Anda di halaman 1dari 10

Nama : Isna Aryunita Putri

Nim : 19032017
Mata kuliah : Etnobotani

Resume Etnobotani

Jenis Tumbuhan yang Dapat Digunakan sebagai Bahan untuk Minuman dan Pangan serta
Cara Pengolahannya

A. Jenis Tanaman yang Berpotensi Dijadikan Minuman

1. Tebu ( Saccharum officinarum L.)

Deskripsi Tanaman :
Tebu termasuk keluarga Gramineae (rumput-rumputan), berkembang biak di daerah
beriklim sedang sampai panas yang mempunyai ketinggian tanah 1 sampai 1300 meter dpl.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis tebu, diantaranya tebu hitam ( Cirebon), tebu kasur,
POJ 100, POJ 2364, EK 28, POJ 2878. Setiap jenis tebu memiliki ukuran batang serta
warna yang berlainan. Tebu termasuk tumbuhan berbiji tunggal. Tinggi tumbuhan tebu
berkisar pada 2-4 meter. Batang pohon tebu terdiri dari banyak ruas dan setiap ruasnya
dibatasi buku-buku sebagai tempat duduk daun. Bentuk daun berwujud helaian dengan
pelepah, panjangnya dapat mencapai 1-2 m, lebar 4-8 cm dengan permukaan kasar dan
berbulu. Bunganya merupakan bunga majemuk yang berbentuk malai di puncak sebuah
poros gelagah, akarnya berbentuk serabut ( Arisandi, 2008:330).
Menurut Steenis (2006), tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan rumput
yang kokoh kuat, menahun, berumpun kuat dengan tunas merayap pendek atau tanpa tunas
merayap, tinggi 2-6 m. Batang dengan mata akar pada ruas, kerap kali kuning, ungu,
coklatk, atau merah, atau bergaris kerapkali berlilin. Pelepah daun pada sisi dan
punggungnya kerapkali dengan rambut-rambut yang panjang dan tajam. Helaian daun
berbentuk garis, bertepi kasar. Malai panjang 30-90 cm. Anak bulir berpasangan, 1
bertangkai, rontok sendiri, 1 duduk, rontok bersama anggotta poros bulir dan tangkai dari
pada yang lain. Anak bulir lk 4 mm panjangnya, rambut panjang 1-1,5 cm, putih atau ungu,
muncul di tengah-tengah anak bulir. Suikerriet, N, Tebu, Indonesia, J,Tiwu, S.

Manfaat :
Tanaman tebu dapat dimanfaatkan sebagai tanaman minuman, yaitu dari sari air tebu yang
manis dapat dibuat minuman yang segar dan enak tanpa ada penambahan pemanis jika tebu
sudah cukup tua. Selain itu Tebu dapat dimanfaatkan sebagai obat dari penyakit. Selain
sebagai bahan baku gula, tebu juga banyak berkhasiat sebagai obat, khasiat dari Tebu
adalah sebagai berikut( Somad,2012).
Menurut Arisandi (2008), untuk penyakit jantung berdebar tebu yang digunakan adalah
bagian akarnya yaitu 3 genggam akar tebhitam yang dicuci kemudian direbus dengan 2
gelas air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Penyakit panas menggunakan tebu hitam
diperas secukupnya kemudian airnya diminum, sedang untuk penyakit batuk diobati
menggunakan 3-5 ruas tebu hitam yang dibakar kemudian dikupas dan diperas airnya
kemudian diminum.

2. Kelapa (Cocos nucifera L.)

Deskripsi Tanaman
Tanaman kelapa (Cocos nuciferaL.) merupakan tanaman serbaguna yang seluruh bagian
tanaman dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Buah kelapa yang
terdiri atas sabut, tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan
dapat dibuat untuk menghasilkan produk industri.

