Anda di halaman 1dari 7

Bab III

Analisis Data

1.1 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi


Pada Bulan Mei 1998 disaat berakhirnya pemerintahan masa orde
baru saat krisis keuangan Asia mencapai titik terburuknya dan
menghantam perekonomian Indonesia. Setelah mengalami suatu
pertumbuhan negatif sekitar 13% pada tahun 1998 akibat krisis Asia
tersebut, ekonomi Indonesia mulai pulih kembali sejak tahun 1999
dengan laju pertumbuhan yang kembali positif yang merangkak secara
perlahan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 hingga 2009 terjadi suatu
krisis ekonomi global yang berawal dari suatu krisis keuangan yang
besar di AS. Perekonomian Indonesia juga terkena imbasnya terutama
lewat penurunan volume ekspor manufaktur untuk sejumlah barang
terutama meubel akibat permintaan dunia merosot waktu itu. Namun
berbeda dengan pengalaman Indonesia sewaktu krisis keuangan Asia ,
pada krisis 2008 – 2009, ekonomi Indonesia tetap mampu
mempertahankan pertumbuhan yang positif walaupun lajunya lebih
rendah daripada yang diharapkan saat sebelum krisis terjadi.

Menurut harian Kompas terbitan Selasa, 11 Mei 2010 (Bisnis dan


Keuangan, halaman 17) pada tahun 2010 ekonomi Indonesia
menunjukkan semakin membaik dengan laju pertumbuhan PDB tercatat
sebesar 5,7 % selama triwulan I dibandingkan periode yang sama tahun

Perekonomian Indonesia Page 1


2009, atau tumbuh sebesar 1,9 % dibandingkan dengan triwulan terakhir
2009. Dari sisi permintaan agregat, laju pertumbuhan yang hampir
mencapai 6 % itu didorong terutama oleh kenaikan volume impor
(khususnya barang-barang modal yang sangat diperlukan oleh industri
dan sektor-sektor dalam negeri lainnya) yang tercatat mencapai sekitar
22,6 % disusul kemudian oleh ekspor yang pertumbuhannya hampir
mencapai 20 % , pembentukan modal tetap domestik bruto (investasi)
yang bertambah 7,9 % dan kenaikan ekonomi faktor pendorong utama
adalah sektor perdagangan , hotel dan restoran yang tumbuh sekitar 9,6
% selama periode yang sama. Sektor pertanian yang biasanya sebagai
pendorong utama pertumbuhan PDB Indonesia dari sisi penawaran, kali
ini perannya tidak dominan, yang mencatat laju pertumbuhan outputnya
hanya 3,1 %. Dengan laju pertumbuhan tersebut, BPS optimis bahwa
nominal PDB akhir tahun 2010 akan melampaui asuransi pemerintah
sebesar Rp 6.254 triliun atau bahkan bisa mencapai hingga Rp 6.400
triliun. Menurut BPS, seperti yang dikutip oleh Kompas, nominal PDB
atau total transaksi yang terjadi di seluruh Perekonomian Indonesia pada
triwulan I tahun 2010 adalah Rp 1.498,7 triliun atas dasar harga berlaku
saat itu. Namun berdasarkan harga pasar tahun 2000, nominal PDB
Indonesia pada periode tersebut menjadi Rp 558,1 triliun.

Melalui kebijakan anggaran berimbang, Pemerintahan Presiden


Soeharto juga dinilai berhasil menekan inflasi dibawah 10%, rata-rata
defisit neraca berjalan 2,5% dan mempertahankan cadangan devisa
mendekati jumlah kebutuhan impor kurang lebih 5 bulan. Selain
kebijakan anggaran berimbang, pemerintahan Presiden Soeharto juga
mempertahankan kebijakan moneter secara hati-hati. Kebijakan tersebut

Perekonomian Indonesia Page 2


dilaksanakan untuk mencapai sasaran stabilitas ekonomi makro, yaitu
terkendalinya inflasi dan defisit neraca berjalan. Kebijakan harga
bersubsidi BBM pada masa Soeharto pada dasarnya memberikan subsidi
harga yang relatif lebih besar terhadap minyak tanah, mengingat minyak
tanah adalah bahan bakar rumah tangga sehingga subsidi harga
diharapkan dapat meringankan beban pengeluaran keluarga
berpendapatan rendah. Sebelum terjadi krisis ekonomi, Indonesia telah
mencapai kemajuan pesat dalam berbagai aspek pembangunan manusia.
Sejak tahun 1975 hingga pertengahan tahun 1990-an, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) terus meningkat sampai terjadinya
penurunan yang sangat tajam pada tahun 1998. Krisis ekonomi dan
berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk memimpin lebih dinamis dan fluktuatif harga bahan
makanan dan input pertanian sejak pertengahan tahun 1997. Presiden B.J
Habibie dilantik sebagai Presiden R.I pada tanggal 21 Mei 1998 atau
beberapa hari setelah kerusuhan tanggal 12 Mei 1998 dan setelah
Pemerintah memutuskan menurunkan harga BBM pada tanggal 15 Mei
1998. Pada masa pemerintahanan Presiden B.J Habibie pemerintah tidak
menaikkan harga bersubsidi BBM.

