahrial tetapi yang bersangkutan telah pergi meninggalkan alm dan

tidak pernah kembali lagi hingga sekarang sekalipun penah dicari

serta tidak mempunyai anak;

- Bahwa setahu saksi penetapan ahli waris ini untuk kepentingan

pengurusan Taspen an. Entis Nawati;

2. Benny Chabero, menerangkandi bawah suumpah sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan para Penggugat dan Tegugat;

- Bahwa setahu saksi saudara kandung alm. Entis Nawati itu adalah:

Sukmawati, Syamwil, Murni, Herawati, Haflil, Yetty dan Rinaldi;

- Bahwa setahu saksi di samping para Penggugat dan para Tergugat

tidak ada lagi ahli waris lain dan orang tuanya telah meninggal dunia

terlebih dahulu, demikian juga suaminya telah meninggalkannya

sejak tahun 1983 dan tidak mempunyai anak keturunan;

- Bahwa setahu saksi alm. Entis Nawati telah meninggal dunia pada

tanggal 24 September 2004 an saksi hadir saat pemakamannya;

- Bahwa setahu saksi alm. Entis Nawati memiliki suami bernama

Syahrial tetapi tetapi yang bersangkutan telah pergi meninggalkan

alm tanpa alasan yang jelas dan tidak pernah kembali hingga

sekarang. Dan saksi pernah mendengar alm. Entis Nawati pernah

mencarinya, tetapi tidak behasil;


- Bahwa setahu saksi penetapan ahli waris ini untuk kepentingan

pengurusan Taspen an. Entis Nawati;

D. Amar Putusan

Memperhatikan ketentuan-ketentuan hukum yang bersangkutan dengan

perkara ini, maka Majelis Hakim Pengadilan Agama Depok mengadili:

Dalam gugatan primer:

1. Mengabulkan gugatan para Penggugat seluruhnya;

2. Menetapkan bahwa:

Syamwil CH. bin Djainun, saudara kandung;

Sukma CH. binti Djainun, saudara kandung;

Murni CH. binti Djainun, saudara kandung;

Herawaty CH. binti Djainun, saudara kandung;

Haflil CH. binti Djainun, saudara kandung;

Yetty CH. binti Djainun, saudara kandung;

Rinaldi bin Djainun, saudara kandung;

Adalah ahli waris dari almarhumah Entis Nawati binti Djainun yang telah

meninggal dunia pada tanggal 24 September 2004;

3. Menetapkan, bahwa Oke dan Yuche adalah ahli waris pengganti dari

Jamaludin bin Djainun;

4. Menyatakan bahwa Tergugat V (Syahrial) ahli waris mafqud;


5. Menetapkan, harta peninggalan berupa Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai

Negeri Sipil pada PT. TASPEN Persero atas nama Entis Nawati, NIP.

130541039, adalah harta peninggalan almarhumah Entis Nawati binti

Djainun;

6. Menyatakan tentang tatacara pembagian harta peninggalan berupa Taspen an.

Entis Nawati binti Djainun telah berakhir perdamaian tanggal 21 Juni 2006;

Dalam gugatan subsider:

1. Memerintahkan piha-pihak untuk mematuhi dan melaksanakan isi perdamaian

tesebut;

2. Menghukum para Penggugat dan para Tergugat secara bersama-sama untuk

membayar biaya perkara yang hingga kini dihitung sebesar Rp 226.000,- (dua

ratus dua puluh enam ribu rupiah)


TINJAUAN TENTANG PERKARA GUGAT WARIS YANG DIPUTUS

SECARA ULTRA PETITA DAN PENETAPAN AHLI WARIS BEDA AGAMA

A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Perkara Secara Ultra Petita

Pekara ini merupakan sengketa waris yang berdasarkan ketentuan pasal 49

ayat (1) huruf b Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 adalah merupakan

kewenangan absolute Pengadilan Agama. Dan yang menjadi dalil gugatan

Penggugat dalam perkara ini adalah: bahwa untuk kepentingan pengurusan

TASPEN atas nama Entis Nawati para Penggugat dan Tergugat mohon ditetapkan

sebagai ahli waris alm. Entis Nawati yang telah meninggal pada tanggal 24

September 2004, dan mohon dinyatakan berhak atas perolehan Taspen tesebut.

