Anda di halaman 1dari 17

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi kanalis Inguinalis


Canalis inguinalis adalah suatu saluran sempit yang terbentang dengan
arah ke bawah dan ke medial, tepat di atas dan paralel dengan separuh bagian
bawah ligamentum inguinale.3 Struktur ini dimulai pada annulus inguinalis
profundus dan berlanjut sampai kira-kira 4 cm, berakhir di annulus inguinalis
superficialis. Isi canalis inguinalis adalah ramus genitalis nervus genitofemoralis,
funiculus spermaticus pada pria, dan ligamentum teres uteri pada wanita. Selain
itu, pada pria dan wanita, nervus ilioinguinalis berjalan melewati bagian canalis
inguinalis, keluar melalui annulus inguinalis superficialis dengan isi yang lain.4
Annulus inguinalis profundus adalah permulaan canalis inguinalis dan berada
pada titik pertengahan antara SIAS dan symphysis pubica. Struktur ini berada
tepat di atas ligamentum inguinale dan tepat di lateral vasa epigastrica inferior..5
Di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus
inguninalis eksternus yang merupakan bagian terbuka dari aponeurosis otot
oblikus eksternus abdominis. Anulus ini atapnya adalah aponeurosis otot oblikus
eksternus abdominis dan di dasarnya terdapat ligamentum inguinale. Anulus ini
merupakan celah berbentuk segitiga yang terletak 1,25 cm di atas tuberkulus
pubik.6
Annulus inguinalis superficialis adalah ujung akhir canalis inguinalis dan
terletak di superior tuberculum pubicum. Struktur ini adalah suatu lubang segitiga
di aponeurosis musculus obliquus externus abdominis, dengan apex menghadap
superolateral dan dasarnya terbentuk dari crista pubica. Kedua sisi segitiga yang
lain (crus mediale dan crus laterale) berturut-turut melekat ke symphysis pubica
dan tuberculum pubicum. Pada apex segitiga, kedua crura direkatkan oleh fibrae
intercrurales, yang mencegah terjadinya pelebaran lebih lanjut annulus inguinalis
superficialis. Seperti dengan annulus inguinalis profundus, annulus inguinalis
supercialis sebenarnya merupakan permulaan evaginasi tubuler aponeurosis
musculus obliquus externus abdominis ke dalam struktur-struktur yang melewati

1
canalis inguinalis dan muncul dari annulus inguinalis superficialis. Terusan
jaringan yang lewat di atas funiculus spermaticus ini adalah fascia spermaticus
externa. 6

Gambar 1. Anatomi kanalis inguinalis


Furiiculus spermaticus dimulai dari proximal pada annulus inguinalis
profundus dan berisi struktur-struktur yang berjalan di antara cavitas
abdominopelvicum dan testis, dan tiga fascia penutup yang membungkus struktur-
struktur ini. Struktur-struktur ini memasuki annulus inguinalis profundus,
berlanjut menuruni canalis ingunialis. dan keluar dari annulus inguinalis
superficialis, setelah mendapatkan tiga fascia penutup selama perjalanannya.
Kumpulan struktur dan fascia ini berlanjut ke dalam scrotum, dan struktur-
struktur ini berhubungan dengan testis dan fascia yang mengelilinginya. 6

2
Gambar 2. Lokasi terjadinya hernia

2.2 Definisi Hernia Inguinalis

Hernia inguinalis adalah suatu penonjolan atau keluarnya suatu saccus


peritonealis, dengan atau tanpa diikuti isi abdomen, melalui suatu bagian lemah
dinding abdomen di regio inguinalis. Hal initerjadi karena saccus peritoenalis
memasuki canalis inguinalis, hernia inguinalis terbagi dua, Indirecta melalui
annulus inguinalis profundus, dan directa, melalui dinding posterior canalis
inguinalis. 6

Hernia Inguinalis Lateralis disebut lateralis karena menonjol dari perut di


lateral pembuluh epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar
melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada
pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong. 6

3
Gambar 3 Hernia Inguinalis Indirek

Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol


langsung ke depan melalui segitiga Hasselbach, daerah yang dibatasi ligamentum
inguinale di bagian inferior, pembuluh epigastrika inferior di bagian lateral dan
tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia
transversal yang diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis
yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga daerah ini potensial untuk menjadi
lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan tidak
ke skrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar. 6

