Anda di halaman 1dari 10

Khutbah Jumat, 12 Rabiul Akhir 1437 H / 22 Januari 2016

Integritas
Khutbah Pertama

،‫اها‬
َ ‫س فَسََّو‬ َ ْ‫حَانُه َخلََق َّالنف‬ َ ‫ سُْب‬،ُ‫ وََتنََّزَهتْ صِفَُاته‬،‫اؤُه‬ ُ َ‫ تَقَدَّسَتْ َأسْم‬،َ‫ب الْعَالَمِني‬ ِّ ‫اَحْلْم ُد ِلَّل ِه َر‬
‫ َل ُه الُْم ْل ُك َو َل ُه‬،‫ َو َأْش َه ُد َأْن َال ِإلَه ِإَّال الَّل ُه َو ْح َد ُه َال َش ِر يَك َل ُه‬،‫َو َو َع َد ِب اْلَفَالِح َمْن َزَّكاهَا‬
ُ‫ خََاتم‬،‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َو َنِبَّيَن ا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد الَّل ِه َو َرُس وُلُه‬، ‫ َو ُه َو َعَلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِد يٌر‬، ‫الَْحْم ُد‬
‫ِّل اِر ْك َلى ِّيِد َنا َنِبِّي ا َّم ٍد‬
‫ َف الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ْم َو َب َع َس َو َن َحُم‬،‫ وَُقدَْوُة ُّالنَزهَِاء‬،‫األْتقِيَِاء‬ َ ُ‫ وَِإمَام‬،‫األْنِبيَِاء‬ َ
. ‫ َو َعَلى َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّديِن‬، ‫َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه الَّطِّيِبَني الَّطاِه ِر يَن‬
‫ِط‬ َ ‫ َق اَل سُْب‬،‫ َفُأوِص يُك ْم ِعَب اَد الَّل ِه َو َنْف ِس ي ِبَتْق َو ى الَّل ِه‬: ‫َأَّم ا َبْع ُد‬
‫( َو َمْن ُي ِع الَّل َه‬: ‫حَانُه َو َتَع اىَل‬
.)1() ‫َو َرُس وَلُه َو ْخَيَش الَّلَه َو َيَّتْق ِه َفُأوَلِئَك ُه ُم اْلَف اِئُز وَن‬

Kaum muslimin : sesungguhnya Islam adalah agama yang


memiliki akhlak yang tinggi, ucapan yang utama, interaksi
yang mulia, dan kita dianjurkan untuk berhias dengan
tabiat, etika dan kepribadian yang tinggi, Rasulullah
bersabda :
‫ َو َيْك َر ُه َس ْف َس اَفَه ا‬، ‫ِإَّن الَّلَه َك ِر ٌمي ِحُي ُّب اْلَك َر َم َو َمَعاَيِل اَألْخ َالِق‬
“Sesungguhnya Allah itu mulia, menyukai kemuliaan dan
akhlak mulia serta membenci akhlak yang rendah” (Al
Hakim dalam kitab Al Mustadrak 151)
Integritas itu nilai kemuliaan yang menetap dalam jiwa
yang mulia yang tampak dalam perbuatan mulia dan
keindahan, ia termasuk sifat yang paling mulia, ia adalah
akhlak yang paling mulia dan paling sempurna, dan

.52: ‫(?) النور‬1


termasuk salah satu makna integritas adalah menjauh dari
keburukan dan kekurangan orang lain.

