Anda di halaman 1dari 11

KARBOHIDRAT,PROTEIN,DAN LEMAK

KARBOHIDRAT

1. yang dimaksud dengan karbohidrat

karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang melimpah dibumi yang
mana terdiri dari karbon,hidrogen, dan oksigen .

secara biokimia karbohidrat adalah polihidroksil- aldehida / polihidroksil-keton atau


senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila terhidrolisis .

1. kegunaan / fungsi dari karbohidrat !

 sebagai sumber energi utama tubuh


 cadangan energi dalam otot dan hati
 untuk memperlancar pencernaan
 Sebagai pemanis alami
 Melindungi protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi
  Didalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu

Ada beberapa metode uji untuk mengindentifikasi adanya karbohidrat yaitu;

 Uji Molish

uji ini efektif untuk berbagai senyawa yang dapat didehidrasi menjadi fulfular atau
subtitusi furfular oleh asam sulfat pekat . Senyawa furfular  akan membentuk kompleks
dengan a-naftol yang dikandung pereaksi molish dengan memberikan warna UNGU
pada larutan

 uji Benedict

contohnya ; semua golongan monosakarida , sedangkan gula non pereduksi struktur


gulanya membentuk siklik yang artinya hemisetal dan hemiketalnya  tidak berada
dalam  kesetimbangan nya , contohnya frutkosa dan sukrosa .  Dengan prinsip
berdasarkan reduksi CU2+ menjadi Cu+  yang mengendap sebagai Cu2O berwarna
MERAH BATA

 uji Barfoed

uji untuk membedakan  monosakaria  dan disakarida dengan mengontrol kondisi PH


serta waktu pemanasan . Prinsipnya berdasarkan reduksi CU2+ menjadi Cu+  . Reagen
barfoed mengandung senyawa tembaga asetat .
 uji seliwanoff

Prinsipnya berdasarkan konfersi  fruktosa menjadi asam leuvlinal dan hidroksi metil
furfular oleh asam hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksi metilfurfural
dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna MERAH .

 Uji hidrolisis pati

Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru dan bila dipanaskan dapat
terhidrolisis  menjadi senyawa yang lebih sederhana hasilnya  . Diuji dengan iodium
yang akan memberikan  warna biru  sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan
dalam uji benedict .

1. yang dimaksud dengan  monosakarida , disakarida, dan polisakarida  serta


contohnya

 MONOSAKARIDA

senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang sederhana

contoh ; Glukosa, fruktosa , galaktosa, Xilosa, dan ribosa

 DISAKARIDA

senyawa karbohidrat yang terbentuk ketika dua monosakarida mengalami reaksi


kondensasi yang melibatkan terlepasnya suatu molekul kecil, seperti air dari bagian
gugus fungsi saja

contoh ; sukrosa, maltosa, laktosa, dan selobiosa

 POLISAKARIDA

Polimer yang tersususn dari ratusan hingga ribuan satuan monosakarida yang
dihubungkan  dengan ikatan glikosidk

contoh; Pati , glikogen , agarosa dan selulosa

PEROTEIN

Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih dari separuh bagian dari sel. Protein
merupakan persenyawaan kompleks yang dihasilkan dari polimerisasi asam-asam amino yang
terkait satu sama lain melalui ikatan peptida.(-CO-NH-). Terdiri dari C, H, O, N, juga S, P, dan
logam dalam jumlah kecil. Protein memainkan peranan penting dalam sisten kehidupan,
digunakan untuk dukungan struktural, penyimpanan, transport substansi lain, pergerakan dan
pertahanan melawan substansi lain. Struktur protein terbagi 3 macam yaitu sekunder,tersier
dan kuartener. Berdasarkan bentuk molekulnya, protein terbagi menjadi 2 yaitu protein fibrosa,
yaitu protein yang bentuknya memanjang. Contohnya : kolagen myosin, keratin dan fibrin;
protein globuler yaitu protein yang rantai polipeptidanya melingkar sehingga bentuk
meolekulnya membulat. Misalnya albumin, globulin, protein, enzim dan protein hormon.
Berdasarkan elemen penyusunnya protein menjadi 2 yaitu protein sederhana dan protein
majemuk.

