BAB I
PENDAHULUAN
Laporan bacaan ini penulis buat karena dilatar belakangi oleh mata kuliah Sejarah Sastra
Indonesia. Mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia ini penulis ambil karena merupakan kelanjutan
dari mata kuliah Pengantar Kesusastraan di semester satu. Mata kuliah Sejarah Sastra Indonesia
ini mengkaji bagaimana perkembangan sejarah sastra Indonesia beserta tokoh-tokohnya tahun
sekitar 2000 sampai karya sastra pada masa saat ini. Laporan bacaan ini menganalisis sebuah
novel yang diterbitkan pada angkatan 2000 dengan judul novel “Sang Pemimpi”.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalahnya untuk
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan laporan bacaan ini adalah agar
kita dapat mengetahui unsur-unsur yang ada pada novel yang berjudul “Sang Pemimpi”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sinopsis
Ikal, Arai dan Jimbron adalah anak Melayu dan bersahabat, mereka mempunyai keinginan
untuk kuliah di Prancis dan ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne serta
menjelajah Eropa sampai ke Afrika. Mereka adalah anak Melayu pulau Belitong. Arai adalah
anak yatim dan piatu, Ibunya meninggal ketika ia masih kelas satu SD karena melahirkan
adiknya, dan Bapaknya meninggal ketika ia kelas tiga SD. Jimbron tak jauh beda dengan Arai,
Ibunya wafat ketika ia masih kelas empat SD dan disusul oleh wafatnya ayahnya. Sekarang ia di
asuh oleh seorang Pendeta dan ia juga sangat fanatic dengan kuda. Sedangkan Ikal kedua orang
Setelah mereka tamat SMP mereka pergi merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan
Main. Mereka sekolah sambil bekerja, sehingga mereka pandai-pandai mengatur jadwal. Ikal dan
Arai termasuk anak berprestasi karena Arai mendapat peringkat 5 dan Ikal perangkat 3,
Mereka kos di depan bioskop, tetapi dilarang oleh pak Mustar, suatu saat mereka menyamar
untuk masuk ke bioskop itu dan ketahuan oleh pak Mustar. Senin paginya mereka dihukum
untuk memerankan film yang ditontonnya di bioskop di lapangan sekalah, ditambah dengan
membersihkan WC.
Suatu hari Capo akan memelihara 7 kuda, dan Jimbron terkejut sehingga lebih rajin bekerja
dan menabung di 2 buah tabungan kuda Sumbawanya sama banyak. Tak sengaja Jimbron
terkejut karena Arai membawa satu ekor kuda ke kosnya. Arai mempersilahkan Jimbron untuk
menunggangi kuda itu. Jimron sangat senang, dan dia membawa kuda itu kepasar dan ke depan
Arai mencintai Nurmala, segala cara telah ia coba, namun tetap di tolak oleh Nurmala. Maka
Ikal menyarankan Arai untuk meminta bantuan sama bang Zaitun. Usaha yang dianjurkan bang
Zaitun adalah agar Arai bisa bermain gitar dan bernyanyi, Arai berusaha untuk bisa bermain
gitar. Setelah merasa cukup maka Arai, Ikal dan Jimbron pergi ke rumah Nurmala. Setelah tiba
disana Ikal dan Jimron bersembunyi dan Arai bernyanyi sendiri. Namun usaha mereka sia-sia
karena suara Arai tak tentu arah dan permainan gitarnya acak-acakan. Arai pantang menyerah,
malam berikutnya ia bernyanyi lagi di dekat kamar Nurmala dengan cara lip-synch dan itu
Setelah tamat SMA, Arai dan ikal pergi merentau ke jawa untuk kuliah, namun Jimbron tidak
ikut, karena sudah bekerja di tempat Capo. Tetapi Jimbron memberikan mereka masing-masing
satu buah celengan kuda Sumbawanya. Arai dan Ikalpun berangkat menumpangi kapal
pengangkut barang dan hewan ternak sambil bekerja di atas kapal. Setelah 6 hari di atas kapal,
tibalah mereka di pelabuhan Tanjung Priok. Tujuan utama mereka adalah ke Ciputat namun
mendapatkan pekerjaan mejadi sales namun di pecat, bekerja di pabrik tali, namun pabrik itu
bangkrut. Merekapun mendapatkan pekerjaan fotokopi, ketika itu ada yang memfotokopi brosur
lowongan pekerjaan di pos. merekapun mendaftarkan dirinya, namun sayang, Arai gagal di tes
pertama namun Ikal lulus dan ikut pelatihan selama satu bulan. Setelah pelatihan, Ikal pulang ke
kosnya namun Arai tidak ada disana, karena sudah pergi ke Kalimantan.