Adapun berdasarkan keterangan saksi-saksi dibawah sumpahnya ternyata

dalam bukti surat kutipan Kartu Keluarga an. Herawati, dan surat kutipan Surat

Keterangan Kematian an. Alm. Entis Nawati CH., No. 474.3/194. tanggal 28

September 2004, serta bukti surat kutipan Kartu Peserta Taspen an. Entis Nawati

yang telah memenuhi syarat sebagai alat bukti yang sah, maka harus dinyatakan

bahwa Penggugat dan Tergugat adalah benar saudara kandung dari alm. Entis

Nawati yang telah meninggal pada tanggal 28 September 2004, dan alm. Entis

Nawati adalah benar mempunyai tabungan Taspen.1

1
Salinan Putusan Pengadilan Agama Perkara Nomor 318/Pdt.G/2006/Pa.Dpk.
Oleh karena Tergugat V tidak datang menghadap meskipun telah

dipanggil dengan resmi dan patut melalui Wali Kota Depok, maka Tergugat V

harus dinyatakan tidak hadir.

Selain itu, pihak Majelis telah berusaha mendamaikan, dan kemudian para

pihak telah menyatakan pada dasarnya tidak keberatan atas maksud dan tujuan

gugatan Penggugat.

Bukti-bukti yang diajukan Penggugat dalam persidangan, baik berupa

surat maupun saksi-saksi dari keluarga/orang terdekat dengan Penggugat dan

Tergugat memperkuat dalil-dalil gugatannya.

Atas dasar keterangan saksi, terbukti adanya fakta bahwa Penggugat dan

Tergugat adalah benar saudara kandung dari alm. Entis Nawati yang telah

meninggal pada tanggal 28 September 2004, dan selain itu ada saudara kandung

alm. Entis Nawati yang lain yaitu Syahril meninggal 7 hari setelah lahir, dan

Syafrizal meninggal 40 hari setelah lahir, sedangkan saudara kandung yang

bernama Jamaludin alias Uda Boy ada meninggalkan dua orang anak yang

bernama Oke dan Yuche. Sedangkan Tegugat V tidak diketahui di mana

keberadaannya sejak 1 bulan menikah dengan alm. Entis Nawati sampai sekarang.

Dari uraian Penggugat dapat disimpulkan bahwa pada pokoknya gugatan

Penggugat didasarkan atas penetapan ahli waris untuk pengurusan peninggalan

Taspen an. Entis Nawati.

Menurut saksi-saksi yang diajukan Penggugat bila dihubungkan dengan

keterangan Penggugat maka dapat ditemukan adanya fakta-fakta sebagai berikut:


- Bahwa benar Penggugat dan Tergugat adalah saudara kandung dari alm. Entis

Nawati;

- Bahwa benar alm. Entis Nawati tidak mempunyai keturunan;

- Bahwa benar alm ditinggal pergi oleh suaminya (Tergugat V) pada masa 1

bulan setelah pekawinan;

- Bahwa benar saudara kandung alm yang bernama Syahril meninggal setelah 7

hari setelah lahir dan Syafrizal meninggal 40 hari setelah lahir, sedangkan

saudara kandung yang benama Jamaludin alias Uda Boy ada meninggalkan

dua orang anak yang bernama Oke dan yuche;

- Bahwa benar orang tua alm telah meninggal;

- Bahwa benar alm mempunyai tabungan berupa Taspen yang sampai sekarang

belum diurus;

- Bahwa benar kegunaan penetapan ahli waris ini adalah untuk pengurusan

Taspen an. Alm. Entis Nawati binti Djainun yang hingga sekarang belum

diurus;

Melihat dalam tuntutan primer Penggugat mengajukan gugatan

berupa:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat I, II, dan III;

2. Menyatakan menurut hukum bahwa:

2.1.Syamwil CH. bin Djainun;

