PEMBAHASAN
1
canalis inguinalis dan muncul dari annulus inguinalis superficialis. Terusan
jaringan yang lewat di atas funiculus spermaticus ini adalah fascia spermaticus
externa. 6
2
Gambar 2. Lokasi terjadinya hernia
3
Gambar 3 Hernia Inguinalis Indirek
Hernia directa tidak begitu sering seperti hernia indirecta; kurang lebih 15
% dari seluruh hernia inguinalis dan biasanya bilateral. Biasanya terjadi pada laki-
laki berusia lebih dari 40 tahun, jarang terjadi pada wanita dan terjadi sebagai
akibat kelemahan otot-otot abdomen bagian depan, yang disertai peninggian
tekanan intraabdominal. Kantong hernia terdiri dari peritoneum dan fascia
transversalis. 6
4
Kadang ditemukan defek kecil di m. oblikus internus abdominis, pada segala usia,
dengan cincin yang kaku dan tajam yang sering menyebabkan strangulasi. 6
2.3 Epidemiologi
5
9
sering ditemukan pada usia 30-50 tahun. Hernia inguinalis lebih sering
ditemukan pada pria dibandingkan wanita. Pria menyumbang sekitar 90% dari
semua hernia inguinalis dan wanita sekitar 10%. Dua pertiga dari hernia ini
bersifat tidak langsung.10,11 Sebagian besar kasus hernia inguinalis terjadi
unilateral, dengan 20% kasus terjadi bilateral. Sisi kanan inguinal dilaporkan 2
kali lebih sering terkena dibanding sisi kiri.12
6
Dinding abdomen normal memiliki cukup tenaga untuk menahan tekanan
intraabdomen yang tinggi dan mencegah pembentukan hernia. Hernia diketahui
terjadi akibat tingginya tekanan intraabdomen akibat konstipasi, batuk kronis, dan
obesitas, tetapi beberapa studi menunjukan bahwa tingginya tekanan
intraabdomen bukan faktor terbesar yang menyebabkan hernia, melainkan faktor
kolagen. Hernia merupakan penyakit yang diakibatkan ketidakseimbangan tipe
kolagen tipe III yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe I. Kolagen tipe I
dikaitkan dengan kekuatan tarik yang lebih baik daripada tipe III. Penelitian juga
telah menunjukkan bahwa proses paten vaginalis merupakan predisposisi
perkembangan hernia inguinalis di masa dewasa. Mayoritas hernia inguinalis
anak-anak dianggap bawaan karena prosesus vaginalis paten. Selama
perkembangan normal, testis turun dari perut ke dalam skrotum meninggalkan
divertikulum yang menonjol melalui saluran inguinalis dan menjadi prosesus
vaginalis. Dalam perkembangan normal, prosesus vaginalis menutup sekitar usia
kehamilan 40 minggu menghilangkan pembukaan peritoneum pada cincin
internal. Kegagalan penutupan ini dapat menyebabkan hernia tidak langsung pada
populasi anak. Proses paten vaginalis tidak selalu menyebabkan hernia inguinalis. 8
Penyakit kolagen seperti Sindrom Ehlers-Danlos juga berhubungan dengan
peningkatan insiden hernia. Studi belakangan juga menemukan hubungan antara
konsentrasi matriks ekstraseluler dan pembentukan hernia.14
Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Ukuran defek dapat
bervariasi, mungkin sangat kecil atau sangat luas. Defek kecil dengan dinding
yang kaku akan membuat isi hernia terperangkap, sehingga mencegah pergerakan
isi hernia keluar masuk secara bebas dan meningkatkan risiko komplikasi. 10
7
Isi hernia bisa berupa jaringan dari rongga ekstraperitoneal seperti vesika
urinaria pada hernia ingunalis medial atau direk. Jika hernia meluas maka
peritoneum bisa juga tertarik ke dalam isi hernia bersama struktur intraperitoneal
seperti usus atau omentum, dikenal sebagai sliding type hernia inguinal. 10
Pada umumnya ketika peritoneum berada dalam di bawah otot abdomen
yang lemah, tekanan memakasa peritoneum melewati defek dan masuk ke
jaringan subkutan membentuk kantong. Kantong ini akan membawa usus dan
omentum melalui defek. Pada kebanyakan kasus, organ intraperitoneal dapat
bergerak bebas keluar masuk hernia yang disebut hernia reducible/ reponible,
tetapi jika terbentuk adhesi atau defeknya kecil, usus dapat terperangkap dan tidak
dapat kembali ke rongga peritoneum, disebut hernia irreducibel/ irreponibel
dengan komplikasi yang tinggi. 10
Bagian tersempit dari kantong pada defek dinding abdomen disebut leher
kantong. Ketika jaringan terperangkap di dalam hernia, leher sempit ini bertindak
sebagai cincin kontraksi yang menghambat aliran balik vena dan meningkatkan
tekanan di dalam hernia, sehingga menyebabkan ketegangan dan memicu nyeri.
