Anda di halaman 1dari 7

KEAJAIBAN DOA

Anwar

Bismillahirrahmanirrahim
Artinya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".
Selama ini diri kita terlalu sombong karena merasa dalam kebenaran, ingin diakui
sebagai orang sabar dalam berjuang, atau ingin diakui masih kuat dengan cobaan dan
ujian Allah. Tidak terdengar satupun jeritan meminta pertolongan kepada Allah
dikarenakan beban yang terasa menghimpit dada kita menjadi sesak, selama itu pulalah
Allah menanti hamba-Nya dengan penuh harap untuk meminta pertolongan-Nya dan
menghilangkan kesombongan dirinya sebagai makhluk yang lemah, hina dan tidak
berdaya.
Padahal kita yakin Allah itu Maha Kaya dan Maha Perkasa. Allah mampu
memberikan apapun yang hamba-Nya minta. Namun karena kesombongan, kita merasa
alim dan salih. Apalagi berprofesi sebagai da'I, kadang kita lupa menyapa dan meminta
pertolongan-Nya, atas semua kejadian yang menimpa kita,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

)‫أَ) ْم) َ)ح) ِ)س) ْب) تُ) ْم) أَ) ْ)ن) تَ) ْد) ُخ) لُ) و)ا) ا) ْل) َج) نَّ) ةَ) َو) لَ) َّم) ا) يَ) أْ) تِ) ُك) ْم) َم) ثَ) ُل) ا)لَّ) ِذ) ي) َ)ن) َ)خ) لَ) ْ)و) ا) ِم) ْ)ن) قَ) ْب) لِ) ُك) ْم) ۖ) َم) س)َّ) ْت) هُ) ُم) ا) ْل) بَ) أْ) َس) ا) ُء) َ)و) ا)ل)ض)َّ) ر)َّ) ا) ُء‬