Manfaat
Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bhs. Jawa),
dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadituak. Buah kelapa adalah
bagian paling bernilai ekonomi. .Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta
endapannya yang melekat di dinding dalam batok adalah sumber penyegar populer. Daging
buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es
degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan
efek penyegar/penenang.Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat
pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut
(kelapa) kopyor . Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas
dan cairannya dinamakan santan . Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan
serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku
pembuatanminyak kelapadan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi
bahanminuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat
dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco
dan merupakan bahan campuran minuman penyegar (Sukamto, 2005).

3. Kopi (Coffea arabica L.)

Diskripsi Tanaman
Tanaman kopi arabika terdiri dari berbagai jenis kultivar, galur dan klon. Beragam jenis
ini diduga berasal dari kultivar Typica dan Bourbon yang berasal dari Yaman. Typica
memiliki ciri buah lebih besar, namun produktivitas lebih rendah. Sedangkan, Bourbon
memiliki ciri daun lebih lebar, buah membulat dan batang tegak.

Proses pembuatan :

• Pemetikan Buah Kopi


Pemetikan ini dilakukan pada buah kopi yang sudah cukup matang. Ciri-cirinya buah
kopinya itu warnanya merha sempurna, teksturnya lumayan empuk, dan aroma kopinya
terasa.

• Penyortiran Buah Kopi

Penyortiran buah kopi ini dilakukan berdasarkan ukuran penampang dan juga tingkat
kematangannya. Tujuannya itu ya untuk bisa menjaga kualitas kopi yang dihasilkan,
terutama untuk buah kopi yang punya mutu baik.

• Pengupasan Kulit Kopi

Langkah yang ketiga setelah kopi disortir itu adalah pengupasan kopi. Secara tradisional,
buah kopi ini kita kupas kulitnya dengan cara ditumbuk dengan menggunakan alu di dalam
lesung.

• Penjemuran Biji Kopi

Biji-biji kopi yang sudah kita kupas kulitnya tadi selanjutnya kita jemur terlebih dahulu
dibawah paparan sinar matahari langsung selama 5-7 hari, proses pengeringan ini perlu kita
lakukan tujuannya itu untuk mengurangi kadar air yang masih terkandung di dalam biji
kopi, jadi kadar airnya nanti tinggal tersisa sekitar 30-35%. Biji-biji kopi yang sudah
mengering dengan sempurna ini kemudian bisa kita pindahkan ke tempat penggorengan
untuk disangrai.

• Penyangraian Biji Kopi

Pada proses penyangraian biji kopi ini biar hasilnya bisa optimal kita bisa menggunakan
mesin sangrai kopi. Tapi bisa juga dengan menggunakan wajan penggorengan.

• Penggilingan Bubuk Kopi

Proses penggilingannya ini bisa kita lakukan dengan menggunakan mesin penggiling kopi,
ini kita lakukan kalau kita mau produksi dalam jumlah yang besar, tapi kalau mau dengan
cara tradisional bisa dengan cara menumbuknya lagi didalam lesung seperti tadi sampai
halus.

4. Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze)

Deskripsi Tanaman
Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, tetapi sekarang telah
dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini
merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk
dipanen daunnya. Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih
berdiameter 2,5–4 cm dengan 7 hingga 8 petal. Tumbuhan Camellia sinensis, dengan irisan
melintang bunga (kiri bawah) dan bijinya (kanan bawah).
Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat dipres atau diperas untuk
mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak masak yang
berbeda dari minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk tujuan kesehatan
dan kecantikan dan berasal dari dedaunan tumbuhan yang berbeda.
Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafeina
sekitar 4%.[2] Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh;
daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua
berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang
berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga
tiga daun pertama dipanen untuk pemrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap
dua minggu.