Ikal diterima untuk kuliah di UI, dan mengatur jadwal dengan pekerjaannya. Di UI Depok ia
bertemu Nurmala, dan bercerita tentang Arai. Ikal sedih karena tak tau pasti keberadaan Arai.
Setelah ia tamat kuliah, ia mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa Strata dua yang
diberikan Uni Eropa kepada sarjana-sarjana Indonesia. Disaat tes wawancara terakhir, ia bertemu
dengan Arai. Arai juga telah menamatkan kuliahnya di Universitas Mulawarman sambil bekerja
dalam ruangan.
Sambil menunggu hasil tes mereka berdua pulang ke kampung dan menitipkan alamat rumah
di kampung pada seketariat beasiswa agar hasil tes dikirim kesana. Di kampung mereka bertemu
dengan Jimron yang telah memiliki anak dengan Laksmi. Berbulan-bulan mereka menunggu
hasil tes, akhirnya datang juga surat yang menyatakan mereka berdua diterima di Univesite De
B. Struktur
Penerbit : Bentang
a. Tokoh
a) Ikal
b) Arai
c) Jimbron
e) A Put
f) Nurmi
i) Pendeta
k) Nurmala
l) Laksmi
m) Mualim
b. Penokohan
1) Ikal
Pembuktian dapat kita lihat pada lirik “Tak membuang tempo, segera kami keluarkan daya
pesona yang kami miliki secara habis-habisan untuk menarik perhatian putrid-putri kecil
b) Cengeng
Dapat kita buktikan pada lirik “ Lalu tak dapat aku tahankan air mataku mengalir” (Sang
Pemimpi: 26).
c) Pemalu
Bisa kita buktikan saat ia diejek dan dia merasa malu. Dapat kita buktikan pada lirik “Rasanya
d) Penolong
Bisa kita buktikan saat ia menolong keluarga Mak Cik, dengan cara ikut cara-cara yang
dilakukan oleh Arai yaitu membelikan bahan pembuat kue dan menjualkan kuenya. Sehingga
2) Arai
a) Pencemooh
Dapat kita buktikan pada lirik “Lebih celaka lagi beberapa siswa yang terlambat justru
mengejek pak Mustar. Dengan sengaja mereka meniru-nirukan pidatonya. Pimpinan para siswa
yang berkelakuan seperti monyet sirkus itu tak lain Arai!” (Sang Pemimpi: 10).
Bisa kita lihat saat usia remaja dialah yang mengajarkan Ikal bagaimana cara mencari uang.
Dapat kita lihat pada lirik “Arailah yang mengajariku mencari akar benar untuk dijual kepada
penjual ikan” dan “Dan juga mengajakku mengambil akar purun” (Sang Pemimpi: 32).
Bisa kita buktikan pada lirik “Setiap habis magrib Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur`an
di bawah temaram lampu minyak dan saat itu kami seisi rumah terdiam” (Sang Pemimpi: 33).
dari usaha sendiri sampai meminta bantua pada Bang Zaitun (Sang Pemimpi: 187-213).
e) Penolong
Bisa kita buktikan saat ia menolong keluarga Mak Cik dengan cara membelikan bahan pembuat
kue dan ia bersama Ikal yang menjualkan kuenya. Sehingga Mak Cik punya pekerjaan lagi (Sang
Pemimpi: 43-53).
Dapat kita buktikan dari kata-kata Ikal yang mengatakan “Arai jelas sedang menuju ke pasar.
Tak dapat aku duga apa maksudnya. Begitulah Arai, isi kepalanya tak kan pernah dapat
3) Jimbron
Dapat kita buktikan pada lirik “Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantu tapi jika sedikit
saja ia mendengar kata kuda, maka telinga layunya sontak berdiri” (Sang Pemimpi: 62).
