Anda di halaman 1dari 8

ANALISA KASUS PERAWAT

" TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT "


Disusu untuk memehuni tugas mata kuliah " Etika Keperawatan "

Dosen Pengampu: Damon Wicaksi, SST, M.kes

Oleh:

Rozak Yuniar Sukisman

19037140047

PRODI D III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena


hanya dengan limpahan Rahmat serta Hidayah-Nya semata, tugas kuliah
makalah Analisa Kasus Keperawatan "Tanggung Jawab dan Tanggung
Gugat" ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk
memenuhi salah satu penugasan yang diberikan dalam mata kuliah Etika
Keperawatan dalam Program Studi DIII Keperawatan Universitas
Bondowoso.

Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang


Bagaimana Etika Keperawatan untuk perawat kepada pasien. Penulis yakin,
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka makalah ini tidak akan
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi
DIII Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Bapak Damon Wicaksi, SST, M.Kes sebagai dosen pengampu mata
kuliah Etika Keperawatan Studi DIII Keperawatan Universitas
Bondowoso.
3. Semua pihak yang terkait yang telah membantu proses penyelesaian
makalah ini.
Semoga segala sumbangsih yang telah di berikan kepada penulis
mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta penulis juga meminta kritik dan
saran atas perbaikan makalah ini. Terima Kasih.

Bondowoso 1 April 2020

Penulis
1. TANGGUNG JAWAB (RESPONSIBILITY)
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional
menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan
secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan
memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan
disiplin ilmunya. Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan
akan muncul bila klien merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya
kurang terampil, pendidikannya tidak memadai dan kurang berpengalaman.
Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki integritas dalam sikap,
keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi. Beberapa cara
dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya :

1) Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere


intereset) Contoh : “Mohon maaf bu demi kenyamanan ibu dan
kesehatan ibu saya akan mengganti balutan atau mengganti
spreinya”.

2) Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia


memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion
about the delay). Misalnya ; “Mohon maaf pak saya memprioritaskan
dulu klien yang gawat dan darurat sehingga harus meninggalkan
bapak sejenak”.

3) Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang


ditunjukkan dengan perilaku perawat. misalnya mengucapkan salam,
tersenyum, membungkuk, bersalaman dsb.

4) Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien


(subjects the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan
perawat misalnya “Coba ibu jelaskan bagaimana perasaan ibu saat
ini”. Sedangkan apabila perawat berorientasi pada kepentingan
perawat ; “ Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu
banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya pak, jangan
mau dilayani terus

5) Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud


menghina (derogatory) misalnya “ pasien yang ini mungkin harapan
sembuhnya lebih kecil dibanding pasien yang tadi”
6) Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut
pandang klien (see the patient point of view). Misalnya perawat tetap
bersikap bijaksana saat klien menyatakan bahwa obatnya tidak cocok
atau diagnosanya mungkin salah.

A. Pengertian Tanggung jawab perawat menurut ANA

Responsibility adalah : Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap


tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar
tetap kompeten dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik
(ANA, 1985).

Menurut pengertian tersebut, agar memiliki tanggung jawab maka perawat


diberikan ketentuan hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya
tetap sesuai standar. Misalnya hukum mengatur apabila perawat melakukan
kegiatan kriminalitas, memalsukan ijazah, melakukan pungutan liar dsb.
Tanggung jawab perawat ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman
(punishment) secara hukum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar
hukum.

B. Pengertian Responsibility menurut Berten , (1993:133)

Responsibility : Keharusan seseorang sebagai mahluk rasional dan bebas


untuk tidak. mengelak serta memberikan penjelasan mengenai
perbuatannya, secara retrosfektif atau prosfektif (Bertens,1993:133).

Berdasarkan pengertain di atas tanggung jawab diartikan sebagai


kesiapan memberikan jawaban atas tindakan-tindakan yang sudah dilakukan
perawat pada masa lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang
akan datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang alat
kontrasepsi tanpa persetujuan klien maka akan berdampak pada masa
depan klien. Klien tidak akan punya keturunan padahal memiliki keturunan
adalah hak semua manusia. Perawat secara retrospektif harus bisa
mempertanggung-jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut diangap
benar menurut pertimbangan medis.

2. TANGGUNG GUGAT (ACCOUNTABILITY)


Akontabiliti dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya.
Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya. Perawat
harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
Hal ini bisa dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut :

1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan

Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki tanggung gugat


terhadap klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki
tanggung jawab terhadap direktur, sebagai profesional perawat memilki
tanggung gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan
perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai
contoh perawat memberikan injeksi terhadap klien. Injeksi ditentukan
berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat membuat daftar
biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang harus dibayarkan ke
pihak rumah sakit. Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.

2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?

Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan professional yang


dilakukannya mulai dari mengganti laken, pemberian obat sampai persiapan
pulang. Hal ini bisa diobservasi atau diukur kinerjanya.

