Bagian 1
1. Pengembangan Topologi
2. Switching (Vlan Trunk, Access, Intervlan Routing)
3. Subnetting
4. DHCP
Tujuan pembelajaran :
Peserta didik dapat membangun serta melakukan konfigurasi topologi sesuai dengan
study case yang diberikan
Uraian Materi :
1. Pengembangan Topologi
Jaringan adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang berbagi sumber
daya.
Macam macam Jaringan computer :
Berdasar area/skala :
a. Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan tunggal yang meliputi
satu daerah geografis tertentu dan menyediakan layanan serta aplikasi
hanya untuk orang-orang dalam suatu struktur organisasi, misalnya kantor
dan kampus.
b. Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang menghubungkan dua
LAN atau lebih dengan lokasi yang terpisah-pisah secara geografis dengan
menggunakan penyedia layananan telekomunikasi.
Tanggung jawab utama lapisan inti adalah untuk melihat lalu lintas yang
padat, sehingga kecepatan dan masalah lalu lintas prihatin pada lapisan
ini. Fungsi dari Core Layer :
• Melindungi jaringan dari memeperlambat lalu lintas, penggunaan
daftar akses, routing antara berbeda Virtual Local Area Network
(VLAN) dan Packet Filtering.
• Melindungi jaringan dari dukungan workgroup akses.
• Jangan memperluas jaringan core layer. Cobalah untuk
mengatasi masalah kinerja dnegan menambah router dan lebih
memilih untuk meng-upgrade perangkat lebih dari ekspansi.
b. Distribusi Layer
Device yang digunakan pada layer ini sebaiknya device yang mampu
menetapkan policy terhadap jaringan dan mampu melakukan
peyaringan/filter paket dan bertindak sebagai firewall. Router bias
ditempatkan pada distribusi layer ini. di bagian distribusi akan ditugaskan
untuk mendistribusikan semua pengaturan di hirarki Core ke Access dan
yang akan membuat kebijakan koneksi. Distribusi lebih ditekankan untuk
mempermudah pengaturan dan menyebarkan resource yang ada di
network sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Peralatan pada hirarki
ini biasanya berupa Switching di layer 2.
Hal ini juga dikenal sebagai lapisan workgroup dan ini disebut
komunikasi titik antara akses dan layer inti.Fungsi dasar lapisan
distribusi routing, filtering dan akses WAN dan mengetahui metode yang
dapat mengakses paket inti.Lapisan ini harus mencari tahu mekanisme
tercepat untuk menangani operasi jaringan seperti bagaimana
penanganan dan forwarding file ke server berdasarkan
permintaan.Setelah menemukan jalan yang terbaik, distribusi
permintaan lapisan maju menuju lapisan inti dan kemudian ke layanan
yang tepat.Implementasi kebijakan dilakukan pada layer distribusi dan
Anda bisa latihan fleksibilitas mendefinisikan operasi jaringan.
a. Pengenalan VLAN
merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik
seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi
secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan.
b. Inter-vlan
• Masuk pada materi VLAN yang berikutnya yaitu inter-VLAN
routing, seperti yang kita ketahui bahwa satu VLAN dengan VLAN
lainnya berbeda segmen jaringan (berbeda broadcast domain)
sehingga antar VLAN tidak dapat saling berhubungan, maka untuk
menghubungkan antar VLAN yang berbeda kita memerlukan
sebuah Router, konfigurasi router inilah yang disebut dengan
Inter-VLAN Routing.
• Untuk menghubungkan antar VLAN agar bisa berkomunikasi satu
sama lain maka harus naik ke layer 3, oleh karena itu dibutuhkan
sebuah router.
• Akan terdapat satu Router yang melakukan proses Routing antar
VLAN, Router tersebut akan terhubung dengan salah satu Switch,
biasanya interface fisik router yang digunakan hanya satu,
kemudian dari satu interface fisik dapat dibuat banyak sub-
interface sesuai jumlah VLAN yang ada pada jaringan.
• Setiap sub-interface router akan terhubung dengan jaringa VLAN
nya masing- masing, dan akan menjadi perantara jaringan VLAN
tersebut untuk terhubung dengan jaringan VLAN lainnya.
3. Subnetting
Yang dimaksud dengan subnetting adalah membagi jaringan yang besar
menjadi jaringan yang lebih kecil.
Alasan pembuatan subnetting adalah :
a. Untuk mereduksi traffic jaringan
b. Mengoptimasi performasi jaringan
c. Memudahkan manajemen
d. Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.
Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah
subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host Broadcast.
Ada 2 cara untuk menghitung subnetting yaitu dengan menggunakan tabel
CIDR dan VLSM.
1. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke
dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun
berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
• kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4)
• kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan
4)
• kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3,
dan 4)
Konsepyang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Tabelnya digambarkan
sebagai berikut :
Nilai Nilai
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30
a. Menghitung Subnet Kelas C
Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.
Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu
255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000.
1. Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet
terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah
Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya
bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per
Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok
Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya
ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet
seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Kita buat tabelnya seperti berikut dengan catatan :
• Subnet : sesuai pada blok subnet.
• Host Pertama : 1 angka setelah subnet.
• Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya.
• Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
4. DHCP
1. router> enable
2. router# configure terminal
3. router (config)# interface fa0/0 ( Karena saya menyambungkan kabel pada interface
fa0/0 maka saya tulisa fa0/0, jika kalian menyambungkannya di fa0/1 maka kalian bisa
ganti fa0/0 menjadi fa0/1 ).
4. router (config-if)# ip address 192.168.0.1 255.255.255.0 ( ini adalah ip address pada
interface fa0/0 ).
5. router (config-if)# no shutdown
6. router (config-if)# exit ( untuk keluar dari interface fa0/0 ).
7. router (config)# router rip
8. router (config-router)# network 192.168.0.0
9. router (config)# ip dhcp pool network192
10. router (dhcp-config)# network 192.168.0.0 255.255.255.0
11. router (dhcp-config)# default-router 192.168.0.1 ( ini kita jadikan sebagai gateway )
12. router (dhcp-config)# exit
13. router (config)#
Studi Kasus