Untuk dapat diambil patinya (tepungnya), pohon aren harus sudah berumur sekitar 20 tahun.
Sampai saat inipun ternyata tepung dari batang pohon aren belum ada penggantinya (tepung
substitusinya), sebab tepung aren memiliki keunggulan yang khas.
Pembuatan tepung aren dilakukan melalui terlebih dahulu menebang batang pohon aren
kemudian dipotong-potong sepanjang 1,25 – 2 meter. Potongan batang aren kemudian dipecah
membujur menjadi empat bagian yang sama besarnya sehingga nampak bagian dalamnya dimana
terdapat empelur yang mengandung sel-sel parenchym penyimpan tepung. Kemudian empelur
dipisahkan dari kulit dalamnya, kemudian dipotong-potong menjadi 6-8 bagian, lalu digiling
dengan menggunakan mesin parut. Hasil parutan berupa serbuk yang keluar dari mesin
dikumpulkan kemudian diayak untuk memisahkan serbuk-serbuk dari serat-seratnya yang kasar.
Proses selanjutnya adalah mengambil tepung dari serbuk-serbuk halus.
Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenge pinata
(Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc.
Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge piñata, yang
dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan). BAtangnya tidak berduri, tidak bercabang,
tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter pohon dapat mencapai 65 cm. Tanaman ini hampir
mirip dengan pohon kelapa. Perbedaannya,, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah
daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut
oleh ijuk sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh
karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi oleh banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helaian daun panjangnya dapat
mencapai 1.45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lapisan lilin.
Aren (Arrenge pinnata) mempunyai banyak nama daerah seperti : bakjuk/bakjok (Aceh),
pola/paula (Karo), bagot (Toba), agaton/bargat (Mandailing), anau/neluluk/nanggong (Jawa),
aren/kawung (Sunda), hanau (dayak,Kalimantan), Onau (Toraja, Sulawesi), mana/nawa-nawa
(Ambon, Maluku).