Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG GUGAT

Nama : Melyana Kwesaputra


Nim : 105111100121

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DANILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya makalah “Tanggung
Jawab dan Tanggung Gugat Perawat”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Etika Keperawatan. Sebagai mana judulnya makalah
ini diharapkan mampu memberikan wawasan, pengetahuan, dan
gambaran tentang tanggung jawab dan tanggung gugat yang dimiliki
oleh seorang perawat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan apabila ada sesuatu yang kurang mohon
dimaafkan.
Sekian dan terimakasih.

Rabu, 15 Juni 2022


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I...........................................................................................................................
PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................
C. Tujuan Masalah.................................................................................................
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................
BAB II..........................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Definisi Tanggung Jawab Perawat....................................................................
B. Jenis-Jenis Tanggung Jawab Perawat.............................................................
C. Definisi Tanggung Gugat Perawat..................................................................
D. Jenis-Jenis Tanggung Gugat Perawat............................................................
BAB III.......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat


dipercaya dan terpercaya. Menunjukkan bahwa perawat
professional menampilkan kerja secara hati-hati, teliti dan
kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Kepercayaan akan
tumbuh apabila perawat memiliki kemampuan, terampil,
keahlian dan pendidikan yang memadai. Tanggung gugat dapat
diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat
suatu keputusan dan belajar dari keputusan itu. Perawat
hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada pihak
yang menggugat ia mengatakan siap dan berani
menghadapinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan


mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Definisi Tanggung Jawab Perawat?

2. Apa saja Jenis-Jenis Tanggung Jawab Perawat?

3. Apa Definisi Tanggung Gugat Perawat?

4. Apa saja Jenis-Jenis Tanggung Gugat Perawat?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Definisi Tanggung Jawab dan


Tanggung Gugat Perawat.

2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Tanggung Jawab


dan Tanggung Gugat Perawat.
D. Manfaat Penulisan

Manfaat pembuatan makalah ini diharapkan mampu


memberikan wawasan, pengetahuan, dan gambaran tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat serta makalah
ini bisa dijadikan bahan acuan untuk melakukan tindakan
asuhan keperawatan pada kasus yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tanggung Jawab Perawat

Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang


dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan
bahwa perawat profesional menampilkan kinerja secara hati-
hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara
jujur(Kozier  1983:25). Klien merasa yakin bahwa perawat
bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan
keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya. Penerapan
ketentuan hukum (Eksekusi) terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar
tetap kompeten dalam pengetahuan, sikap dan bekerja sesuai
kode etik (ANA, 1985). Menurut pengertian tersebut, agar
memiliki tanggung jawab maka perawat diberikan ketentuan
hukum dengan maksud agar pelayanan perawatannya tetap
sesuai standar. Misalnya hukum mengatur apabila perawat
melakukan kegiatan kriminalitas, memalsukan ijazah,
melakukan pungutan liar, dsb. Tanggung jawab perawat
ditunjukan dengan cara siap menerima hukuman (punishment).
Secara hukum kalau perawat terbukti bersalah atau melanggar
hukum.

Keharusan seseorang sebagai makhluk rasional dan


bebas untuk tidak  mengelak serta memberikan penjelasan
mengenai perbuatannya, secara retrosfektif  atau prosfektif
(Bertens, 1993:133).

Berdasarkan pengertian diatas tanggung jawab


diartikan sebagai kesiapan memberikan jawaban atas
tindakan-tindakan yang sudah dilakukan perawat pada masa
lalu atau tindakan yang akan berakibat di masa yang akan
datang. Misalnya bila perawat dengan sengaja memasang
alat kontrasepsi tanpa persetujuan klien maka akan
berdampak pada masa depan klien. Klien tidak akan punya
keturunan, memiliki keturunan adalah hak semua manusia.
Perawat secararetrosfektif harus bisa mempertanggung-
jawabkan meskipun tindakan perawat tersebut dianggap benar
menurut pertimbangan medis.

Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan


tanggung jawabnya :

1. Menyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien


(sincere intereset). Contoh : “Mohon maaf bu demi
kenyamanan ibu dan kesehatan ibu saya akan
mengganti
balutan atau mengganti spreinya”.
2. Bila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat
bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada
kliennya (explanantion about the delay). Misalnya: “Mohon
maaf pak saya memprioritaskan dulu klien yang gawat dan
darurat sehingga harus meninggalkan bapak sejenak”.
3. Menunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang
ditunjukkan dengan perilaku perawat. misalnya
mengucapkan salam, tersenyum, membungkuk,
bersalaman dsb.
4. Berbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan
klien (subjects the patiens desires) bukan pada
kepentingan atau keinginan perawat misalnya “Coba ibu
jelaskan bagaimana perasaan ibu saat ini”. Sedangkan
apabila perawat berorientasi pada kepentingan perawat ;
“ Apakah bapak tidak paham bahwa pekerjaan saya itu
banyak, dari pagi sampai siang, mohon pengertiannya
pak, jangan mau dilayani terus”.
5. Tidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan
maksud menghina (derogatory), misalnya “ pasien yang ini
mungkin harapan sembuhnya lebih kecil dibanding pasien
yang tadi”.
6. Menerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien
dalam sudut pandang klien (see the patient point of view).
Misalnya perawat tetap bersikap bijaksana saat klien
menyatakan bahwa obatnya tidak cocok atau diagnosanya
mungkin salah.

B. Jenis-jenis tanggung jawab dan tanggung gugat

1. Tanggung jawab utama terhadap tuhannya.


Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab
perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan
Tuhannya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati
akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapan Tuhan.
Dalam sudut pandang Etik pertanggung jawaban perawat
terhadap Tuhannya terutama yang menyangkut hal-hal berikut
ini:

a. Apakah perawat berangkat menuju tugasnya


dengan niat ikhlas karena Tuhan ?

b. Apakah perawat mendo’akan klien selama dirawat


dan memohon kepada Tuhan untuk
kesembuhannya ?

c. Apakah perawat mengajarkan kepada klien


hikmah dari sakit ?
d. Apakah perawat menjelaskan manfaat do’a untuk
kesembuhannya ? 

e. Apakah perawat memfasilitasi klien untuk


beribadah selama di RS?

f. Apakah perawat melakukan kolaborasi dalam


pemenuhan kebutuhan spiritual klien?
2. Tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat.

Tanggung jawab merupakan aspek terpenting dalam


etika perawat. Tanggung jawab adalah kesediaan
seseorang dalam menghadapi kemungkinan paling buruk
sekalipun, memberikan kompensasi dan informasi
terhadap apa yang dilaksanakannya dalam
melaksanakan tugas.

Tanggung jawab perawat terhadap klien berfokus


terhadap apa yang dilakukannya terhadap klien. Contoh
bentuk tanggung jawab perawat terhadap klien:
mengenal kondisi klien, merawat klien selama jam dinas,
tanggung jawab dalam pendokumentasian, menjaga
keselamatan klien, bertanggung jawab bila terjadi
penurunan kondisi klien, dan sebagainya. Tanggung
jawab perawat juga erat hubungannya dengan tugas
utama perawat yaitu care. Seperti dalam tugas  – 
tugas yang didelegasikan misalnya dalam pemberian
obat. Meskipun ini adalah tugas yang didelegasikan,
perawat harus turut bertanggung jawab meskipung
kesalahan utama terkadang terletak pada atasan yang
memberi delegasi.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat, diperlukan peraturan tentang hubungan antara
perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya,


senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang
bersumber dari adanya kebutuhan terhadap
keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.

 b. Perawat dalam melaksanakan pengabdian dibidang


keperawatan, memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adapt istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga,
dan masyarakat.

c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya terhadap


individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa diladasi
rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan radisi
luhur keperawatan.

d. Perawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu,


keluarga, dan masyarakat, khususnya dalam mengambil
prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta
upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian
dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