Nabi adalah teladan dalam integritas dalam menjauh dari


kekurangan orang lain, beliau adalah teladan yang paling
baik untuk diikuti, contoh dan panutan, Jabir bin Abdullah
RA berkata :
‫ َفَس اَر َس ْيًر ا‬،‫ َفَض َر َبُه‬،‫ َو َدَعا َلُه‬ ‫ َفَلِح َق يِن َرُس وُل الَّلِه‬،‫ َفَتِعَب َمَجِلي‬، ‫ يِف َس َف ٍر‬ ‫ُكْنُت َمَع الَّنِّيِب‬
‫ َفَلَّم ا َبَلْغَنا اْلَم ِديَنَة‬،‫ َفِبْع ُتُه ِبُو ِقَّيٍة‬.»‫« ِبْع ِنيِه‬: ‫ َقاَل‬. ‫ اَل‬: ‫ ُقْلُت‬.»‫« ِبْع ِنيِه ِبُو ِقَّيٍة‬: ‫ َفَق اَل‬،‫ْمَل َيِس ْر ِم ْثَلُه‬
ُ‫صت‬ ْ َ‫ي َنق‬ْ ‫« َأُتَر ايِن ِإَمَّنا َم اَك ْس ُتَك ـ َأ‬: ‫ َفَق اَل‬،‫ َّمُث َرَج ْعُت َفَأْر َس َل ِإَّيَل‬،‫ َو اْبَتَغْيُت َمَثَنُه‬، ‫َأَتْيُتُه ِباَجْلَم ِل‬
‫َّالثمََن ـ آِل ُخ َذ َمَجَلَك ؟ ُخ ْذ َمَجَلَك َو َدَر اَمِهَك‬
“Aku bersama Nabi dalam sebuah perjalanan, lalu untaku
kelelahan, kemudian Rasulullah datang menjumpaiku,
berdoa untuknya, memukulnya, lalu unta itu berjalan tidak
seperti biasanya, Beliau bersabda : juallah padaku dengan
satu uqiyah. Aku berkata : tidak. Beliau berkata : juallah
padaku, lalu aku menjualnya dengan satu uqiyah. Dan
ketika kami tiba di Madinah, aku mendatanginya
membawa unta dan aku meminta harganya, kemudian aku
pulang, lalu beliau mengikutiku dan berkata : apakah kau
kira aku menawar harganya agar mengambil untamu ?
ambillah untamu dan dirhammu” (Muttafaq ‘alaih).
Rasulullah menjauh dari harta para sahabatnya, karena
menjauh dari ketamakan adalah unsur dasar sebuah
integritas, dan Nabi telah mengajarkan para sahabatnya
mengenai integritas ini, sehingga mereka menjadi contoh
teladan tersendiri, Umar bin Khattab RA :
‫ ِإَذا‬،‫« ُخ ْذ ُه‬: ‫ َفَق اَل‬.‫ َأْع ِطِه َمْن ُه َو َأْفَق ُر ِإَلْيِه ِم ِّني‬: ‫ َفَأُقوُل‬،‫ ُيْع ِط يِني اْلَعَطاَء‬ ‫َك اَن َرُس وُل الَّلِه‬
‫ٍف‬
‫ َو َم ا َال َفَال ُتْتِبْعُه َنْف َس َك‬،‫ َفُخ ْذ ُه‬، ‫ َو َأْنَت َغْيُر ُمْش ِر َو َال َس اِئٍل‬،‫َج اَءَك ِم ْن َه َذ ا اْلَم اِل َش يٌْء‬
2
“Rasulullah memberiku pemberian, Aku berkata :
berikanlah pada yang lebih fakir dariku. Beliau berkata :
ambillah, bila kamu diberikan harta sedangkan kamu tidak
mengindam-ngidamkannya dan tidak meminta-minta, maka
ambillah dan bila tidak demikian maka janganlah kamu
memperturutkan nafsumu” (Muttafaq ‘alaih)

