Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah

JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

PENINGKATAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PERAWATAN PASCA


TRANFUSI PADA ANAK THALASEMIA MELALUI PEMBERIAN
KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI BERBASIS AUDIO
VISUAL DI KABUPATEN KUNINGAN

Nanang Saprudin, Rani Muliany Sudirman

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawagi

ayyumna1985@yahoo.com

Abstrak

Latar Belakang: Insidensi thalasemia pada anak, saat ini terus mengalami
peningkatan. Thalasemia yang diderita anak bisa menurunkan kualitas hidup anak baik aspek
fisik maupun psikologis. Perawatan pasca tranfusi yang kurang tepat oleh orang tua
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
dalam perawatan pasca tranfusi bisa dilakukan melalui pemberian komunikasi informasi dan
edukasi berbasis audio visual. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan orang tua dalam perawatan pasca tranfusi pada anak thalasemia
sebelum dan sesudah pemberian KIE. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan quasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group design dengan
menggunakan one group pretest posttest. Subjek penelitian ini adalah orang tua dengan anak
thalasemia sesuai kriteria. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling sejumlah
30 responden. Instrumen yang digunakan menggunakan kuisioner, pemutar video dan LCD.
Analisis bivariat yang digunakan adalah uji t dependen. Hasil : penelitian menunjukan ada
peningkatan skor dan perbedaan pengetahun responden dengan p value 0,000 < 0,05.
Simpulan : terdapat peningkatan rerata skor pengetahuan setelah pemberian KIE dan terdapat
perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian KIE. Saran : bagi orang
tua untuk menambah informasi menggunakan media elektronik sejenis serta bagi rumah sakit
untuk memasukan KIE berbasis audio visual sebagai pengembangan program dalam media
penyuluhan khususnya tentang perawatan pasca tranfusi kepada orang tua dengan anak
thalassemia.

Kata Kunci : KIE, Pengetahuan

Pendahuluan pasien thalasemia memiliki banyak


keterbatasan dalam kehidupannya.
Thalasemia merupakan penyakit Thalasemia merupakan penyakit kronis
keturunan akibat adanya kelainan darah. yang memerlukan asuhan keperawatan yang
Anak dengan thalasemia ditandai dengan kompleks dan waktu relatif lama. Hal ini
kondisi eritrosit yang mudah rusak atau dikarenakan anak thalasemia juga lebih
umurnya lebih pendek dari sel darah normal spesifik dan lebih komplek (Alhamda,
(120 hari).Berdasarkan hasil penelitian 2015).
tentang Health Related Quality of Life and Hasil penelitian menunjukan bahwa
Health Utilitiy Values in Beta Thalasemia rata – rata skor kualitas hidup anak
Major Patients Receiving Different Types of thalasemia di Thailand sebesar 76,67.
Iron Chelators in Iran menyatakan bahwa Sedangkan penelitian lainnya

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 88


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah
JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