Dapat kita buktikan dari lirik ”Maka menerima hukuman apapun dari pak Mustar Jimbron
ikhlas saja. Disuruh berakting, ya, ia berakting sebaik mungkin, tak ada alas an untuk main-
c)Suka menolong
Dapat kita buktikan saat Jimbron menolong Laksmi di pabrik cincau. Dapat kita lihat pada lirik
“Setiap minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia menjadi
Bisa kita lihat ketika memberi hukuman pada Ikal, Arai dan Jimbron untuk memerankan film
yang ditonton di lapangan sekolah, dan tak hanya itu dia juga bikin malu Ikal, Arai dan Jimbron
b) Kejam
Bisa kita kekejamannya pada lirik “Pak Mustar merenggut kerah bajuku, menyentakan dengan
Dapat kita lihat saat dia mengucapkan kata-kata untuk mempertahankan aturan “Tak ada
pengecualian!! Tidak ada kompromi, tidak ada katebelece dan tak ada akses istimewa untuk
Dapat kita buktikan ketika ia selalu memotivasi anak didiknya dengan kata-kata dan karyanya
dan juga memberi anak didiknya panggilan yang membuat anak didiknya bangga (Sang
Pemimpi: 71-77).
Sederhana, tak banyak cincong dan mampu merealisasikan ide. Itu semua dapat kita buktikan
karena disebutkan lansung pada lirik “Itulah Capo, sederhana, tidak banyak cincong dan
kemampuannya merealisasikan ide menjadi tindakan nyata jauh lebih tinggi dari para
a) Keras
Dapat kita buktikan dari lirik “Mereka keras seperti tembaga” (Sang Pemimpi: 59).
b) Kejam
Dapat kita buktikan saat Taikong member berbagai macam hukuman pada Ikal dan Arai agar
mereka menjadi lebih baik. Dan cara-cara itu terlihat kejam (Sang Pemimpi: 59-60).
8) A Put
Sakti, dapat kita buktikan pada lirik “A Put adalah dokter gigi kampung kami, dukun gigi lebih
tepatnya. Mengaku mendapatkan ilmunya dari peri tampayan, laki-laki Hokian itu sungguh sakti
9) Nurmi
Menyayangi biolanya, dapat kita lihat pada lirik saat ia melepaskan biola kesayangannya “Nurmi
memeluk biolanya kuat-kuat. Air matanya mengalir. Ia tak rela melepaskan biola itu” (Sang
Pemimpi: 39).
Pendiam, dapat kita buktikan saat dia berbicara hanya sedikit-sedikit dan juga dapat kita
buktikan pada lirik “Taikong Hamim selalu menatap ayahku lama-lama untuk mengharapkan
lebih banyak kata yang meluncur dari mulut beliau. Itulah orang pendiam, kata-katanya
Penolong, dapat kita buktikan saat ia menolong orang yang lagi kesusahan pada lirik “Ibuku
memberi isyarat dan Arai meleset ke gudang peregasan. Ia memasukan beberapa takar beras ke
dalam karung, kembali ke pekarangan, memberikan karung beras itu kepada ibuku yang
Baik dan bertanggung jawab, dapat kita lihat saat ia mau mengasuh Jimbron dan tidak pernah
terlambat mengantarkan jimbron untuk pergi mengaji ke mesjid (Sang Pemimpi: 60-61).
a)Bertanggung jawab
Dapat kita buktikan dari lirik “Bang Zaitun sangat komit pada penampilan Arai kali ini sebab ia
merasa bertanggung jawab pada kegagalan Arai yang pertama” (Sang Pemimpi: 210).
Dapat kita buktikan dari lirik “Duduk di depannya aku tak percaya pada mataku sendiri, laki-
laki tak berijazah ini pernah memiliki enam puluh tujuh orang pacar! Sungguh sebuah rekor
yang fantastik. Ia bahkan pernah berpacaran dengan delapan wanita dalam waktu bersamaan”
c)Tukang pamer
Dapat kita buktikan dari lirik yang menyatakan “Jika bicara Bang Zaitun selalu sambil tertawa,
dan tawanya itu…hi…hi…hi…hi, dengan tujuan untuk memamerkan kedua gigi emas putih itu”
14) Nurmala
a) Cerdas
Bisa kita lihat dia selalu mendapatkan peringkat satu sejak kelas satu pada lirik “Nurmala
karatan di kursi nomor satu sejak kelas satu” (Sang Pemimpi: 209).
Dapat kita buktikan saat ia menghamburkan bunga yang diletakan oleh Arai di keranjang
Bisa kita lihat saat Nurmala bertemu dengan Ikal dan tidak nyata-nyata menanyakan kabar Arai,
15) Laksmi
a) Murung
Dapat kita buktikan pada lirik “Sayangnya sejak kematian keluarganya, kehidupan seolah-olah
terenggut dari Laksmi. Ia dirundung murung setiap hari” (Sang Pemimpi: 78).
Bisa kita buktikan dari lirik “Senyumannya itu sangat dirindukan oleh semua orang yang
16) Mualim
Penolong, dapat kita lihat saat ia menunjukan tujuan yang lebih aman pada Arai dan Ikal terdapat
pada lirik “Ah, begini saja. Pokoknya tujulah Jakarta selatan. Tempat itu lumayan aman
Dapat dibuktikan pada kutipan “Sore itu ia sudah menunggu kami di depan tangga gubuknya,
berdiri sendirian di tengah belantara ladang tebu yang tak terurus” (Sang Pemimpi: 24-25).
Dapat dibuktikan pada kutipan “Aku dan Arai duduk berdampingan di pojok bak truk yang
d. pasar
Dapat dibuktikan pada kutipan “kejar-kejaran semakin seru saat aku melintasi pelataran dengan
pilar-pilar menjulang yang dipenuhi pedagang kaki lima. Aku melesat meliuk-liuk diantara
Dapat dibuktikan dari kutipan “di depan pabrik cincau Jimbron berhenti. Pangeran gemeretak
Dapat dibuktikan pada kutipan “di bawah rindang dedaunan bungur, di depan aula tempat
pembagian rapor, sejak pagi aku dan Arai menunggu ayahku” (Sang Pemimpi: 91).
Dapat dibuktikan dari kutipan “Matahari yang hangat bercampur dengan angin yang dingin,
h. Dermaga
Dapat dibuktikan pada lirik “Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga, ratusan jumlahnya,
diantara mereka tampak bupati, camat, lurah dan para dukun berbagai spesialis lengkap
Dapat dibuktikan pada tempat lokasi shooting hukuman Ikal, Arai dan Jimbron pada kutipan “Di
tengah lapangan sekolah pak Mustar telah menyiapkan lokasi shooting” (Sang Pemimpi: 120).
Dapat dibuktikan saat mereka pergi ke tanah Jawa menggunakan kapal, kutipannya “Aku
disergap sepi di tengah bunyi gemuruh dan aku berpegang erat pada besi pagar haluan saat
kapal mulai diayun ombak musim barat, kepalaku tak pernah berhenti mengigat satu kata:
Dapat kita buktikan dari kutipan “Aku dan Arai berdiri tegak di haluan dan metar melihat
l. Bogor
Dapat dibuktikan pada kutipan “Kami terdampar ke tempat yang tak pernah kami rencanakan
sebelumnya. Bogor sama sekali asing bagi kami” (Sang Pemimpi: 229).
m. UI Depok
Adalah tempat Ikal bertemu dengan Nurmala, kutipannya “Di UI Depok aku sempat bertemu
Dapat dibuktikan pada kutipan “Pagi merekah, bayangan kuda dan kesatria membayang seperti
siluet di tengah sebuah benda bulat merah jingga yang muncul pelan-pelan di kaki langit” (Sang
Pemimpi: 179).
b. Sore
Dapat kita buktikan pada kutipan ”Namun lebih penting dari pada itu, di sore yang
mengesankan ini, Bang Zaitun menyambut kami dengan sangat ramah” (Sang Pemimpi: 191).
c. Petang
Dapat dibuktikan pada kutipan “Petang yang sunyi dan menegangkan. Arai mengambil bingkai
plastic foto hitam putih ayah dan ibunya” (Sang Pemimpi: 270).
Dapat dibuktikan pada kutipan “Setelah empat jam, menjelang magrib, baru kapal merapat”
Dapat dibuktikan pada kutipan “Kami tiba di sebuah terminal yang lebih sepi dari terminal
Tanjung Priok. Sebuah jam yang ada di taman menunjukan pukul 12 malam” (Sang Pemimpi:
229).
5. Alur
Novel Sang Pemimpi menggunakan alur maju mundur, sebab ceritannya diawali dengan kisah
tengah cerita ketika para tokoh utama masih SMA. Setelah itu diceritakan kisah tokoh utama
waktu kecil dan terus maju sampai kisah yang pertama kali yang diceritan itu dan
Novel Sang Pemimpi ini bercerita menggunakan kata aku. Berarti penulis cerita melibatkan
dirinya dalam kisah novel ini, seolah-olah dia menjadi salah satu tokoh utama.
7. Tema
8. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh si penulis telah menggunakan bahasa umum Indonesia dan
ditambah dengan sedikit-sedikit bahasa Asing. Bahasa Asing yang digunakan adalah bahasa
Ingris, jadi kita yang mengerti sedikit-sedikit bahasa Ingris dapat memahaminya. Jika tidak
9. Amanat
a) Jangan menilai orang dari luarnya, karena orang itu tidak selalu bisa kita tebak apa yang akan
dilakukannya.
c) Orang pertama yang bisa mengerti kita adalah teman di dekat kita.