Hakim bin Hizam RA meriwayatkan pada kita bagaimana


Rasulullah mengajarkan integritas, disebutkan : “Aku
meminta pada Rasulullah, lalu beliau memberiku,
kemudian aku meminta padanya, lalu beliau memberiku,
kemudian aku meminta padanya, lalu beliau memberiku,
kemudian beliau bersabda : wahai Hakim, sesungguhnya
harta ini hijau dan manis, maka barang siapa
mengambilnya dengan kemurahan jiwa niscaya diberikan
berkah baginya pada harta itu. Dan barang siapa
mengambilnya dengan nafsu serakah niscaya tidak
diberikah berkah baginya pada harta itu, bagaikan orang
yang makan dan tidak kenyang, tangan yang diatas lebih
baik dari tangan yang dibawah”. Aku bertanya : wahai
Rasulullah dan demi yang mengutusmu dengan kebenaran,
aku tidak akan meminta sedikit pun pada seorang setelah
ini sampai aku meninggal dunia. Abu Bakar RA memanggil
Hakim agar menerima pemberian, tapi ia menolak, begitu
juga Umar RA pernah mengajaknya untuk memberinya
pemberian tapi ia menolak…. Dan Hakim belum pernah
meminta pada siapa pun setelah Rasulullah hingga ia
wafat” (Muttafaq ‘alaih). Maksudknya ia tidak mengambil
sesuatu pun dari seseorang, hingga Allah meridhainya, ia
membersihkan dirinya dari sifat tamak dan rakus, maka
sungguh indah bentuk integritas diatas.
3
Termasuk salah satu bentuk integritas adalah menjauh dari
mendapatkan pemasukan yang haram dan mencurigakan,
hendaknya seseorang menghindarinya dan meminta
perlindungan pada qana’ah, karena ia dalah simpanan yang
tidak sirna, sebagaimana juga berinfak tidak memutus
rezeki, dan setiap kali orang yang qana’ah terhalang dari
sesuatu urusan dunia, ia merasa puas dengan apa yang
telah diterimanya dan rela (An Nihayah fi targhibil hadits
wal atsar 4/114). Rasulullah  bersabda :
‫ َفِإَّن َنْف ًس ا َلْن ُمَتوَت َح ىَّت َتْس َتْو َيِف ِر ْز َقَه ا َو ِإْن َأْبَطَأ‬، ‫َأُّيَه ا الَّناُس اَّتُقوا الَّلَه َو َأِمْج ُلوا يِف الَّطَلِب‬
‫ِمْج‬
‫ َو َدُعوا َم ا َح ُر َم‬،‫ ُخ ُذ وا َم ا َح َّل‬، ‫ َفاَّتُقوا الَّلَه َو َأ ُلوا يِف الَّطَلِب‬،‫َعْنَه ا‬
“Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan
perbaguslah dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya
jiwa seseorang tidak akan mati hingga rezekinya terpenuhi
walaupun datangnya terlambat, ambillah yang halal dan
tinggalkanlah yang haram” (Ibnu Majah 2144)

Kaum mukminin : bersuci adalah salah satu gambaran


integritas, seperti membersihkan badan dari kotoran,
membersihkan jiwa dari segala kekurangannya, dan inilah
yang terpenting dan paling utama yaitu membersihkan hati
dari segala penyakitnya, seperti dengki, iri, benci dan
permusuhan, Nabi telah memperingatkan hal ini dan kita
dianjurkan untuk membersihkan hati kita dan Beliau
memberikan obat penyembuh atas penyakit ini, disebutkan
dalam sabdanya :

4
‫ِك ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِه‬
‫ َو َل ْن ْحَت ُق‬، ‫ َال َأُقوُل ْحَت ُق الَّش ْع َر‬،‫ اَحْلَس ُد َو اْلَبْغَض اُء َي اَحْلا َقُة‬: ‫َد َّب ِإَلْيُك ْم َد اُء اُألَم ِم َقْبَلُك ْم‬
‫ َأَفَال ُأَنِّبُئُك ْم َمِبا‬،‫ َو َال ُتْؤ ِم ُنوا َح ىَّت َحَتاُّبوا‬،‫ َو اَّلِذ ي َنْف ِس ي ِبَيِدِه َال َتْد ُخ ُلوا اَجْلَّنَة َح ىَّت ُتْؤ ِم ُنوا‬، ‫الِّديَن‬
‫ َأْفُش وا الَّس َالَم َبْيَنُك ْم‬، ‫ُيَثِّبُت َذاُك ْم َلُك ْم‬
“Telah menyebar diantara kalian penyakit umat-umat
sebelum kalian : iri hati dan kebencian dan inilah yang
mencukur, Aku tidak mengatakan mencukur rambut, tapi
mencukur agama, dan demi jiwaku yang berada di tangan-
Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian
beriman, dan kalian tidak beriman hingga kalian saling
mencintai, maukah Aku beritahu kalian hal yang dapat
mewujudkan itu bagi kalian, sebarkan salam diantara
kalian” (At Tirmidzi 2510)