Amino yang terdapat dalam protein adalah asam α-aminokarbokasilat. Variasi dalam struktur
monomer-monomernya terdapat dalam rantai samping. Asam amino dalam deret protein
termasuk dalam deret-L, artinya gugus-gugus di sekitar karbon mempunyai konfigurasi L, sama
seperti L-gliseraldehida. Asam amino larut dalam air dan pelarut polar lain, tetapi tidak larut
dalam pelarut non polar seperti heksana dan dietileter. Asam amino memiliki momen dipole
yang besar, kurang bersifat asam dibandingkan asam karboksilat, dan kurang basa
dibandingkan amina. Sifat yang tidak biasa dari asam amino ini, karena dalam satu molekul
asam amino mengandung gugus amino yang bersifat basa, dan gugus karboksil yang bersifat
asam. Asam amino mengalami reaksi asam basa internal menghasilkan ion dipolar, yang disebut
juga zwitter ion. Adanya muatan ion ini, menyebabkan asam amino bersifat amfoter, dapat
bereaksi dengan asam atau basa.

Peptida adalah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau lebih. Ikatan peptida
didefinisikan sebagai ikatan amida yang dibentuk oleh gugus α-amino dari suatu asam amino
dan gugus karboksilat dari asam amino yang lain. Suatu peptida dapat dirujuk sebagai dipeptida
(dua unit/residu asam amino), tripeptida (tiga unit), dan seterusnya. Suatu polipeptida adalah
peptida dengan banyak sekali residu atau unit asam amino. Polipeptida maupun protein adalah
polipeptida yang tersusun dari asam-asam amino. Menurut perjanjian poliamida yang
mengandung residu asam amino 10<Aa<50 dikelompokkan sebagi suatu peptida, sedangkan
poliamida yang lebih besar dianggap sebagai protein.

Klasifikasi protein berasarkan fungsinya:

1. Protein serat (fibrous protein), disebut juga protein struktural yang tak larut, terdiri
dari : kolagen yaitu protein pembentuk tulang, gigi dan tendon; elastin yaitu protein
pembentuk otot dan pembuluh darah; serta keratin yaitu protein pembentuk kulit,
kuku, dan rambut
2. Protein globular (bujur telur), bentuknya agak bulat karena rantainya melipat
bertumpukkan. Protein ini umumnya larut dalam air dan melakukan fungsi dalam
suatu organisme. Terdiri dari : albumin seperti albumin telur dan serum; globulin;
histon yang terdapat dalam jaringan kelenjar dan bersama-sama dengan asam
nukleat; serta protamin.
3. Protein konjugasi (conjugated protein) yaitu protein yang bersenyawa dengan zat
lain. Terdiri dari nukleoprotein (bersenyawa dengan asam nukleat); mukoprotein
(bersenyawa dengan > 4% karbohidrat); glikoprotein (bersenyawa dengan < 4%
karbohidrat); dan lipoprotein (bersenyawa dengan lipid, seperti fosfolipid atau
kolesterol).

LEMAK

A. PENGERTIAN LEMAK

Lemak adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh unsur Karbon (C), Hidrogen (H),
dan Oksigen (O). Lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air), untuk melarutkan lemak
dibutuhkan pelarut khusus seperti eter, klorofom dan benzen. Seperti halnya karbohidrat dan
protein, lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Lemak juga termasuk
pembangun dasar jaringan tubuh karena ikut berperan dalam membangun membran sel dan
membran beberapa organel sel. Bobot energi yang dihasilkan lemak 2 ¼ kali lebih besar
dibandingkan karbohidrat dan protein. 1 gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1
gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kalori. Selama proses pencernaan lemak
akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol agar dapat diserap oleh organ pencernaan dan
kemudian dibawa ke organ yang membutuhkannya.

