Anda di halaman 1dari 9

,i I

BUPATI KONAWE UTARA

KEPUTUSAN BUPATI KONAWE UTARA


t{omor t /9bTahun 2014

TENTANG
PENCIUTAN LUAS WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN
opERASr PRODUKST PT. HAFAR TNDOTECH (l(W 11 SP OP 001)

BUPATI KONAWE UTARA


Membaca : Surat DireKur PT. HAFAR INDOTECH Nomor: 05LlH.ll9l2014 hnggal22 September
2014 Perihal permohonan penciutan atau pelepasan sebagian wilayah IUP PT. Hafar
Indotech (1(V\, 11 SP OP 001);
Menimbang : a. Setelah dilakukan penelitian seksama terhadap administrasi teknis, lingkungan,
dan keuangan yang diajukan oleh PT. Hafar Indotech, nraka dalam rangka
adanya kepastian hukum berinvestasi dan proses Clean and Clear terdapat
cukup alasan bagi pemerintah Kabupaten Konawe Utara untuk memberikan
persetujuan penciutan luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT. Hafar
Indotech (l(\A/ 11 SP OP 001);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pda huruf a, perlu
ditetapkan dengan keputusan Bupati Konawe Utara tentang Penciutan LUas
Wilayah lzin Usaha Peftambangan (IUP) Operasi Produksi PT. Hafar Indotech
(KW 11 SP OP 001).
Mengingat : 1. Undang-undang No. L3 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Konawe
Utara di Propinsi SulawesiTenggara (LNRI Nomor 15, TLN Nomor 468fl;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LN
Tahun 2004 Nomor L25, TLN Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 Gntang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang (LN Tahun 2005 Nomor 108, TLN 4548);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (LN Tahun
2004 Nomor 67, TLN 4724);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (LN Tahun 2007
Nomor 68, TLN a725);
5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara (LN Tahun 2009 Nomor 4, TLN 4959);
6. Undang=Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Hutan (LN RI Tahun 2013 Nomor 130, TLN 5432);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
tingkungan Hidup (LN Tahun 1999 Nomor 59, TLN 3838);
B. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2@0 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara RI Tahun
2000 Nomor 54, TLN Nomor 3952);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Provinsi, Pemen'ntah Daerah Kabupaten/
Kota (LN Tahun 2007 Nomor 82, TLN aB\;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (LN Tahun 2008 Nomor 48, TLN a833);
11. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan (LN
Tahun 2010 Nomor 28, TLN 5110);
12. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelalcsanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (LN Tahun 2010 Nomor 29, TLN 5111);
13. P-eraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan dan Batubara (LN Tahun
2010 Nomor 85, TLN 5La4;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
elv
^
Tambang (LN RI tahun 2010 Nomor 138, TLN Nomor 5L72);
I

i
15. Peraturan Pemerintah No. 09 tahun 2012 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan
I Negara tsukan Pajak yang berlaku pada Kementrian Energi dan Sumber daya
l
Mineral (LN RI Tahun 2012 Nomor 16, TLN Nomor 5276).
16. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No, 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaarr Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (LN RI Nomor 45 Tahun 2012, TLN Nomor
5282);
17. Peraturan Pemerintah No. 01 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara (LN RI Nomor 0t Tahun 2014, TLN Nomor
5a8e);
18. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2011
tentang Tata Cara Penetapan Wlayah Usaha Pertambangan dan Sistem
Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara (BN RI Nomor 487 Tahun
20rr)
19. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7'Iahun 2012 tentang
Peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian
mineral (BN RI Nomor 165 Tahun 20LZ);
20. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 11 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomsr 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan
pengolahan dan pemurnlan mineral (BN RI Nomor 534 Tahun 2012);
21. Peraturan Menteri Energidan Sumber Daya Mineral Nornor 2-tahun 2013 tentang
Pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha peftambangan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Koh (BN RI Nomor 78
Tahun 2013);
22. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2013
tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan nilai tambah mineral melalui
kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral(BN RI Nomor 993 Tahun 2013);
23, Peraturan Menteri Energi dan Sumber D- aya Mineral Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan reklamasi dan pasca tambang pada usaha kegiatan pertambangan
mineraldan batubara (BN RI Nomor 274Tahun20lfl;
24. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.16/Menhut-IV2Ol4 tentang Pedoman
Pinjam Pakai Kawasan Hutan (BN RI Nomor 327 Tahun 2A1$l
25. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2737
Rl 30 / MEMI 201 3 tentang Penetapan Wilayah Pertam bangan Pulau Sulawesi,

