Anda di halaman 1dari 2

Syaima Farah Fhadilla (36)

XI IPS 4

PEMBUATAN DAUN TEH MENJADI TEH CELUP


Flora yang dimanfaatkan: Daun teh (Camellia sinensis)

Deskripsi flora daun teh:

Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, tetapi sekarang telah
dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan
perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Ia
memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5–4 cm dengan 7 hingga 8
petal.

Tumbuhan Camellia sinensis, dengan irisan melintang bunga (kiri bawah) dan bijinya (kanan bawah).

Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat dipres atau diperas untuk mendapatkan
minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak masak yang berbeda dari minyak pohon
teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari
dedaunan tumbuhan yang berbeda.

Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafeina sekitar 4%.
[2] Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu
mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap.
Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi
kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk
pemrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua minggu.

Nama hasil dari pemanfaatan flora: Teh celup

Cara Pembuatan:

Proses pertama: pemetikan

Daun teh yang dipetik adalah dua daun yang paling berada di pucuk dan satu buah kuntum. Daun
dipetik dengan menggunakan tangan meski ada pula mesin untuk memetik daun teh. Masih
digunakan tenaga manusia karena mesin bisa merusak daun teh serta sulit untuk membawa mesin
yang besar ke dataran tinggi tempat perkebunan teh. Pemetikan daun teh juga ada caranya lho fren,
batang daun nggak boleh dipilin atau dijepit, tetapi ditarik.

Proses kedua: pelayuan

Daun yang sudah dipetik lalu dijemur di tempat yang sirkulasi udaranya bagus fren. Proses ini untuk
mengurangi kadar air pada daun yang membuat bobot daun berkurang sampai ¼ bagian. Proses
pelayuan berfungsi untuk mencegah terjadinya oksidasi.

Proses ketiga: oksidasi

Baru pada proses ketiga inilah daun teh akan dimasukkan ke dalam ruangan dengan suhu tertentu
untuk mengalami proses oksidasi. Proses ini kerap disebut oleh para pembuat teh yaitu fermentasi
karena pada proses ini daun teh akan berubah warna dan menjadi semakin layu. Meski disebut
dengan proses fermentasi, tidak ada penggunaan mikroorganisme seperti fermentasi pada
umumnya. Proses oksidasi inilah yang membedakan jenis teh satu dengan yang lainnya. Pada teh
oolong misalnya proses oksidasi hanya sampai 40% saja sedangkan untuk teh hitam oksidasi
dibiarkan sampai 100%.

Proses keempat: penghilangan warna hijau

Tergantung dari jenis teh yang akan dibuat, proses oksidasi bisa dihentikan dengan mengeluarkan
daun teh dari ruangan khusus dan dilakukan proses pemanasan sedang tanpa merusak rasa teh.
Untuk pembuatan teh skala besar di pabrik-pabrik, proses pemanasan dilakukan dengan meletakkan
daun teh ke dalam sebuah drum yang diputar-putar sambil dipanaskan dengan suhu tertentu. Proses
ini dalam bahasa Cina disebut dengan shaqing.

Proses terakhir: pembentukan dan pemeliharaan

Agar rasa teh bisa keluar dengan sempurna, daun teh yang sudah kering kemudian dimasukkan ke
dalam tas yang besar. Dengan menggunakan tangan atau mesin, tas yang berisi daun teh ini lalu
ditekan-tekan agar nantinya saripati di dalam daun teh bisa keluar dengan baik saat diseduh dengan
air panas. Tahap yang terakhir adalah proses pemeliharaan yang berbeda-beda untuk masing-masing
jenis teh. Ada yang difermentasi tahap kedua, ada yang dipanggang untuk mendapatkan potensi
maksimalnya, dan ada yang diberi dengan perisa untuk teh rasa-rasa itu lho fren. Sampai sini masih
panjang lagi urusan teh mulai dari pengemasan daun teh atau membuat minuman teh di dalam
kemasan.

Anda mungkin juga menyukai