Anda di halaman 1dari 18

MODUL ENTERPRISE NETWORK SECURITY

Bagian 1

Materi Pokok : Bagian 1

1. Pengembangan Topologi
2. Switching (Vlan Trunk, Access, Intervlan Routing)
3. Subnetting
4. DHCP

Tujuan pembelajaran :

Peserta didik dapat membangun serta melakukan konfigurasi topologi sesuai dengan
study case yang diberikan

Uraian Materi :
1. Pengembangan Topologi

Jaringan adalah hubungan antara 2 komputer atau lebih yang berbagi sumber
daya.
Macam macam Jaringan computer :
Berdasar area/skala :
a. Local Area Network (LAN) adalah sebuah jaringan tunggal yang meliputi
satu daerah geografis tertentu dan menyediakan layanan serta aplikasi
hanya untuk orang-orang dalam suatu struktur organisasi, misalnya kantor
dan kampus.
b. Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang menghubungkan dua
LAN atau lebih dengan lokasi yang terpisah-pisah secara geografis dengan
menggunakan penyedia layananan telekomunikasi.

c. Internet adalah kumpulan dari jaringan-jaringan komputer yang saling


terhubung secara global. Internet dibangun oleh koneksi berbagai jaringan
yang dimiliki oleh Internet Service Provider (ISPs)
Berdasarkan fungsi :
a. ClientSever
Di dalam model client/server, perangkat yang meminta (request) informasi
atau layanan disebut klien (client) dan perangkat yang memberikan layanan
pada permintaan tersebut disebut server.
b. Peer to Peer
Peer to Peer adalah jaringan komputer dimana setiap komputer dapat
bertindak sebagai server dan dapat bertindak juga menjadi client.

Hierarchi Jaringan dan Cisco Enterprise Architecture Model


Model Tiga-Layer Hierarchi Secara Umum

Cisco telah mendefinisikan sebuah model hirarkis dikenal sebagai model


internetworking hirarkis. Model ini menyederhanakan tugas membangun
internetwork hierarkis handal, terukur, dan lebih murah karena daripada
berfokus pada konstruksi paket, ini berfokus pada tiga bidang fungsional,
atau lapisan, jaringan Anda :
a. Core layer : Lapisan ini dianggap sebagai tulang punggung jaringan dan
termasuk high-end switch dan kecepatan tinggi kabel seperti kabel serat.
Lapisan jaringan tidak rute lalu lintas di LAN. Selain itu, tidak ada
manipulasi paket dilakukan dengan perangkat di lapisan ini. Sebaliknya,
lapisan ini berkaitan dengan kecepatan dan memastikan pengiriman
yang handal paket.
b. Distribution layer : Lapisan ini mencakup LAN berbasis router dan
layer 3 switch. Lapisan ini menjamin bahwa paket benar diarahkan
antara subnet dan VLAN di perusahaan Anda. Lapisan ini juga disebut
lapisan Workgroup.
c. Access layer : Lapisan ini mencakup hub dan switch. Lapisan ini juga
disebut lapisan dekstop karena berfokus pada menghubungkan node
klien, seperti workstation ke jaringan. Lapisan ini menjamin bahwa paket
yang dikirimkan untuk mengakhiri komputer pengguna.
Bila Anda menerapkan lapisan, setiap lapisan mungkin terdiri lebih dari dua
perangkat atau satu perangkat bisa berfungsi di manfaat layers. Beberapa
model hirarki Cisco meliputi :
a. High Performance : Anda dapat merancang jaringan kinerja tinggi, di
mana hanya lapisan tertentu yang rentan terhadap kemacetan.
b. Manajemen yang efisien & pemecahan masalah : Memungkinkan
Anda untuk efisien dalam mengatur manajemen jaringan dan
mengisolasi penyebab masalahnya jaringan.
c. Penciptaan Kebijakan : Anda dapat dengan mudah membuat kebijakan
dan menentukan filter dan aturan.
d. Skalabilitas : Anda dapat tumbuh jaringan dengan mudah dengan
membagi jaringan Anda ke bidang fungsional.
e. Prediksi Perilaku : Ketika merencanakan atau mengelola jaringan,
model memungkinkan Anda menentukan apa yang akan terjadi pada
jaringan bila stres baru ditempatkan di atasnya.

Berikut adalah penjelasan rinci dari lapisan ini.


a. Core Layer
Merupakan layer terluar. Device yang digunakan pada layer ini
sebaiknya device yang mampu menerima data dalam jumlah besar dan
dapat mengirim data dengan cepat. pada bagian Inti terdapat
interkoneksi utama atau akses utama dari network dan yang akan
mengoptimalkan transport antar sites. Bisa berupa perangkat Switching
di Layer 2 atau Layer 3 yang tugas pokonya sebagai interkoneksi semua
sumber daya. Contohnya perangakt Switching Layer 3 yang bertugas
forward dan routing semua paket masuk dan keluar network, fungsi
firewall dan sistem keamanan lainnya juga bisa di implementasikan di
Hirarki Core ini.

