Anda di halaman 1dari 20

tugas kuliah

Minggu, 20 September 2015


Analisis Novel Sang Pemimpi

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Laporan bacaan ini penulis buat karena dilatar belakangi oleh mata kuliah Sejarah Sastra

Indonesia. Mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia ini penulis ambil karena merupakan kelanjutan

dari mata kuliah Pengantar Kesusastraan di semester satu. Mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia

ini mengkaji bagaimana perkembangan sejarah sastra Indonesia beserta tokoh-tokohnya tahun

sekitar 2000 sampai karya sastra pada masa saat ini. Laporan bacaan ini menganalisis sebuah

novel yang diterbitkan pada angkatan 2000 dengan judul novel “Sang Pemimpi”.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalahnya untuk

menganalisis sebuah novel berjudul “Sang Pemimpi”.

C.    TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan laporan bacaan ini adalah agar

kita dapat mengetahui unsur-unsur yang ada pada novel yang berjudul “Sang Pemimpi”.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sinopsis

Ikal, Arai dan Jimbron adalah anak Melayu dan bersahabat, mereka mempunyai keinginan

untuk kuliah di Prancis dan ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne serta

menjelajah Eropa sampai ke Afrika. Mereka adalah anak Melayu pulau Belitong. Arai adalah

anak yatim dan piatu, Ibunya meninggal ketika ia masih kelas satu SD karena melahirkan

adiknya, dan Bapaknya meninggal ketika ia kelas tiga SD. Jimbron tak jauh beda dengan Arai,

Ibunya wafat ketika ia masih kelas empat SD dan disusul oleh wafatnya ayahnya. Sekarang ia di

asuh oleh seorang Pendeta dan ia juga sangat fanatic dengan kuda. Sedangkan Ikal kedua orang

tuanya masih hidup sampai ia Sarjana.

Setelah mereka tamat SMP mereka pergi merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan

Main. Mereka sekolah sambil bekerja, sehingga mereka pandai-pandai mengatur jadwal. Ikal dan

Arai termasuk anak berprestasi karena Arai mendapat peringkat 5 dan Ikal perangkat 3,

sedangkan Jimbron memberikan peringkat 78 kepada pendetanya.

Mereka kos di depan bioskop, tetapi dilarang oleh pak Mustar, suatu saat mereka menyamar

untuk masuk ke bioskop itu dan ketahuan oleh pak Mustar. Senin paginya mereka dihukum

untuk memerankan film yang ditontonnya di bioskop di lapangan sekalah, ditambah dengan

membersihkan WC.

Suatu hari Capo akan memelihara 7 kuda, dan Jimbron terkejut sehingga lebih rajin bekerja

dan menabung di 2 buah tabungan kuda Sumbawanya sama banyak. Tak sengaja Jimbron

terkejut karena Arai membawa satu ekor kuda ke kosnya. Arai mempersilahkan Jimbron untuk
menunggangi kuda itu. Jimron sangat senang, dan dia membawa kuda itu kepasar dan ke depan

pabrik cincau untuk membuat Laksmi tersenyum.

Arai mencintai Nurmala, segala cara telah ia coba, namun tetap di tolak oleh Nurmala. Maka

Ikal menyarankan Arai untuk meminta bantuan sama bang Zaitun. Usaha yang dianjurkan bang

Zaitun adalah agar Arai bisa bermain gitar dan bernyanyi, Arai berusaha untuk bisa bermain

gitar. Setelah merasa cukup maka Arai, Ikal dan Jimbron pergi ke rumah Nurmala. Setelah tiba

disana Ikal dan Jimron bersembunyi dan Arai bernyanyi sendiri. Namun usaha mereka sia-sia

karena suara Arai tak tentu arah dan permainan gitarnya acak-acakan. Arai pantang menyerah,

malam berikutnya ia bernyanyi lagi di dekat kamar Nurmala dengan cara lip-synch dan itu

berhasil membuat Nurmala tersenyum.