)ْ )َ‫ص) ُر) هَّللا ِ) ۗ) أَ) اَل إِ) َّن) ن‬


ٌ )‫ص) َ)ر) هَّللا ِ) قَ) ِر) ي‬
)‫ب‬ )ْ )َ‫َ)و) ُز) ْل) ِز) لُ) و)ا) َح) تَّ) ٰ)ى) يَ) قُ) و) َل) ا)ل)ر)َّ) ُس) و) ُل) َ)و) ا)لَّ) ِذ) ي) َ)ن) آ) َم) نُ) و)ا) َم) َع) هُ) َم) تَ) ٰ)ى) ن‬
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka
ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-
macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 214)
Banyak kisah yang diceritakan dalam Al-Qur’an bagaimana dahsyatnya ujian dan
cobaan bagi mereka yang selalu istikamah di jalan Allah dalam menyampaikan
kebenaran dan perintah ketaatan kepada-Nya. Nabi Ibrahim Alaihi Sallam mengalami
ujian terberat dari penguasa zalim saat itu dimana beliau diperintahkan untuk dibakar
hidup-hidup karena menyampaikan kebenaran.
Di dalam kitab hadist Hilyatul Aulia jilid 1 halaman 19 40/16745 diceritakan
bahwa di saat itu Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah dari kezaliman Raja Namruj dan
kaumnya sebagai berikut :
"Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Ja’far, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Muhammad bin Sulaiman, Telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Taubah, Telah menceritakan kepada kami
Salam bin Sulaiman Ad-Dimasyqi, Telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu
Hushain, dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah Sallallahu alaihi
wasallam bersabda: “Ketika Ibrahim Alaihissalam dilemparkan ke api, dia berdoa:
Hasbiyallahu wani’mal wakil (cukuplah Allah bagiku dan Dialah sebaik-baik
penolong).”
Dahsyatnya sebuah doa bahkan mampu mengalahkan dahsyat dan beratnya ujian
yang dihadapi dalam menjalankan sebuah tugas dari Ilahi Rabbi. Panasnya api bahkan
tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim. Keajaiban sebuah doa dari Nabi Ibrahim
kepada Rabbnya bahkan membuat sesuatu yang mustahil bisa terjadi. Doa yang disertai
dengan penyerahan diri secara totalitas mengharapkan perlindungan dan pertolongan
Allah. Dalam sebuah kondisi di mana hanya kepada Tuhannyalah dia meminta dan
berserah diri, karena di saat itu tidak akan ada mahluk dan manusia satupun yang
mampu membebaskan dari semua kekejaman yang dialaminya.
Barangkali kita berpendapat bahwa kejadian seperti itu wajar dan hanya akan
dialami oleh seorang nabi sebagai sebuah mukjizat. Namun, kita lupa bahwa keajaiban
sebuah doa bisa kita rasakan ketika memang dalam diri kita terdapat kesadaran penuh
pada bentuk penghambaan dan penyerahan diri kita kepada Allah. Kesadaran diri
inilah, kita mampu mengetahui dan merasakan keajaiban itu, ketika kita sudah tidak ada
harapan dan tidak mungkin meminta pertolongan dari sesama manusia atau mahluk
Allah lainnya.
Ketika kita merasa sendirian dalam semua masalah hidup yang kita alami. Maka,
di saat itulah bentuk kepasrahan dan doa-doa kita kepada Allah begitu kuat, sehingga
kita merasakan hanyalah Allah tempat satu-satunya kita bergantung dan mendapatkan
pertolongan. Hilang sudah kesombongan dalam diri dan merasa tidak lagi mampu
berdaya upaya selain semua atas kehendak dan kuasa Allah semata. Dialah yang
menggerakkan perjalanan hidup kita dengan semua takdirnya yang telah dituliskan di
dalam Kitab Lauhul Mahfuz pada setiap hamba dan mahluknya.
Dalam sebuah hadits Qudsy keutamaan doa hamba Allah yang mukhlis bahkan
mengalahkan berbagai rintangan. Malaikat saja ditegur oleh Allah karena hendak
menghalangi doa seorang hamba pada Allah. Seperti pada hadits Qudsi berikut ini, dari
Allah Azza Wajalla:
Bahsawannya jika seorang hamba mengangkat kedua tangannya ke langit
sementara dia adalah orang yang bermaksiat, lalu dia memanggil Tuhannya.
“Ya Rabb ….” Kemudian malaikat menghalangi suaranya.
Lalu seorang hamba memanggil Tuhannya lagi.
“Ya Rabb .…” Kemudian malaikat menghalangi lagi suaranya.
Lalu dia mengulangi lagi untuk yang keempat kalinya.
Maka Allah Azza Wajalla berkata, “Sampai kapan kalian (Malaikat)
menghalangi suara hamba-Ku dari Ku?”
Allah pun menjawab doa hambaNya.
“Labbaika ‘Abdi ....” (Aku menyambut panggilanmu wahai hamba-Ku)”
“Labbaika ‘Abdi ....” (Aku menyambut panggilanmu wahai hamba-Ku).”
“Wahai anak-anak Adam, Aku menciptakanmu dengan kedua tangan-Ku dan
Aku membimbingmu dengan nikmat-Ku. Sementara engkau menyimpang dari-
Ku dan bermaksiat pada-Ku. Apabila engkau kembali pada-Ku, maka Aku akan
memberimu taubat.”
“Maka dimana lagi engkau temukan Tuhan seperti-Ku?” “
“Aku adalah Maha Pengampun.”
“Aku adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” “
“Hamba-Ku, Aku mengeluarkanmu dari ketiadaan menjadi ada, dan Aku
ciptakan untuk kalian pendengaran, penglihatan, dan akal.”
“Hamba-Ku, Aku menyembunyikan aibmu sementara engkau tidak takut
kepada-Ku.”
“Aku mengingatmu sementara engkau lupa terhadap-Ku.”
“Aku malu terhadap engkau wahai hamba-Ku, sementara engkau tidak malu
terhadap-Ku.”
“Siapa lagi yang lebih Dermawan dari-Ku?”
“Adakah seorang hamba yang mengetuk pintu-Ku lantas tidak Aku buka?
Adakah seorang hamba yang meminta kepada-Ku lantas Aku tidak
memberinya?”
“Apakah Aku ini pelit sehingga hamba-Ku pelit kepada-Ku?”
(Tulis narasi sebagai jeda antara dialog Tuhan dengan hamba)
“Ya Rabb…”
“Wahai dzat yang keutamaan-Nya selalu tercurah atas hamba-hamba-Nya.”
“Wahai dzat yang membentangkan kedua tangan-Nya dengan pemberian.”
“Wahai dzat yang memiliki pemberian-pemberian yang luhur.”
“Limpahkanlah Rahmat kepada kami, dan salam kepada Rasulullah dan
keluarganya, sebaik-baiknya manusia di dalam budi pekerti.”
“Dan ampunilah kami wahai zat yang mempunyai keluhuran di malam ini, dan
di setiap malam. Rizkikanlah pada kami kehidupan yang di ridai.”
Begitu pentingnya peran doa dalam kehidupan seorang mukmin, maka dalam
ajaran Islam Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam mengajarkan berbagai doa mulai
dari bangun tidur sampai kita tertidur kembali. Mulai dari pekerjaan yang kecil maupun
besar dalam setiap aktifitas pasti kita menemukan sebuah doa yang bisa dibaca
sebelum dan sesudah melakukan semua aktifitas kehidupan.
Ada beberapa keutamaan doa yang disebutkan dalam hadits Rasul berikut. Dari
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'aiaihi wasallam beliau bersabda,  
َ ‫لَي‬ ‫ال ُّدعَا ِء ِمنَ هللاِ َعلَى أَ ْك َر َم َش ْي ٌء‬
‫ْس‬
"Tidak ada sesuatu yang lebih mulia menurut Allah dari doa." (Hasan, di dalam
kitab Takhrijul Misykah (2232).¹ Tirmidzi, 45-Kitab Ad-Da'awaah, 1- Bab Maa ja’a fi
Fadhlid-Dua’i. Ibnu Majah, 34-Kitab Ad-Duau . 1- Bab Fadhlud-Dua% hadis (3827).)
Dari Nukman bin Basyir, dari Nabi Muhammad shallallahu 'aiaihi wasallam
beliau bersabda,
    ‫لَ ُك ْم اَ ْستَ ِجبْ اُ ْد ُعوْ نِي قَ َرأَ ثُ َّم ْال ِعبَا َدةُ هُ َو ال ُّد َعا َء إِ َّن‬
"Sesungguhnya doa adalah ibadah." Kemudian Nabi shalallallahu 'alaihi wasallam
membaca ayat (Ud'uunii astajib lakum)" "Berdoalah padaku, niscaya akan Aku
perkenankan bagimu" (Qs. Al Ghafur (40): 60).²   (Shahih, di dalam kitab Shahih Abu
Daud (1329). Abu Daud, 80-Kitab Al Witru, 23- Bab Ad-Dua^u, Hadis (1479).
Tirmidzi, 44- Kitab At-Tafsir, 2- surah Al Baqarah, 16- Bab Haddatsana Hanad.)
Dalam kitab hadits Arbain Nawawi II pada hadits kesepuluh disebutkan beberapa
hal dalam masalah doa ini yang berbunyi sebagai berikut :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda: Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang
baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia
memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya: Wahai Para Rasul makanlah yang
baik-baik dan beramal shalehlah. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman
makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan kepada kalian. Kemudian
beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan
berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata: Ya Robbku, Ya
Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya)
bagaimana doanya akan dikabulkan. (Riwayat Muslim)
Pelajaran :
1. Dalam hadis diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala
kekurangan dan cela.
2. Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang
bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3. Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4. Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya
doa.
5. Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali
mereka yang Allah kehendaki.
6. Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya
amal perbuatan.
7. Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari
sesuatu yang haram.
8. Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan
maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9. Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10. Dalam hadis terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan
jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal
dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan
kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.