menggambarkan skor kualitas hidup anak Jenis penelitian yang digunakan


thalasemia mayor di RS Kariadi Semarang yakni penelitian eksperimental. Desain
adalah 65,8. Berdasarkan dua penelitian penelitian yang digunakan adalah Quasy
tersebut dapat disimpulkan skor kualitas Eksperiment Design dengan rancangan one
hidup anak thalasemia di Thailand lebih group pre-test dan post-test Design tanpa
baik daripada skor kualitas hidup anak adanya kelompok kontrol. Populasi dalam
thalasemia di Indonesia (RS Kariadi penelitian ini adalah semua orang tua yang
Semarang). Perawatan orang tua pasca mempunyai anak thalasemia mayor yang
transfusi sangat diperlukan untuk melakukan transfusi di RSUD 45 Kuningan
mengontrol kondisi anak. Transfusi darah Tahun 2018 sebanyak 119 orang. Teknik
yang diterima oleh anak, akan berdampak pengambilan sampel yang digunakan secara
pada masalah kesehatan lainnya. Adanya acidental sampling dan memenuhi kriteria.
transfusi tersebut selain mengakibatkan Peneliti membatasi waktu penelitian selama
penumpukan zat besi dalam tubuh, juga 2 minggu, dimana pada waktu tersebut
mengakibatkan pembengkakan pada limfa, peneliti mendapatkan 30 responden.
sehingga perutnya tampak membesar dan Responden yang digunakan sebagai subyek
terasa sakit. Pada kasus yang lain dapat penelitian dibatasi dengan kriteria inklusi,
ditemukan adanya reaksi yang terjadi yaitu :
setelah tranfusi yang ditandai dengan gejala a. Kriteria Inklusi
gelisah, lemah, dipsne dan nyeri kepala 1) Orang tua yang mempunyai anak
(Atikah, 2011). thalasemia mayor dan di rawat di
Berdasarkan hasil studi pendahuluan poli thalasemia RSUD 45 Kuningan,
di RSUD 45 Kuningan, ditemukan 2) Bersedia menjadi responden dan
sebanyak 853 pasien thalasemia yang menandatangani lembar informed
melakukan kunjungan dan rawat inap. Hasil concent,
wawancara diketahui bahwa 6 orang ibu 3) Orang tua yang mempunyai anak
memiliki pengetahuan yang kurang dalam thalasemia dan menjalani transfusi
perawatan pasca tranfusi. Oleh karena itu, >2 tahun,
informasi tentang perawatan pasca tranfusi b. Kriteria Eksklusi
pada keluarga sangat dibutuhkan dalam 1) Orang tua yang tidak mampu baca
membuat keputusan klinis yang tepat. dan tulis,
Penerapan program Komunikasi 2) Orang tua yang anaknya mengalami
Informasi dan Edukasi ini diharapkan dapat penurunan kesadaran.
meningkatkan pemahaman dan pengalaman Varibel bebas dalam penelitian ini
individu dalam mengambil keputusan serta adalah komunikasi informasi edukasi
mengontrol kondisi anaknya, meningkatkan berbasis audiovisual. Variabel dependen
motivasi serta sikap positif ibu dalam dalam penelitian ini adalah pengetahuan
memberikan perawatan terhadap anaknya orang tua. Instrumen pada penelitian ini
(Azwar, 2011). Hasil penelitian menggunakan kuesioner dan sudah
menyarankan agar diberikan penyuluhan dilakukan uji validitas dimana semua
kesehatan yang adekuat kepada orang tua pertanyaan pengetahuan hasilnya valid.
sehingga sikap keluarga dalam merawat Untuk pemberian komunikasi informasi
anak thalasemia akan semakin positif, berbasis audiovisual menggunakan SAP
dengan demikian diharapkan dapat dan video. Pengumpulan data yang
meningkatkan kualitas hidup anak digunakan dalam penelitian ini mulai dari
thalasemia. penyusunan instrumen, uji instrumen
dilanjut dengan tahap pelaksanaan
Metode penelitian dengan menilai pengetahuan
responden sebelum dilakukan intervensi

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 89


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah
JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

serta menilai kembali pengetahuan dilakukan selama 2 minggu kepada 30


responden setelah intervensi. responden berdasarkan kriteria. Penelitian
Adapun intervensi yang diberikan dilakukan di ruang anggrek RSUD 45
berupa komunikasi informasi dan edukasi Kuningan. Penelitian ini tetap
berbasis audio visual tentang perawatan memperhatikan etika penelitian.
pasca tranfusi pada anak thalassemia. Hasil
uji normalitas data menggunakan uji Hasil
Saphiro – Wilk menunjukan nilai
kelompok sebelum 0,442 dan kelompok Berikut ini hasil uji univariat
setelah 0,06 > 0,05 sehingga distribusi data variabel responden yang dijelaskan dalam
normal. Uji yang digunakan pada penelitian bentuk tabel berikut:
ini menggunakan uji t dependen. Penelitian

Tabel 3.1 Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan Komunikasi


Informasi Berbasis Audio Visual Tentang Perawatan Pasca Tranfusi Pada Anak
Thalasemia di RSUD 45 Kuningan
No Kelompok Mean Median Min Maks SD
1 Sebelum 11,46 11,00 6 17 2,94
2 Setelah 14,43 14,50 10 19 2,66
Sumber : Hasil pengolahan data (2019)

Berdasarkan tabel 3.1 diketahui deviasinya 2,94. Sedangkan bagi kelompok


bahwa kelompok sebelum diberikan setelah diberikan komunikasi informasi
komunikasi informasi edukasi, diperoleh edukasi berbasis audio visual diperoleh data
data yaitu nilai mean 11,46 dengan nilai nilai mean 14,43 dengan nilai median 14,5
median 11, nilai minimal 6 dan nilai serta nilai minimal 10 dan nilai maksimal
maksimal 17. Adapun nilai standar 19. Adapun nilai standar deviasinya 2,66.