2.2.Sukma CH. bin Djainun;

2.3.Murni CH. binti Djainun;


2.4.Herawati CH. binti Djainun;

2.5.Haflil CH. bin Djainun;

2.6.Yetty CH. binti Djainun;

2.7.Rinaldi bin Djainun

Adalah ahli waris dari alm. Entis Nawati binti Djainun;

3. Menyatakan, tergugat V ahl waris mafqud;

4. Menyatakan, harta peninggalan berupa Tabungan Pensiun (TASPEN) a.n.

Entis Nawati NIP. 130541039, yang dikeluarkan oleh PT. Dana Tabungan dan

Asuransi Pegawai Negeri (PT. TASPEN-Persero) adalah harta peninggalan

alm. Entis Nawati binti Djainun;

5. Menyatakan, bahwa para ahli waris tersebut berhak mendapatkan bagian atas

peninggalan alm. Entis Nawati binti Djainun;

6. Menetapkan, pembagian atas harta peninggalan alm. Entis Nawati binti

Djainun tersebut berdasarkan hukum Islam;

7. Membebaskan biaya perkara menurut hukum;

Penggugat juga mengajukan prodeo.

Dalam gugatan subsider Penggugat mohon agar diberikan putusan seadil-

adilnya.

Berdasarkan pada pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim setelah

bermusyawarah berpendapat, bahwa gugatan Penggugat dalam tuntutan primer

dikabulkan seluruhnya, sedangkan gugatan supaya berperkara secara prodeo,


Majelis Hakim telah melakukan pemeriksaan dan menjatuhkan putusan sela

tanggal 13 Juni 2006, sebaga berikut:

1. Menolak pemohonan para Penggugat untuk beperkara secara prodeo;

2. Memerintahkan para Penggugat untuk membayar biaya perkara ini;

Disamping itu, para Penggugat dan Tergugat juga telah menandatangani

kesepakatan tanggal 21 Juni 2006, pada pokoknya bermaksud sebagai berikut:

1. Bahwa seluruh ahli waris sepakat menyelesaikan sengketa ini dengan secara

damai;

2. Bahwa para ahli waris memerlukan penetapan ini guna pengurusan Taspen an.

Alm. Entis Nawati binti Djainun;

3. Bahwa para ahli waris sepakat agar seluruh ahli waris ditetapkan oleh

Pengadilan sebagai ahli waris;

4. Bahwa para ahli waris sepakat pembagian dari hasil pengurusan Taspen

dimaksud akan dibagi secara kekeluargaan di antara para ahli waris;

5. Bahwa di samping ahli waris sebagaimana tersebut di atas, tidak ada lagi ahli

waris lain;

6. Bahwa para ahli waris mohon agar kesepakatan ini dimasukkan ke dalam

putusan Pengadilan;

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut di atas, gugatan Penggugat

dapat dikabulkan.

Dalam hal ini majelis hakim mempertimbangkan adanya tuntutan subsider

yang pada intinya mohon untuk diputus seadil-adilnya. Dan keputusan ini oleh
majelis hakim dianggap paling adil, sehingga mengabulkan tuntutan subsider

tersebut.2

Karena para Penggugat dan Tergugat telah mencapai kesepakatan, maka

dengan demikian tidak ada pihak yang kalah dan menang, oleh karena itu segala

biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan secara bersama diantara para ahli

waris.

B. Dasar Pertimbangan Hakim Tentang Ditetapkannya Waris Beda Agama

Di dalam memutuskan perkara, hakim perlu memperhatikan pertimbangan

hukumnya, sehingga siapapun dapat menilai apakah putusan yang dijatuhkan

cukup mempunyai alasan yang objektif atau tidak. Dapat dikatakan pertimbangan

hukum merupakan jiwa dan intisari putusan.

Pada perkara gugat waris ini hakim mengabulkan gugatan Penggugat

seluruhnya, namun hakim juga memutuskan satu perkara yang menurut penulis

bahwa ini adalah suatu keputusan yang tidak beralasan, karena dalam salinan

putusan yang penulis dapat, di dalamnya tidak terdapat dasar hukum atau alasan

yang jelas mengapa hakim memutuskan demikian.