3. Tanggung Jawab Perawat terhadap Rekan Sejawat dan


Atasan.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan tanggung


jawab perawat terhadap rekan sejawat atau atasan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membuat pencatatan yang lengkap
(pendokumentasian) tentang kapan melakukan
tindakan. Tindakan keperawatan berapa kali,
dimana, dengan cara apa, dan siapa yang
melakukan. Misalnya perawat A melakukan
pemasangan infus pada lengan kanan vena
brachialis, dan pemberian cairan RL sebagai 5
kolf, infus dicabut malam senin tanggal 12
September 2020 jam 21.00. Kemudian dibubuhi
tanda tangan dan nama jelas perawat.
b. Mengajarkan pengetahuan perawat terhadap
perawat lain yang belum mampu atau belum
mahir melakukannya. Misalnya perawat belum
mahir memasang EKG diajari oleh perawat yang
sudah mahir. Untuk melindungi masyarakat dari
kesalahan, perawat baru dilatih oleh perawat
senior yang sudah mahir, meskipun secara
akademik sudah dinyatakan kompeten tetapi
kondisi lingkungan dan lapangan seringkali
menuntut adaptasi khusus.
c. Memberikan teguran bila rekan sejawat
melakukan kesalahan atau menyalahi standar.
d. Perawat bertanggung jawab bila perawat lain
merokok diruangan, memalsukan obat,
mengambil barang klien yang bukan hak nya,
memalsukan tanda tangan, memungut uang di
luar prosedur resmi, melakukan tindakan
keperawatan di luar standar, misalnya memasang
NGT tanpa menjaga sterilisas.
e. Memberikan kesaksian di pengadilan tentang
suatu kasus yang dialami klien. Bila terjadi
gugatan akibat kasus-kasus malpraktek seperti
aborsi, infeksi nosokomial, kesalahan diagnostik,
kesalahan pemberian obat, dsb. Perawat
berkewajiban untuk menjadi saksi dengan
menyertakan bukti-bukti yang memadai.

4. Tanggung Jawab terhadap Profesi.


a. Perawat bertanggung jawab dalam upaya
untuk meningkatkan kemampuan
professionalnya secara individu ataupun
berkelompok melalui penambahan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman.
b. Perawat bertanggung jawab dalam menjunjung
tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan sikap dan pribadi yang terpuji.
c. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan
pelayanan keperawatan yang professional dan
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
keperawatan.
d. Perawat bertanggung jawab secara bersama
membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdian.

5. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara.

Berikut tanggung jawab perawat terhadap negara, yaitu:

a. Perawat bertanggung jawab dalam melaksanan ketentuan


yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang
kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat bertanggung jwab dalam melaksanakan peran
aktif menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada masyarakat.

6. Tanggung Jawab terhadap Tugas.

a. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang


tinggi disertai kejujuran professional dalam menerapkan
pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
 b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak  yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan
yang bertentangan dengan dengan norma-norma
kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya,
senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang
dianut dan kedudukan sosial.
e. Perawat mengutamakan perlindungan daan keselamatan
pasien atau klien dalam melaksanakan tugas
keperawatannya, serta matang dalam
mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya
dengan keperawatan.

C. Definisi Tanggung Gugat Perawat (Accountability)

Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk


partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan
belajar dengan keputusan itu konsekuensi- konsekunsinya
(Barbara Kozier, dalam Fundamental of nursing 1983:7, 25).
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan
kegiatan profesinya. Perawat harus mampu untuk  menjelaskan
kegiatan atau tindakan yang dilakukannya. Hal ini bisa
dijelaskan dengan mengajukan tiga pertanyaan berikut :
1. Kepada siapa tanggung gugat itu ditujukan?
Sebagai tenaga perawat kesehatan prawat memiliki
tanggung gugat terhadap klien, sedangkan sebagai pekerja
atau karyawan perawat memilki tanggung jawab terhadap
direktur, sebagai profesional perawat memilki tanggung
gugat terhadap ikatan profesi dan sebagai anggota
team kesehatan
 perawat memiliki tanggung gugat terhadap ketua tim
biasanya dokter sebagai contoh perawat memberikan
injeksi terhadap klien. Injeksi ditentukan
 berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter, perawat
membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang
diberikan yang harus dibayarkan ke pihak  rumah sakit.
Dalam contoh tersebut perawat memiliki tanggung gugat
terhadap klien, dokter, RS dan profesinya.

2. Apa saja dari perawat yang dikenakan tanggung gugat?


Perawat memilki tanggung gugat dari seluruh kegitan
professional yang dilakukannya mulai dari mengganti laken,
pemberian obat sampai persiapan  pulang. Hal ini bisa
diobservasi atau diukur kinerjanya.