Para jamaah shalat : sesungguhnya integritas dalam


menunaikan tugas adalah salah satu gambaran integritas
yang paling jelas dan paling berpengaruh pada masyarakat,
yaitu dimana seorang pegawai menjauh dari semua yang
tidak layak, seperti menjauh untuk menjamah uang public,
sebagai contoh Umar bin Abdul Aziz RA, ia menggunakan
lilin untuk keperluan kaum muslimin, bila selesai ia
langsung mematikannya, kemudian ia menyalakan lilin
miliknya pribadi untuk kepentingan pribadinya (Siyar
A’lamun Nubala’ 5/136). Maksudnya ia menggunakan lilin
milik baitul mal untuk menyelesaikan urusan kaum
muslimin, bila selesai maka ia akan menggunakan lilin
milik pribadinya.

Seorang pegawai yang berintegritas tidak akan teledor


dalam menunaikan tugasnya, tidak akan melakukan
perbuatan yang dilarang, integritas itu tidak dijual dengan
5
menerima suap atau mengambil hadiah yang memiliki
kepentingan dibelakangnya. Dari Sulaiman bin Yasar
‫ِه‬ ‫ِه‬
‫ َبْيَنُه‬- ‫ ُيَق ِّد ُر الِّثَم اَر‬: ‫ َأْي‬- ‫ َك اَن َيْبَعُث َعْبَد الَّل ْبَن َرَو اَح َة ِإىَل َخْيَبَر َفَيْخ ُر ُص‬ ‫َأَّن َرُس وَل الَّل‬
، ‫ َو َطَلُبوا ِم ْنُه َأْن َخُيِّف َف َعْنُه ْم َو َحُياِبَيُه ْم‬، ‫ َفَجَم ُعوا َلُه ُح ِلًّيا ِم ْن ُح ِلّيِ ِنَس اِئِه ْم‬، ‫َو َبَنْي َأْه ِل َخْيَبَر‬
‫ َو ِإَّنا َال‬-‫ َأْي َك ْسٌب َح َر اٌم‬- ‫ َأَّم ا َم ا َعَر ْضُتْم ِم َن الّرِْش َو ِة َفِإَّنَه ا ُس ْح ٌت‬:‫َفَق اَل َعْبُد الَّلِه ْبُن َرَو اَح َة‬
‫ِت‬ ‫ِل‬
‫ َقاَم الَّس َمَو اُت َو اَألْر ُض‬- ‫ َأْي ِباْلَعْد‬- ‫ َهِبَذ ا‬:‫ َفَق اُلوا‬.‫َنْأُك ُلَه ا‬
“Bahwa Rasulullah mengutus Abdullah bin Ruwahah ke
Khaibar, lalu ia –menaksir pembagian buah-buahan-
antaranya dan penduduk Khaibar, lalu mereka
mengumpulkan perhiasan isteri-isteri mereka untuknya,
dan mereka memintanya untuk meringankan dan berpihak
pada mereka, Abdullah bin Ruwahah berkata : Adapun
suap yang kalian tawarkan, maka sesungguhnya itu haram
dan sesungguhnya kami tidak memakannya. Mereka
berkata : dengan –keadilan ini- langit dan bumi berdiri”
(Al Muwattha’ 1389)