Setelah tamat SMA, Arai dan ikal pergi merentau ke jawa untuk kuliah, namun Jimbron tidak

ikut, karena sudah bekerja di tempat Capo. Tetapi Jimbron memberikan mereka masing-masing

satu buah celengan kuda Sumbawanya. Arai dan Ikalpun berangkat menumpangi kapal

pengangkut barang dan hewan ternak sambil bekerja di atas kapal. Setelah 6 hari di atas kapal,

tibalah mereka di pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan utama mereka adalah ke Ciputat namun

gagal, malahan mereka tiba di Bogor.

Mereka mendapatkan kos di belakang IPB di kampong Babakan Fakultas. Mereka

mendapatkan pekerjaan mejadi sales namun di pecat, bekerja di pabrik tali, namun pabrik itu

bangkrut. Merekapun mendapatkan pekerjaan fotokopi, ketika itu ada yang memfotokopi brosur

lowongan pekerjaan di pos. merekapun mendaftarkan dirinya, namun sayang, Arai gagal di tes

pertama namun Ikal lulus dan ikut pelatihan selama satu bulan. Setelah pelatihan, Ikal pulang ke

kosnya namun Arai tidak ada disana, karena sudah pergi ke Kalimantan.
Ikal diterima untuk kuliah di UI, dan mengatur jadwal dengan pekerjaannya. Di UI Depok ia

bertemu Nurmala, dan bercerita tentang Arai. Ikal sedih karena tak tau pasti keberadaan Arai.

Setelah ia tamat kuliah, ia mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa Strata dua yang

diberikan Uni Eropa kepada sarjana-sarjana Indonesia. Disaat tes wawancara terakhir, ia bertemu

dengan Arai. Arai juga telah menamatkan kuliahnya di Universitas Mulawarman sambil bekerja

dalam ruangan.

Sambil menunggu hasil tes mereka berdua pulang ke kampung dan menitipkan alamat rumah

di kampung pada seketariat beasiswa agar hasil tes dikirim kesana. Di kampung mereka bertemu

dengan Jimron yang telah memiliki anak dengan Laksmi. Berbulan-bulan mereka menunggu

hasil tes, akhirnya datang juga surat yang menyatakan mereka berdua diterima di Univesite De

Paris, Sorbonne, Prancis. Mereka terharu dan menangis bahagia.

B.     Struktur

1.      Struktur fisis

Judul               : Sang Pemimpi

Pengarang       : Andrea Hirata

Tahun terbit     : 2008

Warna cover    : Hitam

J. halaman       : x + 292 halaman

Penerbit           : Bentang

2.      Struktur Batin

a.       Tokoh

1)      Tokoh utama

a)      Ikal
b)      Arai

c)      Jimbron

2)      Tokoh sampingan

a)      Pak Mustar

b)      Pak Balia

c)      Capo atau Nyonya Lan nyet Pho

d)     Taikong Hamim

e)      A Put

f)       Nurmi

g)      Ayahnya Ikal

h)      Ibunya ikal

i)        Pendeta

j)        Bang Zaitun

k)      Nurmala

l)        Laksmi

m)    Mualim

b.      Penokohan

1)      Ikal

a)      Penarik perhatian Wanita

Pembuktian dapat kita lihat pada lirik “Tak membuang tempo, segera kami keluarkan daya

pesona yang kami miliki secara habis-habisan untuk menarik perhatian putrid-putri kecil

semenanjung itu” (Sang Pemimpi: 11).

b)      Cengeng
Dapat kita buktikan pada lirik “ Lalu tak dapat aku tahankan air mataku mengalir” (Sang

Pemimpi: 26).

c)      Pemalu

Bisa kita buktikan saat ia diejek dan dia merasa malu. Dapat kita buktikan pada lirik “Rasanya

aku ingin kabur masuk kembali ke kamar” (Sang Pemimpi: 34).

d)     Penolong

Bisa kita buktikan saat ia menolong keluarga Mak Cik, dengan cara ikut cara-cara yang

dilakukan oleh Arai yaitu membelikan bahan pembuat kue dan menjualkan kuenya. Sehingga

Mak Cik punya pekerjaan lagi (Sang Pemimpi: 43-53).

