Anda di halaman 1dari 23

PERHITUNGAN HARGA PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING

(Studi kasus pada Home Industry Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi
Nusantara” di Kab. Malang)

Disusun oleh:
Hafish Assalam

Dosen Pembimbing:
Risna Wijayanti

ABSTRAK

Pelangi Nusantara adalah Home Industry dalam bidang kerajinan berbahan dasar kain
perca yang bersifat sociopreneur dimana dalam menjalankan bisnisnya Pelangi Nusantara juga
bertujuan untuk memberdayakan kaum perempuan. Penentuan harga jual dalam Home Industry
Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi Nusantara” sudah menjadikan perhitungan harga
pokok produksi (HPP) sebagai dasar namun perhitungan HPP yang telah dilakukan perusahan
masih belum memasukan keseluruhan komponen-komponen biaya, sehingga perhitungan HPP
cenderung lebih kecil dengan realisasi biaya yang dikeluarkan, terutama untuk biaya overhead
pabrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan perhitungan HPP
pesanan tas totebag aplikasi batik menurut perusahan dan perhitungan HPP dengan metode job
order costing.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus Sumber data
menggunakan data primer dan sekunder sedangkan jenis datanya adalah data kuantitatif dan
kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yaitu dengan wawancara dan dokumentasi.Tekhnik
analisis data yang digunakan adalah perhitungan HPP dengan metode Job order costing.
Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan HPP menurut perusahaan sebesar Rp 22.860,00
dan berdasarkan metode job order costing sebesar Rp 27.977,28 sehingga terdapat selisih sebesar
Rp 5.117,28. Sedangkan untuk harga jual menurut perusahan sebesar Rp 30.000,00 dan harga
jual berdasarkan metode job order costing sebesar Rp 36.370,46 sehingga terdapat selisih sebesar
Rp 6.370,46. Perbedaan perhitungan HPP dan harga jual menurut perusahaan yang lebih rendah
ini dikarenakan perusahaan belum memasukan keseluruhan komponen biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik.

Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Job order costing


CALCULATION OF COST OF GOODS MANUFACTURED USING JOB ORDER
COSTING METHOD

(A Case Study on “Pelangi Nusantara” Home Industry in Malang Regency)

By:
Hafish Assalam

Advisor:
Risna Wijayanti

ABSTRAK

Pelangi Nusantara is a home industry producing patchwork crafts. The objective of this
sociopreneurship business is to empower women. This company has used COGM calculation to
determine the selling price of its product, but not all components have been included in the
calculation, so its result is smaller than the cost they have actually paid, especially the factory’s
overhead cost. This research aims to analyze the COGM calculation for batik-applications
totebag that is done by the company and compare it with COGM calculation using job order
costing method.

This descriptive research uses case study approach, in which its primary and
secondary data are quantitative and qualitative ones, which were collected through interview and
documentation.

The result of the company’s calculation on the COGM of the product is IDR 22,860.00,
while the result of the calculation using job order costing method is IDR 27,977.28, so the
difference between the two is IDR 5,177.28. The selling price determined by the company is IDR
30,000.00, while the price according to job order costing method is IDR 36,370.46, so the
difference is IDR 6,370.46. The differences occur because the company has not included all
components of direct labor cost and factory overhead cost.

Keywords : calculation of cost of goods manufactured, job order costing


PENDAHULUAN yang memanfaatkan limbah kain pabrik
garment. Usaha ini bersifat sociopreneur
Peran dan fungsi yang dimiliki Usaha dimana dalam menjalankan bisnisnya Pelangi
Mikro Kecil Menengah (UMKM) cukup Nusantara juga bertujuan untuk
banyak di Indonesia baik secara ekonomi, memberdayakan kaum perempuan.
sosial, politik, budaya dan keamanan. Fungsi Peran UMKM di Indonesia sangat
dan peran secara ekonomi-sosial-politik besar dalam perekonomian nasional, Namun
misalkan untuk meningkatkan pendapatan di sisi lain, keberadaan UMKM juga masih
masyarakat, mengurangi pengangguran dan banyak menghadapi permasalahan dan
kemiskinan. Dalam struktur perekonomian keterbatasan Permasalahan manajemen
Indonesia, UMKM merupakan kegiatan keuangan dinilai menjadi kelemahan utama
ekonomi rakyat yang produktif yang pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam
keberadaanya mendominasi lebih dari 99% mengembangkan bisnisnya dimana
dalam struktur perekonomian nasional (Eko kemampuan mereka dalam menyusun laporan
Prasetyo : 2008). Keberadaan UMKM keuangan diragukan karena keterbatasan
dianggap sebagai penolong karena lebih sumber daya yang ada. (Stevanus, 2007 :
mampu bertahan di masa krisis ekonomi 189).
karena sebagian besar UMKM di Indonesia Permasalahan manajemen keuangan
adalah usaha mikro disektor informal dan bagi UMKM ini dialami oleh sebagian besar
pada umumnya menggunakan bahan baku UMKM di Indonesia termasuk UMKM di
lokal dengan pasar lokal. Itulah sebabnya Kab Malang. Salah satu permasalahan
tidak terpengaruh secara langsung oleh krisis keuangan yang dihadapi oleh UMKM adalah
global. keputusan penentuan harga jual, penentuan
Indonesia memiliki berbagai UMKM harga jual sangat penting dan dapat menjadi
yang tersebar di berbagai sektor serta suatu keunggulan kompetitif bagi UMKM
berbagai daerah baik Kota maupun karena penentuan harga jual yang overpriced
Kabupaten. Kota/Kabupaten di Indonesia akan mempengaruhi daya saing UMKM di
dengan jumlah UMKM yang banyak adalah pasaran dan apabila penentuan harga jual
kabupaten Malang. Menurut data dari Dinas underpriced akan memberikan dampak
Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur jangka panjang yang mempengaruhi
(http://diskopumkm. jatimprov.go.id ), penerimaan laba yang tidak sesuai target atau
Jumlah UMKM di Kabupaten Malang adalah bahkan mengalami kerugian. Sehingga
sebesar 414,516 dan menyerap tenaga kerja UMKM harus mampu untuk menentukan
sebesar 826,375 orang. Salah satu UMKM harga jual produknya secara tepat.
yang berada di wilayah kabupaten Malang Agar dapat menentukan harga jual
adalah Home Industry Kerajinan Berbahan yang tepat UMKM harus dapat menghitung
Dasar Kain Perca “Pelangi Nusantara”. harga pokok produksi secara akurat. Harga
Usaha ini didirikan pada tahun 2012. Home pokok produksi adalah cerminan total biaya
Industry Kerajinan Berbahan Dasar Kain barang yang diselesaikan selama periode
Perca “Pelangi Nusantara” merupakan usaha berjalan. Harga pokok produksi merupakan
dengan bisnis intinya merupakan kerajinan
suatu biaya yang digunakan untuk pekerjaan (jobs) tertentu (Firdaus dan
memproduksi suatu barang dalam suatu Wasilah, 2012 : 54).
periode waktu tertentu yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenga kerja, dan biaya Perhitungan harga pokok produksi
overhead pabrik. Permasalahan dalam dengan menggunakan metode Job order
menentukan harga jual juga dialami oleh costing dapat memberikan hasil perhitungan
Home Industry Kerajinan Berbahan Dasar yang lebih akurat, hal ini dapat ditunjukan
Kain Perca “Pelangi Nusantara”dimana dengan penelitian yang di lakukan oleh Nurul
dalam menentukan harga jual produknya Hana Fitriyanti (2015), berdasarkan hasil
Home Industry Kerajinan Berbahan Dasar penelitian yang telah diperoleh menunjukan
Kain Perca “Pelangi Nusantara” sudah bahwa pengidentifikasian dan
menjadikan perhitungan harga pokok pengelompokkan biaya produksi pada bahan
produksi sebagai dasar namun perhitungan baku langsung dan biaya tenaga kerja
harga pokok produksi yang telah dilakukan langsung pada Tenun ikat ATMB “Medali
masih kurang tepat Mas” sudah tepat, sedangkan untuk biaya
Perhitungan harga pokok produksi overhead pabrik belum tepat dikarenakan
yang tidak akurat tersebut akan berdampak terdapat komponen biaya yang tidak
pada penentuan harga jual produk yang dimasukkan dan terdapat komponen biaya
overpriced ataupun underpriced. Untuk yang tidak seharusnya dimasukkan pada
membantu dalam permasalahan tersebut biaya overhead pabrik, sehingga perhitungan
diperlukan adanya proses perhitungan harga harga pokok produksi berdasarkan penelitian
pokok produksi yang lebih akurat. Metode lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil
yang dapat digunakan dan sesuai dengan sifat perhitungan menurut Tenun Ikat ATBM
produk pada Home Industry Kerajinan “Medali Mas”.
Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi Berdasarkan penelitian terdahulu dan
Nusantara” adalah metode Job order costing kondisi yang ada dalam Home Industry
dikarenakan Home Industry Kerajinan Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca
Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi “Pelangi Nusantara” peneliti termotivasi
Nusantara” merupakan UMKM yang untuk meneliti perbedaan perhitungan harga
bergerak dalam industri kerajinan dimana pokok produksi metode Job order costing
dalam menghasilkan produknya sebagian dengan perhitungan harga pokok produksi
besar dilakukan atas dasar pesanan untuk yang telah di laksanakan oleh perusahaan.
memenuhi kebutuhan sesuai dengan yang PENELITIAN TERDAHULU
diinginkan oleh pelanggan dan hanya
sebagian kecil produk yang di produksi Ade Putri Mulfi (2013) dengan
secara massa untuk mengisi persedian di penelitian yang berjudul “Analisis harga
Display Room. pokok produksi dengan metode Job order
Metode Job order costing adalah costing (Studi kasus Triple Combo ,
suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang Bogor)”. Kesimpulan yang dapat diambil
menghimpun biaya berdasarkan pekerjaan- sabagai salah satu contoh pesanan untuk
klappertar, macaroni schotel, fruit tarler
masing masing 60 unit dengan harga jual produksi tentunya kan mempengaruhi harga
Rp.990.000 dan perhitungan biaya produksi jual dan laba rugi perusahaan dimana harga
menurut perusahaan 545.580 sehingga laba jual dan laba yang diperoleh perusahaan
yang diakui perusahaan sebesar Rp.444.420. terlalu rendah
sedangkan berdasarkan perhitungan harga Ollin Thia Priscilla Cristie (2014)
pokok produksidengan metode Job order dengan penelitian yang berjudul Perhitungan
costing untuk semua pesanan tersebut adalah Biaya Produksi dengan Metode Job order
sebesar Rp.764.402 sehingga laba yang costing sebagai Dasar Penetapan Harga Jual
sebenarnya terjadi sebesar Rp.165.598. Dari (Studi Kasus pada Harry Handmade Shoes
perhitungan yang dilakukan perusahaan Malang).Hasil analisis harga pokok produksi
dengan menurut Job order costing terdapat menunjukan bahwa harga pokok produksi
perbedaan dalam pengakuan biaya dan yang dilakukan perusahaan memberikan hasil
penetapan harga jual. Perbedaan ini dapat yang lebih kecil daripada perhitungan harga
menjelaskan permasalahan manajemen pokok produksi dengan menggunakan
perusahaan dalam penentuan biaya dan laba metode Job order costing, hal ini dikarenakan
perusahaan. perusahaan tidak mebebankan biaya
Rully Kusumawardani (2013) dengan overhead secara tepat, tidak adanya
penelitian yang berjudul “Perhitungan Harga pengelompokan biaya berdasarkan sifatnya,
Pokok Produksi Menggunakan Metode Job dan dalam menghitung biaya listrik,
order costing (Studi Kasus UMKM CV. perusahaan tidak melakukan perhitungan
Tristar Alumunium). Kesimpulan yang dapat untuk biaya tetap dan biaya variabel lisrik
diambil menujukan bahwa perusahaan telah perbulan. Perbedaan perhitungan harga pokok
menggunakan perhitungan Harga Pokok produksi tersebut akan mempengaruhi harga
Produksi berdasarkan job order costing akan jual dan laba rugi perusahaan.
tetapi terdapat kesalahan dalam penentuan
biaya bahan baku dan tarif tennaga kerja LANDASAN TEORI
langsung serta pembebanan biaya overhead. UMKM
Peneliti melakukan perhitungan Haraga
pokok produksi dengan metode Job order UMKM merupakan salah satu sektor usaha
costing dengan menggunakanrata rata harga yang memiliki peran sangat penting di
bahan baku, rata rata tari tenaga kerja Indonesia. Perkembangan UMKM yang
langsung, dan pembebanan biaya overhead begitu pesat membuat UMKM menjadi
actual menggunakan cost driver volume tumpuan harapan masyarakat karena
produksi. Hasil perhitungan menunjukan keberadaannya mampu banyak menyediakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan,
dmana harga pokok produksi yang dihitung pengangguran, serta motor penggerak
oleh perusahaan menghasilkan hasil yang pembangunan nasional dan daerah. Kriteria
lebih rendah dari harga pokok produksi yang UMKM dalam Ketentuan Undang-Undang.
dihitung dengan menggunkan metode Job Republik Indonesia No.20 Tahun 2008:
order costing. Perbedaan harga pokok
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
orang perorangan atau dan atau badan usaha 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
perorangan dengan kriteria sebagai berikut: sampai dengan paling banyak Rp.
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus lima ratus juta rupiah) sampai dengan
juta rupiah). paling banyak Rp. 50.000.000.000,00
2. Usaha Kecil adalah adalah usaha ekonomi (lima puluh milyar rupiah)
produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang Konsep Biaya
bukan merupakan anak perusahaan atau Biaya menurut Hansen dan Mowen
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, (2012 : 47) adalah kas atau nilai setara kas
dikuasai, atau menjadi bagian langsung yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
atau Usaha Kecil , dengan kriteria sebagai saat ini atau di masa depan bagi organisasi.
berikut: Menurut Raiborn dan Kinney (2014 :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 34) biaya merefleksikan pengukuran moneter
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dari sumberdaya yang dibelanjakan untuk
sampai dengan paling banyak Rp. mendapatkan sebuah tujuan seperti membuat
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) barang atau mengantarkan jasa. Supriyono
tidak termasuk tanah dan bangunan (2011:14) membedakan biaya ke dalam dua
tempat usaha pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih arti cost dan biaya dalam arti expense .
dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Penggolongan Biaya
Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
Menurut Raiborn dan Kinney (2014:34) biaya
ratus juta rupiah)
dapat dikategorikan kedalam beberapa
3. Kriteria Usaha Menengah adalah Usaha
klasifikasi biaya antara lain:
menengah adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh 1.Hubungannya dengan objek biaya
orang perorangan atau badan usaha yang A. Biaya langsung
bukan merupakan anak perusahaan atau Biaya langsung adalah biaya yang secara
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, tepat dan ekonomis mudah dilacak ke objek
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung biaya. Contoh : biaya bahan baku
maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil B. Biaya tidak langsung
atau usaha besar dengan kriteria sebagai Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak
berikut: dapat secara ekonomis dilacak ke objek biaya
melainkan harus dialokasi ke objek biaya. Biaya Periode adalah biaya yang lebih
Contoh biaya pemeliharan pabrik berhubungan dengan fungsi – fungsi bisnis
daripada dengan produksi. Contoh : biaya
2.Reaksi terhadap perubahan dalam aktivitas penjualan. Biaya pemasaran, biaya
A. Biaya variabel administrasi.
Biaya variabel adalah biaya yang jumah
totalnya berubah secara proporsional dengan Harga Pokok Produksi
perubahan aktivitas atau volume output. baik
volume produksi ataupun volume penjualan. Menurut Hansen dan Mowen (2012:60)
Biaya variabel mempunyai karakteristik Harga pokok produksi adalah cerminan total
umum yang lain dimana biaya per unitnya biaya barang yang diselesaikan selama
tidak berubah Contoh : Biaya bahan baku periode berjalan. Menurut Horngren, et al
langsung, Biaya tenaga kerja langsung. (2006:45) harga pokok produksi adalah biaya
B. Biaya Semivariabel barang yang dibeli untuk diproses sampai
Biaya Semivariabel adalah biaya yang selesai, baik sebelum maupun selama periode
berubah secara tidak proporsional dengan akuntansi berjalan. Menurut Carter (2009:40)
perubahan aktivitas atau volume output. harga pokok produksi terdiri dari 3 elemen
Biaya ini juga disebut sebagai biaya biaya, yaitu bahan baku langsung, tenaga
campuran karena mengandung unsur biaya kerja langsung dan overhead pabrik. Dari
variabel dan biaya tetap. Untuk tujuan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan
perencanaan dan pengendalian, biaya ini bahwa harga pokok produksi merupakan
harus dipindah menjadi elemen biaya tetap suatu biaya yang digunakan untuk
dan elemen biaya variabel. Contoh : Biaya memproduksi suatu barang dalam suatu
listrik pabrik. periode waktu tertentu yang terdiri dari biaya
C. Biaya Tetap. bahan baku, biaya tenga kerja, dan biaya
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah overhead pabrik.
dengan perubahan aktivitas atau volume Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
output dalam rentang atau jumlah tertentu.
Biaya tetap per unit akan berubah dengan Unsur-unsur dalam perhitungan Harga pokok
adanya perubahan volume produksi. Contoh : produksi dapat digolongkan menjadi tiga
Biaya gaji manajer. golongan besar yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
3.Klasifikasi pada laporan keuangan pabrik.
A. Biaya Produk
Biaya produk adalah biaya yang berhubungan 1.Biaya Bahan Baku
dengan pemerolehan atau pembuatan produk
Biaya bahan baku dapat di klasifikasikan
atau penyediaan jasa yang secara langsung
menjadi dua, yaitu biaya bahan baku
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
langsung dan biaya bahan baku tidak
Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga
langsung. Menurut Garrison et al (2007:51)
kerja, biaya overhead pabrik.
bahan baku langsung (direct raw material)
B. Biaya Periode
adalah bahan yang menjadi bagian tak
terpisahkan dari produk jadi, dan dapat kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga
ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk kerja langsung disebut biaya tenaga kerja
tersebut. Bahan baku yang menjadi langsung (direct labour cost).
komponen utama barang jadi merupakan
bahan baku langsung karena bahan tersebut 3 Biaya Overhead
dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke Menurut Blocher et al (2013:109) Biaya
barang jadi. Dengan demikian bahan Overhead pabrik adalah semua biaya tidak
langsung merupakan bagian dari barang jadi langsung baik itu berupa bahan baku tidak
yang dapat diidentifikasikan secara langsung. langsung ataupun tenaga kerja tidak langsung
Pada umumnya biaya bahan baku langsung yang biasanya digabung di dalam satu tempat
dihitung dengan cara mengalikan total bahan penampungan. Menurut Hansen dan Mowen
baku langsung yang digunakan dengan harga (2012:57). Biaya Overhead pabrik adalah
bahan baku langsung terebut per unitnya, semua biaya produksi selain biaya bahan
diamana harga per unit tersebut merupakan baku langsung dan tenaga kerja langsung dan
harga beli ditambah biaya-biaya yang dikelompokan kedalam suatu kategori yang
dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku disebut overhead pabrik. Apabila dikaitkan
langsung tersebut dalam keadaan siap untuk dengan konsep bahan baku tidak langsung
diolah.Menurut Riwayadi (2014:48) bahan maka biaya overhead pabrik juga dapat di
baku tidak langsung (indirect raw material) sebut sebagai semua biaya produksi yang
adalah bahan yang tidak dapat secara mudah tidak dapat ditelusuri secara mudah dan
dan akurat ditelusuri ke barang jadi. akurat ke produk. Contoh lain biaya overhead
2.Biaya Tenaga Kerja Langsung pabrik selain biaya bahan baku tidak
langsung dan tenagan kerja tidak langsung
Menurut Hansen dan Mowen (2012:57) adalah biaya pemeliharaan pabrik, biaya listik
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja pabrik, biaya bahan bakar, biaya penyusutan
yang dapat ditelusuri secara langsung pada mesin, dan pajak bumi dan bangunan pabrik.
barang atau jasa yang sedang di produksi.
Menurut Garrison et al (2007:51) istilah Metode Perhitungan Harga Pokok
tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya Produksi
tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan Blocher (2013:148) mengklasifikasikan
mudah ke produk jadi. Biaya Tenaga kerja beberapa sistem penentuan harga pokok
langsung biasa disebut juga sebagai tenaga produksi, dimana untuk pemilihan sistem
kerja manual karena tenaga kerja langsung penentuan harga pokok produksi tersebut
berhubungan dengan produk pada saat bergantung kepada beberapa hal antara lain :
produk tersebut di produksi. Menurut
Riwayadi (2014:73) tenaga kerja langsung 1. Sifat industri dan produk atau jasa
(direct labour) adalah tenaga kerja yang 2. Strategi perusahaan
terlibat langsung dalam pembuatan barang 3. Kebutuhan informasi manajemen
jadi dan pembayaran upahnya berdasarkan
unit yang dihasilkan atau berdasarkan jam
4. Biaya dan manfaat dari perolehan, relatif sama dan berlangsung terus – menerus
perancangan, perubahan,dan pelaksanaan sesuai dengan rencana produksi yang telah
sistem tertentu. ditetapkan. Perusahaan yang menggunakan
Menurut Blocher (2013 : 149) metode metode ini menghasilkan produk yang
penentuan biaya produk berdasarkan metode sejenis, bersifat standar, dan tidak tergantung
akumulasi biaya adalah sebagai berikut : pada spesifikasi yang diminta oleh
konsumen, Sehingga metode perhitungan
1. Sistem Biaya Berdasarkan Pesanan (Job harga pokok produksi berdasarkan proses
order costing) tidak cocok digunakan dalam penelitian ini.
Sistem biaya berdasarkan pesanan digunakan Job order costing
ketika sebagian besar biaya terjadi kepada
pesanan yang dapat langsung teridentifikasi Metode harga pokok pesanan adalah suatu
dengan produk tertentu, batch produk, sistem akuntansi biaya perpetual yang
pesananan pelanggan, kontrak, atau proyek. menghimpun biaya menurut pekerjaan-
Sistem ini biasa digunakan oleh perusahaan pekerjaan (jobs) tertentu (Firdaus dan
yang mempunyai beragam produk. Pada Wasilah,2009:54) sedangkan Menurut
metode penentuan harga pokok pesanan, Bustami dan Nurlela (2013:61) perhitungan
biaya produksi diakumulasikan untuk setiap biaya berdasarkan pesanan atau job order
pesanan secara terpisah. Perhitungan biaya costing adalah suatu sistem akuntansi yang
harus diidentifikasikan secara terpisah agar menelusuri biaya pada unit, individual atau
lebih efektif. Sistem ini juga cocok digunakan pekerjaan, kontrak, tumpukan, produk atau
oleh perusahaan yang menghasilkan produk pesanan pelanggan yang spesifik.
secara custom atau sesuai dengan permintaan Mulyadi (2015:38) mengemukakan syarat-
dari konsumen seperti usaha yang bergerak syarat penggunaan metode job order costing
dalam bidang kerajinan, Sehingga metode job sebagai berikut :
order costing cocok digunakan dalam
penelitian ini. 1. Bahwa masing-masing pesanan
pekerjaan atau produk dapat dipisahkan
2. Sistem Biaya Berdasarkan Proses identitasnya secara jelas dan perlu
(Proscess Costing) dilakukan penentuan harga pokok
pesanan secara individual.
Sistem biaya berdasarkan proses digunakan 2. Bahwa biaya produksi harus dipisahkan
ketika perusahaan memiliki produk yang kedalam dua golongan yaitu biaya
homogen yang diproses melalui serangkaian produksi langsung dan biaya produksi
proses atau departemen. Umumnya metode tidak langsung. Biaya produksi langsung
harga pokok proses digunakan oleh terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
perusahaan perusahaan yang terlibat dalam tenaga kerja, sedangkan biaya produksi
produksi massal yang berkelanjutan dari tidak langsung terdiri dari biaya – biaya
beberapa produk yang serupa yang sifat produksi selain biaya bahan baku dan
produksinya mempunyai pola yang pasti. biaya kerja langsung.
Proses produksinya mempunyai urutan yang
3. Bahwa biaya bahan baku dan biaya kerja 2013 : 152). Dokumen pendukung dasar
langsung dibebankan atau dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan
diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan adalah kartu biaya pesanan, kartu ini
pesanan bersangkutan, sedangkan biaya mencatat dan meringkas biaya bahan baku
produksi tidak langsung (overhead) langsung, tenaga kerja langsung, dan
dibebankan pada pesanan tertentu atas overhead pabrik untuk pekerjaan tertentu.
dasar tarif yang ditentukan dimuka
(predetermined rate). 1. Biaya bahan baku langsung
4. Bahwa harga pokok tiap-tiap pesanan Formulir permintaan bahan baku (material
ditentukan pada saat pesanan selesai. requisition) adalah dokumen sumber atau
5. Bahwa harga pokok persatuan produk pencatatan data secara online yang digunakan
dihitung dengan cara membagi jumlah departemen produksi untuk meminta bahan
biaya produksi yang dibebankan pada baku produksi. Formulir permintaan bahan
pesanan tertentu dengan jumlah satuan mengindikasikan pesanan khusus yang
produk dalam pesanan bersangkutan. dibebankan berdasarkan bahan baku yang
Manfaat yang diperoleh digunakan. Bahan baku tidak langsung di
perusahaan yang menghitung harga perlakukan sebagai bagian dari total biaya
pokok produksinya dengan overhead pabrik. Bahan baku tidak langsung
menggunakan job order costing menurut yang biasanya digunakan dalah lem, paku,
Mulyadi (2015:41) adalah sebagai dan peralatan pabrik.
berikut :
1. Perusahaan dapat menentukan harga jual 2. Biaya tenaga kerja langsung dan tidak
yang dibebankan kepada pesanan langsung
2. Perusahaan dapat mempertimbangkan
Biaya tenaga kerja langsung dicatat dalam
untuk menerima atau menolak pesanan
kartu biaya pesanan berdasarkan kartu jam
3. Perusahaan dapat memantau biaya
kerja yang disiapkan setiap hari untuk setiap
produksi, perusahaan dapat menghitung
karyawan. Kartu jam kerja merupakan bagian
laba atau rugi setiap pesanan
dari sistem peranti lunak perhitungan biaya
4. Perusahaan dapat menentukan harga
yang menunjukkan lama pekerjaan yang
pokok persediaan produk jadi dan produk
dilakukan oleh seorang karyawan pada setiap
dalam proses yang disajikan dalam
pesanan, tarif gaji, dan biaya total yang
neraca
dibebankan pada setiap pesanan. Analisis
Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan : kartu jam kerja akan menyediakan informasi
Arus Biaya mengenai biaya tenaga kerja langsung yang
dapat dibebanklan kedalam pesanan. Biaya
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan tenaga kerja tidak langsung diperlukan
merupakan sistem perhitungan biaya yang sebagai total biaya overhead pabrik. Biaya
mengakumulasikan biaya dan tenaga kerja tidak langsung meliputi gaji bagi
membebankannya pada pesanan pelanggan, penyelia, pemeriksa,dan petugas gudang.
proyek, atau kontrak tertentu (Blocher et al,
3. Biaya Overhead Pabrik atau tarif alokasi yang telah ditentukan
terlebih dahulu. Sistem perhitungan biaya
Pembebanan biaya overhead merupakan normal memberikan taksiran biaya untuk
proses pengalokasian biaya overhead pada memproduksi setiap produk atau pesanan
pesanan. Biaya overhead ini dialokasikan secara tepat waktu.
karena biaya overhead tidak dapat ditelusuri
ke tiap tiap pesanan. Terdapat tiga c. Sistem Perhitungan Biaya Standar
pendekatan untuk mengalokasikan biaya (standar costing)
overhead pabrik yaitu perhitungan biaya
aktual, biaya normal, dan biaya standart. Sistem perhitungan biaya standar
menggunakan tarif standar (biaya) untuk
a. Sistem Perhitungan Biaya Aktual ketiga jenis biaya produksi (bahan langsung,
(actual costing system) tenaga kerja langsung dan overhead pabrik).
Biaya standar merupakan target biaya yang
Sistem biaya aktual menggunakan jumlah ditetapkan atau diekspektasikan yang
biaya aktual yang terjadi untuk menghasilkan seharusnya dicapai oleh perusahaan. Sistem
produk, yang meliputi biaya untuk bahan perhitungan biaya standar merupakan alat
langsung, tenaga kerja langsung, dan yang baik serta memberikan dasar untuk
overhead pabrik. Biaya overhead aktual pengendalian biaya, evaluasi kinerja, dan
meliputi biaya-biaya bahan tidak langsung, perbaikan proses.
tenaga kerja tidak langsung, dan biaya pabrik
lainnya contoh dari biaya aktual adalah sewa 4. Tarif biaya Overhead
pabrik, asuransi, pajak properti, depresiasi,
perbaikan dan pemeliharaan, tenaga, Tarif alokasi overhead yang ditentukan
penerangan, pemanasan, dan pajak atas gaji terlebih dahulu digunakan membebankan
karyawan pabrik. Total dari jumlah biaya biaya overhead pabrik ke dalam pesanan
overhead aktual tidak akan diketahui sampai tertentu. Agar dapat menghitung tarif
pada saat akhir periode akuntansi sehingga overhead pabrik yang ditentukan dimuka
sistem ini sering di aplikasikan ke seluruh dapat dilakukan melalui empat langkah
pesanan pada saat akhir periode akuntansi. (Blocher et al,2013 :159) :

b. Sistem Perhitungan Biaya Normal a. Mengestimasi total biaya overhead


(normal costing) pabrik untuk periode operasi yang sesuai,
biasanya satu tahun.
Sistem perhitungan biaya normal b. Memilih penggerak biaya (cost driver)
menggunakan biaya aktual untuk bahan yang paling tepat untuk membebankan
langsung dan tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
menggunakan biaya normal untuk biaya c. Mengestimasi total jumlah penggerak
overhead pabrik. Perhitungan biaya normal biaya terpilih untuk periode operasi.
melibatkan pengestimasian sebagian biaya d. Mengestimasi total jumlah penggerak
overhead pabrik untuk dibebankan ke dalam biaya terpilih untuk periode operasi.
berbagai pesanan dengan menggunakan dasar
Penetapan Harga Jual Harga Jual = Biaya + (persentase mark-up x
biaya)
Salah satu keputusan penting yang Pendekatan ini disebut perhitungan
dapat mempengaruhi daya saing perusahaan biaya-plus (cost-plus pricing) karena
adalah pengambilan keputusan mengenai persentase markup yang ditentukan
harga jual produk. karena penentuan harga sebelumnya diterapkan pada dasar biaya
jual yang overpriced akan mempengaruhi untuk menentukan harga jual.
daya saing perusahaandi pasaran dan apabila
penentuan harga jual underpriced akan METODE PENELITIAN
memberikan dampak jangka panjang yang
mempengaruhi penerimaan laba yang tidak Jenis penelitian yang dilakukan dalam
sesuai target atau bahkan mengalami penelitian ini adalah penelitian deskiptif
kerugian. Hansen dan Mowen (2012:633) dengan pendekatan studi kasus. Menurut
menjelaskan harga jual adalah jumlah Hadari Nawawi (2012:68) penelitian
moneter yang dibebankan oleh suatu unit deskriptif adalah prosedur pemecahan
usaha kepada pembeli atau pelanggan atas masalah yang diselidiki saat sekarang atau
barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. masalah-masalah yang bersifat aktual diiringi
Sedangkan menurut Mulyadi (2015:78) harga dengan interpretasi rasional.
jual harus dapat menutupi biaya penuh Tujuan dari penelitian deskriptif menurut
ditambah laba yang wajar, jadi harga jual Sekaran (2009:159) adalah untuk
sama dengan biaya produksi ditambahkan memberikan kepada peneliti sebuah riwayat
dengan mark up. atau menggambarkan aspek aspek yang
Dari definisi tersebut dapat relevan dengan fenomena perhatian dari
disimpulkan harga jual adalah jumlah perpektif seseorang, organisasi, orientasi
moneter yang dibebankan kepada konsumen indutri atau lainnya. Penelitian Deskriptif ini
yang terdiri dari seluruh biaya yang juga berupaya untuk memperoleh deskripsi
dikeluarkan untuk membuat suatu barang yang lengkap dan akurat dari suatu situasi
atau melakukan suatu jasa ditambah dengan (Boyd. et al 1989: 129). Selain itu penelitian
presentasi laba yang diinginkan oleh deskriptif bermanfaat dalam bidang bisnis
perusahaan. Untuk mendapatkan laba yang terutama sebagai dasar bagi pengambilan
diinginkan, perusahaan harus menentukan keputusan bisnis. Sedangkan studi kasus
harga jual dengan tepat. menurut Moh Nazir (2011:54) adalah
Menurut Garrison, et al (2007:531) penelitian tentang status objek penelitian
pendekatan yang umum digunakan dalam yang berkenaan dengan suatu fase spesifik
penentuan harga adalah mark-up. Mark-up atau khas dari keseluruhan personalitas.
produk adalah perbedaan antara harga jual Objek penelitian yang digunakan
dengan biayanya, yang biasa dinyatakan dalam penelitian perhitungan harga pokok
sebagai persentase dari biaya. Rumus yang produksi dengan menggunakan metode Job
digunakan untuk menghitung harga jual pada order costing adalah Home Industry
metode ini adalah : Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca
“Pelangi Nusantara” yang berada di Jl Wijaya publikasi pemerintah, analisis industri oleh
Barat no 84. media, dan sumber internet. Dalam penelitian
Jenis data yang digunakan dalam ini data sekunder yang digunakan berupa
penelitian ini adalah: catatan atau dokumentasi perusahaan
1. Data Kualitatif mengenai laporan biaya bahan baku, biaya
Menurut Mudrajad Kuncoro (2013:145) data tenaga kerja langsung, dan biaya ovehead
kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur yang terkait dengan pesanan tertentu
dengan skala numerik. Data kualitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik pengumpulan data dalam
informasi tentang profil, Struktur organisasi penelitian ini dilaksanakan dengan cara
UMKM, dan Proses produksi. sebagai berikut :
2. Data Kuantitatif 1. Metode Wawancara
Menurut Mudrajad Kuncoro (2013:145) data Menurut Sugiyono (2013:224) wawancara
kuantitatif adalah data yang diukur dalam merupakan pertemuan informasi dua orang
suatu skala numerik atau angka. Data untuk bertukar informasi dan ide melalui
kuantitatif yang digunakan dalam penelitian tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
ini adalah laporan menengenai biaya biaya makna dalam sutu topik tertentu, Dalam hal
yang terkait dengan pesanan tertentu baik itu ini peneliti melakukan tanya jawab dengan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja pimpinan Home Industry Kerajinan Berbahan
langsung, maupun biaya overhead pabrik. Dasar Kain Perca “Pelangi Nusantara”
Sedangkan sumber data yang digunakan mengenai data yang diperlukan dalam
dalam penelitian ini adalah: penelitian yaitu profil perusahaan dan
1) Data Primer, informasi mengenai biaya produksi untuk
Data primer adalah data yang mengacu suatu pesanan tertentu.
kepada informasi yang diperoleh peneliti dari 2. Dokumentasi
tangan pertama. Data primer yang diambil Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen
adalah data yang berkaitan dengan variabel merupakan catatan peristiwa yang sudah
minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, berlalu. Dokumen bisa dalam bentuk tulisan,
2009:61). Dalam penelitian ini data primer gambar, atau karya monumental dari
merupakan hasil dari wawancara yang seseorang. Dalam penelitian ini proses
dilakukan dengan pimpinan Home Industry pengumpulan data dilakukan dengan
Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca menganalisa serta mempelajari dokumen
“Pelangi Nusantara” berupa informasi yang dokumen dari Home Industry Kerajinan
terkait tentang profil, struktur organisasi, dan Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi
proses produksi. Nusantara” yang terkait dengan penelitian
2) Data Sekuder seperti laporan pengeluaran biaya-biaya.

Merode Analisis data adalah proses


Data Sekunder adalah data yang mengacu
untuk mencari dan menyusun secara
kepada informasi yang diperoleh dari sumber
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil
yang telah ada. Contoh dari data sekunder
wawancara, catatan lapangan, dan bahan
adalah catatan atau dokumentasi perusahaan,
bahan lain, sehingga dapat dengan mudah
dipahami, dan temuannya dapat Tabel 1
Harga Pokok Produksi
diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 1000 Unit Tas Totebag Aplikasi Batik
2013:244). Menurut Perusahaan
Metode analisis data yang digunakan dalam Biaya Bahan Baku
NO JENIS BIAYA KUANTITAS HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA
penelitian ini adalah metode analisis data 1 Kain Blacu 250 m Rp 20.000,00 Rp 5.000.000,00
deskriptif kuantitatif untuk mengitung harga 2 Kain Perca Batik 150 m Rp 25.000 ,00 Rp 3.750.000,00
3 Kain Furing 250 m Rp 7.500 ,00 Rp 1.875.000,00
pokok produksi dengan metode Job order 4 Kain Viselin 150 m Rp 4.500 ,00 Rp 675.000,00
5 Tali tas 60 roll Rp 15.000 ,00 Rp 900.000,00
costing berdasarkan data yang diperoleh 6 Kancing Batok 7 gross Rp 60.000 ,00 Rp 420.000,00
melalui wawancara dan dokumentasi. 7 Tali Kait 1 set Rp 50.000 ,00 Rp 50.000,00
8 Label 1000 set Rp 250 ,00 Rp 250.000,00
Metode selanjutnya adalah dengan Jumlah biaya bahan baku Rp12.920.000,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
menggunkan metode analisis data deskriptif NO JENIS BIAYA KUANTITAS HARGA SATUAN JUMLAH BIAYA
kualitatif yaitu dengan menganalisis dan 1 Memola dan Memotong 1000 unit Rp1.500,00 Rp 1.500.000,00
2 Sablon 1000 unit Rp4.000,00 Rp 4.000.000,00
melakukan perbandingan perhitungan harga 3 Jahit dan Finishing 1000 unit Rp4.000,00 Rp 4.000.000,00
Jumlah Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 9.500.000,00
pokok produksi berdasarkan Home Industry Biaya Overhead pabrik
Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca NO JENIS BIAYA JUMLAH BIAYA
1 Benang Rp 180.000,00
“Pelangi Nusantara” dan berdasarkan 2 Listrik Rp 100.000,00
3 Penyusutan Mesin Jahit Rp 60.000,00
perhitungan harga pokok produksi Rp 100.000,00
4 Biaya Telepon
menggunakan metode Job order costing. Jumlah Biaya Overhead Rp 440.000,00
Harga Pokok Produksi (HPP)
NO JENIS BIAYA JUMLAH BIAYA
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BIAYA BAHAN BAKU Rp 12.920.000,00
2 BIAYA TKL Rp 9.500.000,00
Perhitungan Harga Pokok Produksi 3 BIAYA FOH Rp 440.000,00
menurut Home Industry Kerajinan Total HPP Rp 22.860.000,00
Jumlah Pesanan 1.000 unit
Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi HPP per Unit Rp 22.860,00
Nusantara”
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi yang telah dengan metode Job order costing
dilakukan oleh Home Industry Kerajinan
Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi Home Industry Kerajinan Berbahan Dasar
Nusantara” meliputi biaya bahan baku, biaya Kain Perca “Pelangi Nusantara” dalam
tenaga kerja langsung dan biaya overhead melakukan perhitngan harga pokok produksi
pabrik. Perhitungan harga pokok produksi sudah mengelompokan biaya ke dalam biaya
yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
pesanan 1000 unit tas totebag aplikasi ba tik biaya overhead pabrik akan tetapi masih
dari kementrian pemberdayaan perempuan banyak terdapat komponen komponen biaya
adalah sebagai berikut: yang belum dimasukan ke kelompok biaya-
biaya tersebut. Sebelum dilakukan
perhitungan harga pokok produksi
menggunakan metode Job order costing
maka diperlukan pengidentifikasian biaya
produksi dan pengelompokan biaya produksi
untuk mempermudah perhitungan harga Tabel 3
pokok produksi tersebut. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Setelah dilakukan pengidentifikasian dan 1000 Unit Tas Totebag Aplikasi Batik
penggolangan biaya, selanjutnya akan Berdasarkan Metode Job order costing
dilakukan perhitungan harga pokok produksi NO JENIS BIAYA UNIT Upah per unit Jumlah Biaya
menggunakan metode job order costing. 1 Memola dan potong
TKL 1 400 Rp 600,000
Berikut perhitungan harga pokok produksi TKL 2 300 Rp 1,500 Rp 450,000
berdasarkan penelitian : TKL 3 300 Rp 450,000
1. Biaya Bahan Baku 2 Sablon
TKL 1 1000 Rp 4,000 Rp 4,000,000
Biaya bahan baku didapatkan dengan cara 3 Jahit dan finishing
mengalikan kuantitas bahan baku yang Genitri 400 Rp 1,600,000
digunakan dengan harga bahan baku tersebut. Taman Kreasi 300 Rp 1,200,000
Kriya Perempuan 150 Rp 600,000
Bahan baku yang digunakan untuk Wijaya Handicraft 50
Rp 4,000
Rp 200,000
memproduksi pesanan 1000 unit tas totebag Rosela 50 Rp 200,000
aplikasi batik adalah sebagai berikut : Dahlia 50 Rp 200,000
4 Quality Control
TKL 1 400 Rp 80,000
Tabel 2 TKL 2 300 Rp 200 Rp 60,000
Biaya Bahan Baku TKL 3 300 Rp 60,000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 9,700,000
1000 Unit Tas Totebag Aplikasi Batik Total Biaya Tenaga Kerja Langsung per Unit Rp 9,700
Berdasarkan Metode Job order costing
No Jenis Biaya Kuantitas Harga Satuan Jumlah Biaya 3. Biaya Overhead Pabrik
1 Kain Blacou 250 m Rp 20,000 Rp 5,000,000 Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya
2 Kain Batik 150 m Rp 25,000 Rp 3,750,000 produksi selain biaya bahan baku langsung
3 Kain Furing 250 m Rp 7,500 Rp 1,875,000
dan biaya tenaga kerja langsung
4 Kain Furing 150 m Rp 4,500 Rp 675,000
5 Tali tas 60 roll Rp 15,000 Rp 900,000
(Riwayadi,20114:76). Pembebanan biaya
6 Kancing Batok 7 gross Rp 60,000 Rp 420,000 overhead yang digunakan dalam penelitian
7 Tali Kait 1 set Rp 50,000 Rp 50,000 ini menggunakan sistem tradisional yaitu
8 Label 1000 set Rp 250 Rp 250,000 pembebanan biaya overhead berdasarkan
JUMLAH Rp 12,920,000 volume berupa unit yang diproduksi.
Pembebanan biaya overhead menggunakan
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung presentase penggunaan biaya dan volume unit
yang diproduksi selama periode produksi
Biaya Tenaga kerja langsung dihitung
pesanan 1000 tas totebag aplikasi batik atau
dengan mengalikan upah per unit dengan
selama bulan Mei 2017 sampai Juni 2017 (2
kuantitas produk yang dihasilkan. Tenaga
bulan).
kerja langsung yang terlibat dalam proses
Pembebanan Biaya overhead ke Pesanan
produksi pesanan tas totebag aplikasi batik Volume produksi pesanan
dibagi kedalam tiga bagian yaitu :  x 100%
Volume produksi keseluruhan
1000
 x 100%  66.67%
1500
Perhitungan biaya overhead aktualselama Tabel 5 menunjukan total harga pokok
bulan Mei sampai Juni 2017 (2 bulan) adalah produksi yang diperlukan untuk
sebagai berikut : memproduksi pesanan 1000 unit tas totebag
aplikasi batik menurut Job order costing.
Tabel 4 Total harga pokok produksi untuk pesanan
Biaya Overhead Pabrik tersebut adalah Rp 26,691,389.10 Total harga
1000 Unit Tas Totebag Aplikasi Batik pokok produksi tersebut merupakan hasil dari
Berdasarkan Metode Job order costing penjumlahan biaya bahan baku sebesar Rp
12.920.000,00, biaya tenaga kerja langsung
No Jenis Biaya Biaya overhead
1 Biaya Bahan Penolong Rp 180,000.00 sebesar Rp9.700.000,00, dan biaya overhead
2 Biaya Transport Rp 600,000.00 pabrik sebesar Rp 5.357.277,10 Sehingga
3 Biaya Sewa Rp 1,111,111.33 harga pokok produksi per unit tas totebag
4 Biaya Konsumsi Rp 640,000.00
aplikasi batik per unit adalah sebesar Rp
5 Gaji Mandor Rp 1,000,000.00
6 Biaya Telepon Rp 66,666.67 27.977,28 yang didapat dari membagi total
7 Biaya Listrik & Air Rp 85,888.00 harga pokok produksi dengan jumlah unit
8 Biaya Penyusutan Peralatan Rp 106,944.44 yang dipesan.
9 Bahan Habis Pakai Rp 33,333.33 Tabel 4.6
10 Biaya Desain Rp 200,000.00
11 Gaji Pimpinan Rp 1,333,333.33
Perbandingan Perhitungan HPP
Total Biaya overhead Rp 5,357,277.10 1000 Unit Tas Totebag Aplikasi Batik
Berdasarkan Metode Perusahaan &
4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Job order costing
Setelah dilakukan pengidentifikasian
biaya, pengelompokan biaya, dan PESANAN
menghitung biaya bahan baku, biaya tenaga UNSUR BIAYA 1000 Tas Totebag Aplikasi Batik SELISIH
kerja langsung dan biaya overhead pabrik Perusahaan Job order costing
selama periode produksi pesanan 1000 unit Biaya Bahan Baku Rp12,920,000.00 Rp 12,920,000.00 Rp -
tas totebag aplikasi batik, langkah Biaya TKL Rp 9,500,000.00 Rp 9,700,000.00 Rp (200,000.00)
selanjutnya adalah melakukan perhitungan Biaya FOH Rp 440,000.00 Rp 5,357,277.10 Rp (4,917,277.10)
harga pokok produksi yang disajikan pada Total HPP Rp 22,860,000.00 Rp 27,977,277.10 Rp (5,117,277.10)
tabel berikut HPP per Unit Rp 22,860.00 Rp 27,977.28 Rp (5,117.28)
Tabel 5
Harga Pokok Produksi Dari Tabel 4.6 dapat diketahui perbandingan
1000 Unit Tas Tas Totebag Aplikasi Batik harga pokok produksi berdasarkan
Menurut Job order costing perhitungan menurut perusahaan dengan
NO JENIS BIAYA JUMLAH BIAYA Metode Job order costing menghasilkan
1 BIAYA BAHAN BAKU Rp 12,920,000 selisih sebesar Rp 5.117.277,10 untuk
2 BIAYA TKL Rp 9,700,000 keseluruhan produksi tas totebag aplikasi
3 BIAYA FOH Rp 5,357,277.10 batik dan sebesar Rp 5.117,28 untuk setiap
Total Harga Pokok Produksi Rp 27,977,277.10
unit produk tas totebag aplikasi batik.
Jumlah Pesanan 1.000 unit
Harga Pokok Produksi per Unit 27,977.28
Penetapan Harga Jual selisih yang besar yaitu sebesar Rp
4.917.277,10. Selisih perhitungan biaya
Perbandingan harga jual menurut perusahaan overhead pabrik ini disebabkan karena
dengan harga jual berdasarkan metode job perusahaan belum memasukan keseluruhan
order costing dapat dilihat dalam tabel unsur – unsur biaya overhead pabrik aktual
berikut: yang digunakan untuk produksi. perusahan
hanya memasukan biaya benang, biaya
Tabel 7 listrik, biaya telepon, dan biaya penyusustan
Perbandingan Perhitungan Harga Jual mesin jahit. Perhitungan menurut perusahaan
tersebut juga dihitung berdasarkan estimasi
Metode Mark-up Harga Jual dan belum adanya pengalokasian biaya
Berdasarkan HPP overhead pabrik secara jelas. Unsur-unsur
Rp. 30.000,00
menurut Perusahan
biaya overhead pabrik aktual yang belum di
Berdasarkan HPP
metode Job order Rp. 36.370,46 masukan oleh perusahaan antara lain biaya
costing telepon, biaya transport, biaya sewa pabrik,
Selisih Rp. 6.370,46 biaya konsumsi, biaya gaji mandor, biaya
bahan habis pakai, biaya penyusutan
Pembahasan peralatan, biaya desain, dan biaya gaji
Perbedaan perhitungan harga pokok pimpinan.
produksi menurut perusahan dan metode job Selain dikarenakan belum memasukan
order costing sebesar Rp 5.117.277,10 keseluruhan unsur – unsur biaya overhead
dikarenakan adanya perbedaan dalam biaya pabrik aktual yang digunakan untuk produksi,
tenaga kerja langsung dan biaya overhead Perbedaan perhitungan biaya overhead
pabrik. Berdasarkan tabel 6 untuk biaya pabrik juga dikarenakan perusahan
bahan baku tidak terdapat selisih dikarenakan memasukan biaya penyusutan mesin jahit.
perusahan sudah menghitung biaya bahan Berdasarkan penelitian perusahan tidak perlu
baku dengan tepat. memasukan biaya penyusutan mesin jahit
Terdapat selisih sebesar Rp 200.000 karena dalam proses produksi jahit tidak
untuk biaya tenaga kerja langsung, Adanya menggunakan mesin milik sendiri, proses
selisih atau perbedaan dalam perhitungan jahit dalam produksi pesanan tas totebag
biaya tenaga kerja langsung dikarenakan aplikasi batik ini diserahkan kepada
perusahaan tidak memasukan biaya untuk kelompok anggota komunitas Pelangi
Quality Control dimana Quality Control Nusantara dan menggunakan mesin jahit
merupakan proses terakhir dalam proses milik kelompok.
produksi yang dikerjakan oleh tiga orang Perbedaan perhitungan harga pokok
yang bertanggungjawab untuk menjaga produksi akan menyebabkan perbedaan
kualitas produk yang dihasilkan oleh perhitungan harga jual, Pada tabel 7 dapat
perusahaan. diketahui bahwa harga jual berdasarkan harga
Biaya overhead pabrik merupakan pokok produksi menurut perusahaan
unsur harga pokok produksi yang memiliki menunjukan hasil yang lebih rendah sebesar
Rp 6.370,46 daripada harga jual berdasarkan Penjualan Rp 30,000,000.00
perhitungan harga pokok produksi metode Harga Pokok Produksi
Biaya Bahan Baku Rp 12,920,000.00
job order costing. Harga jual yang lebih kecil Biaya Tenaga kerja Langsung Rp 9,700,000.00
atau underpriced ini akan mempengaruhi Biaya Overhead Rp 5,357,277.10
penerimaan laba yang tidak sesuai target atau Rp 27,977,277.10
Laba Kotor Rp 2,022,722.90
bahkan mengalami kerugian. Penerimaan
laba yang tidak sesuai target yang dialami
oleh Home Industry Kerajinan Berbahan Berdasarkan tabel 4.9 diatas
Dasar Kain Perca “Pelangi Nusantara” dapat pehitungan harga pokok produksi menurut
di lihat dalam tabel 8 dan 9 berikut: metode job order costing adalah sebesar Rp
Tabel 8 26.691.389,10 dengan total penjualan sebesar
Perhitungan Laba Kotor Rp 30.000.000,00. Sehingga laba kotor
1000 Unit Tas Tas Totebag Aplikasi Batik untuk pesanan 1000 unit tas aplikasi batik
Menurut Metode Perusahaan dari kementrian pemberdayaan perempuan
Penjualan Rp 30,000,000.00 adalah sebesar Rp 2.022.723,90 bukan
Harga Pokok Produksi sebesar Rp 7.140.000,00 sebagaimana yang
Biaya Bahan Baku Rp 12,920,000.00
Biaya Tenaga kerja Langsung Rp 9,500,000.00 ditunjukan pada tabel 4.8. Hal ini
Biaya Overhead Rp 440,000.00 menunjukan bahwa margin laba kotor yang
Rp 22,860,000.00 sesungguhnya diterima berdasarkan
Laba Kotor Rp 7,140,000.00
perhitungan harga pokok produksi metode
Berdasarkan tabel 4.8 diatas job order costing adalah sebesar 7 % dari
perhitungan harga pokok produksi menurut harga pokok produksi bukan sebesar 30 %
perusahan adalah sebesar Rp 22.860.000,00 sebagaimana yang telah dihitung oleh
dengan total penjualan untuk pesanan perusahaan. Oleh karena itu apabila
tersebut sebesar Rp 30.000.000,00 sehingga perusahan ingin mencapai target margin laba
laba kotor yang dihitung oleh Home Industry kotor sebesar 30% dari harga pokok produksi
Kerajinan Berbahan Dasar Kain Perca maka sebaiknya perusahan menetapkan harga
“Pelangi Nusantara” untuk pesanan 1000 unit sebesar Rp 36.370,46 per unit. Alternatif lain
tas aplikasi batik dari kementrian yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
pemberdayaan perempuan adalah sebesar Rp dengan mempertimbangkan untuk
7.140.000,00 Sedangkan perhitungan laba mengingkatkan jumlah pesanan yang
kotor berdasarkan metode Job order costing diterima. Dengan bertambahnya jumlah unit
dapat dilihat pada tabel berikut : yang diproduksi atau pesanan yang diterima
akan dapat berpengaruh terhadap
Tabel 9 menurunnya biaya overhead tetap per unit.
Perhitungan Laba Kotor
1000 Unit Tas Tas Totebag Aplikasi Batik Implikasi Penelitian
Menurut Metode Job order costing
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
perbedaan antara hasil perhitungan harga
pokok produksi berdasarkan metode
perusahaan dan harga pokok produksi yang diproduksi, serta jumlah biaya bahan
berdasarkan metode job order costing. Hal baku dalam satu tahun agar perusahaan dapat
ini disebabkan perusahaan belum memasukan menentukan tarif normal atau tarif
keseluruhan komponen biaya overhead pembebanan biaya overhead dimuka.
pabrik, Sehingga berdasarkan hasil Tarif normal atau tarif pembebanan
perhitungan menunjukkan bahwa harga biaya overhead dimuka dapat digunakan
pokok produksi yang digunakan perusahaan sebagai standar biaya overhead pabrik per
lebih rendah dari harga pokok produksi unit yang tujuannya untuk mempermudah
dibandingkan metode job order costing. perusahan dalam melakukan perhitungan
Harga pokok produksi yang lebih rendah harga pokok produksi pada saat pesanan
akan membuat perhitungan harga jual diterima, Sehingga harga jual produk dapat
menjadi lebih rendah. ditentukan secara lebih cepat dan akurat.
Harga jual yang lebih rendah atau
underpriced akan mempengaruhi KESIMPULAN
penerimaan laba yang tidak sesuai target atau
bahkan mengalami kerugian. Hal ini Penelitian ini dilakukan untuk
menunjukan bahwa biaya overhead pabrik mengetahui perhitungan harga pokok
sangat penting untuk dimasukan kedalam produksi menurut Home Industry Kerajinan
perhitungan harga pokok produksi. Oleh Berbahan Dasar Kain Perca “Pelangi
karena itu, sebaiknya perusahaan Nusantara” dengan harga pokok produksi
menggunakan metode job order costing berdasarkan metode Job order costing.
sehingga keseluruhan biaya yang dibebankan Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh
dalam perhitungan harga pokok produksi kesimpulan :
dapat meng-cover keseluruhan biaya yang 1. Perbandingan harga pokok produksi
dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan berdasarkan perhitungan menurut
produk termasuk seluruh komponen biaya perusahaan dengan Metode Job order
overhead pabrik yang biasanya sering tidak costing menghasilkan selisih sebesar Rp
dibebankan terutama oleh UMKM. 5.117.277,10 untuk keseluruhan produksi
Penelitian ini menggunakan metode tas totebag aplikasi batik dan sebesar Rp
pembebanan biaya overhead pabrik tarif 5.117,28 untuk setiap unit produk tas
aktual mengingat keterbatasan informasi totebag aplikasi batik. Perbedaan
tentang estimasi jumlah unit yang diproduksi perhitungan harga pokok produksi
atau jumlah estimasi biaya bahan baku dalam dikarenakan adanya perbedaan dalam
satu tahun sehingga tidak dapat menetapkan perhitungan biaya tenaga kerja langsung
tarif pembebanan biaya overhead dimuka. dan biaya overhead pabrik
Dalam prakteknya apabila perusahaan ingin 2. Dalam perhitungan biaya bahan baku
menetapkan harga jual di depan pada saat tidak terdapat perbedaan antara
perusahaan menerima pesanan, Perusahaan perhitungan menurut perusahan dengan
sebaiknya terlebih dahulu melakukan metode Job order costing dikarenakan
estimasi terhadap biaya overhead pabrik, unit
perusahan sudah menghitung biaya perhitungan laba kotor yang menjadi
bahan baku dengan tepat. target perusahaan. Setelah dilakukan
3. Untuk perhitungan biaya tenaga kerja perhitungan dengan metode job order
langsung terdapat perbedaan dimana costing maka diketahui perusahan
perhitungan harga pokok produksi mendapatkan laba kotor yang lebih
menurut perusahan menghasilkan biaya rendah dari target yang telah ditetapkan.
tenaga kerja langsung yang lebih sedikit
dibandingkan menurut metode job order SARAN
costing dengan selisih sebesar Rp Berdasarkan hasil penelitian dan
200.00,00 dikarenakan perusahan belum kesimpulan yang diperoleh, maka
memasukan biaya tenaga kerja langsung peneliti dapat memberikan saran sebagai
untuk proses Quality Control. berikut :
4. Biaya overhead yang dihitung 1. Bagi Perusahaan
berdasarkan perhitungan perusahaan A. Pada saat produksi perusahaan sebaiknya
memberikan hasil yang jauh lebih rendah mengidentifikasi dan melakukan
dengan hasil perhitungan berdasarkan pencatatan biaya biaya apa saja yang
metode job order costing dengan selisih dikeluarkan dari awal proses produksi
Rp 4.917.277,10. Adanya selisih ini sampai produk jadi sehingga tidak akan
disebabkan karena perusahaan ada biaya yang terlewat pada saat
memasukan biaya penyusutan mesin perhitungan harga pokok produksi.
jahit yang dimana biaya tersebut bukan B. Perusahan sebaiknya mengidentifikasi,
merupakan biaya overhead dari produksi menghitung dan mengalokasikan biaya
pesanan 1000 unit tas totebag aplikasi overhead kedalam perhitungan harga
batik dan banyak unsur unsur biaya pokok produksi sehingga perhitungan
overhead pabrik yang belum dimasukan harga pokok produksi menjadi lebih
antara lain biaya telepon,biaya transport, akurat.
biaya sewa pabrik, biaya konsumsi, biaya C. Perusahaan dapat mempertimbangkan
gaji mandor, biaya bahan habis pakai, untuk membuat perhitungan estimasi
biaya penyusutan peralatan, biaya desain biaya overhead pabrik dalam satu tahun
dan biaya gaji pimpinan serta estimasi jumlah unit yang di
5. Hasil perbandingan harga jual produksi atau jumlah biaya bahan baku
berdasarkan perusahan dan berdasarkan dalam satu tahun secara akurat agar
Job order costing berbeda dimana harga dapat menetapkan tarif normal atau
jual berdasarkan perusahan lebih rendah. standart pembebanan biaya overhead
Perbedaan ini dikarenakan kesalahan sehingga perusahaan dapat memprediksi
dalam pengklasifikasian biaya dan berapa harga jual yang harus ditetapkan
perhitungan unsur-unsur harga pokok perusahaan secara cepat dan tepat.
produksi yang dilakukan oleh perusahan. D. Dalam perhitungan biaya overhead,
Perbedaan harga jual dan harga pokok Perusahaan sebaiknya membuat catatan
produksi tersebut mempengaruhi tentang peralatan –peralatan apa saja
yang terkait dengan proses produksi. Hal konsumen dapat melihat perbedaan harga
ini akan mempermudahkan perusahaan tersebut.
dalam menghitung biaya penyusutan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya
peralatan-peralatan sehingga biaya A. Bagi peneliti selanjutnya dengan objek
penyusutan peralatan yang merupakan penelitian yang menghasilkan berbagai
salah satu unsur dari biaya overhead macam variasi produk yang tinggi dapat
dapat memberikan jumlah biaya yang menggolongkan produk-produk tersebut
akurat. kedalam beberapa golongan berdasarkan
E. Perusahan dapat mempertimbangkan jenis dan harga sehingga dapat
untuk berupaya meningkatkan jumlah menghitung harga pokok produksi
pesanan yang diterima sehingga standart untuk tiap tiap golongan.
perusahaan dapat mengurangi jumlah B. Pada penelitian ini pembebanan biaya
biaya overhead tetap yang dialokasikan overhead pabrik menggunakan tarif
kedalam perhitungan harga pokok aktual sehingga tidak dapat menentukan
produksi per unit. tarif normal atau standart pembebanan
F. Perusahaan sebaiknya dapat biaya overhead, bagi peneliti selanjutnya
menggunakan metode job order costing akan lebih baik jika dapat menggunkan
dalam perhitungan harga pokok produksi tarif overhead ditentukan dimuka
dikarenakan perhitungan berdasarkan job sehingga dapat mempermudah untuk
order costing memberikan informasi menentukan harga pokok produksi untuk
biaya produksi yang lebih jelas dan setiap pesanan, serta melakukan analisis
lengkap sehingga akan memberikan hasil perbandingan secara mendalam agar
perhitungan harga pokok produksi yang hasil penelitian lebih jelas dan tajam
lebih akurat. serta dapat berguna dan bermanfaat baik
G. Jika harga jual berdasarkan perhitungan secara teoritis maupun praktis.
harga pokok produksi metode job order
costing yang menghasilkan harga jual
DAFTAR PUSTAKA
lebih tinggi digunakan, maka akan ada
konsekuensi yang akan diterima oleh
perusahaan seperti kehilangan konsumen Ade Putri Mulfi, 2013, Analisis harga pokok
dikarenakan harga jual yang naik. Oleh produksi dengan metode Job order
karena itu peneliti memberi saran agar costing ( Studi kasus Triple
Home Industry Kerajinan Berbahan Combo,Bogor), Skripsi Fakultas
Dasar Kain Perca “Pelangi Nusantara” Ekonomi dan Manajemen Institut
dapat mencari segmen pasar yang Pertanian Bogor
berbeda dengan kualitas income yang
lebih tinggi atau membuat produk yang Anomimous, Undang-undang Republik
unik dan berbeda dari sebelumnya atau Indonesia No 20 Tahun 2008
dari produk para pesaing sehingga Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah , (http://
www.hukumonline. com /pusat data
/ detail / 28029/ node Firdaus Ahmad Dunia dan Wasilah Abdullah,
/1011/undangandang-nomor-20- 2012, Akuntansi Biaya, Salemba
tahun-2008). Diakses pada tanggal Empat, Jakarta
10 Juni 2017
Garrison, Ray H., Norren, Eric W., dan Peter
Bastian Bustami dan Nurlela, 2013, C. Brewer, 2006, Managerial
Akuntansi Biaya, Edisi Empat, Mitra Accounting (Akuntansi Manajemen),
Wacana Media, Jakarta diterjemahan Oleh Nuri Hinduan,
2007, Edisi 11, Buku 1, Salemba
Blocher, Edward J, Stout, David E , dan Gary Empat, Jakarta
Cokins, 2011, Cost Management: A
Strategic Emphasis (Manajemen Hadari Nawawi, 2012, Metode Penelitian
Biaya: Penekanan Strategis), Bidang Sosial, Gajah Mada
Diterjemahan oleh David Wijaya, University Press, Yogyakarta
2013, Edisi 5, Buku 1, Salemba
Empat, Jakarta Hansen, Don R., dan Mowen, Maryanne M.,
2007, Managerial Accountin)
Boyd, H. W., Jr., Westfall, R., & Stasch, S. (Akuntansi Manaajerial),
F.1989. Marketing Research: Diterjemahan Deny Arnos Kwary,
Text and Cases, Irwin, Boston 2012, Edisi 8, Buku 1, Salemba
Empat, Jakarta
Carter, William K, 2006, Cost Accounting
(Akuntansi Biaya), Diterjemahkan Horngren, Charles T., Datar, Srikant M., dan
oleh Krista, 2009, Edisi 14, Buku 1, George Foster, 2006, Cost
Salemba Empat, Jakarta Accounting, A Managerial Emphasis
(Akuntansi Biaya: Pendekatan
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Manajerial), Diterjemahkan oleh
Menengah Provinsi Jawa Timur, P.A Lestari, 2008, Edisi 12, Jilid 1,
Jumlah Umkm Dan Tenanga Kerja Erlangga, Jakarta
Di Provinsi Jawa Timur,
http://diskopumkm.jatimprov.go.id/v Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
iewmedia.php?pages=content&id=5 Menengah Republik Indonesia, Data
7&bidang . Diakses pada tanggal 15 usaha mikro, kecil, menengah
Juni 2017 (UMKM) dan Usaha Besar (UB)
Tahun 2012-2013,
Eko Prasetyo, 2008, Peran Usaha Mikro http://www.depkop.go.id/ berita-
Kecil Dan Menengah (Umkm) informasi/ data-informasi/ data-
Dalam Kebijakan Penanggulangan umkm/, Diakses pada tanggal 17
Kemiskinan Dan Pengangguran. Juni 2017
diakses 15 Juni 2017,
(http://ekonomi.upy.ac.id/files) Moh Nazir, 2011, Metode Penelitian, cetakan
keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta
Mudrajad Kuncoro, 2013, Metode Riset untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Bisnis dan Ekonomi, Edisi 4, Universitas Brawijaya Malang
Erlangga, Jakarta
Sekaran, Uma, 2005, Research Methods for
Mulyadi, 2015, Akuntansi Biaya, UPP STIM Business (Metodologi Penelitian
YKPN, Yogyakarta Bisnis), Diterjemahkan oleh Kwan
Men Yon. 2009. Edisi 4. Buku 2,
Nurul Hana Fitriyanti, 2015, Peritungan Salemba Empat, Jakarta
Harga Pokok Produksi dengan
Metode Job order costing (Studi Stevanus Hadi Darmaji, 2007, Prospek
pada UKM Tenun Ikat ATMB Pembentukan dan Sistem Akuntansi
“Medali Mas” di Kota Kediri), bagi Usaha Kecil dan Menengah
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (UKM), dalam Kewirausahaan
Universitas Brawijaya Malang UKM : Pemikiran dan Pengalaman
Karya Bersama FE Universitas
Ollin Thia Priscilla Cristie, 2014, Surabaya dan Forum Daerah UKM
Penghitungan Biaya Produksi Jawa Timur, Edisi 1, Graha Ilmu,
dengan Metode Job order costing Yogyakarta
sebagai Dasar Penetapan Harga Jual
(Studi Kasus pada Harry Handmade Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kualitatif
Shoes Malang), Skripsi Fakultas dan R&D, Alfabeta, Bandung
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Supriyono, 2011, Akuntansi Biaya
Brawijaya Malang
Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Raiborn, Cecily A., Kinney, Michael R., Harga Pokok, Buku 1 Edisi 2.
2011, Cost Accounting: Foundations Yogyakarta: BPFE
and Evolutions (Akuntansi Biaya :
dasar dan perkembangan),
Diterjemahkan oleh Rahmat Hilman,
2014, Edisi 7, Buku 1, Salemba
Empat, Jakarta

Riwayadi, 2014, Akuntansi Biaya Pendekatan


Tradisional dan Kontemporer,
Salemba Empat, Jakarta

Rully Kusumawardani, 2013, Perhitungan


Harga Pokok Produksi
Menggunakan Metode Job order
costing (Studi Kasus UMKM CV.
TRIASTAR Alumunium), Skripsi

Anda mungkin juga menyukai