PENGERTIAN, FUNGSI, SIFAT, DAN JENIS


LEMAK

B. FUNGSI LEMAK

 Lemak memiliki banyak fungsi, beberapa fungsi penting lemak bagi tubuh antara lain
adalah sebagai berikut :
 Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. Apabila lemak yang kita konsumsi
berlebihan, maka lemak tersebut akan disimpan di berbagai tempat contohnya di
lapisan bawah kulit untuk dijadikan cadangan energi. 
 Pelindung organ penting saat terjadi goncangan karena memiliki struktur seperti
bantalan.
 Melindungi tubuh dari perubahan suhu lingkungan. Lemak dapat melindungi tubuh
dari suhu yang rendah.
 Salah satu bahan dasar yang dibutuhkan untuk produksi hormon vitamin, membran
sel dan membran organel sel.
 Pelarut vitamin A, D, E, dan K.
 Sebagai bahan penyusun empedu dan asam kholat.
 Mengoptimalkan fungsi pencernaan, lemak dapat memperlambat sistem pencernaan
saat proses penernaan berlangsung sehingga rasa lapar tidak muncul terlalu cepat.

C. STRUKTUR KIMIA LEMAK

Unsur penyusun lemak antara lain adalah Unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O).
Lemak terdiri dari 3 asam lemak dan satu gliserol. Secara Umum Struktur Kimia Lemak adalah
seperti ini :

STRUKTUR KIMIA LEMAK


Apabila ketiga struktur R1, R2 dan R3 sama maka disebut lemak sederhana, namun apabila
berbeda maka disebut lemak campuran.

D. SIFAT – SIFAT LEMAK

1. Sifat Fisis (Fisika) Lemak

 Umumnya lemak hewan berbentuk padatan pada suhu kamar dan lemak tumbuhan
berbentuk cairan pada suhu
 Lemak yang titik leburnya lebih tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan
lemak yang mengandung titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Titik
lebur lemak tergantung kepada panjang pendeknya rantai karbon yang dimiliki.
Conothnya lemak sapi mencair pada suhu 49 derajat celcius dan kembali memadat
pada 36 derajat celcius.
 Lemak netral tidak larut dalam air, namun larut dengan baik pada kloroform dan
benzena. Alkohol panas juga merupakan pelarut lemak yang baik, namun lemak tidak
terlalu larut dalam alkohol dingin.

2. Sifat Kimia Lemak

a. Reaksi Saponifikasi (Penyabunan)

Lemak dapat dihidrolisis dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan alkali. Nah proses
hidrolisis lemak dengan menggunakan alkali disebut reaksi saponifikasi (penyabunan). Salah
satu hasil dari hidrolisis lemak dengan alkali adalah garam asam lemak, atau yang biasa kita
sebut sabun.

b. Reaksi Halogenasi (Iodium)

Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam lemak mengadisi
halogen pada ikatan rangkapnya. Karena derajat penyerapan lemak sebanding dengan
banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen dapat digunakan untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan. Penentuan derajat ketidakjenuhan ini diukur dengan
bilangan Iodium, yaitu bilangan yang menyatakan banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi
dengan 100 gram lemak. Oleh karena ini semakin banyak ikatan rangkap, maka semakin besar
pula bilangan iodiumnya.

c. Reaksi Hidrogenasi

Proses konversi minyak menjadi lemak dikenal dengan sebutan Hidrogenasi (Proses
Pengerasan), yaitu dengan cara mengalirkan gas hidrogen bertekanan (1,75kg/cm2) ke dalam
minyak panas (200 derajat Celcius) yang mengandung katalis nikel terdispersi.

E. MACAM – MACAM JENIS LEMAK

1. Berdasarkan Sumber Lemaknya

Terbagi menjadi 2, yaitu :

 Lemak Hewani, merupakan lemak yang bersumber dari hewan.