Hakim sebagai pelaku fungsional kekuasaan kehakiman harus berupaya

secara profesional dalam menjalankan dan menyelesaikan pekerjaannya. Hakim

dianggap sebagai orang yang mengetahui semua hukum, oleh karena itu hakim

haruslah orang yang berpengetahuan dan berwawasan luas.


Karena sifatnya peraturan perundang-undangan itu tidak lengkap dalam

mengatur seluruh kegiatan manusia secara tuntas, lengkap dan jelas, maka

hukumnya harus diketemukan dengan menjelaskan, menafsirkan atau melengkapi

peraturan perundang-undangannya. Dengan kata lain ketidak-lengkapan dan

ketidak-jelasan hukum ini dapat diatasi dengan jalan penemuan hukum. Dalam

hal ini hakim harus secara aktif menggali hukum untuk dijadikan dasar dalam

memutus suatu perkara.

Prinsip lain yang harus ditegakkan hakim dalam menjatuhkan putusan,

yakni upaya mencari dan menemukan hukum obyektif yang hendak diterapkan

harus dari sumber hukum yang dibenarkan ketentuan perundang-undangan.

Pada alasan memutus, yang diutarakan adalah bagian duduk perkara, yaitu

keterangan pihak-pihak berikut dalilnya, alat-alat bukti yang diajukan harus

ditimbang secara seksama, diterima atau ditolak. Pihak mana yang akan dibebani

untuk memikul biaya perkara, juga menjadi pertimbangan hakim. Dan sebagai

dasar memutus, hakim menggunakan perundang-undangan negara dan hukum

syara’.

Dalam perkara ini, hakim memutuskan bahwa Rinaldi CH. bin Djainun

yang beragama Kristen adalah ahli waris alm. Entis Nawati binti Djainun. Padahal

dalam KHI pasal 171 huruf (c) yang menyatakan bahwa “Ahli waris adalah orang

yang pada saat pewaris meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau

hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang

karena hukum untuk menjadi ahli waris.” Kemudian pada pasal 172 yang juga
berkaitan dengan pasal sebelumnya, berbunyi “Ahli waris dipandang beragama

Islam apabila diketahui dari Kartu Identitas atau pengakuan atau amalan atau

kesaksian, sedangkan bagi bayi yang baru lahir atau anak yang belum dewasa,

beragama menurut ayahnya atau lingkungannya.”

Dalam fatwa MUI Nomor: 5/MUNAS VII/MUI/9/2005 tentang waris

beda agama menetapkan bahwa:

1. Hukum waris Islam tidak memberikan hak saling mewarisi antar

orang-orang yang berbeda agama (antara muslim dengan nonmuslim);

2. Pemberian harta antar orang yang berbeda agama hanya dapat

dilakukan dalam bentuk hibah, wasiat dan hadiah.3


Sebagian ulama mengemukakan bahwa murtad (keluar dari Islam),

termasuk dalam kategori berbeda agama. Oleh karena itu, murtad merupakan

penghalang untuk mewaris. Bahkan, menurut ijma’ ulama, orang murtad tidak

boleh mewarisi orang Islam. Dan sebagaimana yang sudau penulis terangkan

dalam bab 3.
Analisa Penulis
Sebagaimana diketahui bahwa Pengadilan Agama adalah peradilan

perdata, jadi ia harus mengindahkan peraturan-peraturan negara dan syari'at Islam

sekaligus. Oleh karena itu dalam menyelesaikan perkara melalui proses perdata,

hakim dalam melaksanakan fungsi peradilan yang diberikan Undang-Undang

kepadanya, berperan dan bertugas untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Untuk itu, hakim bertugas mempertahankan tata hukum perdata sesuai dengan

kasus yang disengketakan. Hakim harus menguasai hukum acara (hukum formal)

di samping hukum materiil. Menerapkan hukum materiil secara benar belum tentu

menghasilkan putusan yang baik dan benar.