2)      Arai

a)      Pencemooh

Dapat kita buktikan pada lirik “Lebih celaka lagi beberapa siswa yang terlambat justru

mengejek pak Mustar. Dengan sengaja mereka meniru-nirukan pidatonya. Pimpinan para siswa

yang berkelakuan seperti monyet sirkus itu tak lain Arai!” (Sang Pemimpi: 10).

b)      Mandiri dalam mencari uang

Bisa kita lihat saat usia remaja dialah yang mengajarkan Ikal bagaimana cara mencari uang.

Dapat kita lihat pada lirik “Arailah yang mengajariku mencari akar benar untuk dijual kepada

penjual ikan” dan “Dan juga mengajakku mengambil akar purun” (Sang Pemimpi: 32).

c)      Rajin Mengaji

Bisa kita buktikan pada lirik “Setiap habis magrib Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur`an

di bawah temaram lampu minyak dan saat itu kami seisi rumah terdiam” (Sang Pemimpi: 33).

d)     Pantang menyerah


Bisa kita buktikan pada usaha-usaha yang dilakukan oleh Arai untuk menggoda Nurmala mulai

dari usaha sendiri sampai meminta bantua pada Bang Zaitun (Sang Pemimpi: 187-213).

e)      Penolong

Bisa kita buktikan saat ia menolong keluarga Mak Cik dengan cara membelikan bahan pembuat

kue dan ia bersama Ikal yang menjualkan kuenya. Sehingga Mak Cik punya pekerjaan lagi (Sang

Pemimpi: 43-53).

f)       Tak terduga

Dapat kita buktikan dari kata-kata Ikal yang mengatakan “Arai jelas sedang menuju ke pasar.

Tak dapat aku duga apa maksudnya. Begitulah Arai, isi kepalanya tak kan pernah dapat

ditebak” (Sang Pemimpi: 42).

3)      Jimbron

a)Fanatik pada kuda

Dapat kita buktikan pada lirik “Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantu  tapi jika sedikit

saja ia mendengar kata kuda, maka telinga layunya sontak berdiri” (Sang Pemimpi: 62).

b)      Patuh dan ikhlas

Dapat kita buktikan dari lirik ”Maka menerima hukuman apapun dari pak Mustar Jimbron

ikhlas saja. Disuruh berakting, ya, ia berakting sebaik mungkin, tak ada alas an untuk main-

main” (Sang Pemimpi: 128).

c)Suka menolong

Dapat kita buktikan saat Jimbron menolong Laksmi di pabrik cincau. Dapat kita lihat pada lirik

“Setiap minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia menjadi

relawan pembantu Laksmi” (Sang Pemimpi: 79).

4)      Pak Mustar


a)      Suka bikin malu

Bisa kita lihat ketika memberi hukuman pada Ikal, Arai dan Jimbron untuk memerankan film

yang ditonton di lapangan sekolah, dan tak hanya itu dia juga bikin malu Ikal, Arai dan Jimbron

di dalam bioskop (Sang Pemimpi: 113-125).

b)      Kejam

Bisa kita kekejamannya pada lirik “Pak Mustar merenggut kerah bajuku, menyentakan dengan

keras sehingga seluruh kancing bajuku putus” (Sang Pemimpi: 12).

5)      Pak Balia

a)      Mematuhi aturan

Dapat kita lihat saat dia mengucapkan kata-kata untuk mempertahankan aturan “Tak ada

pengecualian!! Tidak ada kompromi, tidak ada katebelece dan tak ada akses istimewa untuk

menghianati aturan” (Sang Pemimpi: 9).

b)      Motivator dan pemuji

Dapat kita buktikan ketika ia selalu memotivasi anak didiknya dengan kata-kata dan karyanya

dan juga memberi anak didiknya panggilan yang membuat anak didiknya bangga (Sang

Pemimpi: 71-77).

6)      Capo atau Nyonya Lan nyet Pho

Sederhana, tak banyak cincong dan mampu merealisasikan ide. Itu semua dapat kita buktikan

karena disebutkan lansung pada lirik “Itulah Capo, sederhana, tidak banyak cincong dan

kemampuannya merealisasikan ide menjadi tindakan nyata jauh lebih tinggi dari para

intelektual muda Melayu manapun” (Sang Pemimpi: 165).