3. Dengan kriteria apa saja tangung gugat perawat diukur baik


buruknya?
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau
Asosiasi Rumah sakit telah menyusun standar yang
memiliki krirteria-kriteria tertentu dengan cara
membandingkan apaapa yang dikerjakan perawat dengan
standar yang tercantum.baik itu dalam input, proses atau
outputnya. Misalnya apakah perawat mencuci tangan sesuai
standar melalui 5 tahap yaitu mencuci kuku, telapak tangan,
punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali,
dsb.

D. Jenis-Jenis Tanggung Gugat Perawat

Istilah tanngung gugta merupakan istilah yang baru


berkembang untuk  meminta pertanggung jawaban
seseorang karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi
pihak lain. Dibidang pelayanan kesehatan, persoalan
tanggung gugat terjadi sebagai akibat adanya hubungan
hukum antara tenaga medis (dokter, perawat, bidan)
dengan pengguna jasa (pasien) yang diatur dalam
perjanjian. Ada beberapa jenis tanggung gugat perawat,
dintaranya:

1. Contractual Liability.

Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar


janji, yaitu tidak  dilaksanakannya suatu kewajian atau tidak
dipenuhinya suatu hak pihak lain sebagai akibat adanya
hubungan kontraktual. Dalam kaitannya dengan hubungan
terapeutik, kewajiban yang harus dilaksanakan oleh health
care provider adalah berupa upaya (effort) bukan hasil (result).
Karena itu dokter atau tenaga kesehatan lain hanya bertanggung
gugat atas upaya medik yang tidak memenuhi standar, atau
dengan kata lain, upaya medik yang dikategorikan sebagai civil
malpractice.

2. Liability in Tort.

Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat


yang tidak  didasarkan atas adanya contranctual obligation,
tetapi atas perbuatan melawan hukum. Pengertian melawan
hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan yang melawan
hukum, kewajiban hukum diri sendiri atau kewajiban hukum
orang lain saja tetapi juga beralawanan dengan kesusilaan
yang baik dan berlawanan dengan ketelitian yang patut
dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau
benda orang lain (Hogeraad, 1919).

3. Strict Liability.
Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat
tanpa kesalahan (liability without fault) mengingat seseorang
harus bertanggung jawab meskipun tidak melaukakn
kesalahan apa-apa, baik yang bersifat intensional,
recklessness ataupun negligence. Tanggung gugat seperti ini
biasanya berlaku bagi product sold atau article of commerce,
dimana produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya
malapetaka akibat produk yang dihasilkannya kecuali produsen
telah memberikan peringatan akan kemungkinan terjadinya resiko
tersebut.

4. Vicarious Liability.

Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan


yang dibuat oleh bawahannya (subordinate). Dalam kaitannya
dengan pelayanan medik maka RS (sebagai employer) dapat
bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga
kesehatan yang bekerja dalam kedudukan sebagai subordinate
(employee).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawat memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat


dalam melakukan praktik  keperawatannya. Tangung jawab perawat
berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Tanggung
jawab perawat diidentifikasi menjadi beberapa jenis, yaitu tanggung
jawab terhadap klien baik individu, keluarga maupun masyarakat,
tanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, tanggung jawab
terhadap sesame perawat dan tenaga kesehatan lain, serta tanggung
jawab terhadap pemerintah.
Tanggung gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi
perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar dengan
keputusan itu konsekuensi konsekunsinya.
Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
menghadapinya. Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan profesinya. Tanggung gugat memicu evaluasi
efektifitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat membutuhkan
evaluasi kinerja perawatan dalam memberikan perawatan
kesehatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kami mempunyai beberapa
saran:

1. Agar pembaca dapat mengetahui tentang tanggung jawab


dan tanggung gugat perawat.

2. Agar kita sebagai calon perawat paham mengenai tanggung


jawab dan tanggung gugat perawat sehingga akan lebih teliti
dan berhati-hati dalam memberikan tindakan.