Tabel 3.2 Perbedaan Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan


Komunikasi Informasi Berbasis Audio Visual Tentang Perawatan Pasca Tranfusi
Pada Anak Thalasemia di RSUD 45 Kuningan
No Kelompok Mean Median SD p value N
1 Sebelum 11,46 11,00 2,94 0,000 30
2 Setelah 14,43 14,50 2,66
Sumber : Hasil pengolahan data (2019)

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui sesudah pemberian komunikasi informasi


bahwa nilai mean kelompok setelah edukasi berbasis audio visual. Dengan kata
pemberian komunikasi informasi edukasi lain terdapat pengaruh komunikasi
berbasis audio visual terdapat peningkatan informasi dan edukasi terhadap
dibandingkan dengan kelompok sebelum pengetahuan orang tua tentang pasca
dengan selisih 2,97. Bisa dilihat juga nilai perawatan tranfusi pada anak thalassemia.
minimal dan nilai maksimal kelompok
setelah pemberian komunikasi informasi Pembahasan
edukasi berbasis audio visual lebih tinggi
daripada kelompok sebelum. Hasil uji Gambaran Pengetahuan Orang
statistic diperoleh p value = 0,000 < p Tua Tentang Perawatan Pasca Tranfusi
(0,05) artinya terdapat perbedaan rerata Pada Anak Thalasemia Sebelum dan
pengetahuan responden sebelum dan Sesudah Diberikan Komunikasi

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 90


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah
JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