7)      Taikong Hamim

a)      Keras

Dapat kita buktikan dari lirik “Mereka keras seperti tembaga” (Sang Pemimpi: 59).

b)   Kejam

Dapat kita buktikan saat Taikong member berbagai macam hukuman pada Ikal dan Arai agar

mereka menjadi lebih baik. Dan cara-cara itu terlihat kejam (Sang Pemimpi: 59-60).

8)      A Put

Sakti, dapat kita buktikan pada lirik “A Put adalah dokter gigi kampung kami, dukun gigi lebih

tepatnya. Mengaku mendapatkan ilmunya dari peri tampayan, laki-laki Hokian itu sungguh sakti

mandraguna” (Sang Pemimpi: 56).

9)      Nurmi

Menyayangi biolanya, dapat kita lihat pada lirik saat ia melepaskan biola kesayangannya “Nurmi

memeluk biolanya kuat-kuat. Air matanya mengalir. Ia tak rela melepaskan biola itu” (Sang

Pemimpi: 39).

10)  Ayahnya Ikal

Pendiam, dapat kita buktikan saat dia berbicara hanya sedikit-sedikit dan juga dapat kita

buktikan pada lirik “Taikong Hamim selalu menatap ayahku lama-lama untuk mengharapkan

lebih banyak kata yang meluncur dari mulut beliau. Itulah orang pendiam, kata-katanya

ditunggu orang” (Sang Pemimpi: 89).

11)  Ibunya Ikal

Penolong, dapat kita buktikan saat ia menolong orang yang lagi kesusahan pada lirik “Ibuku

memberi isyarat dan Arai meleset ke gudang peregasan. Ia memasukan beberapa takar beras ke
dalam karung, kembali ke pekarangan, memberikan karung beras itu kepada ibuku yang

kemudian melungsurkannya kepada Mak Cik” (Sang Pemimpi: 39).

12)  Pendeta Geovanny

Baik dan bertanggung jawab, dapat kita lihat saat ia mau mengasuh Jimbron dan tidak pernah

terlambat mengantarkan jimbron untuk pergi mengaji ke mesjid (Sang Pemimpi: 60-61).

13)  Bang Zaitun

a)Bertanggung jawab

Dapat kita buktikan dari lirik “Bang Zaitun sangat komit pada penampilan Arai kali ini sebab ia

merasa bertanggung jawab pada kegagalan Arai yang pertama” (Sang Pemimpi: 210).

b)      Play boy

 Dapat kita buktikan dari lirik “Duduk di depannya aku tak percaya pada mataku sendiri, laki-

laki tak berijazah ini pernah memiliki enam puluh tujuh orang pacar! Sungguh sebuah rekor

yang fantastik. Ia bahkan pernah berpacaran dengan delapan wanita dalam waktu bersamaan”

(Sang Pemimpi: 194).

c)Tukang pamer

Dapat kita buktikan dari lirik yang menyatakan “Jika bicara Bang Zaitun selalu sambil tertawa,

dan tawanya itu…hi…hi…hi…hi, dengan tujuan untuk memamerkan kedua gigi emas putih itu”

(Sang Pemimpi: 191).

14)  Nurmala
a)      Cerdas

Bisa kita lihat dia selalu mendapatkan peringkat satu sejak kelas satu pada lirik “Nurmala

karatan di kursi nomor satu sejak kelas satu” (Sang Pemimpi: 209).

b)      Tidak menghargai perasaan

Dapat kita buktikan saat ia menghamburkan bunga yang diletakan oleh Arai di keranjang

sepedanya di tempat parkir (Sang Pemimpi: 187).

c)      Jaga harga diri

Bisa kita lihat saat Nurmala bertemu dengan Ikal dan tidak nyata-nyata menanyakan kabar Arai,

karena dia tetap mempertahankan egonya (Sang Pemimpi: 246-250).

15)  Laksmi

a)      Murung

Dapat kita buktikan pada lirik “Sayangnya sejak kematian keluarganya, kehidupan seolah-olah

terenggut dari Laksmi. Ia dirundung murung setiap hari” (Sang Pemimpi: 78).

b)      Susah senyum

Bisa kita buktikan dari lirik “Senyumannya itu sangat dirindukan oleh semua orang yang

mengenalnya” (Sang Pemimpi: 78).