Sesungguhnya seorang pedagang yang berintegritas, ia


tidak akan menjual barang yang membahayakan
konsumen, tidak terpedaya dengan keuntungan yang
melimpah dan ia mengikuti orang-orang shaleh, dan
pedagang yang jujur akan mendapatkan keberuntungan
sesuai dengan sabda Rasulullah :
‫الُّش َد اِء اْلِق ا ِة‬ ‫ِل‬ ‫ِج ِم‬
‫الَّتا ُر اَأل ُني الَّص ُد وُق اْلُمْس ُم َمَع َه َيْو َم َي َم‬
“Pedagang yang terpercaya, jujur dan muslim bersama
para syuhada di hari kiamat” (Ibnu Majah 2139).
Integritas itu beragam sesuai dengan bentuk kegiatan
dalam kehidupan, dan setiap bidang mempunyai bentuk
manifestasi dari integritas tersebut.
6
Ya Allah bersihkan hati dan jiwa kami, jadikanlah kami
orang-orang yang memiliki integritas dan berilah kami
taufiq untuk selalu mentaati-Mu, mentaati Rasul-Mu
Muhammad  dan mentaati orang yang Engkau
perintahkan kepada kami agar ditaatinya, sebagai
pengamalan atas firman-Mu :
‫ِم‬ ‫ِط‬ ‫ِط‬ ‫ِذ‬
‫َيا َأُّيَه ا اَّل يَن آَم ُنوا َأ يُعوا الَّلَه َو َأ يُعوا الَّر ُس وَل َو ُأْو يِل اَألْم ِر نُك ْم‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (An
Nisa’ 4 : 59).
‫ َأُقوُل َقْو يِل َه َذ ا‬. ‫ َو ِبُس َّنِة َنِبِّي ِه اْلَك ِرِمي َص َّلى الَّل ُه َعَلْي ِه َو َس َّلَم‬، ‫َنَف َعيِن الَّل ُه َو ِإَّياُك ْم ِب اْلُقْر آِن اْلَعِظ يِم‬
.‫ َفاْس َتْغِف ُر وُه ِإَّنُه ُه َو اْلَغُف وُر الَّر ِح يُم‬، ‫َو َأْس َتْغِف ُر الَّلَه يِل َو َلُك ْم‬

Khutbah Jumat
‫ َو َأْش َه ُد أَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا‬،‫ َو َأْش َه ُد َأْن َال ِإلَه ِإَّال الَّلُه َو ْح َد ُه َال َش ِر يَك َلُه‬، ‫اَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم َني‬
‫ الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َباِر ْك َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِلِه الَّطِّيِبَني الَّطاِه ِر يَن َو َعَلى‬،‫َعْبُد الَّلِه َو َرُس وُلُه‬
. ‫ َو َعَلى الَّتاِبِعَني ُهَلْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّديِن‬، ‫َأْص َح اِبِه َأَمْجِعَني‬
Para jamaah shalat : sesungguhnya wasiat yang paling
utama adalah wasiat mengenai takwa kepada Allah,
menjauh dari semua yang tidak pantas, membersihkan diri,
hati dan anggota tubuh kita, menghiasinya dengan semua
yang bersih dan baik, membersihkan ucapan kita dari
kekejian dan ghibah, menjauh dari semua tempat yang
mencurigakan, maka barang siapa menempatkan dirinya di
tempat yang mencurigakan, maka jangan menyalahkan
orang yang mencurigainya. Integritas itu adalah
7
perlindungan dan benteng, dan ia memiliki beberapa
keberuntungan, diantaranya adalah ridha Allah,
mengajarkan kepuasan pada diri, ia adalah jalan menuju
keberuntungan di dunia dan akhirat, Rasulullah 
bersabda :
‫ َو َقَّنَعُه اللَُّه َمِبا آَتاُه‬،‫ َو ُر ِز َق َك َف اًفا‬، ‫َقْد َأْفَلَح َمْن َأْس َلَم‬
“Beruntunglah orang telah memeluk islam, rezekinya
mencukupi dan ia diberikan kepuasan oleh Allah dengan
apa yang diberikan padanya” (Muslim 1054)