Tujuan core layer adalah untuk mempercepat lalu lintas jaringan


sebanyak mungkin. Lalu lintas pada lapisan inti adalah umum bagi
sebagian besar pengguna dan data pengguna diangkut ke lapisan
distribusi yang meneruskan permintaan jika diperlukan. Jika lapisan inti
dipengaruhi oleh kegagalan, setiap pengguna terpengaruh pada
jaringan. toleransi kegagalan adalah hal utama yang perlu
dipertimbangkan pada lapisan ini.

Tanggung jawab utama lapisan inti adalah untuk melihat lalu lintas yang
padat, sehingga kecepatan dan masalah lalu lintas prihatin pada lapisan
ini. Fungsi dari Core Layer :
• Melindungi jaringan dari memeperlambat lalu lintas, penggunaan
daftar akses, routing antara berbeda Virtual Local Area Network
(VLAN) dan Packet Filtering.
• Melindungi jaringan dari dukungan workgroup akses.
• Jangan memperluas jaringan core layer. Cobalah untuk
mengatasi masalah kinerja dnegan menambah router dan lebih
memilih untuk meng-upgrade perangkat lebih dari ekspansi.
b. Distribusi Layer
Device yang digunakan pada layer ini sebaiknya device yang mampu
menetapkan policy terhadap jaringan dan mampu melakukan
peyaringan/filter paket dan bertindak sebagai firewall. Router bias
ditempatkan pada distribusi layer ini. di bagian distribusi akan ditugaskan
untuk mendistribusikan semua pengaturan di hirarki Core ke Access dan
yang akan membuat kebijakan koneksi. Distribusi lebih ditekankan untuk
mempermudah pengaturan dan menyebarkan resource yang ada di
network sesuai dengan aturan yang telah dibuat. Peralatan pada hirarki
ini biasanya berupa Switching di layer 2.

Hal ini juga dikenal sebagai lapisan workgroup dan ini disebut
komunikasi titik antara akses dan layer inti.Fungsi dasar lapisan
distribusi routing, filtering dan akses WAN dan mengetahui metode yang
dapat mengakses paket inti.Lapisan ini harus mencari tahu mekanisme
tercepat untuk menangani operasi jaringan seperti bagaimana
penanganan dan forwarding file ke server berdasarkan
permintaan.Setelah menemukan jalan yang terbaik, distribusi
permintaan lapisan maju menuju lapisan inti dan kemudian ke layanan
yang tepat.Implementasi kebijakan dilakukan pada layer distribusi dan
Anda bisa latihan fleksibilitas mendefinisikan operasi jaringan.

Berikut adalah fungsi yang harus dilakukan di layer distribusi:


• Implementasi dari daftar akses untuk menyaring lalu lintas yang
menarik dan memblokir lalu lintas tidak menarik.
• Keamanan dan jaringan kebijakan pelaksanaan yang berisi
terjemahan alamat dan firewall.
• Routing statis redistribusi
• Mengaktifkan routing antara semua VLAN
• Mendefinisikan domain broadcast dan multicast
c. Akses Layer
Merupakan layer yang terdekat dengan user. Sebaiknya device yang
terpasang dapat berfungsi menghubungkan antar host dan dapat
mengatur collision domain. di bagian inilah semua perangkat disebarkan
dan di interkoneksikan ke semua end point sumber daya yang ada
misalnya terminal user dan sebagainya. Peralatan bisa berupa router
layer 3 atau switching layer 2.

User dan workgroup akses ke jaringan dan sumber daya didefinisikan


pada lapisan akses dan lapisan ini juga dikenal sebagai lapisan desktop.

Berikut adalah beberapa fungsi dari lapisan akses:


• Mengelola kontrol akses dan kebijakan
• Buat collision domain yang terpisah
• Konektivitas workgroup melalui layer distribusi

2. Switching (Vlan trunk, access, intervlan routing)

a. Pengenalan VLAN
merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik
seperti LAN , hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi
secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan.

Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat


fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi
atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.

Keuntungan Menggunakan Vlan


• Security : keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat
tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu
lintas data dibatasi segmennya.
• Cost reduction : penghematan biaya dihasilkan dari tidak
diperlukannya biaya yang mahal untuk upgrades jaringan dan
efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang tersedia.
• Higher performance : pembagian jaringan layer 2 ke dalam
beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang
tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak
dibutuhkan dalam jaringan.
• Broadcast storm mitigation : pembagian jaringan ke dalam
VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang
berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini
terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
• Improved IT staff efficiency : VLAN memudahkan manajemen
jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang
dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama.
• Simpler project or application management : VLAN
menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan
untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan
kondisi geografis.
• Link Vlan :
o Access Link
- Melewatkan satu VLAN
- Port yg terkonfigurasi utk PC-SW
o Trunk Link
- Melewatkan Multiple VLAN
- Port yg terkonfigurasi utk SW-SW, SW-Router, SW-
Server

Mode Switchport adalah perintah yang digunakan dalam membuat VLAN


• Switch>en
• Switch#conf t
• Switch(config)#int fa0/1
• Switch(config-if)#switchport mode access
• Switch(config-if)#switchport access vlan 2
• Switch(config-if)#switchport mode trunk

b. Inter-vlan
• Masuk pada materi VLAN yang berikutnya yaitu inter-VLAN
routing, seperti yang kita ketahui bahwa satu VLAN dengan VLAN
lainnya berbeda segmen jaringan (berbeda broadcast domain)
sehingga antar VLAN tidak dapat saling berhubungan, maka untuk
menghubungkan antar VLAN yang berbeda kita memerlukan
sebuah Router, konfigurasi router inilah yang disebut dengan
Inter-VLAN Routing.
• Untuk menghubungkan antar VLAN agar bisa berkomunikasi satu
sama lain maka harus naik ke layer 3, oleh karena itu dibutuhkan
sebuah router.
• Akan terdapat satu Router yang melakukan proses Routing antar
VLAN, Router tersebut akan terhubung dengan salah satu Switch,
biasanya interface fisik router yang digunakan hanya satu,
kemudian dari satu interface fisik dapat dibuat banyak sub-
interface sesuai jumlah VLAN yang ada pada jaringan.
• Setiap sub-interface router akan terhubung dengan jaringa VLAN
nya masing- masing, dan akan menjadi perantara jaringan VLAN
tersebut untuk terhubung dengan jaringan VLAN lainnya.
3. Subnetting
Yang dimaksud dengan subnetting adalah membagi jaringan yang besar
menjadi jaringan yang lebih kecil.
Alasan pembuatan subnetting adalah :
a. Untuk mereduksi traffic jaringan
b. Mengoptimasi performasi jaringan
c. Memudahkan manajemen
d. Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.
Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah
subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host Broadcast.
Ada 2 cara untuk menghitung subnetting yaitu dengan menggunakan tabel
CIDR dan VLSM.
1. CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke
dalam kelas A,kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai
supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP
jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.
Subnetmask yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting pun
berbeda-beda mengikuti kelas-kelasnya yaitu :
• kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4)
• kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan
4)
• kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3,
dan 4)
Konsepyang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT. Tabelnya digambarkan
sebagai berikut :
Nilai Nilai
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30
a. Menghitung Subnet Kelas C
Pada kelas C penghitungan yang digunakan adalah pada octet ke 4.
Misal diketahui suatu IP 192.168.1.0/26. Berarti subnetmasknya /26 yaitu
255.255.255.192, jika diubah ke dalam bilangan biner menjadi
11111111.11111111.11111111.11000000.
1. Jumlah Subnet = 2x (dimana x adalah banyaknya bineri 1 pada octet
terakhir (yang bergaris bawah) untuk kelas C). Jadi Jumlah
Subnetnya adalah 22 = 4 subnet.
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (dimana y adalah banyaknya
bineri 0 pada octet terakhir untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per
Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok
Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Untuk subnet berikutnya
ditambahkan hasil dari blok subnet tersebut. Jadi Blok Subnet
seluruhnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Kita buat tabelnya seperti berikut dengan catatan :
• Subnet : sesuai pada blok subnet.
• Host Pertama : 1 angka setelah subnet.
• Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya.
• Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254


Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

b. Menghitung Subnet Kelas B


Untuk kelas B ada 2 teknik yang digunakan dalam perhitungan. Untuk
subnetmask /17 sampai /24, perhitungannya sama persis dengan kelas
C, tetapi pada kelas B terletak pada octet ke 3 saja yang digunakan.
Sedangkan untuk subnetmask /25 sampai /30 perhitungannya yaitu pada
octet ke 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 172.16.0.0/25. Berarti subnetmasknya /25 yaitu
255.255.255.128, jika diubah ke dalam bilangan biner
menjadi 11111111.11111111.11111111.10000000.
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnet seluruhnya
adalah (0, 128)
4. Tabelnya menjadi :
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host
Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host
Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255
c. Menghitung Subnet Kelas A
Pada kelas A perhitungan dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Misal diketahui suatu IP 10.0.0.0/16. Berarti subnetmasknya /16
yaitu 255.255.0.0, jika diubah ke dalam bilangan biner
menjadi 11111111.11111111.00000000.00000000.
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi Blok Subnet seluruhnya :
0,1,2,3,4, dst.
4. Tabelnya menjadi :
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host
Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host
Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

2. VLSM (Variable Length Subnet Mask)


Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang
berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu
subnetmask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID
hanya memiliki satu subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk
mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan.yaitu pada LAN4
dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan
masing-masing WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita
akan membaginya dengan VLSM.
Format Jumlah
NetMaskDesimal NetMaskBiner CIDR Host
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000 /24 254
255.255.255.128 11111111.11111111.11111111.10000000 /25 126
255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 /26 62
255.255.255.224 11111111.11111111.11111111.11100000 /27 30
255.255.255.240 11111111.11111111.11111111.11110000 /28 14
255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000 /29 6
255.255.255.252 11111111.11111111.11111111.11111100 /30 2

1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )


Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tidak
digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnetmask
yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari table diatas yang terpenuhi
adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.
berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26:
Network IP Range Broadcast
.0 .1-.62 .63
.64 .65-.126 .127
.128 .129-.190 .191
.192 .193-.254 .255

untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26


Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63

2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )


Kita tentukan subnetmask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari table
subnetting di atas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet
255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan
menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu
192.168.1.64/26. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah
subnetmasknya menjadi 255.255.255.224.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):
Network IP Range Broadcast
.64 .65-.94 .95
.96 .97-.126 .127
.128 .129-.158 .159
.160 .161-.190 .191

untuk 58 Host kitamenggunakan IP Address 192.168.1.0/27


Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95

3. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )


Kita tentukan subnetmask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari table
subnetting di atas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet
255.255.255.240.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan
menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu
192.168.1.96/27. Seperti cara sebelumnya kita akan merubah
subnetmasknya menjadi 255.255.255.240.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):
Network IP Range Broadcast
.96 .97-.110 .111
.112 .113-.126 .127
.128 .129-.142 .143
.144 .145-.158 .159

Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address


192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127

4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )


Kita tentukan subnetmask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari table
subnetting di atas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet
255.255.255.252.
Karena di LAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan
192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum
digunakan yaitu 192.168.1.128/28. Seperti cara sebelumnya kita akan
merubah subnetmasknya menjadi 255.255.255.252.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
Network IP Range Broadcast
.128 .129-.130 .131
.132 .133-.134 .135
.136 .137-.138 .139
.140 .141-.142 .143
.144 .145-.146 .147

Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address


192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131
Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135
Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139

4. DHCP
1. router> enable
2. router# configure terminal
3. router (config)# interface fa0/0 ( Karena saya menyambungkan kabel pada interface
fa0/0 maka saya tulisa fa0/0, jika kalian menyambungkannya di fa0/1 maka kalian bisa
ganti fa0/0 menjadi fa0/1 ).
4. router (config-if)# ip address 192.168.0.1 255.255.255.0 ( ini adalah ip address pada
interface fa0/0 ).
5. router (config-if)# no shutdown
6. router (config-if)# exit ( untuk keluar dari interface fa0/0 ).
7. router (config)# router rip
8. router (config-router)# network 192.168.0.0
9. router (config)# ip dhcp pool network192
10. router (dhcp-config)# network 192.168.0.0 255.255.255.0
11. router (dhcp-config)# default-router 192.168.0.1 ( ini kita jadikan sebagai gateway )
12. router (dhcp-config)# exit
13. router (config)#
Studi Kasus

Anda adalah administrator dari perusahaan MokleterSehatSelalu, anda diminta untuk


merancang topologi jaringan intranet dari perusahaan tersebut. Perusahaan tersebut memiliki 3
lantai dimana lantai pertama di gunakan sebagai ruangan marketing dengan jumlah 4 orang, di
lantai 2 akan di tempati oleh tim keuangan dengan jumlah 4 orang sedangkan lantai 3 akan di
tempati oleh tim teknis 6 orang dan ruang server. Perusahaan telah melakukan pembelian
perangkat berupa :
• 1 router dengan tipe ISR4321
• switch 2960,
• 15 komputer dan
• 1 perangkat server
masing masing bagian tersebut mempunyai network dan vlan yang berbeda IP yang di berikan
adalah (kelas).(absen).1.0/24. Dengan skema di atas silahkan tentukan :
1. Topology terbaik dari perusahaan tersebut
2. Pembagian Ip untuk masing masing bagian (subneting)
3. Konfigurasi perangkat perangkat tersebut agar semuanya dapat berkomunikasi
4. Komputer client akan mendapatkan IP secara DHCP

Selamat mengerjakan, selalu semangat dan


jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan!

Anda mungkin juga menyukai