Hernia directa tidak begitu sering seperti hernia indirecta; kurang lebih 15
% dari seluruh hernia inguinalis dan biasanya bilateral. Biasanya terjadi pada laki-
laki berusia lebih dari 40 tahun, jarang terjadi pada wanita dan terjadi sebagai
akibat kelemahan otot-otot abdomen bagian depan, yang disertai peninggian
tekanan intraabdominal. Kantong hernia terdiri dari peritoneum dan fascia
transversalis. 6

Hernia inguinalis direk ini hampir selalu disebabkan peninggian tekanan


intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigoum Hasselbach. Oleh
karena itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Hernia
ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi dan strangulasi.
Mungkin terjadi hernia geser yang mengandung sebagian dinding kandung kemih.

4
Kadang ditemukan defek kecil di m. oblikus internus abdominis, pada segala usia,
dengan cincin yang kaku dan tajam yang sering menyebabkan strangulasi. 6

Kantung hernia inguinalis direk berasal dari dasar kanalis inguinalis, yaitu


segitiga Hesselbach; menonjol secara langsung; dan kantung hernia ini tidak
mengandung aponeurosis otot obliqus ekstemus. Hanya pada keadaan yang
jarang, hernia ini sedemikian besarnya sehingga mendesak keluar melalui anulus
superfisialis dan turun ke dalam skrotum. Kandung kemih sering menjadi
komponen sliding dari kantung hernia direk. 6

Gambar 4 Hernia Inguinalis direkt

2.3 Epidemiologi

Prevalensi hernia inguinal di seluruh dunia mencapai 5,83 %, jumlah kasus


mencapai 223 juta dengan angka kematian sebanyak 43.689 jiwa. Di Amerika
Serikat diperkirakan sekitar 800.000 operasi hernia inguinalis dilakukan setiap
tahun. Prevalensi hernia inguinalis di asia tenggara sedikit lebih rendah yaitu
4.88% , jumlah kasus mencapai 54,9 juta dengan jumlah kematian sebanyak
10.159 jiwa. 7,8
Hernia inguinalis terjadi pada 75% dari semua hernia dinding perut.
Insiden hernia inguinalis memiliki distribusi 2 fase puncak, yaitu sekitar usia 5
dan setelah usia 70 tahun. Pada wanita, hernia lebih sering ditemukan pada usia
lanjut dengan puncak onset usia 40 hingga 60 tahun, sedangkan pada pria paling

5
9
sering ditemukan pada usia 30-50 tahun. Hernia inguinalis lebih sering
ditemukan pada pria dibandingkan wanita. Pria menyumbang sekitar 90% dari
semua hernia inguinalis dan wanita sekitar 10%. Dua pertiga dari hernia ini
bersifat tidak langsung.10,11 Sebagian besar kasus hernia inguinalis terjadi
unilateral, dengan 20% kasus terjadi bilateral. Sisi kanan inguinal dilaporkan 2
kali lebih sering terkena dibanding sisi kiri.12

2.4 Etiologi dan Patogenesis

Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat.


Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia di
anulus internus yang cukup lebar, sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi
hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia
melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. Pada orang sehat, ada tiga
mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis antara lain, kanalis
inguinalis yang berjalan miring, struktur otot oblikus internus abdominis yang
menutup anulus inguinalis ketika berkontraksi, dan fasia transversa kuat yang
menutupi trigonum Hesselbach yang umumnya hampir tidak berotot. Gangguan
mekanisme ini menyebabkan terjadinya hernia. Faktor yang dipandang berperan
adalah peninggian tekanan di dalam rongga abdomen, adanya prosesus vaginalis
yang terbuka, dan kelemahan dinding abdomen karena usia.10

Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami


proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdomen meninggi dan berkurangnya kekuatan
jaringan penunjang dapat menyebabkan hernia seperti batuk – batuk kronik,
bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang berat, mengejan. Kanal yang
sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena
terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut.10,13