 Lemak Nabati, merupakan lemak yang bersumber dari tumbuhan.

2. Berdasarkan Struktur kimianya

 Lemak Sederhana, merupakan lemak yang disusun oleh trigliserida, yaitu tiga asam
lemak dan satu gliserol. Contoh lemak ini adalah lilin dan minyak.
 Lemak Campuran, merupakan lemak yang terdiri dari asam lemak dan gugus
tambahan lain selain lemak. Contohnya adalah lipoprotein (mengandung protein)
dan fosfolipid (mengandung fosfat).
 Lemak Derivat, merupakan senyawa lemak yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid.
Contohnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya dibagi lagi
menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

3. Berdasarkan Ikatan Kimianya


 Lemak Jenuh, yaitu struktur lemak dengan hidrokarbon ikatan tunggal yang
berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat melekat dan dan menggumpal sehingga
dapat mengganggu sistem peredaran darah. Lemak jenuh kebanyakan berasal dari
hewan, seperti daging, susu murni, dll.
 Lemak tak jenuh, yaitu struktur lemak dengan hidrokarbon dengan satu atau lebih
ikatan rangkap (ganda) yang dapat menguntungkan tubuh. Lemak tak jenuh
kebanyakan berasal dari tumbuhan, contohnya lemak dari buah alpukat dan kacang-
kacangan.

F. METABOLISME DAN PROSES PENCERNAAN LEMAK

Proses pencernaan lemak berlangsung lebih lama dibandingkan dengan karbohidrat dan
protein. Hal ini disebabkan oleh susunan rantai molekul lemak yang panjang dan ikatannya yang
kuat. Pada saat makanan memasuki rongga mulut, gigi melakukan tugasnya untuk
menghancurkan dan menghaluskan lemak secara mekanis. Juga pada bagian bawah lidah
terdapat kelenjar yang menghasilkan enzim lipase, enzim ini bertugas memecah lemak di mulut
menjadi bentuk yang lebih sederhana. Setelah itu terjadi proses menelan yang akan membawa
lemak melalui esofagus, kemudian menuju ke lambung. Pada esofagus dan lambung lemak
tidak dapat dicerna karena tidak terdapat enzim yang dapat mencernaanya, sehingga lemak
hanya bercampur dengan makanan lainnya dan tersimpan sementara di lambung.
METABOLISME LEMAK

Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi kemudian di dalam
sel, mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis (penggabungan kembali) menjadi
trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan
ester kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi kilomikron. Protein penyusun
selubung kilomikron disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah menyatunya
antar molekul lemak dan membentuk bulatan besat yang dapat mengganggu sirkulasi darah.

Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksotisosis kemudian diangkut lewat sistem
limfatik dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah. Kadar kilomikron meningkat 2-4 jam
setelah makan. Kilomikron dalam darah dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi asam
lemak dan gliserol. FFA atau asam lemak dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan
dalam jaringan lemak atau jaringan  perifer. Kilomikron yang telah kehilangan asam lemak
dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap berada di dalam sirkulasi disebut
chylomicron remnant dan akhirnya menuju ke hati yang selanjutnya didegradasi di dalam
lisosom. Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica.
FFA digunakan sebagai sumber energi atau disimpan dalam bentuk lemak netral atau
trigliserida. Hati memanfaatkan asam lemak sebagai cadangan energi, pembentukan kolesterol,
dan menyimpan trigliserida sebagai lemak jaringan atau dapat juga diubah menjadi protein
atau asam amino.

Dari keseluruhan total lemak yang dikonsumsi, sebesar 95% akan diserap oleh tubuh dan 5 %
lainnya akan masuk ke usus besar dan dibuang melalui anus.

