Anda di halaman 1dari 2

Kaum Muslimin Rahimakumullah Mutiara keempat yang diangkat oleh malaikat Jibril.

Arfa’u al-‘adl min al-umara, aku


akan mengangkat keadailan dari hati para pemimpin. Ketika keadilan ini sudah diangkat
dari hati pemimpin, maka terjadilah kemudian ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di
Di dalam Nurul Absor diceritakan suatu saat dalam kondisi sakit, baginda Rasulullah
masyarakat. Ketidakadilan di bidang ekonomi, Ketimpangan di bidang  politik,
Saw., bertanya kepada malaikat Jibril, “Wahai Jibril, akankah engkau masih turun ke bumi
ketimpangan dibidang hukum. Sehingga hukum diterapkan tidak seimbang, tajam ke
setelah aku tiada?”
bawah tumpul ke atas. Kenapa? Karena keadilan telah diangkat diambil dari hati para
pemimpin.
Mendengar pertanyaan Baginda nabi, dengan santun malaikat Jibril manjawab,
“Masih, Ya Rasulullah. Aku masih akan turun ke bumi untuk mengambil 10 mutiara
Mutiara yang kelima, kata malaikat Jibril. Arfa’u al-haya min an-nisa’, aku akan
peninggalanmu.”
mengangkat rasa malu pada wanita-wanita. Ketika rasa malu ini sudah diangkat, jadilah
kemudian wanita-wanita itu tidak punya malu lagi mengumbar-umbar aurat di mata
Mendengar jawaban Jibril, Baginda bertanya kembali, “Apa 10 mutiara yang kau ambil umum. Bahkan kemaksiatan mereka tidak malu lagi untuk disebar-sebarkan, kenapa
itu?” demikian? Karena rasa malu sudah diangkat dari hati mereka. Padahal sesungguhnya al-
hayya’u min al-iman, rasa malu sebagian dari iman. Ketika seseorang tidak punya rasa
malu lagi, bisa jadi, iman telah hilang dari hati mereka. Naudzubillah tsumma
Kemudian malaikat Jibril menjelaskan satu persatu. Al-awwal arfa’u al-barakah min al- naudzubillah.
ardhi, aku akan mengangkat barokah dari bumi. Barokah itu adalah ziyadatul khair,
bertambah kebaikan. Ketika barakah diangkat dari bumi maka kemudian yang akan
terjadi, hilang keberkahan semua. Mutiara keenam yang akan diambil diangkat oleh malaikat Jibril. Arfa’u al-shabra min
al-fuqara, aku akan mengangkat kesabaran dari orang-orang faqir, orang-orang miskin.
Ketika kesabaran ini sudah diangkat dari hati mereka, jadilah mereka tidak bisa menerima
Hilang keberkahan pada rizki, sehingga orang pada mengeluh dari apa yang diterimanya, ujian Allah dari kefaqiran dan kemiskinan  itu. Sehingga mereka dengan cara apapun
padahal sesungguhnya ketika rizki barakah pasti akan mencukupi. Hilanglah barakah dari mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka tidak berpikir apakah ini
ilmu, sehingga banyak orang yang berilmu dengan gelar berderet-deret tapi tidak baik, ataukah itu buruk. Mereka tidak berpikir apakah ini halal atau haram. Bagi mereka,
menambah ke-tawadhu’-an, justru menambah ketakaburan kesombongan merasa diri asalkan kebutuhan hidupku tercukupi, persetan dengan semuanya, karena kesabaran telah
paling benar . Ini karena keberkahan diangkat dari ilmunya. diangkat dari hati mereka.

