Anda di halaman 1dari 34

M F Gulen Hocaefendi |

Herkul | 04/08/2008. | BAMTELI


Pertanyaan
 Di Al Quran, keburukan bersamaan dengan
kebaikan dan dosa selain bisa menjadi unsur
terwujudnya hasanah, juga bisa menjadi unsur
fitnah; pernyataan ini membuat perhatian kita
terfokus pada kenyataan bahwa manusia akan
diuji dengan kebaikan dan keburukan. Lalu,
bagaimana kita harus memahami kekhususan
dari unsur fitnah yang tersusun dari kebaikan
untuk kehidupan pribadi dan kehidupan
bangsa kita? Apa yang harus kita perhatikan
untuk bisa menggali manfaat dari fitnah jenis
ini?
Jawaban
 Di Al Quran, ayat yang membahas
tentang unsur-unsur di dalam fitnah di
antaranya:
 Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang
yang sabar,
Jawaban
 Manusia tidak bisa mengatakan:”saya
selama ini tidak pernah mengeluh
kepada Allah” jika ia belum diuji dengan
kelaparan, kemiskinan, pengucilan, dll
 Man sabara zafira (Hadiits)
Makna Sabar
 Dilihat dari hal yang dihadapinya, maka
sabar dikelompokkan menjadi 3:
1. Sabar menghadapi kesulitan yang
dihadapi ketika menghambakan diri
kepada Allah lewat ibadah dan ketaatan
2. Sabar menahan diri dari perbuatan dosa
dan pekerjaan yang disukai nafsu
3. Sabar menghadapi ujian, cobaan,
musibah, dan bala dari langit dan bumi
َِ ‫َلا اح ْو اَل او َلا قُ َّو َةا ِإ َلَّ ِبا‬
Kalimat ‫لل‬
sebagai sandaran
 Makna dzikirinya: “Tidak ada daya dan kekuatan
selain milik Allah. Semua yang berawal dan berakhir
bisa terjadi hanya dengan izin dan iradahnya Allah.”
 Menurut Hocaefendi, ketika kita menyungkurkan
wajah kita untuk sujud dalam shalat, hal-hal ini harus
dimohonkan:
1. Diberi kekuatan untuk selalu berada dalam ketaatan
beribadah
2. Diberi kekuatan untuk tidak menyerah di hadapan
kemaksiatan
3. Diberi iffah dan ismah, dan agar tidak dibiarkan
longgar dalam menjaga keduanya
4. Diberi kekuatan untuk tidak mengeluh , putus asa,
ketika diberi ujian, musibah, dan bencana
َِ ‫َلا اح ْو اَل او َلا قُ َّو َةا ِإ َلَّ ِبا‬
Kalimat ‫لل‬
sebagai sandaran
 Menurut Hocaefendi, ketika sujud,
setelah membaca “subhanaka rabbiyal
a’laa..” tidak perlu mengucapkan
permohon tadi,
 Cukup menggantinya dengan 100x “la
hawla walaa quwwata illa billahil ‘aliyyil
‘adzhiim” setelah membaca “subhanaka
rabbiyal a’laa..”
 Bacaan ini tidak merusak shalat
Makna “Khair” Kebaikan
 Di dalam al Quran, kata “khayr” juga digunakan untuk
memaknai :
1. Kesempatanj-kesempatan yang bersifat duniawi
2. Segala sesuatu yang disukai nafsu seperti kehormatan dan
pekerjaan bergengsi
3. Amal yang menjadi penyebab munculnya manfaat dan
pahala
4. Kebaikan
5. Ibadah, dan
6. Harta
>> Lihat QS Al ‘Adiyat 100:8 “dan sesungguhnya cintanya
kepada harta benar-benar berlebihan”
>> Lewat jalur ini manusia diuji kesabarannya dengan kebaikan-
kebaikan
Makna “Khair” Kebaikan
 Dengan demikian, jika kita tidak meminta perllindungan
Allah dengan perantara kalimat laa hawla walaa quwwata
illa billaah, celaka akan menghampiri
 Sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Al Quran:
 [6.45] Maka orang-orang yang lalim itu dimusnahkan
sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. “
Malaikat menguji Nabi Ibrahim
dengan “kebaikan” harta
 Jika demikian, maka kita akhirnya jadi orang yang kalah
dalam menghadapi ujian tersebut
 Akan tetapi, jika kita berhasil melaluinya dengan kesabaran,
maka kita akan mendapatkan banyak kemuliaan, seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as
 Dikisahkan di dalam kitab mankiba (kisah tokoh-tokoh besar
yang penuh dengan keajaiban; bukan di dalam al
Quran&Hadits) bahwa para malaikat ingin mengetahui hikmah
dari panggilan “khalilullah” (sahabat Alllah)nya Nabi Ibrahim.,
padahal beliau adalah orang yang kaya.
 Maka Allah berkata kepada malaikatnya:”Pergi dan ujilah ia”
Malaikat menguji Nabi Ibrahim
dengan “kebaikan” harta
 Maka ketika itu malaikat menyamar, dan turun ke bumi
untuk menemui Nabi Ibrahim
 Ketika itu mereka menemukan Nabi Ibrahim sedang
menjamu musafir yang sedang berada dalam perjalanan,
yang pakaian, rambut, dan janggutnya tidak rapih lagi
karena panjangnya perjalanan yang ditempuh
 Para malaikat kemudian bertasbih dengan lisan mereka
yang mulia: Subbûhun Kuddûsün (Rabbunâ ve)
Rabbu’l-melâiketi ve’r-rûh”
 Kalimat mulia ini terdengar oleh kalbu sucinya Nabi
Ibrahim as, dan beliau pun memberikan
responnya:”Betapa indahnya kalimat itu!”