MEMUTUSI(AN:
Menetapkan KEPUTUSAN BUPATI KONAWE UTAM TENTANG PENCTUTAN LI..,AS WIIAYAH IZIN
USAHA PERTAMBANGAN OPEMSI PRODUKSI PT. HAFAR INDOTECH
PERTAMA Menciutkan Wilayah lzin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi:
Nama Perusahan PT, HAFARINDOTECH
Nama Direktur SUTICNO
Nilai/presentasi saham 100o/o
Nama pemegang saham SUGIARTO
Pekerjaan pemegang saham
Alamat Kp. Kelapa Dua RT. 002, RW. 009 Tugu.
Cimanggis, Depok - Jakarta
Kewarganegaraan Indonesia
Alamat Kp. Kelapa Dua RT. 002, RW. 009 Tugu
Cimanggis, Depok - Jakarta
Komoditas Mineral Logam (Bijih Nikel)
Lolcasi penambngan
Kecamatan Molawe
Kabupaten Konawe Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kode wilayah l(^/ 11 SP OP 001
Luas Sebelum Penciutan 330 Ha
Luas Sesudah Penciutan 300 Ha
Dengan Peta dan daftar koordinat WIUP yang diterbitkan oleh Bupati Konawe Utara
sebagairnana tereantum dalam lampiran I dan lampiran II keputusan ini.

4k
langka waktu berlaku IUP 17 (tujuh belas) Tahun
Jangka waktu Tahap Kegiatan
a. KontruksiSelama
b. ProduKiselama 17 (tujuh belas) Tahun
KEDUA Pemegang IUP Operasi Produksi mempunyai hak untuk melakukan kegiatan operasi
produksi dalam \MUP untuk Jangka waktu 17 (tuJuh belas) tahun terhitung mulai
tanggal ditetapkannya keputusan ini sampai dengan tangrgal 20 Desember Tahun
203L.
KFNGA IUP Operasi Produki ini dilarang dipindah tangankan kepada pihak lain tanpa
persetujuan Bupati Konawe Utara.
KEEMPAT PT. HAFAR INDOTECH sebagai pemegang IUP Operasi Produksi dalam
melakanakan kegiatannya mempunyai hak dan kewajiban sebagai mana tercantum
dalam lampiran I keputusan ini.
KEUMA Sebelum melakukan kegiatan Operasi Produksi pemegang izin usaha pertambangan
Operasi Produkiterlebih dahulu menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya
(RKAB) untuk mendapatkan persetujuan dari Bupati Konawe Utara.
KEENAM Terhitung sejak 90 (sembilan puluh) hari kerja sejak persetujuan RKAB
sebagaimana dimaksud dalam diktum kelima pemegang IUP Operasi Produksisudah
harus memulai aktifitas dilapangan.
KETUJUH Apabila Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi ini terfetak dalam kawasan
hutan, maka sebelum melakukan kegiatan pemegarp Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi harus terlebih dahulu memperoleh izin dari Menteri Kehutanan.
KEDELAPAN Dengan berlakunya Keputusan Bupati Konawe Utara ini maka Keprutusan Bupati
Konawe Utara Nomor 123 Tahun 20LZ tanggal 11 Februari 2012 tentang Revisi
Koordinat dan Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produki PT. Hafar
Indotech (lOV 11 SP OP 001) dinyatakan dicabut dan tidak berlaku hgi.
KESEMBILAN Tanpa mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan maka IUP Operasi
Produksi ini dapat diberhentikan sementara, dicabut, atau dibatalkan, apabila
pemegang IUP Eksplorasi tidak memenuhi kewajiban dan larangan sebagaimana
dimaksud dalam diKum Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam dan Ketujuh dalam
keputusan ini.
KESEPULUH Keputusan Bupati Konawe Utara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkandi : Wanggudu
Pada Tanggal : OKober 2014

Tembusan Yth :
l.Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral di Jakarta;
2. Kementrian Keuangan dilakarta ;
3. Sekretaris Jenderal Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral di Jakafta;
4. InspeKur Jenderal Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral di Jakafta;
5. DireKur Jenderal Pajak, Departemen Keuangan di Jakarta;
6. Direl<tur Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan di Jakarta;
7. Direktur Jenderal Pendapatan Daerah, Departemen Dalam Negeri diJalorta;
8. Gubernur SulawesiTenggara di Kendari;
9. Kepala Biro Hukum dan Humas/ Kepala Biro Keuangan/ Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama
Luar Negeri, Se$en Depertemen Energidan Sumberdaya Mineral di Jakarta;
lO.Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi diJakarta;
ll.Direktur Teknik dan Linokunoan Mineral. Batubara dan Panas Bumi di lakarta:
13.Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara diJakarta;
l4.Direktur Fajak Bumidan tsangunan, Departemen Keuangan diJakarta;
l5.Kepala Dinas Pertambangan dan EnergiProv. Suttra di Kendari;
16.Kepala Dinas Peftambangan dan Energi Kab. Konawe Utara diWanggudu;
l7,Camat Wiwirano dan Oheo masing-masing ditempat;
lT.Direksi PT. Alam Raya Indah ditempat;
18. Arsip.-
Lampiran I : KEPUTUSAN BUPATI KONAWE UTAM
Nomor : 446 TAHUN 2014
Tanggal I 19 Oktober 2014
DAFTAR KOORDINAT PETA
POLIGON TERTUTUP

