JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.
ayyumna1985@yahoo.com
Abstrak
Latar Belakang: Insidensi thalasemia pada anak, saat ini terus mengalami
peningkatan. Thalasemia yang diderita anak bisa menurunkan kualitas hidup anak baik aspek
fisik maupun psikologis. Perawatan pasca tranfusi yang kurang tepat oleh orang tua
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
dalam perawatan pasca tranfusi bisa dilakukan melalui pemberian komunikasi informasi dan
edukasi berbasis audio visual. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan orang tua dalam perawatan pasca tranfusi pada anak thalasemia
sebelum dan sesudah pemberian KIE. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan quasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group design dengan
menggunakan one group pretest posttest. Subjek penelitian ini adalah orang tua dengan anak
thalasemia sesuai kriteria. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling sejumlah
30 responden. Instrumen yang digunakan menggunakan kuisioner, pemutar video dan LCD.
Analisis bivariat yang digunakan adalah uji t dependen. Hasil : penelitian menunjukan ada
peningkatan skor dan perbedaan pengetahun responden dengan p value 0,000 < 0,05.
Simpulan : terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan setelah pemberian KIE dan terdapat
perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian KIE. Saran : bagi orang
tua untuk menambah informasi menggunakan media elektronik sejenis serta bagi rumah sakit
untuk memasukan KIE berbasis audio visual sebagai pengembangan program dalam media
penyuluhan khususnya tentang perawatan pasca tranfusi kepada orang tua dengan anak
thalassemia.
Informasi dan Edukasi Berbasis pengetahuan orang tua yang baik dalam
Audiovisual di RSUD 45 Kuningan praktik perawatan anak thalasemia
sangatlah diperlukan. Pernyataan ini sesuai
Hasil penelitian diketahui bahwa dengan fungsi pemeliharaan kesehatan
ada peningkatan skor pengetahuan bahwa keluarga mempunyai tugas di bidang
responden setelah diberikan komunikasi kesehatan yang perlu dipahami dan
informasi edukasi berbasis audio visual dilakukan salah satunya yaitu memberikan
dengan selisih 2,97. Hasil ini juga didukung perawatan anggotanya yang sakit atau yang
dimana nilai minimal dan maksimal bagi tidak dapat membantu dirinya sendiri
kelompok yang sudah diberikan KIE (Setiadi, 2008). Dalam hal ini yaitu
umumnya mengalami peningkatan. perawatan orang tua terhadap anak yang
Komunikasi Informasi Edukasi adalah menderita thalasemia. Orang tua merupakan
suatu cara pemberian informasi atau pesan orang yang paling dekat dengan anak.
yang berkaitan dengan topik tetentu dari Secara teoritis orang tua merupakan orang
seseorang atau intitusi kepada masyarakat yang lebih tua atau orang yang dituakan.
sebagai penerima pesan melalui media Orang tua adalah pusat kehidupan
tertentu (Fadila, 2014). Peneliti berpendapat rohani anak, maka setiap reaksi dan emosi
hal ini terjadi karena pemahaman orang tua anak dan pemikirannya dikemudian adalah
tentang perawatan pasca tranfusi pada anak hasil dari ajaran orang tuanya. Sehingga,
thalassemia meningkat setelah diberikan orang tua memegang peranan yang penting
komunikasi informasi edukasi berbasis dan amat berpengaruh atas pendidikan,
audio visual. Pemberian informasi dengan serta pemeliharaan kesehatan anak (Wahib,
menggunakan media audio visual ini 2015). Menurut Siombo (2010),
membantu orang tua untuk menerima pengetahuan merupakan kemampuan untuk
informasi secara lebih menarik dan antusias mengingat beberapa informasi mencakup
bila dibandingkan dengan metode kegiatan penyuluhan, penyebaran informasi
pemberian informasi konvensional. Adanya baik secara media cetak atau elektonik
visualisasi dari penayangan video tentang berupa video, dan pendidikan formal
materi yang dibahas membuat ketertarikan maupun non formal. Pengetahuan pada
sendiri bagi responden dimana hal ini hakikatnya merupakan segenap apa yang
dibuktikan dengan banyaknya responden kita ketahui tentang suatu objek tertentu
yang bertanya setelah pemberian informasi. termasuk di dalamnya ilmu. Hasil
Selain itu, keberhasilan peningkatan penelitian yang dilakukan oleh Wardani
pengetahuan responden tidak terlepas dari (2017), mengatakan bahwa terdapat
baiknya pelaksanaan KIE yang dimulai dari perbedaan nilai rata-rata pengetahuan siswa
tahapan perencanaan mulai dari pemilihan sebelum dan setelah diberikan video yaitu
media, penetapan tujuan maupun mencapai 4.05. Berdasarkan uraian diatas
penyusunan desain. Selain itu, adanya peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan
strategi komunikasi yang efektif serta yang baik didapatkan dari perolehan
penggunaan bahasa yang logis dan mudah informasi yang jelas dengan menggunakan
dipahami memberikan nilai tersendiri. media tertentu, salah satunya dengan
Disamping itu, peneliti juga memberikan memberikan informasi melalui media
evaluasi dengan memberikan beberapa audiovisual yaitu video, dalam hal ini yaitu
pertanyaan soal untuk mengukur kembali video tentang anak thalasemia dan
sejauhmana pengetahuan responden setelah perawatan anak thalasemia khususnya
diberikan informasi. Hal ini sejalan dengan perawatan pasca transfusi. Penerapan
teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo program Komunikasi Informasi dan
(2010) yang menjelaskan bahwa perluasan Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan
informasi yang didapat bisa meningkatkan pemahaman dan pengalaman individu
pengetahuan seseorang. Secara teoritis, dalam mengambil keputusan serta
mengontrol kondisi anaknya, meningkatkan jelas dan benar sesuai peranya sebagai
motivasi serta sikap positif ibu dalam advokat.
memberikan perawatan terhadap anaknya Berdasarkan yang terjadi
(Hastuti, 2014). dilapangan, pengetahuan orang tua
Perbedaan Pengetahuan Orang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
Tua Tentang Perawatan Pasca Tranfusi satunya yaitu informasi. Dalam penelitian
Pada Anak Thalasemia Sebelum dan ini, orang tua diberikan informasi tentang
Sesudah Diberikan Komunikasi thalasemia dan perawatan terhadap anak
Informasi dan Edukasi Berbasis thalasemia khususnya perawatan pasca
Audiovisual di RSUD 45 Kuningan transfusi melalui tayangan video. Menurut
Hasil penelitian menunjukkan Widyatuti (2013) mengatakan bahwa
bahwa setelah diberikan komunikasi penyuluhan dengan menggunakan audio
informasi dan edukasi berbasis audiovisual visual lebih menarik dan tidak monoton.
rerata responden mengalami peningkatan Penyuluhan dengan audio visual,
skor pengetahuan. Berdasarkan uji statistik menampilkan gerak, gambar, dan suara
didapatkan p-value = 0,000 lebih kecil dari yang dapat menarik keingintahuan
α = 0,05, sehingga dapat diputuskan bahwa responden terhadap isi video dan melihat
H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat video sampai selesai dengan serius.
perbedaan pengetahuan orang tua tentang Hasil penelitian lain ditemukan
perawatan pasca tranfusi pada anak dalam penelitian yang dilakukan oleh
thalassemia sebelum dan sesudah Sulendri (2014), yang berjudul
pemberian komunikasi informasi dan “Penyuluhan dengan Media Audio visual
edukasi berbasis audio visual. Pemberian dan Konvensional terhadap Pengetahuan
edukasi sangatlah penting dilakukan oleh Ibu Anak Balita” diperoleh hasil penelitian
petugas kesehatan dalam hal ini perawat terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan
mengingat perawat merupakan orang ibu anak balita (post test) setelah dilakukan
terdekat dengan pasien dan keluarga selama penyuluhan audiovisual dan konvensional
menjalani perawatan di rumah sakit. dengan nilai p = 0,00. Peneliti berpendapat
Mengingat salah satu peran perawat sebagai bahwa pengetahuan seseorang didapatkan
edukator atau pemberi pendidikan dari suatu informasi yang dilihat oleh mata
kesehatan kepada pasien dan keluarga. dan didengar oleh telinga yang dapat
Peran perawat sangat diperlukan, menambah pengetahuan baru dan
untuk membantu orang tua memahahi membentuk suatu tindakan. Pengetahuan
penyakit yang diderita anaknya, dan merupakan suatu dasar dari terbentuknya
membantu proses perawatan anak selama di suatu tindakan. Menurut teori WHO yang
rumah. Sebagaimana yang dikemukakan dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu
oleh Hidayat (2009) mengatakan bahwa bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
peran perawat sebagai pemberi asuhan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
keperawatan dapat dilakukan dengan pengalaman pribadi. Pengetahuan atau
memperhatikan kebutuhan dasar manusia kognitif merupakan domain yang sangat
yang dibutuhkan melalui pemberian penting untuk terbentuknya tindakan
pelayanan keperawatan dengan seseorang. Pengetahaun seseorang tentang
menggunakan proses keperawatan. Hal suatu objek mengandung dua aspek yaitu
tersebut dilakukan dari yang sederhana aspek positif dan aspek negatif.
sampai dengan kompleks sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian melalui
tingkat kebutuhan dasar manusia. Selain itu, komunikasi informasi dan edukasi berbasis
pemberian pendidikan kesehatan terhadap audiovisual tentang thalasemia dan
keluarga merupakan salah satu tugas perawatannya, memberikan peningkatan
perawat untuk memberikan informasi yang terhadap pengetahuan orang tua, dimana
dari 30 responden, 27 diantaranya