Dalam posita perkara gugat waris ini, tidak terdapat adanya dalil-dalil

yang mengarah kepada hal-hal yang sifatnya meminta agar Oke dan Yuche di

cantumkan sebagai ahli waris. Posita yang ada hanya mengarah kepada gugatan

agar Syamwil CH. bin Djainun, Sukma CH. bin Djainun, Murni CH. binti

Djainun, Herawati CH. binti Djainun, Haflil CH. bin Djainun, Yetty CH. binti

Djainun, Rinaldi bin Djainun diputuskan sebagai ahli waris alm. Entis Nawati.
Hal ini sesuai dengan asas konsistensi antara posita dan petitum, bahwa antara

posita dan petitum harus benar-benar merupakan rangkaian yang konsisten.

Artinya petitum yang ada tidak boleh berubah arahnya dari makna dan jiwa posita

agar gugatan tidak menjadi kacau sehingga petitum yang bersangkutan dapat

diterima. Adapun amar atau dictum pada hakikatnya merupakan jawaban terhadap

petitum daripada gugatan.

Apabila gugatan mengandung petitum subsider dengan bentuk ex aequo et

bono, hanya dapat diperiksa dan dikabulkan jika masih dalam ruang lingkup yang

serasi dengan petitum primer dan tidak menyimpang dari posita yang tersebut

dalam surat gugatan. Jadi tidak boleh menyimpang dari ruang lingkup tuntutan

pokok semula. Sebab bagaimanapun juga hakim dilarang memutus melebihi apa

yang dituntut oleh Penggugat sebagaimana tersebut dalam tuntutan pokok dan

posita serta Tergugat tidak dirugikan haknya untuk melakukan pembelaan

kepentingannya.

Dalam mengadili suatu perkara hakim dilarang menjatuhkan putusan atas

perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan melebihi daripada yang dituntut

(Pasal 178 ayat 3 HIR). Hakim yang mengabulkan melebihi posita maupun

petitum gugat dianggap telah melampaui batas wewenang, yakni bertindak

melampaui wewenangnya.

Sehubungan dengan itu, sekiranya tindakan ultra petita hakim dilakukan

dengan iktikad baik, tetap tidak dapat dibenarkan karena melanggar prinsip rule

of law, siapapun tidak boleh melakukan tindakan yang melampaui batas


wewenangnya. Yang dapat dibenarkan paling tidak putusan hakim yang

dijatuhkan masih dalam kerangka yang serasi dengan inti gugatan.

Menurut hukum pembuktian dalam acara perdata, pembuktiannya bersifat

mencari kebenaran formil. Jadi kebenaran yang dicari adalah kebenaran yang

bersifat formil. Mencari kebenaran formil berarti hakim tidak boleh melampaui

batas-batas yang diajukan oleh pihak-pihak yang berperkara. Sehingga karenanya,

hakim dilarang untuk menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut, atau

meluluskan lebih dari yang dituntut.

Dari hasil wawancara dan pengamatan penulis mengenai perkara gugat

waris ini, yang menurut penulis hakim memutuskan perkara secara ultra petita,

yakni hakim mengabulkan gugatan penggugat secara keseluruhan kecuali gugatan

untuk beperkara secara prodeo yang ditolak oleh hakim pada putusan sela pada

tanggal 13 Juni 2006, kemudian hakim juga memutuskan dalam perkara subsider

bahwa Oke dan Yuche adalah ahli waris pengganti dari Jamaludin bin Djainun,

putusan tersebut bukan termasuk kategori ultra petita atau termasuk kategori

ultra petita namun dapat dibenarkan karena masih serasi dengan inti gugatan. Hal

ini sebagaimana yang ditegaskan dalam Putusan MA No. 140 K/Sip/1971 yang

berbunyi:

“Keputusan judex facti yang didasarkan kepada petitum subsidair untuk diadili

menurut kebijaksanaan Pengadilan, dapat dibenarkan asal masih dalam

kerangka yang serasi dengan inti gugatan primair.”