Jika hernia berisi usus maka akan menyebabkan obstruksi secara total atau parsial
dan menunjukan gejala ileus obstruksi. Jika tekanan meningkat, darah arteri tidak
dapat masuk ke hernia dan isi hernia menjadi iskemik bahkan infark, sehingga
dikatakan hernia telah mengalami strangulasi. Dinding usus akan perforasi,
melepaskan agen infeksius, meracuni usus ke dalam jaringan dan kembali ke
rongga peritoneal, sehingga menimbulkan nekrosis/ gangren. Risiko strangulasi
tinggi pada hernia yang memiliki leher kecil dan kaku. Istilah inkarserata tidak
didefinisikan secara jelas dan digunakan untuk menggambarkan hernia yang
irreducible/ irreponibel yang berkembang ke arah strangulasi.15
2.5 Klasifikasi
8
Klasifikasi sederhana dan banyak digunakan adalah klasifikasi Nyhus yang
mengkategorikan cacat hernia berdasarkan ukuran, lokasi, dan jenis.8
Tipe Ciri-ciri
Hernia indirek; cincin internal ukuran normal; biasanya pada bayi,
Tipe I anak-anak dan dewasa kecil
Hernia femoralis
Tipe IIIc
2.7 Diagnosis
9
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan,
dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal serangan dan urutan
kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan keluhan, adanya
keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan
tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pasien sering
mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan
dengan reposisi manual ke dalam kavitas peritonealis, tetapi dengan berdiri atau
terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi. Pada bayi dan
anak akan terlihat gelisah, menangis dan perut kembung jika hernia mengganggu
yang kemungkinan hernia strangulata. 10
Pada hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di
lipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya
dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena
renggangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam
kantong hernia. Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.10
2.7.2 Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pada inspeksi diperhatikan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skortum
atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pada saat pasien mengedan, dapat
terlihat hernia ingunalis lateralis yang muncul di regio inguinalis berjalan dari
lateral ke inguinal bawah. Hernia latelaris pada inspeksi akan tampak tonjolan
berbentuk lonjong, sedangkan hernia inguinalis akan tampak tonjolan berbentuk
10
bulat. Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai
labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis
lateralis. Kalau pembengkakan yang terlihat kemudian berada di atas lipatan
inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka
pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis lateralis. Tetapi kalau
pembengkakan itu kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita berhadapan
10
dengan hernia inguinalis medialis. Hernia medialis biasanya karena peningkatan
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan dinidng trigonum hesselbach,
terjadi bilateral dan laki-laki usia tua. Sedangkan hernia lateralis pada bayi dan
anak disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus
vaginalis peritoneum sebagai akibat proses turunnya testis ke skortum. 13
b. Palpasi
Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba
konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi. Untuk
menentukan jenis hernianya, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan,
diantaranya:
Finger test
Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk
hernia sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan,
jari tersebut digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan
permukaan volar jari menghadap ke dinding ventral scrotum. Dengan
menyusuri spermatic cord kearah proksimal maka akan terasa jari
tersebut masuk melalui annulus eksternus, dengan demikian dapat
dipastikan selanjutnya akan berada dalam kanalis inguinalis. Bila
terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impuls pada ujung jari, bila
hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian samping
jari.10
11
ke bagian depan dan berbentuk bulat, maka itu disebut hernia
inguinalis medial.
c. Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi
hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi
usus.13
d. Perkusi
Jika isi kantung hernia adalah gas, maka akan terdengar bunyi timpani.13
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk penilaian pasien dengan
suspek hernia inguinal dan atau hidrokel. Pemeriksaan pencitraan umumnya juga
tidak dibutuhkan untuk pemeriksaan hernia inguinal.4,5
Meskipun begitu, ultrasonografi (USG) dapat bermanfaat pada pasien
tertentu.3 Penggunaan USG dapat dilakukan untuk membedakan antara hidrokel
dan hernia inguinal. Pada hidrokel, akan ditemukan gambaran kantong yang terisi
cairan. Namun, pada hernia inguinal inkarserata, USG tidak lagi sensitif untuk
membedakan dua kondisi tersebut.3
Selain USG, herniografi juga dapat digunakan dengan cara menyuntikkan
kontras larut air ke dalam kavum peritoneum melalui injeksi infraumbilikal
dengan bantuan fluoroskopi. Kontras yang dimasukkan akan menuju ke kantung
hernia dengan bantuan gravitasi. Selanjutnya, dilakukan foto inguinal pada menit
ke-5, 10, dan 45 secara serial. Herniografi dapat dilakukan untuk memeriksa
hidrokel, hernia inguinalis kontralateral, dan membedakan antara hernia inguinalis
dengan hernia femoralis.17
Hernia
Perbedaan Hidrocele Lipoma Orcitis
Inguinalis
12
Pole atas (-) (+) (+) (+)
(+)
Fluktuasi (-) (+) (-)
pseudofluktuatif
2.9 Penatalaksanaan
a. Konservatif
b. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. 10
Pada herniotomi, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya. Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong. 10
Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan
13
herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti, seperti memperkecil
anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan otot transversus
internus abdominis dan otot oblikus internus abdominis, yang dikenal
dengan nama conjoint tendon, ke ligamentum inguinale Pouparti menurut
metode Bassini, atau menjahitkan fasia transversa, otot transversus
abdominis, dan otot oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper
pada metode Lotheissen-Mc Vay. 10
1. Operasi Terbuka
Perbaikan jaringan
Perbaikan prostetik
Pada kasus-kasus hernia dengan ukuran yang lebih besar (ukuran lebih dari
4 cm) perlu menambahkan mesh prostetik untuk mencegah terjadinya
rekurensi.8
2. Laparoskopi
14
pendekatan ini yang mencakup ruang langsung, tidak langsung, dan
femoralis. Kerugian dari pendekatan ini adalah komplikasi pada bagian
dalam dan struktur intraperitoneal lainnya. Seorang pasien harus dapat
mentolerir pneumoperitoneum untuk pendekatan laparoskopi. 8
2.10 Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel, ini dapat
terjadi kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri dan omenturn, organ ekstra
peritoneal (hernia geser atau hernia akreta). Disini tidak timbul gejala klinik
kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia
sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana.10
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Jepitan
cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
pemulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur
didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem
menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya
peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong
15
hernia akan berisi transudat berupa serosanguinus. Kalau isi hernis terdiri dari
usus, dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.10
2.11 Prognosis
16
17