Malaikat menguji Nabi Ibrahim
dengan “kebaikan” harta
 Demi mendengar kalimat mulia tersbut, Nabi Ibrahim
berkata para tamu malaikatnya yang sedang menyamar:
“Tolong ulangi lagi kalimat tersebut, biar aku kasih 1/3
harta yang kumiliki kepada kalian sebagai balasannya
 Para malaikat dengan suaranya yang khas, dengan
takzim atas tasbih mulia tersebut, mengulanginya:
Subbûhun Kuddûsün (Rabbunâ ve) Rabbu’l-melâiketi
ve’r-rûh”
 Demi kuatnya pengaruh dari kalimat ini, Nabi Ibrahim
mengulanginya hingga 4x sehingga hartanya pun
habis
Malaikat menguji Nabi Ibrahim
dengan “kebaikan” harta
 Bahkan beliau pun mengatakan:”Bacakanlah sekali
lagi tasbih tersebut dan aku rela menjadi budak kalian.”
 Demikianlah, Nabi Ibrahim as lulus dari ujian
“kebaikan” harta tersebut
 Lewat perilakunya ini, Nabi Ibrahim as mengajarkan
kepada kita bahwa tidak hanya hartanya, jiwanya pun
dengan suka rela akan diserahkan di jalan kekasihnya
SWT
Ujian tidak hanya dengan harta,
tetapi juga dengan wanita
 Manusia tidak hanya diuji dengan harta, jabatan, anak,
tetapi juga dengan wanita
 Karena menjadi salah satu unsur ujian, maka wanita
juga kadang disebut sebagai “fitnah”
 Sebagai langkah perlindungan kepada Allah, kaum
mukmin berdoa:” Allahümme ajirnâ min şerri’n-nisâ,
Allahümme ajirnâ min belai’n-nisâ, Allahümme ajirnâ
min fitneti’n-nisâ”
 Bagi wanita, laki-laki pun menjadi fitnah
 Oleh karena itu para wanita bisa mengganti doanya:
Ujian tidak hanya dengan harta,
tetapi juga dengan wanita
 Bagi wanita, laki-laki pun menjadi fitnah
 Oleh karena itu para wanita bisa mengganti doanya:

“Allahümme ecirnâ min şerri’r-ricâl, Allahümme ecirnâ min


belâi’r-ricâl, Allahümme ecirnâ min fitneti’r-ricâl”