Informasi dan Edukasi Berbasis pengetahuan orang tua yang baik dalam
Audiovisual di RSUD 45 Kuningan praktik perawatan anak thalasemia
sangatlah diperlukan. Pernyataan ini sesuai
Hasil penelitian diketahui bahwa dengan fungsi pemeliharaan kesehatan
ada peningkatan skor pengetahuan bahwa keluarga mempunyai tugas di bidang
responden setelah diberikan komunikasi kesehatan yang perlu dipahami dan
informasi edukasi berbasis audio visual dilakukan salah satunya yaitu memberikan
dengan selisih 2,97. Hasil ini juga didukung perawatan anggotanya yang sakit atau yang
dimana nilai minimal dan maksimal bagi tidak dapat membantu dirinya sendiri
kelompok yang sudah diberikan KIE (Setiadi, 2008). Dalam hal ini yaitu
umumnya mengalami peningkatan. perawatan orang tua terhadap anak yang
Komunikasi Informasi Edukasi adalah menderita thalasemia. Orang tua merupakan
suatu cara pemberian informasi atau pesan orang yang paling dekat dengan anak.
yang berkaitan dengan topik tetentu dari Secara teoritis orang tua merupakan orang
seseorang atau intitusi kepada masyarakat yang lebih tua atau orang yang dituakan.
sebagai penerima pesan melalui media Orang tua adalah pusat kehidupan
tertentu (Fadila, 2014). Peneliti berpendapat rohani anak, maka setiap reaksi dan emosi
hal ini terjadi karena pemahaman orang tua anak dan pemikirannya dikemudian adalah
tentang perawatan pasca tranfusi pada anak hasil dari ajaran orang tuanya. Sehingga,
thalassemia meningkat setelah diberikan orang tua memegang peranan yang penting
komunikasi informasi edukasi berbasis dan amat berpengaruh atas pendidikan,
audio visual. Pemberian informasi dengan serta pemeliharaan kesehatan anak (Wahib,
menggunakan media audio visual ini 2015). Menurut Siombo (2010),
membantu orang tua untuk menerima pengetahuan merupakan kemampuan untuk
informasi secara lebih menarik dan antusias mengingat beberapa informasi mencakup
bila dibandingkan dengan metode kegiatan penyuluhan, penyebaran informasi
pemberian informasi konvensional. Adanya baik secara media cetak atau elektonik
visualisasi dari penayangan video tentang berupa video, dan pendidikan formal
materi yang dibahas membuat ketertarikan maupun non formal. Pengetahuan pada
sendiri bagi responden dimana hal ini hakikatnya merupakan segenap apa yang
dibuktikan dengan banyaknya responden kita ketahui tentang suatu objek tertentu
yang bertanya setelah pemberian informasi. termasuk di dalamnya ilmu. Hasil
Selain itu, keberhasilan peningkatan penelitian yang dilakukan oleh Wardani
pengetahuan responden tidak terlepas dari (2017), mengatakan bahwa terdapat
baiknya pelaksanaan KIE yang dimulai dari perbedaan nilai rata-rata pengetahuan siswa
tahapan perencanaan mulai dari pemilihan sebelum dan setelah diberikan video yaitu
media, penetapan tujuan maupun mencapai 4.05. Berdasarkan uraian diatas
penyusunan desain. Selain itu, adanya peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan
strategi komunikasi yang efektif serta yang baik didapatkan dari perolehan
penggunaan bahasa yang logis dan mudah informasi yang jelas dengan menggunakan
dipahami memberikan nilai tersendiri. media tertentu, salah satunya dengan
Disamping itu, peneliti juga memberikan memberikan informasi melalui media
evaluasi dengan memberikan beberapa audiovisual yaitu video, dalam hal ini yaitu
pertanyaan soal untuk mengukur kembali video tentang anak thalasemia dan
sejauhmana pengetahuan responden setelah perawatan anak thalasemia khususnya
diberikan informasi. Hal ini sejalan dengan perawatan pasca transfusi. Penerapan
teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo program Komunikasi Informasi dan
(2010) yang menjelaskan bahwa perluasan Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan
informasi yang didapat bisa meningkatkan pemahaman dan pengalaman individu
pengetahuan seseorang. Secara teoritis, dalam mengambil keputusan serta

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 91


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah
JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