Kandungan dan manfaat


Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa teh mengandung banyak vitamin, protein
dan anti oksidan yang berguna bagi tubuh, selain itu teh juga mengandung mineral, seperti
fluoride yang bagus untuk kesehatan gigi dan juga kalsium yang bagus untuk tulang. Zat-
zat atau senyawa yang ada dalam teh dan bermanfaat bagi tubuh kita yaitu(Rossi, 2010: 50-
61):
a) Polifenol teh
Polifenol pada teh yang paling beken adalah katekin dan flavanol. Senyawa ini
berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebasdalam tubuh dan juga
ampuh mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh. Kolaborasi antara katekin
dan theaflavin memberi sentuhan rasa segar dalam seduhan teh, tetapi dalam kondisi
dingin, kedua senyawa tersebut akan menyebabkan creaming down (sesuatu dimana
seduhan teh terlihat keruh).
b) Karbohidrat
Meskipun tidak nampak, daun teh juga mengandung karbohidrat. Karbohidrat yang
terdapat pada daun teh mulai dari gula sederhana hingga yang kompleks. Karbohidrat
yang penting diantaranya sukrosa, glukosa dan fruktosa.
c) Alkaloid-kafein
Alkoid utama dalam daun teh adalah kafein. Kafein memberi rasa yang menggigit.
Terlalu banyak kafein tidak baik untuk tubuh. Akan tetapi, kafein tidak seluruhnya
buruk. Kafein adalah zat penyegar yang mampu merangsang kerja sistem saraf pusat.
d) Protein dan asam amino
Daun teh mengandung protein yang dirasakan sangat besar peranannya dalam
pembentukan aroma pada teh (Rossi, 2010: 50-61)
Manfaat meminum teh yaitu selain menyegarkan dapat juga sebagai obat untuk
menghilangkan sakit kepala, diare, penyubur dan menghitamkan rambut, baik juga untuk
orang yang terkena penyakit kencing manis dan kelebihan kolesterol (Arisandi, 3008: 331).
Khasiat teh bagi kesehatan salah satunya untuk mencegah terjadinya osteoporosis, kanker
payudara, untuk diet, membantu proses pencernaan, mencegah kanker perut, memperbaiki
memori otak, menurunkan tekanan darah dan untuk kecantikan (Rossi, 2010: 134-136).

Proses Pembuatan:

• pemetikan

Daun teh yang dipetik adalah dua daun yang paling berada di pucuk dan satu buah kuntum.
Daun dipetik dengan menggunakan tangan meski ada pula mesin untuk memetik daun teh.
Masih digunakan tenaga manusia karena mesin bisa merusak daun teh serta sulit untuk
membawa mesin yang besar ke dataran tinggi tempat perkebunan teh.

• pelayuan

Daun yang sudah dipetik lalu dijemur di tempat yang sirkulasi udaranya bagus fren. Proses
ini untuk mengurangi kadar air pada daun yang membuat bobot daun berkurang sampai ¼
bagian. Proses pelayuan berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi.

• oksidasi

Baru pada proses ketiga inilah daun teh akan dimasukkan ke dalam ruangan dengan suhu
tertentu untuk mengalami proses oksidasi. Proses ini kerap disebut oleh para pembuat teh
yaitu fermentasi karena pada proses ini daun teh akan berubah warna dan menjadi semakin
layu. Meski disebut dengan proses fermentasi, tidak ada penggunaan mikroorganisme
seperti fermentasi pada umumnya.

• penghilangan warna hijau

Tergantung dari jenis teh yang akan dibuat, proses oksidasi bisa dihentikan dengan
mengeluarkan daun teh dari ruangan khusus dan dilakukan proses pemanasan sedang tanpa
merusak rasa teh. Untuk pembuatan teh skala besar di pabrik-pabrik, proses pemanasan
dilakukan dengan meletakkan daun teh ke dalam sebuah drum yang diputar-putar sambil
dipanaskan dengan suhu tertentu. Proses ini dalam bahasa Cina disebut dengan shaqing.