FAKTOR PENGARUH FOTOSINTESIS

. Klorofil

Klorofil atau zat hijau daun adalah suatu pigmen warna yang terdapat dalam kloroplas daun dan
digunakan sebagai katalisator dalam proses fotosintesis. Tanpa klorofil, fotosintesis akan
berlangsung sangat lambat bahkan tidak dapat terjadi hingga tumbuhan kehabisan energi.
Karena terdapat di dalam bagian tumbuhan, maka klorofil juga dapat disebut faktor internal
yang mempengaruhi fotosintesis. [Baca Juga : Fungsi Daun bagi Tumbuhan]

Air

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi tumbuhan untuk dapat melakukan fotosintesis.
Air memiliki fungsi utama sebagai bahan baku utama dalam proses fotosintesis selain juga
karbondioksida. Selain itu, tumbuhan juga membutuhkan air untuk proses transpirasi. Jika
kekurangan air, stomata pada daun akan menutup dan membuat karbondioksida tidak dapat
terserap dan masuk ke dalam kloroplas.

Cahaya

Sesuai dengan namanya, cahaya juga termasuk ke dalam salah satu faktor yang mempengaruhi
fotosintesis. Berdasarkan sifatnya, faktor cahaya sendiri terbagi menjadi beberapa sub faktor, di
antaranya intensitas cahaya, panjang gelombang cahaya, dan lama penyinaran.

 Intensitas cahaya. Faktor ini adalah yang paling berpengaruh bagi fotosintesis
tumbuhan. Semakin rendah intensitas cahaya yang diterima tumbuhan, maka akan
semakin sulit pula tumbuhan tersebut dalam melakukan fotosintesis. Pada intensitas
cahaya yang rendah, energi yang diserap tumbuhan tidak mampu mencukupi untuk
dapat diubah menjadi energi biokimia.
 Panjang gelombang. Panjang gelombang cahaya ditunjukkan melalui spektrum
warna, di antaranya cahaya warna kuning, hijau, merah, jingga dan  biru. Masing-
masing spektrum warna ini akan berpengaruh terhadap laju fotosintesis.
 Lama penyinaran. Di beberapa belahan dunia, penyinaran matahari dapat
berlangsung lebih dari 12 jam sehari. Pada daerah-daerah tersebut, proses
fotosintesis yang dilakukan tumbuhan juga akan berlangsung secara terus menerus.
SUHU

Suhu udara di sekitar tumbuhan juga menjadi faktor yang mempengaruhi fotosintesis. Suhu yang terlalu
tinggi akan membuat daun menutup sebagian besar stomatanya untuk meminimalkan laju transipirasi
(penguapan). Proses ini mengakibatkan karbondioksida tidak dapat diserap daun dan proses fotosintesis
akan mengalami perlambatan. Sementara jika suhu terlalu rendah, air yang terdapat dalam tumbuhan
akan membeku sehingga sirkulasi hara dari akar ke ke daun tidak dapat terjadi.

Konsentrasi Karbondioksida

Konsentrasi karbondioksida merupakan faktor eksternal yang paling mempengaruhi laju


fotosintesis tumbuhan. Ketersediaannya yang terbatas, yakni hanya sekitar 0,03% di atmosfer
membuat tumbuhan saling bersaing untuk menyerapnya ke dalam klorofil melalui stomata.
Semakin besar konsentrasi karbondioksida di udara, maka laju fotosintesis juga akan semakin
besar.

Oksigen
Oksigen menyumbang sekitar 21 persen dari atmosfer Bumi. Tanaman membutuhkan
hidrogen untuk melakukan fotosintesis dengan adanya gas karbon dioksida. Sumber
hidrogen yang paling melimpah di Bumi adalah air, dan molekul ini mengandung dua
atom hidrogen tetapi juga satu atom oksigen. Tanaman menyerap air dari sekitarnya
untuk mendapatkan hidrogen yang dibutuhkan. Atom oksigen ekstra dalam molekul air,
bagaimanapun, tidak diperlukan dan karena itu dilepaskan sebagai produk limbah ke
atmosfer.

Anda mungkin juga menyukai