Integritas dapat mewujudkan keridhaan dalam diri


seseorang dan membuatnya merasa kaya, Rasulullah 
bersabda :
‫ َو َلِكَّن الِغىَن ِغىَن الَّنْف ِس‬، ‫َلْي الِغىَن َعْن َك ْثَر ِة الَعَر ِض‬
‫َس‬
“Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda,
akan tetapi kekayaan itu kekayaan jiwa” (Muttafaq ‘alaih)
Maksudnya bukanlah kekayaan yang dimaksud adalah
banyaknya harta dunia, akan tetapi kekayaan hakiki adalah
kekayaan jiwa dan kepuasannya walaupun ia hanya
memiliki harta yang sedikit. Sebagaimana integritas dapat
melindungi kehormatan jiwa, bila terwujud integritas
dalam satu masyarakat, maka kepercayaan diri akan
meningkat pada setiap individu, kebaikan akan
berkembang, keluarga akan mendapatkan kenikmatan dan
mereka akan mendapatkan perlindungan dan keutamaan
dari Allah, disebutkan dalam firman-Nya :
‫ِم ِق‬
‫ُك ُلوا ْن ِر ْز َر ِّبُك ْم َو اْش ُك ُر وا َلُه َبْلَد ٌة َطِّيَبٌة َو َر ٌّب َغُف وٌر‬
“Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan
8
‫‪Yang Maha Pengampun” (Saba’ 34 : 15). Betapa indahnya‬‬
‫‪bila kita menghiasi diri dengan integritas dalam ucapan,‬‬
‫‪tindakan dan etika kita, sehingga kita kelak mendapatkan‬‬
‫‪keberuntungan surga Tuhan kita.‬‬

‫َه َذ ا َو َص ُّلوا َو َس ِّلُم وا َعَلى َمْن ُأِم ْر ْمُت ِبالَّص َالِة َو الَّس َالِم َعَلْي ِه‪َ ،‬ق اَل َر ُس وُل الَّل ِه ‪َ «:‬مْن َص َّلى‬
‫ِّل اِر ْك َلى ِّيِدَنا َنِبِّي ا َّم ٍد‬ ‫ِه‬
‫َعَلَّي َص َالًة َص َّلى الَّل ُه َعَلْي َهِبا َعْش رًا» ‪ .‬الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ْم َو َب َع َس َو َن َحُم‬
‫(‪)1‬‬