Memasuki tahun anggaran 1999 tepatnya periode April sampai 20


Oktober 1999, pemerintah tidak menaikkan harga bersubsidi BBM.
Kondisi ini memberikan kelanjutan tekanan fiskal pada pemerintahan
berikutnya yaitu pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan
pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada masa
Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tercatat 2 (dua) kali
kenaikan harga BBM yaitu pada tanggal 1 Oktober 2000 dan tanggal 16

Perekonomian Indonesia Page 3


Juni 2001. Pada masa Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri
tercatat 2 (dua) kali kenaikan harga bersubsidi BBM yaitu pada tanggal
17 Januari 2002 dan tanggal 2 Januari 2003. Pada pemerintahan SBY
kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi negara Indonesia,
atau menaikkan harga BBM. Kebijakan menaikkan harga BBM 1
Oktober 2005, ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun
berikutnya. Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian
Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintahyang berfokus pada
disiplin fiska yang tinggi dan pengurangan utang Negara. Perkembangan
yang terjadi dalam 5 tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan
terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Kondisi perekonomian
pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat
baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010
seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi
sepanjang 2008 hingga 2009.

1.2 Inflasi
Makna inflasi adalah persentase tingkat kenaikan harga sejumlah
barang dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Ada
barang/jasa yang harganya naik dan ada yang tetap. Namun, tidak jarang
ada barang/jasa yang harganya justru turun. Resultante (rata-rata
tertimbang) dari perubahan harga bermacam barang dan jasa tersebut,
pada suatu selang waktu tertentu disebut inflasi apabila naik, dan deflasi
apabila turun. Secara umum, penghitungan perubahan harga tersebut
tercakup dalam suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks

Perekonomian Indonesia Page 4


HargaKonsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI). Persentase
kenaikan IHK dikenal dengan inflasi, sedangkan penurunannya disebut
deflasi. Inflasi/deflasi tersebut dapat dihitung menggunakan suatu rumus.
Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh indikator yang
menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga.
Tujuan tersebut penting dicapai karena indikator tersebut dapat dipakai
sebagai salah satu informasi dasar untuk pengambilan keputusan baik
tingkat ekonomi mikro atau makro, baik fiskal maupun moneter. Pada
tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat memanfaatkan
angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran kebutuhan
sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Pada tingkat
korporasi, angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan
dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro), angka inflasi
menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian.

Rumus/Formula Inflasi:

INF t = ( IHKt - IHKt-1 )X 100


IHKt-1

Keterangan :
- INF = inflasi (atau deflasi) pada waktu (bulan atau tahun) t /
inflation (or deflation) at (month or year) t
- IHK = Indeks Harga Konsumen / Consumer Price Index
- IHK = CPI

TABEL INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DARI TAHUN 1998-2013

Perekonomian Indonesia Page 5


Tahun Inflasi Pertumbuhan Kurs
ekonomi
1998 14,4 3,30 9,730
1999 4,48 5,57 8,470
2000 4,63 5,51 8,510
2001 4,54 5,54 8,480
2002 4,54 5,54 8,480
2003 4,65 5,50 8,510
2004 4,98 5,38 8,590
2005 8,09 4,20 9,360
2006 9,44 3,69 9,700
2007 10,8 3,59 10,000
2008 14,4 1,81 10,900
2009 9,14 3,81 9,620
2010 11,5 2,93 10,200
2011 14,6 1,74 11,000
2012 14,6 1,75 11,000
2013 14,6 1,76 11,000

Berdasarkan dengan hasil deffuzifikasi variabel makroekonomi


diatas,maka tahun 1998 untuk inflasi ekspektasinya adalah 14,4,
pertumbuhan ekonomi 3,30 dan kurs Rp,9,730. tahun 1999 untuk
ekspektasi inflasi adalah 4,48, pertumbuhan ekonomi 5,57 dan kurs
Rp,8,470. tahun 2000 untuk ekspektasi inflasi adalah 4,63, pertumbuhan
ekonomi 5,51 dan kurs Rp,8,510. tahun 2001 ekspektasi untuk inflasi
adalah 4,54, pertumbuhan ekonomi 5,54 dan kurs Rp,8,480. tahun 2002
ekspektasi untuk inflasi adalah 4,54, pertumbuhan ekonomi 5,54 dan
kurs Rp 8,480. tahun 2003 ekspektasi untuk inflasi adalah 4,65,
pertumbuhan ekonomi 5,5 dan kurs Rp 8,510. Tahun 2004 ekspektasi
untuk inflasi adalah 4,98, pertumbuhan ekonomi 5,38 dan kurs Rp 8,590.
Tahun 2005 ekspektasi untuk inflasi adalah 8,09, pertumbuhan ekonomi
4,2 dan kurs R9 9,360. Tahun 2006 ekspektasi untuk inflasi adalah 9,44,
pertumbuhan ekonomi 3,69 dan kurs Rp 9,700. Tahun 2007 ekspektasi

Perekonomian Indonesia Page 6


untuk inflasi adalah 10,8, pertumbuhan ekonomi 3,19 dan kurs Rp
10,000. Tahun 2008 ekspektasi untuk inflasi adalah 14,4, pertumbuhan
ekonomi 1,81 dan kurs Rp 10,900. Tahun 2009 ekspektasi untuk inflasi
adalah 9,14, pertumbuhan ekonomi 3,81 dan kurs Rp 9,620. Tahun 2010
ekspektasi untuk inflasi adalah 11,5, pertumbuhan ekonomi2,93 dan kurs
Rp 10,200. Tahun 2011 ekspektasi untuk inflasi adalah 14,6,
pertumbuhan ekonomi 1,74 dan kurs Rp 11,000. Tahun 2012 ekspektasi
untuk inflasi adalah 14,6, pertumbuhan ekonomi 1,75 dan kurs Rp
11,000. Dan tahun 2013 ekspektasi untuk inflasi adalah 14,6,
pertumbuhan ekonomi 1,76 dan kurs Rp 11,000.

Perekonomian Indonesia Page 7

Anda mungkin juga menyukai