Anda di halaman 1dari 7

TEKS CERITA SEJARAH

“Legenda Batu Menangis”

Nama: Yunita Dwi Puspitasari


Kelas: XII IPS 1
Materi Struktur Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian
masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah. atau
definisi lainnya yaitu teks cerita yang berdasarkan catatan-catatan peristiwa masa lampau
dikembangkan berdasarkan bukti bukti yang ditemukan yang nantinya menjadi teks kenyataan
sejarah. Terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat teks sejarah yang baik yaitu :

1. Orientasi

Pada bagian ini berisi tentang pengenalan atau pembukaan dari teks cerita sejarah. Biasanya
berisi mengenai penjelasan singkat dari suatu peristiwa yang diceritakan.

2. Insiden atau Urutan Kejadian

Pada bagian ini berisi mengenai rekaman peristiwa sejarah yang terjadi yang disampaikan
menurut urutan kejadian atau waktu dari awal kejadian hingga sampai pada akhir kejadian
tersebut. Bagian ini merupakan bagian pokok dari teks cerita sejarah yang biasanya dituliskan
secara rinci dan mendetail sehingga para pembaca akan lebih memahami hal apa sebenarnya
yang terjadi pada masa lalu.

3. Reorientasi

Merupakan bagian akhir dari teks tersebut. Biasanya pada bagian ini berisi mengenai komentar
pribadi dari si penulis itu sendiri mengenai kejadian yang ditulisnya. Namun ada juga beberapa
teks cerita sejarah yang tidak menambahkan bagian penutup ini. Itu sah-sah saja karena bagian
ini hanya sebagai opsi atau pilihan saja.
Analisis Teks Cerita Sejarah

Legenda Batu Menangis

Di sebuah daerah di Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin. Rumah si janda miskin itu ada
di sebuah bukit yang letaknya cukup jauh dari desa. Janda miskin itu tinggal di rumah tersebut
tidak sendiri sebab ia memiliki seorang anak gadis yang cantik jelita. Sayangnya, perilaku si
anak gadis sangatlah buruk sebab bukan hanya pemalas, anak gadisnya itu sehari-hari
pekerjaannya hanyalah bersolek saja. Anak gadis yang cantik jelita itu juga tidak tahu diri, sebab
sikapnya sangat manja sehingga segala permintaannya harus segera dikabulkan. Anak gadis itu
seperti tidak mau tahu bahwa ibunya harus banting tulang setiap hari dan penghasilannya itu
biasanya hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Suatu hari, janda miskin mengajak anak gadisnya pergi ke desa untuk berbelanja. Letak
rumah janda miskin yang ada di atas bukit itu terbilang cukup jauh dari pasar yang ada di desa,
sehingga perjalanan dari rumah ke pasar tersebut tentu sangat melelahkan. Si anak gadis dengan
santai melenggang dengan pakaian bagus, ia ingin orang-orang mengagumi kecantikan dan
kemolekan tubuhnya. Sedangkan ibunya dibiarkannya berjalan di belakang dengan pakaian yang
sangat dekil. Tempat tinggal mereka yang jauh dari desa itu membuat semua penduduk desa
tidak tahu bahwa kedua perempuan yang sedang berjalan ke arah pasar itu adalah ibu dan anak.
Banyak penduduk desa yang terpesona melihat kecantikan si anak gadis, khususnya para pemuda
desa.

Namun, saat melihat seorang ibu tua dengan pakaian dekil yang berjalan di belakang
gadis tersebut, membuat banyak penduduk desa yang melihat itu bertanya-tanya. Benar saja,
akhirnya ada seorang pemuda yang mendekati gadis tersebut dan bertanya “Hai, gadis cantik,
siapakah yang berjalan di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” Mendengar pertanyaan itu, si
gadis langsung menjawab dengan ketus dan angkuh, “Tidak, ia adalah pembantuku” setelah
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh salah satu pemuda desa itu, ibu dan anak itu
melanjutkan perjalanannya. Tidak seberapa jauh dari lokasi tersebut, ada pemuda lain yang
bertanya hal yang sama dan lagi-lagi gadis tersebut tidak mengakui ibunya yang malang itu.

Berkali-kali ditanya hal yang sama selama perjalanan menuju pasar, si gadis tetap
menyangkal bahwa perempuan tua yang berjalan di belakangnya itu adalah ibunya. Awalnya,
janda miskin yang mendengar jawaban dari anak gadisnya itu tidak terlalu mempedulikan dan
masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali mendengar jawaban dari anak gadisnya
itu, si ibu tua itu akhirnya mengeluh dalam hati. Dalam hatinya, janda miskin itu berdoa “Ya
Tuhan, hamba tidak kuat menahan hinaan yang diberikan oleh anak kandung hamba sendiri.
Mengapa dia begitu tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak durhaka
ini.” Setelah janda miskin itu selesai berdoa, tiba-tiba suatu keajaiban terjadi.
Perlahan-lahan tubuh si anak gadis itu berubah menjadi batu, dimulai dari bagian kaki
hingga perlahan-lahan ke setengah badan. Melihat perubahan tubuhnya itu, anak gadisnya itu
menangis dan memohon ampun kepada ibunya yang telah dihinanya berulang kali itu. Anak
gadis itu terus menerus menangis sambil meratap dan memohon ampun. Namun, semuanya telah
terlambat, akhirnya seluruh tubuh gadis angkuh dan tak tahu diri itu berubah menjadi batu.
Meskipun sudah menjadi batu, banyak orang yang melihat bahwa kedua matanya masih
menitikkan air mata seperti orang yang sedang menangis. Oleh sebab itu, batu itu akhirnya
dikenal dengan sebutan batu menangis.

Itulah legenda batu menangis yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai sebuah
peristiwa yang benar-benar nyata pernah terjadi. Maka dari itu, janganlah durhaka kepada ibu
sebab perbuatan laknat itu layak mendapat hukuman dari Tuhan.
Hasil Analisis Teks Cerita Sejarah

Struktur Teks Kalimat Dalam teks Keterangan


Orientasi Di sebuah bukit yang jauh dari Menjelaskan tentang latar
desa, di daerah Kalimantan waktu, tempat, dan situasi
hiduplah seorang janda miskin masa lampau di daerah
dan seorang anak gadisnya. Kalimantan.
Anak gadis itu sangatlah
cantik rupawan, tapi sayang ia
memiliki sifat yang sangat
buruk. Gadis itu sangat
pemalas dan tidak pernah mau
membantu pekerjaan ibunya,
bahkan hanya untuk
merapikan tempat tidurnya
sendiri pun ia tak mau.
Pekerjannya hanya bersolek
dan bersantai-santai, tapi
seluruh keinginannya harus
terpenuhi tanpa peduli
keadaan ibunya yang miskin. 
Pengungkapan Peristiwa Suatu hari gadis itu meminta Pada bagian ini penulis
ibunya untuk mengantarnya ke menyajiakan peristiwa ketika
pasar untuk membeli baju tokoh ibu mulai menemui
baru. Awalnya ibunya masalah ketika anaknya
menolak karena tidak meminta untuk dibelikan baju
memiliki uang. Tapi karena baru.
takut membuat anak
kesayangannya kecewa
akhirnya ia menyetujui
permintaan anaknya untuk
membeli baju baru di pasar
yang jaraknya cukup jauh dari
rumahnya. 
Keesokan harinya mereka
menuju pasar. Anak gadis itu
berjalan di depan dengan
pakaian yang bagus dan
dandanan yang cantik,
sedangkan ibunya berjalan di
belakangnya sambil membawa
keranjang belanjaan dengan
pakaian yang lusuh dan
banyak tambalan di beberapa
bagiannya. Sepanjang jalan,
banyak sekali orang yang
diam-diam mempertanyakan
apakah yang berjalan di
belakang gadis cantik itu
adalah ibunya atau
pembantunya
Di antara orang-orang yang
sedang meilihat dua wanita
yang tampak kontras itu lewat,
tiba-tiba seorang pria muda
mendekati mereka dan
bertanya
"Hai cantik, apakah orang
yang berjalan di belakangmu
itu ibumu?"
"Bukan! Ia pembantuku"
jawab gadis itu dengan
angkuh.
Walaupun ibunya mendengar
dengan jelas apa jawaban
anaknya atas pertanyaan pria
tadi, tapi ia masih sabar dan
terus melanjutkan perjalanan.
Tak lama kemuadin datang
lagi pria muda dengan
pertanyaan yang sama, tapi
gadis itu masih tetap
menjawab bahwa wanita yang
berjalan dibelakangnya itu
bukan ibunya, melainkan
budaknya.

Puncak Konflik Pada awalnya saat mendengar Pada bagian ini terjadi
jawaban putrinya, ia masih peristiwa besar yang
dapat menahan diri. Tapi menyebabkan permasalahn
setelah berulang kali menjadi sangat rumit yaitu
mendengar jawaban dari dikutuknya sang anak oleh ibu
putrinya yang selalu sama kandungnya sendiri akibat
menganggap ibunya hanya sikapnya yang sama sekali
budaknya, akhirnya ia berlari tidak menghormati orang tua.
pulang dan berdoa kepada
Tuhan.
"Ya Tuhan, hamba tak kuat
lagi mendengar semua hinaan
ini. Anak kandung hamba
sendiri dengan teganya
memperlakukan hambar sperti
ini!! Ya Tuhan, hukumlah
dia." 

Reorientasi Tak lama kemudian terdengar Penyelesaian permasalahan


suara petir yang sangat keras. atau konflik. Dimana tokoh
Dan tiba-tiba tubuh gadis itu utama yang tidak memiliki
berubah menjadi batu, dimulai rasa hormat pada Ibu
dari kakinya. Gadis itu kandungnya, dikutuk menjadi
menagis sambil meminta maaf batu tetapi batu tersebut masih
kepada ibunya atas meneteskan air mata karena
pelakuannya yang sangat tidak penyesalannya yang sia-sia.
sopan. Namun nasi sudah
mejadi bubur, semua telah
terlambat. Akhirnya seluruh
tubuh gadis itu berubah
menjadi batu, tetapi matanya
terus mengeluarkan air seperti
sedanga menagis. Maka
dinamaknlah batu tersebut
sebagai BATU MENANGIS.

Anda mungkin juga menyukai