 Demikianlah hubungan antara pria-wanita bisa menjadi


ujian satu sama lain, menjadi sebab munculnya fitnah
dan musibah.
Kisah Pemuda Shalih di Zaman Umar ibn
Khattab yang diuji dengan fitnah wanita
 Di zaman sayyidina Umar, ada seorang pemuda
shalih.
 Dia selalu shalat di shaf shalat jemaah yang diimami
sayyidina Umar
 Dari rumahnya ke masjid, ada rumah seorang wanita
cantik.
 Wanita ini selalu menggodanya
Kisah Pemuda Shalih di Zaman Umar ibn
Khattab yang diuji dengan fitnah wanita
 Suatu hari, si pemuda ini menuruti panggilan wanita
tadi
 Ketika ia akan melangkahkan kakinya untuk memenuhi
panggilan wanita tadi, tiba-tiba lidahnya bergerak dan
membacakan satu ayat suci Al Quran:
‫ان‬ ِ ْ‫ان تَذَ ََّّ ُُاا ََِِذَا ُُ ْم ُم‬
َ ُُ ِْ ِ ََ ‫ش ْْي‬
َّ ‫ف ِم َن ال‬ َ ‫س ُه ْم‬
ٌ ِ‫طائ‬ َ ‫ِإ َّن الَّ ِذ‬
َّ ‫ين اتَّقَ ْوا ِإذَا َم‬
 [7.201] Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila
mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat
kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya.
Kisah Pemuda Shalih di Zaman Umar ibn
Khattab yang diuji dengan fitnah wanita
 Dan si pemuda ini pun jadi gugup, gemetar, dan
akhirnya kehilangan nyawanya
 Inilah yang disebut dengan “dik durma”
 Kemudian masyarakat pun menguburkan jenazahnya
Sensitivitas Sayyidina Umar ibn Khattab
dalam absensi jamaah shalatnya
 Sayyidina Umar kehilangan pemuda ini di saf shalat
jamaahnya
 Di sini juga penting. Hal ini menunjukkan sensitivitas
imam dalam mengabsen jamaahnya:”Hari ini siapa
yang tidak hadir? Kenapa tidak hadir?”
 Imam harus kenal dekat dan baik dengan jamaahnya
 Seperti seorang guru yang mengabsen kehadiran
siswa di kelasnya
 Maka Sayyidina Umar bertanya:”Dimana pemuda ini”
 Jamaah pun menjawab:”kemarin ada peristiwa
demikian. Ia meninggal dunia”
Sensitivitas Sayyidina Umar ibn Khattab
dalam absensi jamaah shalatnya
 Sayyidina Umar kehilangan pemuda ini di saf shalat
jamaahnya
 Di sini juga penting. Hal ini menunjukkan sensitivitas
imam dalam mengabsen jamaahnya:”Hari ini siapa
yang tidak hadir? Kenapa tidak hadir?”
 Imam harus kenal dekat dan baik dengan jamaahnya
 Seperti seorang guru yang mengabsen kehadiran
siswa di kelasnya
 Maka Sayyidina Umar bertanya:”Dimana pemuda ini”
 Jamaah pun menjawab:”kemarin ada peristiwa
demikian. Ia meninggal dunia karenanya”
Sayyidina Umar ibn Khattab berziarah ke
makam pemuda salih tadi
 Sayyidina Umar pergi menziarahi makam pemuda tadi
 Peristiwa ini diceritakan dalam kitab-kitab muktabar
 Sayyidina Umar di kuburan pemuda tadi membaca
ayat:

ِ َ ‫ام َر ِبِّ ِه َجنَّاَت‬


‫ان‬ َ َ ‫ق‬‫م‬َ ‫َاف‬
َ ‫خ‬ ْ
‫ن‬ ‫َا ِل َم‬
[QS 55:46] ] Dan bagi orang yang takut akan saat
menghadap Tuhannya (yaitu ketika dihisab amal
perbuatannya) ada dua surga.
Sayyidina Umar ibn Khattab berziarah ke
makam pemuda salih tadi
 Kemudian diriwayatkan:”ada suara yang bersumber
dari dalam kuburan.”
 Pendapatnya Hocaefendi:”Bisa jadi itu suara makhluk-
makhluk ruhani, atau mungkin ruhnya pemuda itu
sendiri.”
 Suara itu berkata:”Wahai Amirul Mukminin! Aku
mendapatkan dua kali lipat darinya!”
 Demikianlah ganjaran bagi orang-orang yang tidak
memberikan kesempatan kepada dunia (jabatan,
kehormatan, wanita) yang fana untuk menguasainya.
Seorang Mukmin dimana, dengan apa, dan dengan
kriteria apa bisa mencapai kebahagiaan harus bisa
menentukannya dengan baik, tidak boleh berlebihan
 Bediuzzaman Said Nursi dalam Risalah Ukhuwwah
dan Ikhlasnya mewariskan pesan-pesan pentingnya
tentang kriteria ini kepada kita
 Prinsip utama untuk terhindar dari fitnah adalah “itsar”
 Kita harusnya berkata:”silahkan, Anda saja yang
memimpin.”; “silahkan, Anda saja yang
lakukan”;”Silahkan Anda saja yang
menyampaikannya,” dst tanpa ada perasaan malas
untuk melakukannya. Itsarnya benar-benar tulus
 Ada kata mutiara:”Jadilah kamu insan yang bahagia
jika orang selain kamu yang menyampaikannya.”
Seorang Mukmin dimana, dengan apa, dan dengan
kriteria apa bisa mencapai kebahagiaan harus bisa
menentukannya dengan baik, tidak boleh berlebihan
 Mungkin Anda akan berkata:”saya dapat
menyampaikan pesan ini dengan 10 versi yang
berbeda!”
 Tetapi teman Anda hanya bisa menjelaskannya
dengan 1-2 versi
 Akan tetapi, jika diperkirakan dengan 1-2 versi tadi
ribuah hati sudah dapat ditakhlukkan, maka biarkan dia
saja yang menyampaikannya
 Buat kita, medan dakwah ini juga bisa menjadi ujian
 Buat kita, medan dakwah ini juga bisa menjadi fitnah
Seorang Mukmin dimana, dengan apa, dan dengan
kriteria apa bisa mencapai kebahagiaan harus bisa
menentukannya dengan baik, tidak boleh berlebihan
 Ya, Itsar yang dimaksudh adalah itsar yang “syumul”
 Misalnya, langkah Rasul SAW meninggalkan firdaus
adalah contoh itsar
 Misalnya, kembalinya Rasul SAW dari mi’raj ke bumi
adalah contoh itsar
 Demi hidupnya orang lain, sehingga kualitas hidup
dirinya sendiri jadi sulit, adalah contoh itsar
Seorang Mukmin dimana, dengan apa, dan dengan
kriteria apa bisa mencapai kebahagiaan harus bisa
menentukannya dengan baik, tidak boleh berlebihan
 Pun dengan hizmet, kita tidak bisa mengerjakannya
sendirian
 Sebagai syakhsiyah maknawiyah kita mengerjakannya
bersama
 Maka keberhasilan adalah keberhasilan bersama,
bukan karena peran 1 individu
 Di dalam persaudaraan tidak ada tingkatan jabatan,
yang ada hanya pembagian tugas
 “Allahumma al ma’rifah taammah, wal ikhlasa taamm,
wal muhabbatal taammah, wal asyq wal istiyaq illa
liqaaid...”
Pelajaran dari Kesuksesan Tariq ibn Ziyad

 Tariq ibn Ziyad adalah komandan pasukan Islam di


bawah Komandan Utama Musa ibn Nushair di bawah
kepemimpinan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik
 Tariq bin Ziyad berasal dari suku Barbar, Afrika
 Sebelumnya Panji Rasulullah SAW di Afrika dikibarkan
oleh Uqbah bin Nafi’
 Tariq bin Ziyad memasuki Spanyol tahun 711 M
 ia mendarat dekat gunung batu besar yang kelak
dinamai dengan namanya, Jabal (gunung) Thariq,
Orang Eropa menyebutnya Gilbraltar
Pelajaran dari Kesuksesan Tariq ibn Ziyad

 Setelah berhasil menyeberang ke daratan Spanyol, tiba-tiba Thariq


mengambil langkah yang hingga sampai kini membuat tercengang para
ahli sejarah.
 Ia membakar perahu-perahu yang digunakan untuk mengangkut
pasukannya itu
Pelajaran dari Kesuksesan Tariq ibn Ziyad

 Ia berdiri berpidato:
 “Di mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian. Musuh di
hadapan kalian. Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali sikap
benar dan sabar. Musuh-musuh kalian sudah siaga di depan dengan
persenjataan mereka. Kekuatan mereka besar sekali. Sementara kalian
tidak memiliki bekal lain kecuali pedang, dan tidak ada makanan bagi
kalian kecuali yang dapat kalian rampas dari tangan musuh-musuh
kalian. Sekiranya perang ini berkepanjangan, dan kalian tidak segera
dapat mengatasinya, akan sirnalah kekuatan kalian. Akan lenyap rasa
gentar mereka terhadap kalian. Oleh karena itu, singkirkanlah sifat hina
dari diri kalian dengan sifat terhormat. Kalian harus rela mati. Sungguh
saya peringatkan kalian akan situasi yang saya pun berusaha
menanggulanginya. Ketahuilah, sekiranya kalian bersabar untuk sedikit
menderita, niscaya kalian akan dapat bersenang-senang dalam waktu
yang lama. Oleh karena itu, janganlah kalian merasa kecewa terhadapku,
sebab nasib kalian tidak lebih buruk daripada nasibku…”
Pelajaran dari Kesuksesan Tariq ibn Ziyad