‫َو َعَلى آِل ِه َو َص ْح ِبِه َأَمْجِعَني ‪ .‬الَّلُه َّم اْر ُز ْقَن ا الَّنَز اَه َة يِف اْلَق ْو ِل َو اْلَعَم ِل ‪َ ،‬و َز ِّيَّن ا ِباْلَقَناَع ِة‪َ ،‬و ِّمَجْلَن ا‬
‫ِباَألَم اَنِة َيا َر َّب اْلَعاَلِم َني ‪.‬‬
‫ِهِت‬ ‫ِف‬ ‫ِت‬
‫الَّلُه َّم اْر َحْم ُش َه َد اَء اْل َو َطِن وُقَّو ا الَّتَح اُل اَألْبَر اَر ‪َ ،‬و َأْن ِز ُهْلْم َم َن اِز َل اَألْخ َي اِر ‪َ ،‬و اْر َف ْع َدَرَج ا ْم‬
‫ا اِء ُأَّم اِت الُّش اِء‬ ‫ِق‬ ‫ِع‬
‫َه َد‬ ‫يِف ِّلِّيَني َم َع الَّنِبِّيَني َو الِّص ِّدي َني ‪َ ،‬ي ا َعِز ي ُز َي ا َك ِر ُمي‪ .‬الَّلُه َّم اْج ِز َخ ْيَر َجْلَز َه‬
‫َو آَباَءُه ْم َو َز ْو َج اِهِتْم َو َأْه ِليِه ْم ِمَج يًع ا‪ ،‬الَّلُه َّم اْنُص ْر ُقَّو اِت الَّتَح اُلِف اْلَع َر ِّيِب ‪ ،‬اَّل ِذ يَن َحَتاَلُف وا َعَلى َر ِّد‬
‫اَحْلِّق ِإىَل َأْص َح اِبِه‪ ،‬الَّلُه َّم ُك ْن َمَعُه ْم َو َأِّيْد ُه ْم ‪ ،‬الَّلُه َّم َو ِّفْق َأْه َل اْلَيَم ِن ِإىَل ُك ِّل َخ ٍرْي ‪َ ،‬و اَمْجْعُه ْم َعَلى‬
‫َك ِلَم ِة اَحْلِّق َو الَّش ْر ِعَّيِة‪َ ،‬و اْر ُز ْقُه ُم الَّر َخ اَء َو اِال ْس ِتْق َر اَر َيا َأْك َر َم اَألْك َر ِم َني ‪.‬‬
‫الَّلُه َّم اْغ ِف ْر َلَن ا ُذُنوَبَن ا َفِإَّنُه َال َيْغِف ُر الُّذ ُنوَب ِإَّال َأْنَت ‪َ ،‬و اْه ِد َنا َألْح َس ِن اَألْخ َالِق َفِإَّنُه َال َيْه ِدي‬
‫َألْح َس ِنَه ا ِإَّال َأْنَت ‪َ ،‬و اْص ِر ْف َعَّنا َس ِّيَئَه ا َفِإَّنُه َال َيْص ِر ُف َعَّنا َس ِّيَئَه ا ِإَّال َأْنَت َيا َر َّب اْلَعاَلِم َني ‪.‬‬
‫اِئِر الَّص ا ِة‬ ‫ِل‬ ‫ِء ِش ِد‬
‫َح َب‬ ‫الَّلُه َّم اْر َض َعِن اُخْلَلَف ا الَّر ا يَن ‪َ :‬أيِب َبْك ٍر َو ُعَم َر َو ُعْثَم اَن َو َع ٍّي ‪َ ،‬و َعْن َس‬
‫اَألْك َر ِم َني ‪.‬‬
‫الَّلُه َّم ِإَّنا َنْس َأُلَك اَجْلَّن َة َو َم ا َقَّر َب ِإَلْيَه ا ِم ْن َقْو ٍل َأْو َعَم ٍل ‪َ ،‬و َنُع وُذ ِب َك ِم َن الَّناِر َو َم ا َقَّر َب ِإَلْيَه ا‬
‫ِل ِلِم‬ ‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬
‫ْن َقْو ٍل َأْو َعَم ٍل ‪ ،‬الَّلُه َّم ِإَّن ا َنْس َأُلَك اَجْلَّن َة َلَن ا َو َو الديَنا‪َ ،‬و َمْن َل ُه َح ٌّق َعَلْيَن ا‪َ ،‬و ْلُمْس َني‬
‫َأَمْجِعَني ‪.‬‬
‫الَّلُه َّم َو ِّفْق َر ِئيَس الَّد ْو َلِة‪ ،‬الَّش ْيخ خليفة بن زايد‪َ ،‬و َأِدْم َعَلْيِه َمْو ُفوَر الِّص َّح ِة َو اْلَعاِفَي ِة‪َ ،‬و اْجَعْل ُه َيا‬
‫ِدِه ِم ِل ِحُت‬ ‫ِئ‬ ‫ِح ِظ ِع ِت‬
‫َر َّبَنا يِف ْف َك َو َناَي َك ‪َ ،‬و َو ِّفِق الَّلُه َّم َنا َبُه َو َو َّيِل َعْه اَأل َني َم ا ُّبُه َو َتْر َض اُه‪َ ،‬و َأِّيْد ِإْخ َو اَنُه‬

