1
Adil Setiawan, 2Alimuddin, 3 Darwis Said
1
Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
(email: adilsetiawan05@gmail.com)
2
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (email : aan_alimuddin@yahoo.com)
ABSTRAK
E-Filing merupakan bagian dari modernisasi pajak yang terjadi di seluruh dunia.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perilaku wajib orang pribadi pajak dalam penggunaan Sistem Informasi perpajakan e-Filing. Penelitian ini
bersifat kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi untuk memahami fenomena secara komprehensif
dan mendalam dengan menekankanpadasubjektifitasdan pengungkapan intidaripengalamanmelalui
penggabunganantara noema (obyektifitas) dan noesis (subyektifitas) informan. Teknik Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik wawancara dan observasi langsung terhadap informan wajib pajak yang menggunakan sistem e-Filing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku “enggan” dalam penggunaan sistem informasi e-Filing disebabkan
karena kurangnya pemahaman wajib pajak terkait penggunaan e-Filing, selain itu Wajib Pajak acuh tak acuh dalam
penggunaan e-Filing karena faktor keisbukkan. Wajib pajak merasa belum memahami sepenuhnya dalam penggunaan
e-Filing, sehingga animo atau minat wajib pajak untuk menggunakan e-Filing itu sangat rendah. rasa takut yang
dirasakan wajib pajak atas penggunaan e-Filing merupakan dampak dari tidak tersedianya bandwidth atau kecepatan
internet.
Kata kunci: Sistem informasi e-filing, perilaku, wajib pajak, SPT Tahunan.
ABSTRACT
E-Filing is part of the modernization of taxes happening around the world. This study aims to determine the compulsory
personal behavior of the taxpayer in using taxation information systems e-Filing. It is qualitative study with
phenomenological approach to investigate comprehensively and in depth the phenomena by focusing on the subjectivity
and core disclosure of experience by merging the noema (objectivity) to noesis (subjectivity). The data were collected
through interview and direct observation of the taxpayer informants using e-Filing information system. The study
indicates that the "reluctant" behavior in using e-Filing information system is due to the lack of understanding of the
taxpayers of the use of e-Filing, the taxpayer also ignore the use of e-Filing because of their daily business factors.
Therefore, their interest to use e-Filing system is really low. They were afraid to use the system because they did not
have access to broadband internet speed.
151
Adil Setiawan ISSN 2303-100X
152
Sistem informasi e-filing, perilaku, wajib pajak, SPT Tahunan ISSN 2303-100X
masih banyak yang datang langsung ke Kantor menggunakan Sistem Informasi Direktorat
Pelayanan Pajak (KPP) untuk melaporkan SPT- Jenderal Pajak (SIDJP) (e-Filing) yang selama
nya. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang ini mereka hadapi dan memenuhi relung –
menggunakan pendekatan kuantitatif (Suryadi, relung kealamian dari sebuah perspektif
2006), melakukan penelitian tentang model Fenomenologi. Trasedental Phenomenologi
hubungan kausal kesadaran, pelayanan, kepatuhan yang diluncurkan oleh Edmund Huserl dalam
Wajib Pajak dan pengaruhnya terhadap kinerja (Kamayanti, 2016) berfokus pada suatu studi
penerimaan pajak di Jawa Timur, dengan kesadaran. Sebuah buku hasil kompilasi kuliah –
responden sebanyak 800 Wajib Pajak pembayar kuliahnya tahun 1910 - 1920, mengerucutkan
pajak terbesar yang terdaftar di 8 Kantor diskusi tentang fenomenologi pada konsep
Pelayanan Pajak (KPP) dalam lingkungan Kerja “Aku”/”I”. jika ada yang mengatakan bahwa
Kantor Wilayah Dirjen Pajak Jawa Timur.Dari 8 fenomenologi, karena berakar pada kesadaran,
KPP tersebut masing – masing ditentukan 100 adalah studi psikologi, Huserl menolak keras
pembayar pajak terbesar yang diurut berdasarkan pendapat ini.
ranking, sehingga jumlahnya menjadi 800 Wajib Setting Lokasi
Pajak. Dimana salah satu dari hasil penelitian Dalam upaya memperoleh keabsahan
menunjukkan bahwa pelayanan perpajakan yang dan kedalaman data dan informasi dari objek
diukur dari ketentuan perpajakan, kualitas SDM penelitian, maka setting lokasi penelitian sedapat
dan sistem informasi perpajakan tidak mungkin dilakukan pada area yang bersentuhan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja langsung dengan impelentasi sistem informasi
penerimaan pajak. Penelitian ini bertujuan agar perpajakan yang menjadi fokus dalam penelitian
Wajib Pajak memperoleh kemudahan untuk ini. Dengan demikian lokasi yang representative
menyampaikan SPT Tahunanya dalam adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
penggunaan sistem informasi e-Filing. Makassar yang beralamat di Jalan Urip
Sumoharjo km. 4 Gedung Keuangan Negara I
Makassar.