mengontrol kondisi anaknya, meningkatkan jelas dan benar sesuai peranya sebagai
motivasi serta sikap positif ibu dalam advokat.
memberikan perawatan terhadap anaknya Berdasarkan yang terjadi
(Hastuti, 2014). dilapangan, pengetahuan orang tua
Perbedaan Pengetahuan Orang dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
Tua Tentang Perawatan Pasca Tranfusi satunya yaitu informasi. Dalam penelitian
Pada Anak Thalasemia Sebelum dan ini, orang tua diberikan informasi tentang
Sesudah Diberikan Komunikasi thalasemia dan perawatan terhadap anak
Informasi dan Edukasi Berbasis thalasemia khususnya perawatan pasca
Audiovisual di RSUD 45 Kuningan transfusi melalui tayangan video. Menurut
Hasil penelitian menunjukkan Widyatuti (2013) mengatakan bahwa
bahwa setelah diberikan komunikasi penyuluhan dengan menggunakan audio
informasi dan edukasi berbasis audiovisual visual lebih menarik dan tidak monoton.
rerata responden mengalami peningkatan Penyuluhan dengan audio visual,
skor pengetahuan. Berdasarkan uji statistik menampilkan gerak, gambar, dan suara
didapatkan p-value = 0,000 lebih kecil dari yang dapat menarik keingintahuan
α = 0,05, sehingga dapat diputuskan bahwa responden terhadap isi video dan melihat
H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat video sampai selesai dengan serius.
perbedaan pengetahuan orang tua tentang Hasil penelitian lain ditemukan
perawatan pasca tranfusi pada anak dalam penelitian yang dilakukan oleh
thalassemia sebelum dan sesudah Sulendri (2014), yang berjudul
pemberian komunikasi informasi dan “Penyuluhan dengan Media Audio visual
edukasi berbasis audio visual. Pemberian dan Konvensional terhadap Pengetahuan
edukasi sangatlah penting dilakukan oleh Ibu Anak Balita” diperoleh hasil penelitian
petugas kesehatan dalam hal ini perawat terdapat perbedaan rata-rata pengetahuan
mengingat perawat merupakan orang ibu anak balita (post test) setelah dilakukan
terdekat dengan pasien dan keluarga selama penyuluhan audiovisual dan konvensional
menjalani perawatan di rumah sakit. dengan nilai p = 0,00. Peneliti berpendapat
Mengingat salah satu peran perawat sebagai bahwa pengetahuan seseorang didapatkan
edukator atau pemberi pendidikan dari suatu informasi yang dilihat oleh mata
kesehatan kepada pasien dan keluarga. dan didengar oleh telinga yang dapat
Peran perawat sangat diperlukan, menambah pengetahuan baru dan
untuk membantu orang tua memahahi membentuk suatu tindakan. Pengetahuan
penyakit yang diderita anaknya, dan merupakan suatu dasar dari terbentuknya
membantu proses perawatan anak selama di suatu tindakan. Menurut teori WHO yang
rumah. Sebagaimana yang dikemukakan dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu
oleh Hidayat (2009) mengatakan bahwa bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
peran perawat sebagai pemberi asuhan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
keperawatan dapat dilakukan dengan pengalaman pribadi. Pengetahuan atau
memperhatikan kebutuhan dasar manusia kognitif merupakan domain yang sangat
yang dibutuhkan melalui pemberian penting untuk terbentuknya tindakan
pelayanan keperawatan dengan seseorang. Pengetahaun seseorang tentang
menggunakan proses keperawatan. Hal suatu objek mengandung dua aspek yaitu
tersebut dilakukan dari yang sederhana aspek positif dan aspek negatif.
sampai dengan kompleks sesuai dengan Berdasarkan hasil penelitian melalui
tingkat kebutuhan dasar manusia. Selain itu, komunikasi informasi dan edukasi berbasis
pemberian pendidikan kesehatan terhadap audiovisual tentang thalasemia dan
keluarga merupakan salah satu tugas perawatannya, memberikan peningkatan
perawat untuk memberikan informasi yang terhadap pengetahuan orang tua, dimana
dari 30 responden, 27 diantaranya

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 92


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah
JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

mengalami peningkatan skor pengetahuan.