‫‪ )?(1‬مسلم‪.384 :‬‬
‫‪9‬‬
‫ُح َّك اَم اِإل َم اَر اِت ‪ .‬الَّلُه َّم اْغ ِف ْر ِلْلُمْس ِلِم َني َو اْلُمْس ِلَم اِت اَألْحَي اِء ِم ْنُه ْم َو اَألْم اِت ‪ ،‬الَّلُه َّم اْر َح ِم‬
‫َو‬
‫الَّش ْيخ َز اِي د‪ ،‬الَّش ْيخ َم ْك ُت وم‪ُ ،‬ش ُيوَخ اِإل َم اَر اِت اَّل ِذي اْنَتَق ُل وا ِإىَل َر َمْحِت َك ‪َ ،‬أْد ِخ ِل الَّلُه َّم يِف‬
‫َو‬ ‫َن‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫َعْف ِو َك َو ُغْف َر اِنَك َو َر َمْح َك آَباَءَنا َو ُأَّم َه ا َنا َو يَع َأْر َح ا َنا َو َمْن َلُه َح ٌّق َعَلْيَنا‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِمَج‬ ‫ِت‬ ‫ِت‬
‫الَّلُه َّم إَّنا َنْس َأُلَك اْلَم ْغِف َر َة والَّثَو اَب ِلَمْن َبىَن َه َذ ا اْلَمْس ِج َد َو ِلَو اِلَد ْيِه‪َ ،‬و ِلُك ِّل َمْن َعِم َل ِفيِه َص اًحِلا‬
‫َو ِإْح َس اًنا‪َ ،‬و اْغ ِف ِر الَّلُه َّم ِلُك ِّل َمْن َبىَن َلَك َمْس ِج ًد ا ُيْذ َك ُر ِفيِه اُمْسَك ‪ .‬الَّلُه َّم اْجَعْل ْمَجَعَن ا َه َذ ا ْمَجًع ا‬
‫َمْر ُحْو ًم ا‪َ ،‬و اْجَع ْل َتَفُّر َقَن ا ِم ْن َبْع ِدِه َتَفُّرًق ا َمْعُص ْو ًم ا‪َ ،‬و َال َت َدْع ِفْيَن ا َو َال َمَعَن ا َش ِق ًّيا َو َال ْحَمُر ْو ًم ا‪.‬‬
‫الَّلُه َّم اْح َف ْظ َدْو َل َة اِإل َم اَر اِت ِم َن اْلِف ِنَت َم ا َظَه َر ِم ْنَه ا َو َم ا َبَطَن ‪َ ،‬و َأِدْم َعَلْيَه ا اَألْم َن َو اَألَم اَن َي ا‬
‫َر َّب اْلَعاَلِم َني (‪.)1‬‬
‫الَّلُه َّم اْس ِق َنا اْلَغْيَث َو َال ْجَتَعْلَن ا ِم َن اْلَق اِنِط َني ‪ ،‬الَّلُه َّم َأِغْثَن ا‪ ،‬الَّلُه َّم َأِغْثَن ا‪ ،‬الَّلُه َّم َأِغْثَن ا‪ ،‬الَّلُه َّم اْس ِق َنا‬
‫ِم ْن َبَر َك اِت الَّس َم اِء ‪َ ،‬و َأْنِبْت َلَنا ِم ْن َبَر َك اِت اَألْر ِض ‪.‬‬
‫َر َّبَنا آِتَنا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف اآلِخ َر ِة َح َس َنًة‪َ ،‬و ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَب اَد الَّل ِه‪ِ (:‬إَّن الَّل َه َي ْأُم ِباْلَع ْد ِل َو اِإل ْح اِن َو ِإيَت اِء ِذي الُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن الَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‬
‫َس‬ ‫ُر‬
‫(‪)2‬‬
‫َو اْلَبْغِي َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر وَن )‬
‫اْذُك ُر وا الَّلَه اْلَعِظ يَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْش كُر وُه عَلى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم ( َو َأِقِم الَّص َالَة ِإَّن الَّص َالَة َتْنَه ى َعِن‬
‫الَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو َلِذ ْك ُر الَّلِه َأْك َبُر َو الَّلُه َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن )(‪.)3‬‬

‫?‪http://www.awqaf.gov.ae/Jumaa.aspx‬‬
‫‪SectionID=5&RefID=5984‬‬

‫‪ )?(1‬يكررها الخطيب مرتين‪.‬‬


‫‪ )?(2‬النحل ‪. 90 :‬‬
‫‪ )?(3‬العنكبوت ‪. 45 :‬‬

‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai