Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PERILAKU WAJIB PAJAK TERHADAP

PENGGUNAAN E-SPT DAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM


MEMBAYAR PAJAK

Disusun Oleh :
Nadea Prisela Agesta Manurung (184020201)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

Pajak merupakan penerimaan negara terbesar di dalam struktur Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Laporan Tahunan Direktorat
Jenderal Pajak (DJP), porsi penerimaan pajak di dalam APBN pada tahun 2009
sampai dengan 2016 mencapai lebih dari 60% dari total keseluruhan penerimaan
negara. Untuk tahun 2016, penerimaan pajak didominasi oleh Pajak Penghasilan
(PPh), baik berupa PPh Migas dan PPh Non-Migas, yaitu sebesar 60,23% (DJP,
2017). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran PPh dalam penerimaan
negara. Dalam melaksanakan kegiatan pemungutan pajak, Indonesia menganut
sistem self assessment yaitu sistem yang memberikan kepercayaan kepada Wajib
Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar serta melaporkan sendiri
pajak terutang yang menjadi kewajibannya. Menurut Fatt dan Khin (2011),
kepatuhan Wajib Pajak merupakan pilar utama dalam sebuah sistem perpajakan
self-assessment. Tanpa adanya kepatuhan dari Wajib Pajak sistem perpajakan
self-assessment tidak akan dapat berjalan dengan optimal.

Gunadi (2008) menyatakan bahwa Indonesia mengalami tax gap yang cukup
signifikan. Angka tax gap yang signifikan dan tax ratio yang masih rendah ini
menunjukkan usaha memungut pajak (tax effort) Indonesia rendah. Menurut
Nasucha (2004), penyebab tax gap penerimaan pajak di Indonesia dan kontribusi
terbesar dipengaruhi oleh adminstrasi perpajakan sebesar 54,09%. Dengan
demikian administrasi pajak merupakan penyebab utama terjadinya tax gap dalam
penerimaan pajak, sehingga untuk mengatasi hilangnya potensi penerimaan
tersebut pemerintah harus membentuk sistem administrasi yang lebih baik.
Administrasi perpajakan suatu proses yang mencakup semua kegiatan
melaksanakan berbagai fungsi perpajakan. Fungsi perpajakan itu antara lain :

Perubahan perilaku individu terhadap teknologi sistem informasi terkait dengan


kinerja individu dapat dikarenakan oleh faktor-faktor, seperti sikap individu,
norma-norma subyektif, niat, kontrol keperilakuan, penerimaan terhadap
teknologi sistem informasi, kesesuaian tugas dengan teknologi, rantai kinerja
teknologi, kepercayaan terhadap teknologi, pelekatan psikologi dengan adanya
teknologi, dan karakteristik kualitatif teknologi sistem informasi.

Dalam menjalankan administrasi perpajakan seringkali ditemui kendala


adminstrasi dilakukan secara manual terutama pada sistem pelaporan, seperti
sering terjadi kesalahan pada saat perekaman data, sehingga data yang dituangkan
Wajib Pajak (WP) dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tidak sama dengan data
yang ada pada DJP, sering terjadi kesalahan dalam pengisian dan penghitungan
SPT, dibutuhkan waktu yang lama untuk merekam data SPT di Kantor Pelayanan
Pajak, khususnya data lampiran SPT. Perekaman data SPT membutuhkan sumber
daya manusia yang banyak sehingga memperlambat pelayanan lainnya. Untuk
mengatasi kendala diatas dan dalam rangka penyempurnaan proses bisnis melalui
optimalisasi penggunaan teknologi komunikasi dan informasi Direktorat Jenderal
Pajak membuat sistem pelaporan surat pemberitahuan (SPT) secara elektronik
yang disebut dengan e-Filing. Dengan menggunakan e-filing Wajib Pajak dapat
menyampaikan SPT dengan menggunakan internet sehingga tidak perlu datang
dan mengantri ke Kantor Pelayanan Pajak. Wajib Pajak juga dapat menyampaikan
SPT kapanpun selama 24 jam sehari dan bertempat dimana saja dengan komputer
yang tersambung ke internet. Sistem e-filing yang dikembangkan dengan tujuan
untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dalam perjalanannya kurang
populer. Jumlah Wajib Pajak yang menggunakan sistem e-filing sangat kecil,
demikian pula dengan pertumbuhan penggunanya dari tahun 2006 sampai dengan
2009, seperti yang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

sebanyak 24,3 % penduduk indonesia telah penggunakan Internet pada tahun


2010. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini teknologi internet bukanlah suatu hal
yang asing bagi rakyat Indonesia. Sistem e-filing yang juga merupakan sistem
informasi berbasis internet seyogyanya dapat lebih banyak dimanfaatkan oleh
Wajib Pajak (WP).
Perumusan Masalah

1. Apakah sistem e-filling, e-SPT dan E-tax diterima wajib pajak?


2. Apakah kesenangan menggunakan E-SPT berpengaruh positif terhadap
sikap wajib pajak?
3. Apakah keinginan menggunakan E-SPT berpengaruh positif terhadap
sikap wajib pajak?
4. Apakah sikap wajib pajak berpengaruh positif terhadap minat
menggunakan E-SPT?

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui sistem e-filling, e-spt, dan e-tax dapat diterima wajib
pajak
2. Untuk menguji hubungan kesenangan menggunakan e- filling, e-tasx dan
E-SPT terhadap sikap wajib pajak.
3. Untuk menguji hubungan keinginan terhadap sikap wajib pajak.
4. Untuk menguji hubungan sikap wajib pajak terhadap minat menggunakan
e-spt.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengetahuan/nalar

e-filling

keinginan

e-spt
Minat
menggunakan
kesenangan sikap

e-tax

Kebiasaan
menggunakan
teknologi

Anda mungkin juga menyukai