6
Dinding abdomen normal memiliki cukup tenaga untuk menahan tekanan
intraabdomen yang tinggi dan mencegah pembentukan hernia. Hernia diketahui
terjadi akibat tingginya tekanan intraabdomen akibat konstipasi, batuk kronis, dan
obesitas, tetapi beberapa studi menunjukan bahwa tingginya tekanan
intraabdomen bukan faktor terbesar yang menyebabkan hernia, melainkan faktor
kolagen. Hernia merupakan penyakit yang diakibatkan ketidakseimbangan tipe
kolagen tipe III yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe I. Kolagen tipe I
dikaitkan dengan kekuatan tarik yang lebih baik daripada tipe III. Penelitian juga
telah menunjukkan bahwa proses paten vaginalis merupakan predisposisi
perkembangan hernia inguinalis di masa dewasa. Mayoritas hernia inguinalis
anak-anak dianggap bawaan karena prosesus vaginalis paten. Selama
perkembangan normal, testis turun dari perut ke dalam skrotum meninggalkan
divertikulum yang menonjol melalui saluran inguinalis dan menjadi prosesus
vaginalis. Dalam perkembangan normal, prosesus vaginalis menutup sekitar usia
kehamilan 40 minggu menghilangkan pembukaan peritoneum pada cincin
internal. Kegagalan penutupan ini dapat menyebabkan hernia tidak langsung pada
populasi anak. Proses paten vaginalis tidak selalu menyebabkan hernia inguinalis. 8
Penyakit kolagen seperti Sindrom Ehlers-Danlos juga berhubungan dengan
peningkatan insiden hernia. Studi belakangan juga menemukan hubungan antara
konsentrasi matriks ekstraseluler dan pembentukan hernia.14

Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Ukuran defek dapat
bervariasi, mungkin sangat kecil atau sangat luas. Defek kecil dengan dinding
yang kaku akan membuat isi hernia terperangkap, sehingga mencegah pergerakan
isi hernia keluar masuk secara bebas dan meningkatkan risiko komplikasi. 10

Gambar 5. Bagian-bagian dari hernia

7
Isi hernia bisa berupa jaringan dari rongga ekstraperitoneal seperti vesika
urinaria pada hernia ingunalis medial atau direk. Jika hernia meluas maka
peritoneum bisa juga tertarik ke dalam isi hernia bersama struktur intraperitoneal
seperti usus atau omentum, dikenal sebagai sliding type hernia inguinal. 10
Pada umumnya ketika peritoneum berada dalam di bawah otot abdomen
yang lemah, tekanan memakasa peritoneum melewati defek dan masuk ke
jaringan subkutan membentuk kantong. Kantong ini akan membawa usus dan
omentum melalui defek. Pada kebanyakan kasus, organ intraperitoneal dapat
bergerak bebas keluar masuk hernia yang disebut hernia reducible/ reponible,
tetapi jika terbentuk adhesi atau defeknya kecil, usus dapat terperangkap dan tidak
dapat kembali ke rongga peritoneum, disebut hernia irreducibel/ irreponibel
dengan komplikasi yang tinggi. 10
Bagian tersempit dari kantong pada defek dinding abdomen disebut leher
kantong. Ketika jaringan terperangkap di dalam hernia, leher sempit ini bertindak
sebagai cincin kontraksi yang menghambat aliran balik vena dan meningkatkan
tekanan di dalam hernia, sehingga menyebabkan ketegangan dan memicu nyeri.
Jika hernia berisi usus maka akan menyebabkan obstruksi secara total atau parsial
dan menunjukan gejala ileus obstruksi. Jika tekanan meningkat, darah arteri tidak
dapat masuk ke hernia dan isi hernia menjadi iskemik bahkan infark, sehingga
dikatakan hernia telah mengalami strangulasi. Dinding usus akan perforasi,
melepaskan agen infeksius, meracuni usus ke dalam jaringan dan kembali ke
rongga peritoneal, sehingga menimbulkan nekrosis/ gangren. Risiko strangulasi
tinggi pada hernia yang memiliki leher kecil dan kaku. Istilah inkarserata tidak
didefinisikan secara jelas dan digunakan untuk menggambarkan hernia yang
irreducible/ irreponibel yang berkembang ke arah strangulasi.15

2.5 Klasifikasi

8
Klasifikasi sederhana dan banyak digunakan adalah klasifikasi Nyhus yang
mengkategorikan cacat hernia berdasarkan ukuran, lokasi, dan jenis.8

Tipe Ciri-ciri
Hernia indirek; cincin internal ukuran normal; biasanya pada bayi,
Tipe I anak-anak dan dewasa kecil

Hernia indirek; cincin internal yang membesar tanpa benturan di


Tipe II lantai kanal inguinalis; tidak meluas ke skrotum

Hernia direk; ukuran tidak diperhitungkan


Tipe IIIa

Hernia indirek yang telah tumbuh cukup untuk menyerang dinding


inguinal posterior; hernia geser indirek atau skrotum secara teratur
Tipe IIIb dimasukkan ke dalam kategori ini karena sering dikaitkan dengan
perluasan ke daerah direk.

Hernia femoralis
Tipe IIIc

Hernia berulang; pengubah A ke D kadang-kadang ditambahkan


yang sesuai direk dan indirek,femoralis atau campuran masing-
Tipe IV masing

2.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi dari hernia inguinal yaitu: adanya benjolan di selakangan,


benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil, timbul bila menangis, mengejan
saat defekasi, mengangkat benda berat dan dapat ditemukan rasa nyeri pada
benjolan atau mual muntah bila terjadi komplikasi.10 Pada hernia strangulasi,
dimana aliran darah ke isi hernia terganggu akan timbul rasa tegang, bengkak,
panas, memerah pada daerah sekitar benjolan, dan tanda-tanda inflamasi, selain
itu perasaan sakit akan bertambah hebat.10

2.7 Diagnosis

Diagnosis hernia inguinal biasanya ditegakkan melalui riwayat ada


benjolan yang hilang timbul di inguinal yang dikonfirmasi melalui pemeriksaan
fisik.16
2.7.1 Anamnesis

9
Anamnesis yang terarah sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Uraian lebih lanjut tentang keluhan utama, misalnya bagaimana sifat keluhan,
dimana lokasi dan kemana penjalarannya, bagaimana awal serangan dan urutan
kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan keluhan, adanya
keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan
tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pasien sering
mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan
dengan reposisi manual ke dalam kavitas peritonealis, tetapi dengan berdiri atau
terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi. Pada bayi dan
anak akan terlihat gelisah, menangis dan perut kembung jika hernia mengganggu
yang kemungkinan hernia strangulata. 10
Pada hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di
lipat paha yang muncul waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan
menghilang setelah berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya
dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena
renggangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam
kantong hernia. Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.10
2.7.2 Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pada inspeksi diperhatikan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skortum
atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pada saat pasien mengedan, dapat
terlihat hernia ingunalis lateralis yang muncul di regio inguinalis berjalan dari
lateral ke inguinal bawah. Hernia latelaris pada inspeksi akan tampak tonjolan
berbentuk lonjong, sedangkan hernia inguinalis akan tampak tonjolan berbentuk
10
bulat. Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai
labium majus atau sampai dasar skrotum, selalu merupakan hernia inguinalis
lateralis. Kalau pembengkakan yang terlihat kemudian berada di atas lipatan
inguinal dan berjalan miring dan lateral atas menuju ke medial bawah, maka
pembengkakan tersebut adalah hernia inguinalis lateralis. Tetapi kalau
pembengkakan itu kelihatannya langsung muncul ke depan, maka kita berhadapan

10
dengan hernia inguinalis medialis. Hernia medialis biasanya karena peningkatan
tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan dinidng trigonum hesselbach,
terjadi bilateral dan laki-laki usia tua. Sedangkan hernia lateralis pada bayi dan
anak disebabkan oleh kelainan bawaan berupa tidak menutupnya prosesus
vaginalis peritoneum sebagai akibat proses turunnya testis ke skortum. 13

b. Palpasi
Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia, diraba
konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan dapat direposisi. Untuk
menentukan jenis hernianya, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan,
diantaranya:
 Finger test
Gunakan tangan kanan untuk hernia sisi kanan, pakai tangan kiri untuk
hernia sisi kiri. Dengan jari kelingking kulit scrotum diinvaginasikan,
jari tersebut digeser sampai kuku berada diatas spermatic cord dan
permukaan volar jari menghadap ke dinding ventral scrotum. Dengan
menyusuri spermatic cord kearah proksimal maka akan terasa jari
tersebut masuk melalui annulus eksternus, dengan demikian dapat
dipastikan selanjutnya akan berada dalam kanalis inguinalis. Bila
terdapat hernia inguinalis lateralis, terasa impuls pada ujung jari, bila
hernia inguinalis medialis maka teraba dorongan pada bagian samping
jari.10