Mutiara kedua yang diambil dari malaikat Jibril . Arfa’u al-mahabbah min qulubi al- Jama’ah jum’ah rahimakumullah
khalqi, aku akan mengangkat rasa cinta di hati manusia. Ketika mahabbah, rasa cinta pada
manusia itu sudah diambil, jadilah manusia itu banyak yang  saling memusuhi , saling 
curiga, saling menyalahkan. Antara suku ini dan suku itu. Mereka saling berperang, Mutiara ketujuh yang akan diambil oleh malaikat Jibril. Arfa’u wara’a wa zuhda min al-
karena rasa cinta diambil dari hati mereka. Ulama, aku akan mengangkat sifat wara’ dan zuhud dari para ulama. Wara’ adalah sifat
kehatian-hatian dari barang yang syubhat, apalagi barang yang haram. Sementara zuhud
adalah sifat tidak mementingkan dunia. Sehingga ketika sifat wara’ dan zuhud ini
Mutiara yang ketiga, yang akan diambil oleh malaikat Jibril. Arfa’u al-syafaqota min diangkat dari para ulama, mereka tidak segan-segan berebut dunia , tahta, kuasa.
qulubi al-aqorib, aku akan mengangkat kasih sayang dari hati keluarga-keluarga, kerabat-
kerabat. Sehingga ketika kasih sayang ini diangkat dari para kerabat, maka kekeluargaan
diantara mereka semakin menipis, dan lama-lama akan menjadi hilang. Orang tua Jama’ah jum’ah rahimakumullah
mencampakkan anaknya, anak menuntut orang tuanya. Bahkan karena perkara-perkara
sepele, tidak jarang diantara mereka saling bunuh karena kasih sayang telah diangkat dari
Mutiara kedelapan yang akan diambil oleh malaikat Jibril. Arfa’u al-syakha min al-
hati mereka.
aghniya, aku akan mengangkat sifat dermawan dari orang-orang kaya. Sehingga ketika
kedermawanan ini diangkat dari orang kaya, maka mereka akan mengambil hartanya
tanpa peduli siapa yang ada di sekitarnya. Tanpa peduli ada orang yang memerlukan
pertolongannya. Bagi mereka tidak penting, karena dermawanan sudah diangkat dihati
orang-orang kaya.

Mutiara kesembilan yang akan diangkat oleh malaikat Jibril. Arfa’u al-Qur’an, aku akan
mengangkat al-Quran. Yang diangkat adalah ruh al-Quran itu, sehingga al-Quran hanya
menjadi sekedar tulisan yang dibaca tanpa ada makna, tanpa ada pengamalan, karena
ruhnya sudah dicabut. Sehingga Al-Quran tidak lagi menjadi panduan hidup bagi seorang
muslim.

Suatu saat baginda nabi bersabda;

ٌ
‫ ومن القرآن إال حرفه…ألخ‬،‫ ومن اإليمان إال رسمه‬،‫زمان على أمتي ال يبقى من اإلسالم إال اسمه‬ ‫سيأتي‬

“Kelak akan datang suatu zaman dimana tidak akan tersisa Islam kecuali namanya, iman
kecuali hanya tulisannya, al-Quran kecuali hanya hurufnya.”

Artinya al-Quran kelak tinggal nama. Kita mungkin beragama Islam tapi masjid-masjid
kosong. Al-Quran dibaca tapi tidak ada makna, tidak ada pengamalan. Semoga kita
dihindarkan dari zaman yang demikian ini.

Dan mutiara yang terakhir yang akan diangkat oleh malaikat Jibril. Arfa’u al-iman,aku
akan mengangkat iman dari hati manusia. Inilah mutiara yang paling berharga dari
sembilan mutiara yang lain. Ketika mutiara ini sudah diangkat oleh malaikat Jibril jadilah
banyak orang yang akhir hidupnya dalam keadaan kufur. Naudzubillah tsumma
naudzubillah

Jama’ah jum’ah rahimakumullah

Sepuluh mutiara ini sangatlah berharga. Hendaklah kita menjaganya dengan baik. Semoga
kita tidak mengalami hal yang demikian.  Bagaimanapun yang didawuhkan, itu pasti
benar. Apakah kita sudah merasakan zaman yang demikian ini? Maka semuanya kembali
kepada kita. Kitalah yang menentukan kehidupan kita. Semoga bermanfaat. 

Anda mungkin juga menyukai