16)  Mualim

Penolong, dapat kita lihat saat ia menunjukan tujuan yang lebih aman pada Arai dan Ikal terdapat

pada lirik “Ah, begini saja. Pokoknya tujulah Jakarta selatan. Tempat itu lumayan aman

dibandingkan wilayah Jakarta lainnya” (Sang Pemimpi: 217).

3.      Latar tempat

a.       Depan toko A Siong


Dapat dibuktikan dari kutipan “Di depan took A Siong ia berhenti” (Sang Pemimpi: 42).

b.      Ladang tebu

Dapat dibuktikan pada kutipan “Sore itu ia sudah menunggu kami di depan tangga gubuknya,

berdiri sendirian di tengah belantara ladang tebu yang tak terurus” (Sang Pemimpi: 24-25).

c.       Bak truk

Dapat dibuktikan pada kutipan “Aku dan Arai duduk berdampingan di pojok bak truk yang

terbanting-banting di atas jalan sepi berbatu-batu” (Sang Pemimpi: 26).

d.      pasar

Dapat dibuktikan pada kutipan “kejar-kejaran semakin seru saat aku melintasi pelataran dengan

pilar-pilar menjulang yang dipenuhi pedagang kaki lima. Aku melesat meliuk-liuk diantara

gerobak sayur dan ratusan pembeli” (Sang Pemimpi: 14).

e.       Depan pabrik cincau

Dapat dibuktikan dari kutipan “di depan pabrik cincau Jimbron berhenti. Pangeran gemeretak

jalan di tempat” (Sang Pemimpi: 181).

f.       Depan aula SMA Bukan Main

Dapat dibuktikan pada kutipan “di bawah rindang dedaunan bungur, di depan aula tempat

pembagian rapor, sejak pagi aku dan Arai menunggu ayahku” (Sang Pemimpi: 91).

g.      Jembatan kayu

Dapat dibuktikan dari kutipan “Matahari yang hangat bercampur dengan angin yang dingin,

membelai-belai kami melalui jembatan kayu” (Sang Pemimpi: 155).

h.      Dermaga
Dapat dibuktikan pada lirik “Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga, ratusan jumlahnya,

diantara mereka tampak bupati, camat, lurah dan para dukun berbagai spesialis lengkap

dengan baju dinasnya masing-masing” (Sang Pemimpi: 168).

i.        Tengah lapangan sekolah

Dapat dibuktikan pada tempat lokasi shooting hukuman Ikal, Arai dan Jimbron pada kutipan “Di

tengah lapangan  sekolah pak Mustar telah menyiapkan lokasi shooting” (Sang Pemimpi: 120).

j.        Atas kapal

Dapat dibuktikan saat mereka pergi ke tanah Jawa menggunakan kapal, kutipannya “Aku

disergap sepi di tengah bunyi gemuruh dan aku berpegang erat pada besi pagar haluan saat

kapal mulai diayun ombak musim barat, kepalaku tak pernah berhenti mengigat satu kata:

Ciputat” (Sang Pemimpi: 221).

k.      Pelabuhan Tanjung Priok

Dapat kita buktikan dari kutipan “Aku dan Arai berdiri tegak di haluan dan metar melihat

demikian banyak manusia di Tanjung Priok” (Sang Pemimpi: 226).

l.        Bogor

Dapat dibuktikan pada kutipan “Kami terdampar ke tempat yang tak pernah kami rencanakan

sebelumnya. Bogor sama sekali asing bagi kami” (Sang Pemimpi: 229).

m.    UI Depok

Adalah tempat Ikal bertemu dengan Nurmala, kutipannya “Di UI Depok aku sempat bertemu

dengan seorang wanita cantik” (Sang Pemimpi: 246).