 Bersama komandannya Musa ibn Nushair, merekabergerak terus ke


utara, hingga berhasil menaklukkan Castilla, Aragon dan Catalonia
(Barcelona). Keduanya bahkan sampai ke pegunungan Pyrennes yang
menjadi batas antara Spanyon dan Perancis.
 Sekiranya tidak ada perintah dari Damaskus untuk menghentikan
penaklukan, niscaya gerakan mereka berdua tak tertahankan untuk
menguasai seluruh benua Eropa
 Sebelum umat Islam menguasai Andalus, daratan Siberia itu dikuasai
oleh seorang raja zalim yang dibenci oleh rakyatnya, yaitu Raja Roderick.
Di sisi lain, berita tentang keadilan umat Islam masyhur di masyarakat
seberang Selat Gibraltar ini.
 Oleh karena itu, orang-orang Andalusia sengaja meminta tolong dan
memberi jalan kepada umat Islam untuk menngulingkan Roderick dan
membebaskan mereka dari kezalimannya.
Pelajaran dari Kesuksesan Tariq ibn Ziyad

 Demikianlah, seorang budak yang dibebaskan yang menjadi pimpinan


pasukan dakwah Rasulullah yang berhasil menakhlukkan istana Raja
Spanyol
 Inilah karomah dari Dakwah Islam
 Tetapi yang penting adalah pernyataannya kepada dirinya sendiri:
”Kemarin kamu adalah seorang budak. Sekarang kamu adalah
komandan pasukan penakhluk (fatih). Dan besok kamu akan dikubur di
dalam tanah.”
 Demikianlah, Tariq bin Ziyad selamat dari fitnah kemenangan “fFtih al-
Andalusia”
Pelajaran dari Futuh al Makkiyah

 Demikian juga fatih yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat


 Mereka meraih kemenangan dari Perang Badar hingga Fatih Mekkah,
tetapi tidak ada perayaan yang luar biasa
 Kebahagiaan atau perayaan atas kemenangan mereka tunjukkan dengan
jalan memaafkan semua penduduk Makkah,
 Ini adalah amnesti terbesar dalam sejarah penakhlukkan di seluruh dunia
 Demikianlah falsafah kemenangan dan perayaan kebahagiaan dari kaum
muslimin
Pelajaran dari Yavuz Sultan Selim

 Yavuz Sultan Selim ketika kembali dari kemenangan besar ditunggu


dengan perayaan besar oleh rakyatnya di Istanbul.
 Akan tetapi, beliau masuk menunggu malam berlalu di Uskudar
 Setelah pagi mulai menyingsing, beliau baru masuk Istanbul, yaitu saat
masyarakat sedang istirahat
 “Jangan sampai masyarakat melihatku, tak perlu mereka bertepuk tangan
menyambut komandan pem-fatih-an seperti aku, biar terhempaskan
keinginan untuk riya’ dan ujub”
 Inilah tarbiyah kita
 Untuk tidak bangga dengan berbagai kemenangan dan terbuka-
terbukanya pintu
 Kondisi itu bukan untuk dibanggakan, tetapi untuk menjadi wasilah syukur
kepada Ilahi
 Selalu khawatir:”jangan-jangan ini istidraj!”
 Kita harus lihat derajat kita, apakah sudah pantas untuk mendapatkan
posisi kemenangan?
Pelajaran dari Kanuni Sultan Sulaiman

 Kanuni Sultan Sulaiman adalah putra dari Yavuz Sultan Selim


 Beliau dianugerahi tugas sebagai khalifah selama 46 tahun (hampir
setengah abad!)
 Ketika ia pulang dari kemenangan, ia memilih untuk beristirahat di
koridor!
 Semuanya dilakukan untuk menghilangkan, atau bahkanmencegah
munculnya kebanggaan di dalam hatinya
 Sekali lagi inilah tarbiyah kita!

Anda mungkin juga menyukai