• pembentukan dan pemeliharaan

Agar rasa teh bisa keluar dengan sempurna, daun teh yang sudah kering kemudian
dimasukkan ke dalam tas yang besar. Dengan menggunakan tangan atau mesin, tas yang
berisi daun teh ini lalu ditekan-tekan agar nantinya saripati di dalam daun teh bisa keluar
dengan baik saat diseduh dengan air panas.
6. Asam Jawa (Tamarindus Indica)

Deskripsi Tanaman
Pohon, tinggi 15-25 m. Batang berkayu, bercabang-cabang. Daun majemuk, berseling,
menyirip genap, panjang 5-15 cm. Anak daun berhadapan, 10-15 pasang, memanjang
sampai berbentuk garis, sisi bawah hijau muda, gundul 1-2,5 x 0,5-1 cm, tiap anak daun
berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Bunga berbentuk tandan, tandan bunga hampir
duduk, panjang 2-16 cm; anak tangkai 1-1,5 cm; keluar dari ketiak daun atau ujung
percabangan, setiap tandan terdiri dari beberapa bunga dan dapat mencapai 25 bunga,
kuning. Buah polong, kulit cokelat, daging buah kuning sampai cokelat kekuningan. Biji 1-
12 cokelat mengkilat (Wisaksono, 2008).

Kandungan dan Manfaat


Buah asam yang tua sering dibuat manisan, minuman segar, campuran jamu, atau dibuat
sirup. buah Tamarindus indica L. mengandung glukosa, xylosa, dan galaktosa. Buah
Tamarindus indica L. mempunyai efek menurunkan demam (Juliana, 2008). Menurut
Mulyani (2004), bentuk buah asam bagaikan polongan dengan dagingyang tebal berbiji-
biji, yang tua berwarna coklat tua, dalam daging buah terdapat fragmen-fragmen berupa
serat dan selaput, bijinya pun berselaput tipis. Buah asam sangat baik untuk obat pencahar
lemah, dan sebagai bahan minuman yang menyegarkan.

7. Kedelai (Glycine max (L.)

Deskripsi Tanaman
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak.Kedelai (Glycine
max) sudah dibudidayakan sejak tahun 1500 SM dan baru masuk Indonesia, terutama jawa
sekitar tahun 1750. Kedelai ditanam di ladang atau persawahan, antara musim kemarau
dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah
kurang dri 200mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar 95-122
hari selama setahun. Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat
mencapai 75 cm. bentuk daunnya bulat telur, kedua ujungnya membentuk sudut lancip
bersusun tiga menyebar. Dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon.
Berbuah polong yang berisi biji. Menurut varietasnya ada kedelai berwarna putih dan
hitam. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu kasar
berwarna coklat. Di pulau jawa, budidaya tanaman kedelai yang baik pada ketinggian
tanah kurang dari 500 dpl (Arisandi, 2008).

Manfaat
Selain itu juga dapat diolah menjadi susu kedelai. Dari susu kedelai tersebut bermanfaat
sebagai makanan bayi, Es krim, sossis, tahu, yuba dan youghurt kedelai (Soyghurt).

8. Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia L)

Deskripsi Tanaman
Jeruk nipis ( Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk . jeruk nipis
termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonya
berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya tua dan kusam. Tanaman jeruk
nipis pada umur 2 ½ tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil
berwarna putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pimpong berwarna ( kulit luar)
hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis sudah tua rasanya masam. Tanaman jeruk
umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung
(Johani, 2008).
Jeruk nipis, disebut pula jeruk pecel (Citrus aurantium), yakni jenis tanaman jeruk yang
banyak bercabang dan berduri pada batang pohonnya. Buahnya berbentuk bulat telur,
berwarna hijau jika masih muda dan kuning jika telah tua. Kulit buahnya tipis. Buah, akar,
dan getah pohon dapat dijadikan obat (Komandoko, 2008).

Manfaat
Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, anggota SP3T (Sentra Pengembangan dan Penerapan
Pengobatan Tradisional) DKI Jakarta, air buah jeruk nipis dapat digunakan sebagai
penyedap masakan, minuman, penyegar, bahan pembuat asam sitrat, serta membersihkan
karat pada logam dan kulit yang kotor. Bisa juga sebagai campuran jamu. Sebagai herbal
alami, jeruk nipis berkhasiat untuk menghilangkan sumbatan vital energi, obat batuk,
peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik) dan keringat, serta membantu proses
pencernaan (Kompas,2010).
Jeruk nipis mengandung minyak terbang limonene dan linalool, juga flavonoid, seperti
poncirin, hesperidine, rhoifolin dan naringin. Kandungan buahnya yang masak adalah
synephrine dan N-methyltyramine, selain asam sitrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A,
B1, dan C. Asam sitratnya mampu mencegah kekambuhan pada pasien pasca operasi batu
ginjal (Kompas,2010).