 Silk Glove Sign


Jika dilakukan perabaan pada kantong hernia dengan cara menggesek
dua lapis kantong hernia, maka akan terasa seperti sensasi gesekan dua
permukaan sutera.
 Tes Visibel
Pasien disuruh untuk mengedan, dan perhatikan benjolan yang keluar.
Dikatakan hernia inguinalis lateralis apabila benjolan keluar dari
lateral dan berbentuk lonjong. Apabila benjolan yang keluar langsung

11
ke bagian depan dan berbentuk bulat, maka itu disebut hernia
inguinalis medial.
c. Auskultasi
Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi
hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi
usus.13
d. Perkusi
Jika isi kantung hernia adalah gas, maka akan terdengar bunyi timpani.13
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk penilaian pasien dengan
suspek hernia inguinal dan atau hidrokel. Pemeriksaan pencitraan umumnya juga
tidak dibutuhkan untuk pemeriksaan hernia inguinal.4,5
Meskipun begitu, ultrasonografi (USG) dapat bermanfaat pada pasien
tertentu.3 Penggunaan USG dapat dilakukan untuk membedakan antara hidrokel
dan hernia inguinal. Pada hidrokel, akan ditemukan gambaran kantong yang terisi
cairan. Namun, pada hernia inguinal inkarserata, USG tidak lagi sensitif untuk
membedakan dua kondisi tersebut.3
Selain USG, herniografi juga dapat digunakan dengan cara menyuntikkan
kontras larut air ke dalam kavum peritoneum melalui injeksi infraumbilikal
dengan bantuan fluoroskopi. Kontras yang dimasukkan akan menuju ke kantung
hernia dengan bantuan gravitasi. Selanjutnya, dilakukan foto inguinal pada menit
ke-5, 10, dan 45 secara serial. Herniografi dapat dilakukan untuk memeriksa
hidrokel, hernia inguinalis kontralateral, dan membedakan antara hernia inguinalis
dengan hernia femoralis.17

2.8 Differential Diagnosis


Diagnosis banding hernia inguinalis adalah:18

Hernia
Perbedaan Hidrocele Lipoma Orcitis
Inguinalis

12
Pole atas (-) (+) (+) (+)

Bila Benjolan Benjolan Benjolan Benjolan


mengejan membesar tetap membesar membesar

Sewarna Sewarna Sewarna


Warna Sewarna kulit
kulit kulit kulit

(+)
Fluktuasi (-) (+) (-)
pseudofluktuatif

2.9 Penatalaksanaan

a. Konservatif

Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga


dapat kambuh lagi. Reposisi adalah suatu usaha atau tindakan untuk
memasukkan atau mengembalikan isi hernia ke dalam cavum peritoneum
atau abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut dan pasti.
Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara
memakai kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai
dengan pintunya (leher hernia diraba secara hati-hati, pintu dilebarkan),
sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi hernia melalui pintu
tersebut.10

b. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. 10
Pada herniotomi, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya. Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong. 10
Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
lebih penting dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan

13
herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti, seperti memperkecil
anulus inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan
memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan otot transversus
internus abdominis dan otot oblikus internus abdominis, yang dikenal
dengan nama conjoint tendon, ke ligamentum inguinale Pouparti menurut
metode Bassini, atau menjahitkan fasia transversa, otot transversus
abdominis, dan otot oblikus internus abdominis ke ligamentum Cooper
pada metode Lotheissen-Mc Vay. 10

1. Operasi Terbuka
Perbaikan jaringan

Perbaikan jaringan adalah perbaikan dimana jaringan asli digunakan untuk


menutup defek hernia dengan jahitan, dan tidak menggunakan mesh.
Perbaikan ini digunakan jika bidang operasi terkontaminasi atau dalam
operasi darurat dimana kelangsungan hidup isi hernia dipertanyakan.
perbaikan jaringan utama utama adalah Bassini, Shouldice, dan McVay. 8

