POKOK PEMBAHASAN :
Dosen :
Dr. Sufiarina,SH.,M.Hum.
Dr. Syafrida, SH., M.Hum.
Disusun oleh :
RONALD PRIYANTO
NPM.18400050
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pencaharian. Tanah tersebut mempunyai hak–hak atas tanah yang diatur dalam
Agraria Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa atas dasar hak menguasai dari
hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah yang dapat diberikan kepada dan
dipunyai oleh orang sendiri maupun bersama–sama orang lain serta badan hukum.
Dewasa ini banyak permasalahan tanah muncul atas hak tanah yang diberikan
pendaftaran tanah untuk memperoleh sertifikat hak atas tanah sebagaimana dalam
Pasal 19 ayat (1) UUPA yang menyatakan bahwa untuk menjamin kepastian
1
2
Setelah pendaftaran tanah dilakukan maka muncul sertifikat hak Milik atas tanah
yang memberikan perlindungan hukum serta kepastian hukum bagi pemegang hak
atas tanah tersebut karena sertifikat mempunyai kekuatan pembuktian yang kuat.
Pasal 20 ayat (1) UUPA mengatur mengenai hak milik bahwa hak milik adalah
hak turun-temurun , terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah,
dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6. Hak milik merupakan suatu hak yang
dunia dengan tidak terikat oleh batas waktu dan pemilik tersebut mempunyai
buku tanah dari desa yang bersangkutan. Tiap-tiap hak yang dibukukan dibuatkan
salinan dari buku tanah yang bersangkutan untuk menguraikan tanahnya dibuat
surat ukur kemudian dijilid menjadi satu bersama-sama dengan suatu kertas
kebenaran data fisik dan data yuridis yang tercantum didalam sertifikat harus
diterima sepanjang tidak ada alat bukti lain yang membuktikan sebaliknya. 2
Pendaftaran tanah dalam sistem negatif tidak menjamin kepastian dan kebenaran
data yang disajikan dalam sertifikat, ini menimbulkan peluang bagi pihak lain
1
Effendi Perangin, 1991, Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah dari Sudut Pandang Praktisi Hukum,
Jakarta: Rajawali, hal. 107
2
Ibid,,hal.98
yang keberatan atas terbitnya sertifikat hak atas tanah yaitu sertifikat hak milik
atas tanah suatu bidang tanah tertentu menggugat pihak yang namanya tercantum
tanah yang telah di daftarkan ada banyak kemungkinan terjadi cacad hukum yang
timbul dan akibatnya akan menimbulkan suatu permasalahan yang berujung pada
pembatalan hak atas tanah yaitu pembatalan keputusan pemberian hak atas tanah
atau sertifikat hak atas tanah karena keputusan tersebut mengandung cacad
termasuk sertifikat hak milik atas tanah adalah berada dalam Kepala Kantor
Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun
analisis mengenai ada atau tidaknya kesalahan yang telah diuraikan dalam Pasal
11 ayat (3) dengan melakukan pengumpulan data dan analisis yang termasuk
atas permohonan yang telah diajukan dalam putusan tersebut sesuai dengan
dengan putusan.
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap maka akan timbul suatu pembatalan
sertifikat hak atas tanah ,sehingga perlu upaya serta peran instansi pemerintah
yang terkait dengan bidang pertanahan yaitu Badan Pertanahan Nasional yang
penggugat yaitu Moch Syukur, melawan tergugat yaitu Erwin Samuel Ratulangi,
Hj. Aliyah, Ety Nurwati Binti H. Wahyu, Mulyana Bin H. Wahyu Pramulyana,
Nadi Bin Mutar (Muhtar), Pemprov DKI Jakarta Cq Pemerintah Kota Jakarta Timur, Cq
- Bahwa Penggugat adalah pemilik sebidang tanah milik adat Girik C Nomor :
3707 persil 50 S.I seluas ± 1.718 asal muasal dari Girik C Nomor : 413 persil
50 S.I yang dibeli oleh Orang Tua Penggugat berdasarkan Akta Jual Beli
(AJB) Nomor : 374/JB/II/1986 Tertanggal 10 Februari 1986 atas nama
Penggugat dinamakan sewaktu berusia 18 Tahun ;
- Bahwa tanah tersebut diatas dibeli orang tua Penggugat dari orang tua Tergugat
II (H.Nadi bin H. Mutar) berdasarkan AJB Nomor : 374/JB/II/1986 Tertanggal
10 Februari 1986 dibuat di hadapan Turut Tergugat III ( Kecamatan Pasar Rebo
sekarang Kecamatan Cipayung ) seluas ±1.718 m 2 yang terletak di Wilayah
Turut Tergugat I, sebagian dari tanah Girik C 3707 ( sisa ) ini telah dijual oleh
Penggugat kepada Turut Tergugat V s/d Turut Tergugat XV berdasarkan:
AJB Nomor : 1563 seluas 120 m2 kepada Tolian Simarmata; 1564 kepada
- Bahwa tanah sengketa dijual lagi oleh Orang Tua Tergugat II ( H. Nadi Bin
Mutar) secara melawan hukum kepada Orang Tua Tergugat III s/d Tergugat V
seluas ± 1.718 m2 berdasarkan AJB Nomor : 1392/Cipayung/1991 Tertanggal 31
Agustus 1991 dibuat dihadapan Turut Tergugat II ( Kecamatan Cipayung ).
