Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Presbiopia adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan usia dimana penglihatan kabur ketika
melihat objek berjarak dekat. Presbiopia merupakan proses degeneratif mata yang pada
umumnya dimulai sekitar usia 40 tahun. Kelainan ini terjadi karena lensa mata mengalami
kehilangan elastisitas dan kemampuan untuk berubah bentuk.
Faktor Risiko
Usia lanjut umumnya lebih dari 40 tahun.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Koreksi kacamata lensa positif
Peralatan
1. Kartu Jaeger
2. Snellen Chart
3. Satu set lensa coba dan trial frame
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Tingkat kemampuan 2
Masalah Kesehatan
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan (visus).
Katarak paling sering berkaitan dengan proses degenerasi lensa pada pasien usia di atas 40 tahun
(katarak senilis). Selain katarak senilis, katarak juga dapat terjadi akibat komplikasi glaukoma,
uveitis, trauma mata, serta kelainan sistemik seperti diabetes mellitus, riwayat pemakaian obat
steroid, dan lain-lain. Katarak biasanya terjadi bilateral, namun dapat juga pada satu mata
(monokular).
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan.
Kriteria Rujukan
1. Katarak matur
2. Jika pasien telah mengalami gangguan penglihatan yang signifikan
3. Jika timbul komplikasi
Peralatan
1. Senter
2. Snellen chart
3. Tonometri Schiotz
4. Oftalmoskop
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad bonam
3. Ad sanationam : Dubia ad bonam
Glaukoma Kronis
Kemampuan 3B
Masalah Kesehatan
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai kerusakan saraf optik dan
kehilangan lapang pandang yang bersifat progresif serta berhubungan dengan berbagai faktor
risiko terutama tekanan intraokular (TIO) yang tinggi. Glaukoma merupakan penyebab kebutaan
kedua terbesar di dunia setelah katarak. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan,
tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telah
berusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma tidak
menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.
Faktor Risiko
1. Usia 40 tahun atau lebih
2. Ada anggota keluarga menderita glaukoma
3. Penderita miopia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hipotensi, vasospasme, diabetes
mellitus, dan migrain
4. Pada glaukoma sekunder, dapat ditemukan riwayat pemakaian obat steroid secara rutin, atau
riwayat trauma pada mata.
Pemeriksaan Oftalmologis
1. Visus normal atau menurun
2. Lapang pandang menyempit pada tes konfrontasi
3. Tekanan intra okular meningkat
4. Pada funduskopi, rasio cup / disc meningkat (rasio cup / disc normal: 0.3)
Gambar 4. 4. Kelainan diskus optik akibat komplikasi glaucoma
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pada pelayanan primer.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologis.
Diagnosis Banding:
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Retinopati diabetes / hipertensi
4. Retinitis pigmentosa
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad malam
3. Ad sanationam : Dubia ad malam
Retinopati Diabetik
Tingkat kemampuan 2
Masalah Kesehatan
Retinopati diabetik adalah suatu mikroangiopati yang mengenai prekapiler retina, kapiler dan
venula, sehingga menyebabkan oklusi mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat kadar gula
darah yang tinggi dan lama. Retinopati diabetik dapat menyebabkan penurunan visus dan
kebutaan, terutama akibat komplikasi seperti edema makula, perdarahan vitreus, ablasio retina
traksional dan glaukoma neovaskular. Retinopati diabetik adalah penyebab kebutaan ke 5
terbesar secara global (WHO, 2007). Setidaknya terdapat 171 juta penduduk dunia yang
menyandang diabetes melitus, yang akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2030
menjadi 366 million. Setelah 15 tahun, sekitar 2% penyandang diabetes dapat menjadi buta, dan
sekitar 10% mengalami gangguan penglihatan berat. Setelah 20 tahun, retinopati diabetik dapat
ditemukan pada 75% lebih penyandang diabetes.
Terdapat dua tahap retinopati diabetik yaitu non-proliferative diabetic retinopathy (NPDR) dan
proliferative diabetic retinopathy (PDR).
Faktor Risiko
1. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol dengan baik
2. Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik
3. Hiperlipidemia
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, teruttama funduskopi.
Diagnosis banding
1. Oklusi vena retina
2. Retinopati hipertensi
Komplikasi
1. Perdarahan vitreus
2. Edema makula diabetik
3. Ablasio retina traksional
4. Glaukoma neovaskular
Prognosis
1. Ad vitam : Dubia ad bonam
2. Ad functionam : Dubia ad malam
3. Ad sanationam : Dubia ad malam
Teori mengemukakan bahwa ARMD disebabkan oleh kerusakan retinal pigment epithelium
(RPE) akibat dari terkena paparan sinar yang kuat (excessive exposure to light) atau karena
defisiensi vitamin anti oksidan dan mineral dalam diet, semua itu tidak pasti ( not consistent)
Pathogenesis ARMD berpangkal pada peningkatan resistensi sirkulasi choroid (tekanan chorio-
capilar), menyebabkan gangguan perfusi dan terjadi gangguan metabolism dalam RPE, ini
merupakan gambaran ARMD tipe atropi.
Peningkatan tensi chorio-capillaris menyebabkan gangguan transport metabolit di dalam RPE
terjadi akumulasi drusendan deposit pada membrana basalais juga deposit lipoid dan membrane
bruch, mudah terjadi RPE detachment dan emmbran neovaskular choroidal; ini gambaran klasik
dari bentuk ARMD exudative dan proliferative.
Prognosis qua ad visam pada dua tipe ARMD, jelek; lebih-lebih pada tipe proliferative sangat
mudah terjadi perdarahan sub retina, akibatnya visus mendadak menghilang.
Sumber:
Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer. Edisi revisi 2014.