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Adi Juana, 2015, Makalah Tanggung Jawab Dan


Tanggung Gugat , Diakses 17 Oktober 2020,
<https://id.scribd.com/doc/265845814/Makalah--Tanggung-Jawab-
Dan-Tanggung-Gugat>

Afi, 2017, Tanggung Jawab Perawat Terhadap Pasien, Diakses


17 Oktober 2020,
<https://id.scribd.com/document/342025328/tanggung-jawab-perawat-
terhadap-pasien>

Atii Ah, 2018, Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat, Diakses 17


Oktober 2020, <https://id.scribd.com/document/372746211/Bab-i-Bab-
II-Bab-III-Makalah-Etika- Tanggung Jawab-Dan-Tanggung-Gugat>

Wini Isra, 2018, Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat Perawat


Dalam Pelayanan Kesehatan, Diakses 17 Oktober 2020,
<https://www.academia.edu/23593111/TANGGUNG_JAWAB-
DAN_TANGGUNG_GUGAT_PERAWAT_DLM_PELAYANAN_KESEHA
TAN>

Rostina Ely, 2019 , Makalah Tanggung Jawab Dan Tanggung Gugat


Dalam Praktek Keperawatan, Diakses 17 Oktober 2020,
<https://id.scribd.com/document/398366455/MAKALAH-Tanggung
Jawab-Dan- Tangging-Gugat>
LAMPIRAN

DOKUMENTASI SEBAGAI BUKTI TANGGUNG JAWAB DAN TANGGUNG


GUGAT PERAWAT
Arifah Mutia Saroh/ 181101016
arifahmutia2000@gmail.com

Abstrak

Latar belakang : Keberadaan perawat dalam memberikan pelayanan sangat


dibutuhkan, diperlukan tenaga perawat yayng mempunyai kemampuan,
keterampilan, dan sikap professional termasuk kemampuan perawat
melakukaan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Tujuan : Tujuan dokumentasi sebagai indikator kualitas pelayanan
kesehatan, sumber data unutk penelitian bagi pengembangan ilmu
keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung
gugatan pelaksanaan asuhan keperawatan.
Metode : Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review
ini menganalisis jurnal, text book, dan e-book yang relevan dan berfokus pada
dokumentasi sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
Hasil : Dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang perlu
ditingkatkan. Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu fungsi yang
paling penting
Pembahasan : Dokumentasi keperawatan merupakan bentuk akuntabillitas
dari perawat dalam melaksanakan proses asuhan keperawatan pada pasien.
Dokumentasi keperawatan berfungsi sebagai tanggung jawab profesi dan
aspek legal dalam penerapan asuhan keperawatan.
Penutup : Dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang
diberikan pada klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat
digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai
kemungkinan masalah yang dialami klien ataupun perawat.
Kata Kunci : Dokumentasi Keperawatan, Asuhan Keperawatan, Pelayanan
Keperawatan

1. Latar Belakang
Menurut Yani (2007) dalam M, dan B (2014) Perawat merupakan
sumber daya manusia di rumah sakit karena jumlahnya dominan (55-65%)
serta merupakan profesi yang memberikan pelayanan 24 jam kepada pasien.
Pelayanan keperawatan bagian integral dari pelayanan kesehatan
mempunyai kontribusi menentukan kualitas pelyanan di rumah sakit. Setiap
upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus disertai
upaya meingkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Keberadaan perawat
dalam memberikan pelayanan sangat dibutuhkan, diperlukan tenaga perawat
yayng mempunyai kemampuan, keterampilan, dan sikap professional
termasuk kemampuan perawat melakukaan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
Menurut Hidayat (2007) dokumentasi asuhan dalam keperawatan
adalah bagian dari kegiatan yang dikerjakan perawat setalah memberikan
asuhan keperawatan. Pencatatan memuat informasi yang dibutuhkan untuk
menentukan pengkajian, diagnosis, menyusun rencana, melaksanakan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara sistematis, valid
dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum (M, dan B,
2014).
Menurut Frischbach (1991) pelaksanaan dokumentasi keperawatan
merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau, dan menilai
suatu pelayanan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh rumah sakit.
Menurut Potter & Perry (2005) dokumentasi keparawatan tidak hanya
mencerminkan kualitas perawatan saja tetapi membuktikan
pertanggunggugatan setiap tim keperawatan. Oleh karena itu menurut Gillies
(2000) dan Carpenito (1999) jika kegiatan keperawatan tidak
didokumentasikan dengan baik, akurat, obyektif, dan lengkap serta sesuai
dengan standar asuhan keperawatan maka sulit untuk membuktikan bahwa
tindakan keperawatan telah dilakukakn dengan benar (dalam Noorkasiani, R,
dan Maryam, 2015).

2. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bahwa dokumentasi sebagai
bukti tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
Tujuan dokumentasi sebagai sesuatu informasi yang tertulis,
dokumentasi keperawatan merupakan media komuniaksi yang efektif antar
profesi dalam suatu tim pelayanan kesehatan pasien. Disamping itu
dokumentasi keperawatan bertujuan untuk perencanaan perawatan pasien
sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan, sumber data unutk penelitian
bagi pengembangan ilmu keperawatan, sebagai bahan bukti pertanggung
jawaban dan pertanggung gugatan pelaksanaan asuhan keperawatan serta
sebagai sarana pendidikan bagi para mahasiswa (Achmadi, Pondaag, dan
Babakal, 2015).

3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review ini
menganalisis jurnal, text book, dan ebook yang relevan dan berfokus pada
dokumentasi sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.
Jurnal-jurnal yang digunakan adalah jurnal yang diterbitkan 10 tahun terakhir.
4. Hasil Penelitian
Menurut Depkes RI (2010) dan Cheevakasemsook (2006)
dokumentasi keperawatan merupakan aspek penting yang perlu ditingkatkan.
Dokumentasi keperawatan menjadi salah satu fungsi yang paling penting dari
perawat sejak zaman Florence Nightingale, sistem pelayanan kesehatan
mengharuskan adanya pendokumentasian karenan dapat menjamin
kelangsungan perawatan, dapat berfungsi sebagai bukti hukum dari proses
perawatan dan mendukung evaluasi kualitas perawatan pasien, perawat yang
kurang patuh dalam pendokumentasian asuhan keperawatan akan berakibat
pada rendahnya mutu kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan.
Departemen Kesehatan RI menetapkan capaian standar asuhan keperawatan
(SAK) yaitu sebesar 90% (Kasim, dan Abdurrouof, 2016).

Dokumentasi dan pelporan merupakan suatu motode untuk


menkomunikasikan suatu informasi yang berhubungan dengan manajemen
pemeliharaan kesehatan. Dalam beberapa hal kesuksesan dari pelaksanaan
proses keperawatan tergantung dari keakuratan dan komplitnya pelaporan
dan ketetapan dalam penulisan pendokumentasian (Achmadi, Pondaag, dan
Babakal, 2015).

5. Pembahasan
Menurut Potter & Perry (2005) keberhasilan pendokumentasian
asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh seorang perawat sebagai ujung
tombak dalam memberikan asuhan keperawatan. Menurut Bjorvell (2002) &
Owen (2005) dokumentasi dibutuhkan untuk keamanan pasien dan menjaga
catatannya untuk tetap jelas, akurat, dan komprehensif menjadi bermanfaat
bagi perawat dalam pekerjaan sehari-hari. Hal ini didukung pula oleh
pendapat Wang, Hailey, dan Yu (2011) yang menyatakan bahwa kualitas
dokumentasi keperawatan menunjukkan pemberian perawatan yang baik
melalui komunikasi yang efektif diantara perawat da dengan pemberi
perawatan yang lain seperti keluarga pasien. Bjorvell (2002) menyatakan dari
hasiil FGD perawat bahwa cara menuliskan dokumentasikan keperawatan
membuat mereka menjadi berpikir kritis dan berpikir dengan cara yang
berbeda terkait pelayanan yang diberikan kepada pasiennya (dalam
Noorkasiani, R, dan Maryam, 2015).
Menurut Cmp (2004) dokumentasi keperawatan merupakan bukti
pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan
perawatan yang bergunan untuk kepentingan klien, perawat, dan tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar
komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab
perawat. Menurut Nursalam (2008) dokumentasi Ini penting karena pelayanan
keperawatan yang diberikan pada klien membutuhkan catatan dan pelaporan
yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari
berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan
maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan terhadap pelayanan yang
diberikan (Mangole, Rompas, dan Ismanto, 2015).
Menurut Kozier (2007) dokumentasi keperawatan merupakan
serangkaian dari proses asuhan keperawatan yang terintegrasi. Dokumentasi
keperawatan merupakan bentuk akuntabillitas dari perawat dalam
melaksanakan proses asuhan keperawatan pada pasien. Dokumentasi
keperawatan berfungsi sebagai tanggung jawab profesi dan aspek legal
dalam penerapan asuhan keperawatan (Astarini, 2018)
Masalah yang dapat muncul adalah ketidaklengkapan dokumentasi
asuhan keperawatan. Permasalahan seperti rumitnya sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan, penggunaan dokumentasi
keperawatan yang masih konvensional dengan menulis, dan tingkat
pemahaman perawat yang masih rendah menjadi pemicu ketidaklengkapan
pendokumentasian asuhan keperawatan (Widyantoro, 2015 dalam Astarini,
2018).
Teori Marquis, et.al (2010) menyatakan bahwa beban kerja perawat
adalah keselurahan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang
perawat selama bertugas disatu unit pelayanan kepearwatan. Kegiatan atau
aktivitas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tidak efisiennya tindakan
asuhan keperawatan termasuk didalamnya dokumentasi asuhan
keperawatan. Nursalam (2014) menyatakan bahwa pendokumentasian yang
tidak baik merupakan indikator mutu pelayanan keperawatan yang kurang
baik, sehingga dapat meimbulkan tingkat kepuasaan yang rendah dari pasien
(Salam, Wihastuti, dan Suharsono, 2018).

6. Penutup
Kesimpulan
Dokumentasi ini penting karena pelayanan keperawatan yang
diberikan pada klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat
digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai
kemungkinan masalah yang dialami klien ataupun perawat.

7. Daftar Pustaka
Achmadi , L. D., Pondaag, L., & Babakal, A. (2015). Gambaran Tingkat
Pengetahuan Perawat Dalam Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
Diruangan Rawat Inap Interna RSUD Datoe Bhinangkang. E-Journal
Keperawatan (e-Kp).
Allen, C. V. (1998). Memahami Proses Keperawatan dengan
Pendekatan Latihan. Jakarta: EGC.
Astarini, M. I. (2018). Literatur Review: Efektivitas Modifikasi
Dokumentasi Keperawatan. Jurnal Ners LENTERA, 42-48.
Christina, P., Indracahyani, A., & Yatnikasaria, A. (2019). Analisis
Ketidaksinambungan Dokumentasi Perencanaan Asuhan Keperawatan:
Metode Ishikawa. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK), 518-524.
Kasim, M., & Abdurrouf, M. (2016). Peningkatan Kualitas Pelayanan
Dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan Metode Tim.
NurseLine Journal, 62-72.
M, B., & B, S. (2014). Hubungan Motivasi Perawat dengan
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
RSUD Pasar Rebo. Jurnal Health Quality, 9-19.
Mangole, J. E., Rompas, S., & Ismanto, A. Y. (2015). Hubungan
Perilaku Perawat Dengan Pendokumantasian Asuhan Keperawatan di
Cardiovaskular And Brain Center RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado.
EJournal Keperawat (e-Kp), 1-9.
Muryani, Pertiwiwati, E., & Setiawan, H. (2019). Kualitas
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap. Journal
Nerspedia, 27-32.
Noorkasiani, R, G., & Maryam , S. (2015). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan. Jurnal
Keperawatan Indonesia , 1-8.
Salam, S., Wihastuti, T. A., & Suharsono, T. (2018). Workload Relation
Based On Workload Assessment With The Completenes Of Nursing Care
Documentation By Implementing Nurses In The Emergency Departement Of
RSU, Anutapura Palu And RSU. Undata Palu. Jurnal Ilmu Keperawatan, 88-
95.
Simamora, Roymond H. (2008). Peran Manajer Dalam Pembinaan
Etika Perawat Pelaksana Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan
Keperawatan. Jurnal IKESMA. Volume 2 Nomor 4.
Simamora, Roymod H. (2009). Buku: Dokumentasi Proses
Keperawatan. Jember: Jember University Press.
Simamora, Roymod H. (2010). Buku: Komunikasi dalam Keperawatan.
Jember: Jember University Press.
Sugiyati, S. (2015). Hubungan Pengetahuan PErawat Dalam
Dokumentasi Keperawatan Dengan Pelaksanaannya Di rawat Inap RSI
Kendal. Jurnal Keperawatan , 109-125.
Supratti, & Ashriady. (2016, juli). Pendokumentasian Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Mamuju, Indonesia. Jurnal
Kesehatan Manarang, 2, 44-51

Anda mungkin juga menyukai