Padahal, Kecamatan Cipayung dimekarkan dari Kecamatan Pasar Rebo Tahun
1992 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor : 60 Tahun 1990 tentang Pembentukan
Kecamatan : Duren Sawit, Makassar, Cipayung dan Ciracas. Terlebih lagi AJB
Nomor : 1392/Cipayung/1991 yang ditandatangani oleh Sabenih Muhammad
mantan Lurah Cilangkap yang dibuat sebagai saksi dalam Akte tersebut tidak
mengakui/meragukan tandatangannya yang mengatakan kepada adik Penggugat
dan kuasa hukumnya sewaktu ditemui ditempat tinggalnya pada tanggal 11
September 2018 serta berfoto bersama dengannya;
- Bahwa lagi – lagi Ahli Waris Pramulyana yaitu Tergugat III s/d Tergugat V
menjual tanah Girik C Nomor : 413 persil 50 kepada Tergugat I ( Erwin Samuel
Ratulangi ) berdasarkan AJB Nomor : 181/Cipayung/1994 Tertanggal 31 Januari
1994 dibuat dihadapan Turut Tergugat II seacara melawan hukum yang
diakuinya adalah tanah Girik C Nomor : 3707 ;
- Bahwa AJB 1392/Cipayung/1991 Tertanggal 31 Agustus 1991 dan AJB Nomor:
181/Cipayung/1994 Tertanggal 31 Januari 1994 yang ditandatangani
oleh mantan Lurah Cilangkap yang bernama H. Sabenih
Muhammad BA, selaku saksi kedua AJB dimaksud, kemudian
bahwa ia meragukan Tanda Tangannya yang tertera dalam kedua
Akta Jual Beli tersebut yang mengatakan kepada Adik Penggugat
bersama kuasa hukumnya yang dijumpai pada tanggal 11
September 2018 dan juga H. Sabenih Muhammad BA,
mengijinkan berfoto bersama ditempat tinggalnya H. Sabenih
Muhammad;
- Bahwa perbuatan Tergugat I s/d Tergugat V yang mengakui tanah sengketa
merupakan miliknya adalah Perbuatan Melawan hukum yang merugikan Hak
subjektif Penggugat/Ahli Waris ;
- Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I s/d
Tergugat V jelas merugikan Penggugat dikarenakan tidak dapat menikmati tanah
sengketa selama berlangsung perkara ini terlebih Tergugat I melakukan
pemagaran tanah sengketa yang ditaksir sebesar Rp. 750.000.000,- untuk
dibayarkan oleh tergugat I s/d Tergugat V kepada Penggugat secara tanggung
Renteng;
- Bahwa tanah sengketa dimohonkan Hak oleh Tergugat I sehingga terbit Sertifikat
Hak Milik (SHM) Nomor : 3127/Cilangkap/2000 seluas 1.715 m 2 atas nama
Erwin Samuel Ratulangi (Tergugat I) yang terletak di Jln. Setapak Rt.006/Rw.03
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, sedangkan tanah sengketa terletak di
Rt.006/Rw.02 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung Jakarta Timur,
Sertifikat tersebut diterbitkan oleh Turut Tergugat IV adalah tidak sah dan atau
tidak mempunya kekuatan hukum mengikat;
- Bahwa AJB Nomor : 181/Cipayung/1991 tanggal 31 Agustus 1994 dan AJB
Nomor : 1392/Cipayung/1991 tanggal 31 januari 1991 yang diterbitkan diatas
tanah sengketa oleh Turut Tergugat II adalah tidak sah dan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat, karena kedua AJB tersebut mantan Lurah Cilangkap
tidak mengakui atau meragukan tanda tangan yg tertera pada kedua AJB tersebut
yang dibuat sebagai saksi. Oleh karena itu Kecamatan Cipayung dimekarkan dari
Kecamatan Pasar Rebo Tahun 1992. Anehnya, AJB Nomor :
1392/Cipayung/1991 terbit pada Kecamatan Cipayung padahal Kecamatannya
belum lahir/terbit sehingga AJB dimaksud cacat hukum dan tidak sah;
Berdasarkan kenyataan diatas, penulis ingin mengetahui faktor yang
bagi pemegang sertifikat hak atas tanah yang beriktikad baik. Maka penulis
masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa faktor yang menyebabkan sertifikat hak milik atas tanah dibatalkan
437/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Tim ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Objektif
Timr.