Perbaikan prostetik
Pada kasus-kasus hernia dengan ukuran yang lebih besar (ukuran lebih dari
4 cm) perlu menambahkan mesh prostetik untuk mencegah terjadinya
rekurensi.8

2. Laparoskopi

a) Transabdominal preperitoneal procedure (TAPP)


Transabdominal preperitoneal procedure adalah teknik perbaikan hernia
melalui pendekatan intraperitoneal. TAPP dapat berguna untuk perbaikan
hernia bilateral, defek hernia yang besar, dan kekambuhan setelah
perbaikan terbuka. Sebuah mesh besar dapat ditempatkan dengan

14
pendekatan ini yang mencakup ruang langsung, tidak langsung, dan
femoralis. Kerugian dari pendekatan ini adalah komplikasi pada bagian
dalam dan struktur intraperitoneal lainnya. Seorang pasien harus dapat
mentolerir pneumoperitoneum untuk pendekatan laparoskopi. 8

b) Total extraperitoneal procedur (TEP)

Total extraperitoneal procedur adalah teknik di mana perbaikan hernia


dilakukan tanpa infiltrasi intraperitoneal. Ini meminimalkan risiko cedera
pada bagian dalam dan struktur intraperitoneal jika dibandingkan dengan
perbaikan TAPP. Prosedur TEP juga menghindari perlekatan
intraperitoneal dari operasi sebelumnya sehingga membuat diseksi lebih
cepat dan mudah. Kerugian dari prosedur TEP adalah bahwa ahli bedah
dibatasi oleh ruang yang terbatas saat membedah. Visualisasi dari anatomi
sekitarnya terbatas dibandingkan dengan perbaikan TAPP. Jika peritoneum
dilanggar selama prosedur, maka konversi ke TAPP mungkin diperlukan. 8

2.10 Komplikasi
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel, ini dapat
terjadi kalau isi hernia terlalu besar atau terdiri dan omenturn, organ ekstra
peritoneal (hernia geser atau hernia akreta). Disini tidak timbul gejala klinik
kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia
sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang
sederhana.10
Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti pada hernia richter. Jepitan
cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
pemulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur
didalam hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem
menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya
peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong

15
hernia akan berisi transudat berupa serosanguinus. Kalau isi hernis terdiri dari
usus, dapat terjadi perforasi yang dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau
peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.10

Pada pasien dewasa. tingkat komplikasi dari herniorafi inguinal yang


terbuka berbeda antara 1% sampai 26% dengan banyak laporan yang tersusun dari
7% sampai I 2%. Kira-kira 700 ribu herniorafi inguinal yang terjadi setiap
tahunnya, komplikasi yang muncul kira-kira 10% dari orang-orang ini memiliki
sebuah masalah yang cukup besar.19

Infeksi luka merupakan masalah yang sering dihadapi. Sebuah infeksi


yang lebih dalam dapat berdampak dalarn kernunculan kembali hernia. Kandung
kemih dapat luka dengan cara saat dasar saluran inguinal dibentuk kembali dan
dilakukan untuk hernia pangkal paha. Jika rnungkin melukai testis, vasdeferens,
pembuluh darah atau syaraf’ illiohypogastrik, illioinguinal.10

Komplikasi intra operatif meliputi rnelukai atau pembedahan struktur


sperma, luka vaskular mernproduksi pendarahan, mengganasnya sakit atau
pengharnbatan syaraf-syaraf, luka visceral (biasanya perut atau kandung kemih).
Komplikasi sistemik setelah operasi berhubungan dengan suatu prosedur khusus
dalam kemunculannya. 10

2.11 Prognosis

Secara keseluruhan, hernia inguinalis dikaitkan dengan prognosis yang


baik. Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong
hernia. Prognosis baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit
pasca bedah seperti nyeri pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia
umumnya dapat diatasi.20 Hernia femoralis harus selalu diperbaiki karena
memiliki risiko penahanan yang tinggi. Risiko komplikasi meningkat pada hernia
Inkarserata, strangulasi dan hernia rekuren.9

16
17

Anda mungkin juga menyukai