3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik buruknya?

Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
menyusun standar yang memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apa-apa yang dikerjakan perawat dengan standar yang
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah
perawat mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu. Mencuci kuku,
telapak tangan, punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali
dsb.

CONTOH KASUS

Di sebuah bangsal Rumah sakit R di kota K Kondisi saat itu di rumah sakit
tersebut memang jumlah perawat dan pasien memang tidak sebanding, itu
pun jumlah perawat di tiap ruangan 2 sampai 3 dan masih lulusan SMK atau
SPKC, Lainnya tenaga keperawatan diambil dari lulusan SD dan SMP.
Sedangkan jumlah pasien tiap ruangan antara 30 sampai 60 pasien.

Setiap shift jaga sore atau malam 1 atau 2 orang perawat juga kejadian
kasus ini berawal saat perawat S memberi dan membimbing minum obat oral
pada saat jaga sore, memang ada salah satu pasien yang sering menipu
pada saat minum obat dengan cara pura - pura minum obat kemudian kalau
tidak ketahuan perawat membuang atau memuntahkan kembali obat tersebut
kemudian memasukkan obat tersebut di saku bajunya, pasien tersebut
bernama D. Pada saat memberi obat pada pasien D perawat S tersebut
berpesan agar obatnya diminum tidak dibuang. Pasien tersebut juga
mengatakan . “YA PAK” Sambil memberi obat pada pasien lainnya perawat
S tersebut tetap memperhatiakan pasien D tersebut, sampai pada suatu
ketika pasien D membelakangi perawat S kemudian mengusap mulutnya.
Melihat kejadian tersebu tparawat S memanggil dan menarik baju pasien
kemudian mengecek saku baju pasien ternyata benar ada beberapa butir
obat di saku tersebut. Melihat kejadian tersebut perawat S kontan
membentak dan memarahi pasien, tak cuma itu perawat tersebut penampar
mulut pasien beberapa kali sampai akhirnya pasien D tersebut mengatakan
“AMPUN PAK”! kemudian disuruhlah pasien tersebut meminum kembali
obetnya dan menyarankan untuk tidak mengulangi perbuatannya.

ANALISA KASUS

KASUS TANGGUNG JAWAB PERAWAT

 Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga maupun


masnyarakat, Pada contoh kasus diatas dimana perawat tersebut tidak
bisa atau kurang bias menjalin kerja sama dengan pasien, seharusnya
perawat tidak perlu marah -marah dan menampar mulut pasien tetapi
perawat harus bisa mengambil hati pasien supaya pasien merasa perlu
dan menyakini bahwa dia perlu untuk minum obat.

 Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan. Perawat tidak


menjunjung tinggi nama baik profesi karena seharusnya perawat bersifat
lemah lembut dan sopan serta sabar, Tetapi perawat tersebut malah
berperilaku kasar pada pasien.
 Pelanggaran Hak – Hak. Pasien walaupun pasien tersebut adalah
gangguan jiwa perawat harusnya tetap memberikan pelayanan sesuai
standar profesi dan memperlakukanya dengan sopan santun membimbing
minum obat disertai dengan marah - marah jelas tidak sesuai standar
profesi perawatan.

 Perawat lalai akan kewajibannya untuk

a) Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai standar


profesi

b) Menghormati hak - hak pasien

 Pada kasus diatas jelas perawat tidak menunjukkan profesionalnya.


Sebagai peran pelaksana seharusnya perawat dapat bertindak sebagai
pemberi rasa nyaman (Comforte) dan pelindung (Protector),
memperlakukan dengan kasar pada pasien jelas tidak akan memberi rasa
nyaman pada pasien walaupun pasien tersebut dengan gangguan jiwa

 Perawat tidak mencerminkan nilai seorang perawat yaitu lemah lembut


dan menghargai orang lain seharusnya perawat membimbing obat
dengan cara membujuk atau meyakinkan bahwa obat tersebut perlu untuk
dirinya dengan cara pendekatan dan tindakan dan lemah lembut.

KASUS TANGGUNG GUGAT PERAWAT

 Sebagai tenaga kesahatan, seorang perawat harus mempunyai


tanggung gugat terhadap kliennya. Perawat melakukan perannya
sebagai advokasi, edukasi, dan kolaborasi. Jadi seorang perawat juga
harus melindungin klien dan tidak bertindak sendiri melainkan
membutuhan kerja sama dari tim. Dan masalah edukasi perawat
memberikan infomasi tentang meminum obat untuk kesembuhan klien
dan seorang perawat juga harus mampu membangkitkan spiritual klien
tentang meminum obat untuk kesembuhan.

REFRENSI
Barbara kozier, 1983, Fundamental of nursing
Bertens, 1993, Etika

Lucie Young Kelly, 1981, Dimension of professional Nursing, fourth edition,


Macmillan publishing London

Contoh kasus https://www.academia.edu/10205195/CONTOH_KASUS

Anda mungkin juga menyukai