Sama seperti putusan membayar nafkah iddah pada istri yang dibebankan kepada

suami yang telah menalaknya, walaupun hal tersebut jarang sekali dimasukkan ke

dalam petitum tetapi hakim mencantumkan putusan tesebut pada putusan akhir,

karena itu dianggap adil oleh hakim.

Namun, pada putusan Majelis Hakim yang memutuskan bahwa Rinaldi

CH. bin Djainun adalah juga ahli waris alm. Entis Nawati binti Djainun sudah

melanggar undang-undang dalam KHI pasal 171 (c), bahwa ahli waris pada saat

pewaris meninggal harus beragama Islam. Dalam fiqih sunnah bab waris

dikatakan bahwa beda agama adalah salah satu penghalang kewarisan.

Berdasarkan hadits yang telah disebut dalam skripsi penulis halaman 60

pada Bab IV, semua imam madzhab (yang empat) berpendapat sama. Namun,

sebagian ulama berpendapat bahwa orang Islam boleh mewarisi harta orang kafir,

tetapi sebaliknya tidak boleh. Pendapat semacam ini dikemukakan dengan

argumentasi bahwa kedudukan orang Islam itu lebih tinggi daripada siapapun,

tidak ada satu pun yang dapat mengunggulinya. Dari semua pendapat tersebut,

pendapat pertamalah yang benar yang merupakan pendapat jumhur, yang secara

jelas telah mengamalkan nash nabawi dalam hadits di atas. Lagi pula masalah

waris mewarisi adalah saling menolong dan membantu sesamanya. Hal ini tidak

terdapat di antara orang muslim dengan orang kafir karena dilarang syara’.

Mengenai semua agama dan kepercayaan diluar Islam, ulama Hanafiyyah,

Syafi’iyyah, Imam Abu Dawud mengatakan bahwa semuanya merupakan satu


agama, sebab pada hakikatnya mereka mempunyai prinsip yang sama, yaitu

menyerikatkan atau menyekutukan Allah SWT.

Sebagian ulama mengemukakan bahwa murtad (keluar dari Islam),

termasuk kategori bebeda agama. Oleh karena itu, murtad merupakan penghalang

untuk mewaris. Bahkan, menurut ijma’ ulama, orang murtad tidak boleh mewarisi

orang Islam. Adapun mengenai kerabatnya yang muslim, apakah ia boleh

mewarisi dari kerabatnya yang murtad atau tidak? Dalam hal ini ada perbedaan

pendapat di kalangan ulama.

Menurut jumhur fuqaha, Malikiyyah, Syafi’iyyah, dan Hanabilah, ia tidak

mewarisi dari kerabatnya yang murtad. Menurut golongan ini, mereka tidak boleh

waris mewarisi antara orang Islam dengan orang kafir. Orang murtad berarti

keluar dari Islam, yang berarti ia menjadi kafir, maka hartanya menjadi rampasan

bagi orang Islam.

Begitu pula dalam fatwa MUI Nomor: 5/MUNAS VII/MUI/9/2005

tentang waris beda agama, yang pada intinya antara muslim dan nonmuslim tidak

saling mewarisi, namun pemberian harta warisan masih dapat dilakukan dalam

bentuk hibah, wasiat dan hadiah.

Dari sekian dasar hukum yang menyatakan bahwa antara muslim dan

nonmuslim tidak saling mewarisi, namun Majelis Hakim memutuskan bahwa

Rinaldi CH adalah ahli waris pewaris. Alasannya karena para penggugat dan
tergugat telah sepakat untuk hal tersebut.5 Jadi, hakim memutuskan hanya
berdasarkan kesepakatan para pihak, bukan merujuk pada dasar hukum syara’ yang ada,

padahal Pengadilan Agama adalah pengadilan yang mengedepankan hukum syara’.

Dalam hal ini penulis tidak setuju dengan keputusan hakim. Karena penulis
menganggap bahwa “kesepakatan” bukanlah dasar yang dapat dijadikan acuan, apalagi
dasar hukum yang mengaturnya sudah tak dapat diragukan lagi

Anda mungkin juga menyukai