Hal ini sejalan dengan penelitian yang Saran
dilakukan oleh Suryani (2013), yang Bagi orang tua disarankan untuk
berjudul “Pengaruh Promosi Kesehatan menambah informasi tentang perawatan
Metode Audiovisual dan Metode Buku pasca tranfusi melalui media elektronik
Saku terhadap Peningkatan Pengetahuan sejenis serta disarankan bagi rumah sakit
Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) untuk memfasilitasi ruangan thalasemia
pada Ibu Rumah Tangga” diperoleh hasil menjadi lebih menarik agar anak tidak
penelitian bahwa terdapat pengaruh merasa bosan. Karena kebanyakan yang
promosi kesehatan baik metode audiovisual melakukan transfusi adalah anak-anak.
maupun metode buku saku dengan p = 0,00 Memasukan metode penyuluhan KIE
terhadap peningkatan pengetahuan ibu berbasis audiovisual ini sebagai agenda
rumah tangga dalam penggunaan MSG. rutin untuk memberikan informasi kepada
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bettex keluarga pasien. Disarankan bagi peneliti
(2008) yang berjudul ”The Integration of selanjutnya untuk mengadakan kelompok
Audio-Scripto-Visual” menyatakan bahwa kontrol, untuk lebih memperkuat hasil
media audiovisual efektif digunakan penelitian, dan melakukan pengukuran
sebagai strategi pembelajaran untuk instrumen dengan menggunakan teori
meningkatkan kesadaran atau daya tarik memori pada proses pre dan post.
terhadap topik yang disampaikan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa media audiovisual Daftar Pustaka
sangat efektif untuk meningkatkan
pengetahauan. Hal ini sejalan dengan Alhamda, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu
penelitian yang dilakukan oleh Kapti, Kesehatan Masyarakat (IKM).
(2013) yang mengatakan bahwa media Jakarta : Deepublish
audiovisual efektif untuk meningkatkan Atikah. (2011). Anemia dan Anemia
pengetahuan dan sikap yaitu 75% sampai Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
85%. Hal ini di dukung dengan teori Medika
Notoatmodjo (2007) yang mengatakan Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan
bahwa salah satu faktor yang Pengukurannya. Jakarta : Pustaka
mempengaruhi pengetahuan adalah media Pelajar
massa dan informasi. Dalam hal ini media Bettex. (2008). The Integration of Audio-
massa yang digunakan adalah media Scripto-Visua. Jurnal taylor &
elektronik berupa video yang didalamnya francis group, vol (21). No (2).
mengandung unsur informasi tentang suatu Fadila, I. (2014). Efektifitas Penerapan
topik tertentu yaitu thalasemia dan Komunikasi Informasi dan Edukasi
perawatan anak thalasemia. terhadap Perilaku Gizi Lansia serta
Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu)
Simpulan di Tanggerang Selatan. Sripsi
Hasil penelitian menunjukan Keperawatan Universitas Terbuka:
terdapat peningkatan rata – rata skor dipublikasikan. Diakses:
pengetahuan setelah diberikan komunikasi http//repository.ut.ac.id
informasi edukasi berbasis audio visual. Hastuti, P. (2014). Pengaruh Paket Edukasi
Hasil penelitian juga menunjukan terdapat Thalasemia terhadap Kualitas Hidup
perbedaan pengetahuan orang tua tentang Anak Thalasemia. Jurnal
perawatan pasca tranfusi pada anak Kesehatan, vol (5). No (2).
thalasemia sebelum dan sesudah pemberian Hidayat, AA. (2009). Pengantar Konsep
komunikasi informasi dan edukasi berbasis Dasar Keperawatan. Jakarta:
audio visual. Salemba Medika

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 93


JURNAL ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA: HEALTH SCIENCES Ciptaan disebarluaskan di bawah
JOURNAL, VOL. 10 NO. 01, JUNI 2019 Lisensi Creative Commons Atribusi-
DOI: https://doi.org/10.34305/jikbh.v10i1.88 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

Kapti, E. (2013). Efektifitas Audiovisual Sulendri. (2014). Penyuluhan dengan Media


sebagai Media Penyuluhan Audiovisual dan Konvensional
Kesehatan terhadap Peningkatan terhadap Pengetahuan Ibu Anak
Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Balita. Jurnal Kesehatan
Tatalaksana Balita dengan Diare di Masyarakat, vol (10) No (1).
Malang. Jurnal Ilmu Keperawatan, Suryani. (2013). Pengaruh Promosi
vol 91). No (1). Kesehatan Metode Audiovisual dan
Khairina. (2013). Gambaran Pendidikan dan Metode Buku Saku terhadap
Informasi terhadap Pengetahuan Peningkatan Pengetahuan
Orang Tua tentang Penyakit Penggunaan Monosodium Glutamat
Thalasemia pada Anak di RSUD dr. (MSG) pada Ibu Rumah Tangga.
Zainuel Abidin Centra Thalasemia Jurnal kesehatan masyarakat, vol
Banda Aceh. Tesis Keperawatan : (7). No (2).
Diterbitkan. Diakses: Wahib. 2015. Konsep Orang Tua dalam
http//simtakp.uui.ac.id Membangun Kepribadian Anak.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Pendidikan Jurnal Paradigma Institusi, vol (1).
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT No (1).
Rineka Cipta Widyatuti. (2013). Efektivitas Audiovisual
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Sebagai Media Penyuluhan
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kesehatan terhadap Peningkatan
Rineka Cipta. Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Tatalaksana Balita dengan Diare di
Keperawatan Keluarga. Yogyakarta Dua Rumah Sakit Kota Malang.
: Graha Ilmu. Jurnal Ilmu Keperawatan, vol (1)
Siombo. (2010). Hukum Perikanan Nasional No (1).
dan Internasional. Jawa Tengah :
Gramedia Pustaka Utama.

E-ISSN 2623-1204 P-ISSN 2252-9462 | 94

Anda mungkin juga menyukai