4.      Latar waktu

a.       Pagi hari

Dapat dibuktikan pada kutipan “Pagi merekah, bayangan kuda dan kesatria membayang seperti

siluet di tengah sebuah benda bulat merah jingga yang muncul pelan-pelan di kaki langit” (Sang

Pemimpi: 179).

b.      Sore

Dapat kita buktikan pada kutipan ”Namun lebih penting dari pada itu, di sore yang

mengesankan ini, Bang Zaitun menyambut kami dengan sangat ramah” (Sang Pemimpi: 191).

c.       Petang

Dapat dibuktikan pada kutipan “Petang yang sunyi dan menegangkan. Arai mengambil bingkai

plastic foto hitam putih ayah dan ibunya” (Sang Pemimpi: 270).

d.      Menjelang magrib

Dapat dibuktikan pada kutipan “Setelah empat jam, menjelang magrib, baru kapal merapat”

(Sang Pemimpi: 226).

e.       Pukul 12 malam

Dapat dibuktikan pada kutipan “Kami tiba di sebuah terminal yang lebih sepi dari terminal

Tanjung Priok. Sebuah jam yang ada di taman menunjukan pukul 12 malam” (Sang Pemimpi:

229).
5.      Alur

Novel Sang Pemimpi menggunakan alur maju mundur, sebab ceritannya diawali dengan kisah

tengah cerita ketika para tokoh utama masih SMA. Setelah itu diceritakan kisah tokoh utama

waktu kecil dan terus maju sampai kisah yang pertama kali yang diceritan itu dan

menyambungnya sampai para tokoh utama berhasil mendapatkan beasiswa ke Prancis.

6.      Sudut pandang

Novel Sang Pemimpi ini bercerita menggunakan kata aku. Berarti penulis cerita melibatkan

dirinya dalam kisah novel ini, seolah-olah dia menjadi salah satu tokoh utama.

7.      Tema

Persahabatan dalam meraih mimpi

8.      Bahasa

Bahasa yang digunakan oleh si penulis telah menggunakan bahasa umum Indonesia dan

ditambah dengan sedikit-sedikit bahasa Asing. Bahasa Asing yang digunakan adalah bahasa

Ingris, jadi kita yang mengerti sedikit-sedikit bahasa Ingris dapat memahaminya. Jika tidak

mengerti bahasa ingris kita bisa menggunakan kamus untuk menerjemahkannya.

9.      Amanat

a)      Jangan menilai orang dari luarnya, karena orang itu tidak selalu bisa kita tebak apa yang akan

dilakukannya.

b)      Jangan pelihara sikap sombong dan egois

c)      Orang pertama yang bisa mengerti kita adalah teman di dekat kita.

d)     Agar persahabatan dapat bertahan kuncinya adalah komunikasi.

C.    Majas

1.      Majas perbandingan asosiasi


Yaitu, perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama,

biasanya ditandai dengan bagaikan, umpamanya, seperti, contoh:

a.       “Masalah-masalah orang muda seperti akar rumput yang kusut” (Sang Pemimpi: 8).

b.      “Wajah Jimbron yang bulat jenaka merona-rona seperti buah mentega” (Sang Pemimpi: 11).

c.       “Tapi mereka tak melihatku, sebab tak seorangpun ingin memedulikan laki-laki yang berbau

seperti ikan pari (Sang Pemimpi: 12).

d.      “Suara Nyonya Pho kembali menggelegar seperti pengkhotbah di puncak bukit Golgota” (Sang

Pemimpi: 20).

e.       “Aku mengap-mengap seperti ikan terlempar dari akuarium, menggelepar di atas ubin ini”

(Sang Pemimpi: 113). 

f.       “Kembali merekah senyumyang susah payah ia tahan-tahan. Manis tak terperikan. Seperti

madu pada musim bunga meranti” (Sang Pemimpi: 212).

2.      Majas perbandingan metafora

Yaitu, majas yang pengungkapannya secara lansung berupa perbandingan analogis, contoh:

a.       “Sorot matanya dan gerak-geriknya sedingin es” (Sang Pemimpi:5)

b.      “Namun, anak lelaki bagi orang melayu lebih dari segala-galanya, sang rembulan, permata

hati” (Sang Pemimpi: 8).

c.       “Pak Mustar berubah menjadi seorang guru bertangan besi” (Sang Pemimpi: 10).

d.      “Ia serta-merta mengejarku dan berusaha menjambak rambutku dengan tangan cakar

macannya” (Sang Pemimpi: 13).

e.       Wajah beliau sembab dan matanya semerah buah naga” (Sang Pemimpi: 26).