2. Tujuan Subjektif
Tama Jagakarsa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pembatalan sertifikat hak atas tanah oleh Badan Pertanahan Nasional dan
2. Manfaat Praktis
E. Kerangka Pemikiran
data berkenaan dengan hak–hak atas tanah menurut UUPA dan Peraturan
Pemerintah.3 Didalam pendaftran hak atas tanah tersebut nantinya akan terbit
1997 tentang Pendaftaran tanah, sertifikat adalah surat tanda bukti hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf (c) Undang-Undang Pokok
Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan
3
Bachtiar Effendi, 1993,Pendaftaran tanah Di Indonesia Dan Peraturan- Peraturan Pelaksanannya,
Bandung : Penerbit Alumni, hal. 15
rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam
Penerbitan sertifikat hak atas tanah harus sesuai dengan maksud dan tujuan
meminimalisir terjadinya Sertifikat Hak Atas Tanah yang cacad hukum. Apabila
penerbitan sertifikat hak atas tanah yang tidak memenuhi unsur-unsur seperti
status atau dasar hukum, identitas pemegang hak, serta prosedur penerbitannya
maka dianggap cacad hukum. Apabila terjadi permasalahan cacad hukum maka
salah satu pihak dapat mengajukan gugatan pembatalan sertifikat hak atas tanah
tersebut.
termasuk sertifikat hak milik atas tanah adalah berada dalam Kepala Kantor
Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun
analisis mengenai ada atau tidaknya kesalahan yang telah diuraikan dalam Pasal
11 ayat (3) dengan melakukan pengumpulan data dan analisis yang termasuk
kekuatan hukum tetap atas permohonan yang telah diajukan dalam putusan
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
2. Jenis Penelitian
Timur No.437/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Tim
3. Lokasi Penelitian
4. Jenis Data
a. Data primer yaitu data–data yang berasal dari data utama, yang berwujud
penulis.6 Data tersebut merupakan data yang yang berupa literatur dan
4
Bani ,Ahmad Sabani,2008,Metode Penelitian Hukum,Bandung:Pustaka Setia,hal.57
5
Lcxy J.Molceng, 1991, Metedologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 112
6
Helman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja Atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar
Maju, hal. 65
1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat
Pokok-Pokok Agraria
Tanah
Tanah
Timur No.437/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Tim
7
Amirudin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum Cetakan Ke-6, Jakarta : PT.
RajaGrafindo Persada, hal.31
5. Metode Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
b. Wawancara
kesimpulan.
G. Sistematika Penulisan
umum tentang tentang pendaftaran tanah, tinjauan umum tentang peralihan hak
milik atas tanah, tinjauan umum tentang pejabat pembuat akta tanah, tinjauan
umum tentang pembatalan sertifikat hak milik atas tanah, serta tinjauan umum
Bab III berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang menjelaskan mengenai
permasalahan yang diteliti yaitu, faktor penyebab pembatalan sertifikat hak milik
yang diambil dari hasil penelitian dan terkait permasalahan dari penelitian.