B. Jenis-Jenis Tumbuhan Untuk Bahan Pangan Tradisional

Tanaman yang bisa digunakan atau dijadikan bahan pangan harus dapat memenuhi
karbohidrat atau protein dalam tubuh sebagai sumber tenaga, dan tanaman tersebut dikenal
sebagai tanaman pangan. Beberapa jenis tanaman yang tergolong sebagai contoh tanaman
pangan adalah tanaman serealia, misalnya padi, gandum, dan jagung, tanaman kacang-
kacangan, misalnya kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, serta tanaman umbi-umbian,
misalnya singkok, talas, dan ubi jalar. Sayuran dan Buah-buahan lain juga bisa dijadikan
bahan pangan sebagai bahan tambahan pangan dalam masakan.
Berdasarkan hasil penelitian, bagian-bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan
makanan tradisional yang paling banyak digunakan adalah bagian buah 41%, untuk bagian
daun 19%, umbi 15%, rhizoma11%, batang 7%, dan bunga 7%. Tidak ada bagian akar yang
digunakan sebagai bahan makanan tradisional oleh masyarakat Desa jernih. Hasil penelitian
Ni’amah (2014:32) pada masyarakat Desa Lubuk Beringin Kecamatan Bhatin III Ulu
Kabupaten Tebo bagian tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah bagian
buah 40,6%, bagian daun 31,2%, bagian batang 14,1%, bagian umbi 10,9% dan bagian bunga
3,1% (Nuraini dkk, 2018).
Beberapa contohnya:
1. Bawang merah (Allium cepa L.)

Tanaman berumbi. Akar berserabut. Daun bentuk silindris, sedikit kecil, memanjang dan
berongga.
Masyarakat memanfaatkan umbi bawang merah sebagai penyedap rasa, aroma dan
bumbu. Cara pemanfaatan: memotong atau mengiris tipis dan memasukan ke berbagai
macam sayuran dan ada juga cara yang lain yaitu mengiris tipis bawang merah, digoreng
dan dijadikan bawang goreng lalu ditaburkan ke masakan, contohnya kari, soto, bakso, nasi
goreng. Bawang merah juga digunakan sebagai bumbu masak dengan cara menghaluskan
bawang merah dan ditumis dengan bumbu lainnya.
Bahan aktif yang memegang peranan penting dalam aroma, rasa dan bau pada bawang
merah adalah hasil biosintesis dalam bentuk minyak atsiri yang disebut alinase yang terdiri
dari campuran cystein, methionine, sulfur-allyl cystein sulfoxide, sulfur-methyl cystein
sulfoxide, sulfur 10-peptida (Soedomo, 2006).
2. Daun bawang (Allium fistulosum L.)
Habitus herba, semusim. Akar serabut pendek. Daun bulat, memanjang dan berlubang
seperti pipa.
Daun bawang dimanfaatkan masyarakat di seluruh lokasi penelitian sebagai penyedap
rasa dan aroma. Bagian yang dimanfaatkan yaitu batang dan daun, dengan cara dipotong
kecil-kecil lalu dimasukkan atau ditaburkan pada makanan, bisa juga dimasukkan adonan
tepung yaitu untuk membuat berbagai jenis gorengan misalnya mendoan, tahu dan bakwan.
3. Bawang putih (Allium sativum L.)
Umbi bawang putih dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bumbu, penyedap rasa dan
aroma. Cara pemanfaatan sebagai bumbu yaitu umbi dihaluskan dengan berbagai jenis
bahan yang lain (bawang merah, kemiri, ketumbar, merica dan lain-lain.) dan dicampurkan
ke masakan. Pemanfaatan sebagai penyedap rasa dan aroma yaitu dengan cara umbi
“dikeprek” terlebih dahulu lalu dipotong halus dan ditumis di penggorengan dengan sedikit
minyak goreng Hidangan yang menggunakan bawang putih antara lain daging, ikan, sayur-
sayuran, bumbu gorengan. Wibowo (2006) menambahkan, bahwa bawang putih memiliki
cita rasa sangat khas yang ditimbulkan oleh komponen sulfur yang ada dalam minyak
volatil bawang putih. Jenis senyawa yang menentukan bau khas bawang putih yaitu allicin.