3.      Majas perbandingan personifikasi


Yaitu, majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat

seperti manusia, contoh:

a.       “Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas, ide yang memacu adrenalin

dan waktu yang sempit” (Sang Pemimpi: 18).

b.      “Perutku ngilu seperti teriris karena diikat dinginnya sebatang balok es” (Sang Pemimpi: 19).

c.       “Di dalam took ada balon-balon yang lucu bertebaran menyondol-nyondol plafon” (Sang

Pemimpi: 230).

4.      Majas pertentangan antitesis

Yaitu, majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya, contoh: “Lalu

merekah, namun segera padam, dan merekah lagi, kemudian padam lagi” (Sang Pemimpi: 211)

5.      Majas pertentangan hiperbola

Yaitu, majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataan dengan maksud memberikan

kesan mendalam atau meminta perhatian, contoh:

a.       “Pancaran matahari menikan lubang-lubang dinding papan” (Sang Pemimpi: 4).

b.      “Bau anyir ikan busuk menusuk hidungku samapai ke ulu hati” (Sang Pemimpi: 19).

c.       “Tatapanku menghujam bola matanya, menyusupi lensa, selaput jala, dan iris pupilnya lalu

tembus ke dalam lubuk hatinya, ingin kulihat dunia dari dalam jiwanya” (Sang Pemimpi: 21).

d.      “Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk malam” (Sang Pemimpi: 33).

e.       “Perkebunan kelapa sawit di kaki gunung sebeleh timur kampung kami seperti garis panjang

yang membelah matahari” (Sang Pemimpi: 37).

f.       “Kata-kata itu menusuk-nusuk pori-poriku” (Sang Pemimpi: 149).

6.      Majas penegasan tautology


a.       “Tak ada pengecualian!! Tidak ada kompromi, tidak ada katebelece dan tak ada akses istimewa

untuk menghianati aturan” (Sang Pemimpi: 9)

b.      “Di hadapan al-qu`an itu dia seperti orang mengadu, seperti orang yang tahkluk, seperti orang

yang kelelahan berjuang rasa kehilangan seluruh orang dicintainya” (Sang Pemimpi: 33)

c.       “Aku sudah muak Bron!! Muak!! Muak!! Muaaakk… dengan cerita kudamu itu!!” 133)
a.        

BAB III
PENUTUP

f.       KESIMPULAN

Novel yang diterbitkan pada angkatan 2000, terutama pada novel Sang Pemimpi yang

dikarang oleh Andrea Hirata menceritakan bagaimana pola pikir masyarakat pada angkatan

sekitar tahun itu. Yang mana pada jaman itu pendidikan merupakan suatu hal yang diimpikan

oleh orang tua untuk anaknya. Orang tua pada jaman itu percaya semakin tinggi pendidikan

anaknya maka ada peluang untuk mengangkat perekonomian keluarga dengan cara mendapatkan

pekerjaan yang layak.

g.      SARAN

Penulis mengetahui bahwa laporan bacaan yang penulis buat ini tidak lepas dari kekurangan

dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya agar dapat

menyempurnakan laporan bacaan ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan banyak

terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.beritaterhangat.net/2012/12/macam-macam-majas-dan-contohnya.html

Diposting oleh Fransiska Ciclia di 00.31


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Fransiska Ciclia
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼  2015 (6)
o ▼  September (6)
 Analisis Novel Sang Pemimpi 
 Analisis novel Merantau ke Deli
 Laporan bacaan sejarah sastra Indonesia buku Ajib ...
 Teknik Pengumpulan Folklor atau Sastra Lisan (Cara...
 contoh penelitian folklor
 sajak-sajak Rusli Marzuki Saria

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

http://asrikyu.blogspot.com/2014/10/makalah-analisis-unsur-instrinsik-novel.html

Anda mungkin juga menyukai