Berdasarkan pandangan Islam, wanita dan pria memiliki kedudukan yang setara, bebas
bertasaruf, bahkan satu sama lain saling melengkapi dan membutuhkan. Hal ini turut
diterangkan dalam Al-Qur'an, sebagaimana termaktub dalam surah An-Nisa ayat 1, Allah
SWT berfirman,
َٰٓي َأُّيَه ا ٱلَّن اُس ٱَّتُقو۟ا َر َّب ُك ُم ٱَّلِذى َخ َلَقُك م ِّمن َّنْف ٍس َٰو ِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْن َه ا َز ْو َج َه ا َو َب َّث ِم ْن ُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَس ٓاًءۚ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل ٱَّلِذى َت َس ٓاَء ُلوَن ِبِهۦ
َو ٱَأْلْر َح اَم ۚ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن َع َلْي ُك ْم َر ِقيًبا
Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu."
Disebutkan pula dalam buku Al-Islam oleh Said Hawwa, wanita juga memiliki tugas yang
sama sebagaimana kaum laki-laki. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 35,
ِإَّن ٱْلُمْس ِلِميَن َو ٱْلُمْس ِلَٰم ِت َو ٱْلُمْؤ ِمِنيَن َو ٱْلُمْؤ ِم َٰن ِت َو ٱْلَٰق ِنِتيَن َو ٱْلَٰق ِنَٰت ِت َو ٱلَّٰص ِدِقيَن َو ٱلَّٰص ِد َٰق ِت َو ٱلَّٰص ِبِر يَن َو ٱلَّٰص ِبَٰر ِت َو ٱْلَٰخ ِش ِعيَن َو ٱْلَٰخ ِش َٰع ِت
َّٰذ َّٰذ
َو ٱْلُم َت َص ِّد ِقيَن َو ٱْلُم َت َص ِّد َٰق ِت َو ٱلَّٰٓص ِئِميَن َو ٱلَّٰٓص ِئَٰم ِت َو ٱْلَٰح ِفِظ يَن ُفُروَج ُهْم َو ٱْلَٰح ِفَٰظ ِت َو ٱل ِك ِر يَن ٱَهَّلل َك ِثيًر ا َو ٱل ِك َٰر ِت َأَع َّد ٱُهَّلل َلُهم َّم ْغ ِفَر ًة َو َأْج ًر ا
َع ِظ يًما
Artinya: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan
yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan
pahala yang besar."
Atas dasar ayat tersebut, Said Hawwa mengatakan, "Bisa jadi, seorang wanita lebih mulia
dan lebih terhormat dibanding seorang laki-laki apabila memang di lebih bertakwa dan lebih
baik."
Lebih lanjut dijelaskan, Islam memandang wanita memiliki hak untuk mendapatkan ilmu
serta menekuni profesi sesuai kemampuannya. Hakikatnya, kedudukan wanita dan laki-laki
ialah sama dari sisi kemanusiaan.
Akan tetapi, konstruksi tubuh wanita dengan laki-laki jelas berbeda antara satu dengan yang
lain sehingga tidak bisa ditukarkan. Hal ini telah dinyatakan dalam firman Allah SWT,
َف َلَّما َو َضَع ْت َه ا َق اَلْت َر ِّب ِإِّن ى َو َض ْع ُتَه ٓا ُأنَث ٰى َو ٱُهَّلل َأْع َلُم ِبَم ا َو َضَع ْت َو َلْي َس ٱلَّذ َك ُر َك ٱُأْلنَث ٰى ۖ َو ِإِّن ى َس َّمْي ُتَه ا َم ْر َي َم َو ِإِّن ٓى ُأِع يُذ َه ا ِبَك َو ُذ ِّر َّي َت َه ا
َٰط
ِمَن ٱلَّش ْي ِن ٱلَّر ِج يِم
Artinya: "Maka tatkala istri 'Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui
apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.
Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta
anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".
(QS Ali Imran: 36)
َم ْن َأَح ُّق الَّن اِس ِبُحْس ِن،َي ا َر ُسْو َل ِهللا: َع ْن َأِبْي ُه َر ْي َر َة َر ِض َي ُهللا َع ْن ُه َقاَل َج اَء َر ُجٌل ِإَلى َر ُسْو ِل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَقاَل
َق اَل َأُبْو َك، َق اَل ُثَّم َم ْن، َق اَل ُثَّم َم ْن ؟ َق اَل ُأُّمَك، َق اَل ُثَّم َم ْن ؟ َق اَل ُأُّمَك، َصَح اَب ِتي؟ َق اَل ُأُّمَك
Artinya: "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata,
'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu
'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa
lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya
kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali,
'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR
Bukhari dan Muslim)
Imam Al-Qurthubi dalam Kitab Tafsir-nya menjelaskan, hadits tersebut menunjukkan bahwa
kecintaan dan kasih sayang seorang anak kepada ibu harus tiga kali lipat dibandingkan
seorang ayah. Sebab, kata Imam Al-Qurthubi, seorang ibu harus melewati banyak kesulitan.
Beberapa kesulitan seorang ibu sebagaimana dimaksud Imam Al-Qurthubi ini antara lain
kesulitan saat mengandung, ketika melahirkan, dan kesulitan saat menyusui dan merawat
anaknya. Hal ini hanya dialami seorang ibu.
Baca juga:
Ummu Aiman, Budak Pengasuh Rasulullah yang Jadi Ahli Surga
Tingginya kemuliaan ibu dan perintah untuk berbakti kepadanya turut disebutkan dalam
hadis lain, Rasulullah SAW juga bersabda,
"Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian,
sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian,
sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling
dekat kemudian yang dekat." (HR Ibnu Majah)
Baca artikel detikhikmah, "Kedudukan Wanita dalam Islam, Apakah Setara dengan Laki-
Laki?" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/muslimah/d-6843217/kedudukan-wanita-
dalam-islam-apakah-setara-dengan-laki-laki.
4 Rabiul Awal 1444 H/ 30 September 2022 --- َاْلَح ْم ُد ِهَّلل َر ِّب اْلع اَلِم يَن, telah
dilaksanakan muslimah day oleh stundents akhwat Arsyad Islamic
School. Kegiatan ini diawali dengan shalat zuhur berjamaah
kemudian dilanjutkan penyampaian tausiyah. Agenda ini dibuka oleh
MC student Aisyah kelas IX dan penyampaian tausiyah
oleh student Terrica kelas VIII dengan tema Menjadi Muslimah
Sejati Menurut Al Qur'an dan Sunnah. ِإْن َش اَء ٱُهَّٰلل, dengan adanya
muslimah day ini akan menambah wawasan keislaman, melatih
public speaking dan memunculkan rasa percaya diri pada
diri student.
1. Seorang muslimah yang menjaga sholat lima waktu yang tidak terputus