Nama : PT. HAFAR INDOTECH


Lokasi : Kecamatan Molawe
- Propinsi SUTAWESI TENGGARA
- Kabupaten Konawe Utara
- Bahan Galian Bijih Nikel
- Kode Wilayah KW 11 SP OP OO1

Luas : 300 Hektar


Tahap : IUP Operasi Produksi

GARIS BU]UR (BT) GARIS LINTANG (LS) BUJUR LINTANG


PATOK
Derajat Menit Detik Deraiat Menit Detik DESIMAL DESTMAL
1 122 10 45.3 3 32 20.17 t27-.t7975 -3.5389361
2 122 11 19.69 32 20.17 122.188803 -3.538936i
3 122
AA
lt 19.69 J 32 38.17 122.188803 -3.5439361
4 122 11 35.68 3 32 38.17 L22.t93244 -3.5439361
5 122 11 35.68 a 32 59.81 L22.t93244 -3.5499472
6 122 11 45.44 a 32 59.81 L22,L96ALL -3.5499472
7 122 11 45.64 3 33 28.04 t22J96011 -3.5577889
a 122 14
tt 34.11 a 33 28.04 122.192808 -3.5577889
9 122 11 34.11 3 33 46.1 722.792808 -3.5628056
10 122 11 16.35 3 33 46.',| 122.187875 -3.5628056
11 122 11 16.35 3 33 10.79 t22.LB'/87s -3.5529972
12 122 10 45.3 3 33 10.79 722,77925 -3.5s29972
PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARi
OINAS PERTAMBANGAN OAN ENERGI
Alanat Kompleks Perkanlorao l','angg(du
WANGGUDU
PETA PENCIUTAN WILAYAH IZIN IJ'8AIIA PERTAMEANO,
OPRASI PRODUKSI
N
')
"3" l\
LEOENOA
Dlparunurk.n : PT. HAFAR INDoTECH
Tanggrl Pro..r {29oktob.r 20rit
Kodr Wll.y.h : KW 11 0P OP 001

LOKASI KEGIATAN
Proplml : Sirlawesl tenggara
KahuFatcn : Konaws Utara
Komodlt * Tcmbang : Mlnaral Looam (BUlh Nlk.ll
Tahap : opr.3l Produk.l
Luqr 8.b.lum :3C0 Ha
S6tclah P.nclutan | 000 Hr
PETA INOEKS

Sumber
1 Peta RBI g6k0sudanal skala 'l 60.000 Tahun 19gll
2 Citra Satelit Landsat ETtt Tahun 2007
3 RTR\ry Kabupaten Konawe Utara Tahun 20t2
4 Surat Keputu Utara Tentang Pemberiaf

$ Wanggudu
Oktober 20'

irl
I.AMPIMN III : KEPUTUSAN BUPATI KONAI,VE UTARA
Nornor t A#fanun 2014
Tanggal I L9 Oktober 2O14

HAK DAH KEWAIIBAN


PEMEGAT{G IZIN USA}|A PERTA+fBANGAI{ OPERASI PROpUKST

A. TIAK
1. MemasukiWIUP sesuaidengan peta dan daftar koordinat,
2. Melaksanakan kegiatan IUP Operasi Produki (konstruksi, produki, pengolahan, pemurnian
dan pengangkutan penjualan) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan:
3" Membangun fasilitas penunjang kegiatan IUP Operasi Produksi (konstruki, produki,
pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan), didalam maupun diluar WIUP;
4. Dapat menghentikan sewaktu-waktu kegiatan IUP Operasi produksi (konskuksi, produksi,
pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan) di setiap bagian atau beberapa bagian
WIUP dengan alasan bahwa kelanjutan dari kegiatan IUP Operasi produksi (konstruksi,
produksi, pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan) tersebut tidak layak atau
praktis secara komersial maupun karena keadaan kahar, keadaan yang menghalangi sehingga
menimbulkan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan;
5. Mengajukan permohonan pengusahaan mineral lain yang bukan merupakan asosiasi mineral
utama yang diketemukan dalam WIUP;
6. Mengajukan pernyataan tidak berminat terhadap pengusahaan mineratl lain yang bukan
merupakan asosiasimineral utama yang diketemukan dalam MUP;
7. Memanfaatkan sarana dan prasarana umum untuk keperluan kegiatan IIJP Operasi produksi
(konstruksi, produksi, pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan) setelah memenuhi
kekuatan peraturan peru ndang-undangan;
8. Dapat melakukan kerjasama dengan perusahan lain dalam rangka penggunaan setiap fasilitas
yang dimiliki oleh perusahaan lain baik yang berafiliasi dengan perusahaan atau tidak sesuai
dengan ketentuan peraturan perunda ng-undangan;
9. Dapat membangun sarana dan prasarana pada WIUP lain setelah rnendapat izin dari
pemegang IUP yang bersangkutan.

B. KEWA'IBAN

1. Memilih yurisdiksi pada pengadilan negeri tempat dimana lokasi WIUP berada.
2. Selambat-lambatnya 6 bulan setelah ditetapkannya keputusan ini,pemegang IUP Operasi
produksi harus sudah melaksanakan dan menyampaikan laporan pematokan batas wilayah IUP
Operasi produksi kepada Bupati Konawe Utara
3" Hubungan antara pemegang IUP operasi produksi dengan pihak ketiga menjadi tanggung
jawab pemegang IUP sesuai ketentuan perundang-undangan
4. Apabila izin Usaha Pertambangan Operasi produksi ini terletak dalam kaqvasan Hutan, maka
sebelum melakukan kegiatan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi harus
terlebih dahulu memperoleh izin dari Menteri Kehutanan.
5. Melaporkan rencana investasi
6. Menyampaikan rencana reklamasi
7. Menyampaikan rencana pasca tambang
B. Menempatkan jaminan penutupan tambang (sesuai umur tambang)
g" Menyampaikan RKAB selambat-lambatnya pada bulan november yang meliputi rencana tahun
depan realisasi kegiatan setiap tahun berjalan kepada Bupati Konawe Utam dengan tembusan
kepada Gubernur Sulawesi Tenggara
L0. Menyampaikan laporan kegiatan triwulanan yang harus diserahkan dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari setelah akhir dari triwulanan tahruim secara berka{a kepada kepada Bupati
Konawe Utara dengan tembusan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara
11. Apabila ketentuan batas waktu penyampaian RKAB dan pelaporan sebagaimana dimaksud
pada angka B (delapan) dan 9 (sembilan) tersebut diatas terlampaui, maka kepada pemegang
iUP Operasi produksiakan diberikan peringatan tetulis.
12. Menyampaikan laporan produksi dan pemasaran sesual dengan ketettuan peraturan
perundang-undangan.
13. Menyampaikan rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah
pertambangan kepada Bupati Konawe Utara
14. Menyampaikan RKTTL setiap tahun sebelum penyampaian RI(AB kepada Bupati Konawe Utara
15. Memenuhi ketentuan perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perurrdang-undangan.
15. Membayar iuran tetap setiap tahun dan membayar royalty sesuai dengan ketentuan peraturanf,
perundang-undangan. /1
17. Menempatkan jaminan reklamasi sebelum melakukan kegiatan produksi dan rencana
penutupan tambang sesuai ketentuan peraturan perundang -undangan.
18. Menyampaikan RPT (rencana penutupan tambang) 2 tahun sebelum kegiatan produksi
berakhir.
19. Mengangkat seorang kepala teknik tambang yang bertanggung jawab atas kegiatan IUP
Operasi produksi (konstruksi, produksi pengolahan pemurnian dan pengangkutan penjualan)
keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan sefta pengelolaan lingkungan peftambangan;
20. Kegiatan produki dimulai apabila kapasitas produksi terpasang sudah mencapai 707o yang
direncanakan;
21. Permohonan perpanjangan IUP untuk kegiatan produksi harus diajukan 2 (dua) tahun sebelum
berakhirnya masa izin inidengan disertai pemenuhan persyaratan;
22. Kelalaian atas ketentuan tersebut pada butir 2 (dua) sampai dengan butir 21 (dua puluh satu),
mengakibatkan IUP Operasi produksi berakhir menurut hukum dan segala usaha
peftambangan dihentikan dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak berakhirnya
keputusan ini pemegang IUP Opemsi produki harus mengangkat keluar segala sesuatu yang
menjadi miliknya,kecuali benda-benda/bangunan-bangunan yang dipergunakan untuk
kepentingan umum;
23. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam butir 21, pemegang IUP Operasi
produksiUdak melaksanakan maka barang /aset pemegang IUP menjadi milik pemerintah;
24. Pemegang IUP Operasi produksi harus menyediakan data dan keterang;an sewaKu-waktu
apabila dikehendaki oleh pemerintah;
25. Pemegang IUP Operasi produksi membolehkan dan menerima apabila pemerintah sewaKu-
waktu melakukan pemeriksaan;
26. Menerapkan kaidah peftambangan yang baik;
27. Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi indonesia;
28, Melaporkan pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat secara
berkala;
29. Mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang dan jasa dalam negeri sesuai
den ga n ketentua n peraturan perunda ng-undanga n ;
30. Mengutamakan pembelian dalam negeri dari pengusaha lokal yang ada di daerah tersebut
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
31. Mengutamakan seoptimal mungkin penggunaan perusahaan jasa pertambangan lokal dan/atau
nasional;
32. Dilarang melibatkan anak perusahaan dan/atau afiliasinya dalam bidang usaha jasa
pertambangan di WIUP yang diusahakannya, kecuali dengan izin menteri.
33. Melaporkan data dan pelaksanaan penggunaan usaha Jasa penunjang;
34. Menyerahkan seluruh data yang diperoleh dari hasil kegiatan IUP Operasi produksi kepada
Bupati Konawe Utara dengan tembusan kepada Gubernur SulawesiTenggarc.
35. Menyampaikan proposal yang sekurang-kurangnya menggambarkan aspek teknis, keuangan,
produksi dan pemasaran serta lingkungan sebagai persyaratan pengajuan permohonan
perpajakan IUP Operasi produki;
36. Memberikan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah dan tegakan yang terganggu akibat
kegiatan IUP Operasi produki;
37. Mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri (DMO) sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
38. Penjualan produksi kepada afiliasi harus mengacu kepada harga pasar;
39. Kontrak penjualan jangka panjang (minimal 3 tahun) harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari menteri;
40. Perusahaan wajib mengolah produksinya didalam negeri;
41. Pembangunan srana dan prasarana pada kegiatan konstruksiantara lain meliputi;
a. fasilitas-fasiliEs dan peralatan pertambangan;
b. instalasidan peralatan peningkatan mutu minerafbatu bara;
c. fasilitas-fasilitas bandar yang dapat meliputi dokdok, pelabuhan-pelabuhan, dermaga-
dermaga, jembatan-jembatan, tongkang-tongkang, pemecah-pemecah alr, fasllitas-
fasilitas terminal, bengkel-bengkel, daerah-daerah penimbunan, gudanggudang dan
peralatan bongkar muat.
d. fasilitas-fasilitas transpoftasi,komunikasi yang dapat meliputi jalan-jalan, jembatan-
jembatan, kapal-kapal, feri-feri, pelabuhan-pelabuhan udara ,rel-rel, tempat-tempat
pendaratan pesawat, hanggar-hanggar, garasigarasi, pompa-pompa BBM, fasilitas-
fasilitas radio dan telekomunikasi, serta fasilitas-fasilitas jaringan telegraph dan telepon.
e. perkotaan, yang dapat meliputi rumah-rumah tempat tinggal, toko-toko. sekolah-sekolah,
rumah sakit, teater-teater dan bangunan lain, fasilitas-fasilitas dan peralatan pegawai
kantor termasuk tanggungan pegawai tersebut,
lY+
listrik, fasilitas-fasilitas air dan air buangan, dan dapat meliputi pemtnngkit-pembangkit
tenaga listrik ( yang dapat berupa tenaga air, uap, gas atau diesel ) jaringan-jaringan
Iistri( dam-dam, saluran-saluran air, sistem-sistem penyediaan air dan sistem-sistem
pembuangan limbah ( tailing ) air buangan pabrik dan air buangan rumah tangga;
g. fasilitas-fasilitas lain - lain, yang dapat meliputi namun tidak terbatas bengkel-bengkel
mesin, bengkel-bengkel pengecoran dan reparasi;
h. semua fasilitas tambahan atau fasilitas lain, pabrik dan peralatan yang dianggap perlu atau
cocok untuk operasi pengusahaan yang berkaitan dengan WIUP atau untuk menyediakan
pelayanan atau melakanakan aktifitas-aKifitas pendukung atau aktifitas yang sifatnya
insidentil.

Anda mungkin juga menyukai