4. Seledri (Apium graveolens L.)

Seledri hanya dimanfaatkan sebagai penyedap rasa dan aroma pada makanan. Bagian
yang dimanfaatkan yaitubatang dan daun, dengan cara dipotong kecil-kecil lalu
dimasukkan atau ditaburkan pada makanan, bisa juga dimasukkan adonan tepung yaitu
untuk jenis goreng-gorengan. Oktaviani (2012), menambahkan bahwa aroma yang khas
dari seledri berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang
dikandungnya. Kandungan utama seledri adalah butilftalida dan butilidftalida sebagai
pembawa aroma utama. Daun dan tangkai daun seledri mengandung steroid seperti
stigmasterol dan sitosterol.

5. Ketumbar (Coriandrum sativum L.)


Masyarakat memanfaatkan biji ketumbar hanya sebagai penyedap rasa dan aroma. Cara
pemanfaatan: biji ketumbar dihaluskan dengan cara diuleg dengan tambahan bumbu lain
(bawang putih, pala, merica). Ketumbar mempunyai aroma yang khas, aromanya
disebabkan oleh komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri yang terdiri dari
monoterpenoid.

6. Wortel (Daucus carota L.)


Masyarakat memanfaatkan umbi wortel sebagai pewarna. Umbi wortel juga
dimanfaatkan sebagai penyedap rasa dan aroma. Cara pemanfaatan umbi wortel sebagai
pewarna yaitu wortel diparut, diperas dan air hasil perasan ditambahkan ke adonan mie,
sedangkan pemanfaatannya sebagai penyedap rasa yaitu wortel dipotong, ukuran potongan
sesuai keinginan sendiri lalu dimasukkan ke masakan.

7. Kelapa (Cocos nucifera L.)


Masyarakat memanfaatkan air dan daging kelapa sebagai pewarna, penyedap rasa,
pemberi aroma. Kelapa juga dimanfaatkan sebagai pewarna yaitu dengan cara daging
kelapa diparut dan diperas akan menghasilkan santan kelapa berwarna putih dan
dimasukan ke dalam masakan dan santan ini juga memberikan aroma yang khas pada
makanan. Selain itu air nira yang dimasak sampai matang dan dipadatkan akan menjadi
gula yang berwarna cokelat, memberikan rasa manis dan aroma pada makanan. Dijelaskan
oleh Nurhayati (2006), nira mengandung zat gula seperti sakarosa, glukosa dan fruktosa
serta karbohidrat lainnya sehingga rasanya manis dan memberikan aroma yang khas.
Kelapa khususnya sawit dapat diolah menjadi minyak.

8. Daun suji (Dracaena angustifolia Roxb.)


Daun suji dimanfaatkan sebagai pewarna, pemberi aroma dan penghias makanan
Pemanfaatan daun suji sebagai pewarna alami yaitu daun suji dipotong kecil-kecil dan
ditumbuk lalu diperas. Air hasil perasan dimasukan ke bahan makanan. Memurut
Istichomah (2014), suji dipakai sebagai pewarna alami makanan karena menghasilkan
warna hijau yang dihasilkan oleh pigmen yang bernama khlorofil.

9. Nanas (Ananas comosus L.)


Masyarakat memanfaatkan buah nanas sebagai pelunak daging dan pemberi rasa asam.
Mereka memanfaatkan nanas dengan cara memarut nanas muda dan dicampurkan pada
masakan. Warsiki (1993) menambahkan bahwa nanas mengandung citric dan malic acid
yang memberi rasa manis dan asam pada buahnya.

Anda mungkin juga menyukai