C. Majas
a. “Masalah-masalah orang muda seperti akar rumput yang kusut” (Sang Pemimpi: 8).
b. “Wajah Jimbron yang bulat jenaka merona-rona seperti buah mentega” (Sang Pemimpi: 11).
c. “Tapi mereka tak melihatku, sebab tak seorangpun ingin memedulikan laki-laki yang berbau
d. “Suara Nyonya Pho kembali menggelegar seperti pengkhotbah di puncak bukit Golgota” (Sang
Pemimpi: 20).
e. “Aku mengap-mengap seperti ikan terlempar dari akuarium, menggelepar di atas ubin ini”
f. “Kembali merekah senyumyang susah payah ia tahan-tahan. Manis tak terperikan. Seperti
Yaitu, majas yang pengungkapannya secara lansung berupa perbandingan analogis, contoh:
b. “Namun, anak lelaki bagi orang melayu lebih dari segala-galanya, sang rembulan, permata
c. “Pak Mustar berubah menjadi seorang guru bertangan besi” (Sang Pemimpi: 10).
d. “Ia serta-merta mengejarku dan berusaha menjambak rambutku dengan tangan cakar
e. Wajah beliau sembab dan matanya semerah buah naga” (Sang Pemimpi: 26).
a. “Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas, ide yang memacu adrenalin
b. “Perutku ngilu seperti teriris karena diikat dinginnya sebatang balok es” (Sang Pemimpi: 19).
c. “Di dalam took ada balon-balon yang lucu bertebaran menyondol-nyondol plafon” (Sang
Pemimpi: 230).
Yaitu, majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya, contoh: “Lalu
merekah, namun segera padam, dan merekah lagi, kemudian padam lagi” (Sang Pemimpi: 211)
Yaitu, majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataan dengan maksud memberikan
a. “Pancaran matahari menikan lubang-lubang dinding papan” (Sang Pemimpi: 4).
b. “Bau anyir ikan busuk menusuk hidungku samapai ke ulu hati” (Sang Pemimpi: 19).
c. “Tatapanku menghujam bola matanya, menyusupi lensa, selaput jala, dan iris pupilnya lalu
tembus ke dalam lubuk hatinya, ingin kulihat dunia dari dalam jiwanya” (Sang Pemimpi: 21).
d. “Suaranya sekering ranggas yang menusuk-nusuk malam” (Sang Pemimpi: 33).
e. “Perkebunan kelapa sawit di kaki gunung sebeleh timur kampung kami seperti garis panjang
b. “Di hadapan al-qu`an itu dia seperti orang mengadu, seperti orang yang tahkluk, seperti orang
yang kelelahan berjuang rasa kehilangan seluruh orang dicintainya” (Sang Pemimpi: 33)
c. “Aku sudah muak Bron!! Muak!! Muak!! Muaaakk… dengan cerita kudamu itu!!” 133)
a.
BAB III
PENUTUP
f. KESIMPULAN
Novel yang diterbitkan pada angkatan 2000, terutama pada novel Sang Pemimpi yang
dikarang oleh Andrea Hirata menceritakan bagaimana pola pikir masyarakat pada angkatan
sekitar tahun itu. Yang mana pada jaman itu pendidikan merupakan suatu hal yang diimpikan
oleh orang tua untuk anaknya. Orang tua pada jaman itu percaya semakin tinggi pendidikan
anaknya maka ada peluang untuk mengangkat perekonomian keluarga dengan cara mendapatkan
g. SARAN
Penulis mengetahui bahwa laporan bacaan yang penulis buat ini tidak lepas dari kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya agar dapat
menyempurnakan laporan bacaan ini. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan banyak
terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaterhangat.net/2012/12/macam-macam-majas-dan-contohnya.html
Posting Komentar
Mengenai Saya
Fransiska Ciclia
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2015 (6)
o ▼ September (6)
Analisis Novel Sang Pemimpi
Analisis novel Merantau ke Deli
Laporan bacaan sejarah sastra Indonesia buku Ajib ...
Teknik Pengumpulan Folklor atau Sastra Lisan (Cara...
contoh penelitian folklor
sajak-sajak Rusli Marzuki Saria
http://asrikyu.blogspot.com/2014/10/makalah-analisis-unsur-instrinsik-novel.html