Selain hadits di atas disebutkan pula dalam hadits riwayat Imam Ahmad nomor
9233 sebagai berikut :

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Hisyam] dari [Yahya] dari [Abu
Ja'far] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Tiga doa yang tidak ada keraguan lagi akan pengkabulannya; doa seorang musafir,
orang yang terzhalimi dan doa orang tua kepada anaknya."

Maka dari itu wahai sahabatku semua janganlah kita putus asa dan berhenti dari
pengharapan atas kasih sayang dan rahmat Allah SWT. Janganlah kita berhenti
meyakini pada sebuah keajaiban doa dalam setiap langkah dan gerak kehidupan kita,
terus berdoa’a dan berusaha demi menjalani kehidupan dan selalu dalam naungan dan
ridha-Nya.

Dari pembahasan kita di atas tentang keajaiban, keutamaan dan syarat-syarat serta
orang-orang yang dikabulkan do’anya oleh Allah, kita dapat mengambil pelajaran
penting bahwa do’a adalah senjata dan pelindung bagi orang-orang beriman, sekaligus
sebagai bukti totalitas penghambaan dirinya kepada sang pencipta Allah subhanahu wa
ta’ala.

Barangkali demikianlah pembahasan kita kali ini tentang keajaiban do’a yang bisa
saya sampaikan dalam tulisan ini, mudah-mudahan dengan tulisan sederhana yang
penuh dengan segala kekurangan ini bisa diambil hikmah dan manfaatnya bagi oleh kita
semua, terutama bagi penulis sendiri. Sehingga kita mampu menyadari dan selalu
bergantung serta meminta hanya kepada Allah yang maha pemberi lagi maha kaya atas
seluruh mahluk ciptaan-Nya.

Akhirul kalam mohon maaf apabila dalam penulisan ada kesalahan kata-kata atau
tidak berkenan bagi yang membaca tulisan ini, adapun kebenaran hanyalah dari Allah
semata, semoga kita selalu dalam lindungan dan limpahan kasih sayang serta rahmat-
Nya, selalu diberi keistiqomahan dalam Iman dan Islam.

Tamat
Bionarasi Penulis: (Tulis dalam 75 kata) di sini

Catatan:
Kuning: Ubah menjadi capital atau sebaliknya
Merah: Hapus
Hijau: Tetapkan
Cokelat: Pakai yang konsisten dari awal.
Abu-abu: Ubah menjadi catatan kaki (footnote)
Hijau muda: Saat menulis, gunakan word 1997 – 2003 agar tidak
berubah saat pindah laptop
Judul bisa diubah jika ingin mengubahnya.

Anda mungkin juga menyukai