METODE PENELITIAN Namun demikian setting lokasi pada saat
penelitian dan penggalian informasi, maka
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokasi pengambilan data dari informan tidak
perilaku Wajib Pajak orang pribadi dalam harus di KPP Pratama Makassar, tetapi bisa saja
penggunaan sistem informasi (e-Filing). di tempat lain yang dirasakan nyaman oleh
Penelitian ini bersifat kualitatif dengan informan, termasuk di rumah informan atau di
menggunakan pendekatan fenomenologi untuk tempat lain yang memungkinkan.
memahami fenomena secara komprehensif dan
mendalam dengan menekankan pada
subjektivitas dan pengungkapan inti dari Teknik Pengumpulan Data
pengalaman melalui penggabungan antara Pengumpulan data dilakukan dengan
noema (objektivitas) dan noesis (subjektivitas) teknik wawancara dan observasi. Teknik
informan. Teknik pengumpulan data dilakukan wawancara dilakukan dengan cara interview
dengan teknik wawancara dan observasi langsung kepada beberapa informan Wajib Pajak
langsung terhadap informan Wajib Pajak yang yang menggunakan sistem e-Filing. Disamping
menggunakan sistem informasi e-Filing. wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
Sementara itu, pemilihan Fenomenologi observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991)
transdentas Husserl yaitu karena menekankan observasi adalah pengamatan dan pencatatan
pada subjektivitas dan mengungkap inti dari secara sistimatik terhadap unsur – unsur yang
pengalaman melalui penggabungan antara fakta tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala
dan ideal. Fenomenologi transdentas Husserl dalam objek penelitian.
sangat sesuai dengan penelitian ini, karena Peneliti juga menggunakan alat perekam
penelitian ini berusaha memahami inti dari sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar
pengalaman informan yang dimana melihat dari peneliti dapat berkonsentrasi pada proses
sisi Wajib Pajak dalam pengalaman pengambilan data tanpa harus berhenti untuk
153
Adil Setiawan ISSN 2303-100X
mencatat jawaban – jawaban dari subjek. Dalam bahwa mereka enggan menggunakan e-Filing
pengumpulan data, alat perekam baru dapat karena takut ketika melakukan kesalahan dalam
dipergunakan setelah mendapat ijin dari informan pelaporan SPT Tahunan secara online (e-Filing).
untuk mempergunakan alat tersebut pada saat Namun, Wajib Pajak tetap patuh dalam pelaporan
wawancara berlangsung. SPT Tahunan walaupun mereka (Wajib Pajak)
Teknik Analisis Data harus ke KPP lagi untuk melaporkan SPT dengan
Marshall & Rossman (2002), mengajukan meminta bantuan kepada petugas pajak. Rumitnya
teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis prosedur penggunaan e-Filing sehingga sebagian
data yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Wajib Pajak sering larut dalam kerumitan
Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat tersebut, tidak lain sebagian besar dari Wajib
beberapa tahapan - tahapan yang perlu dilakukan, Pajak yang tergolong lanjut usia 50 tahun ke atas.
diantaranya: Mengorganisasikan data melalui Wajib Pajak yang tergolong lanjut usia tersebut,
wawancara mendalam (indepth interveiw), dimana sulit bagi mereka untuk memahami prosedur
data tersebut dicatat dan direkam dengan tape penggunaan e-Filing apalagi penggunaan e-Filing
recorder dibantu alat tulis lainya. Kemudian hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun.
dibuatkan transkripnya. Pengelompokan Kedua, Wajib Pajak acuh tak acuh dalam
berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban penggunaan e-Filing karena faktor kesibukan.
Peneliti menyusun sebuah awal analisis sebagai Kesibukan di rumah maupun di kantor yang
acuan dan pedoman dalam melakukan coding. menyebabkan Wajib Pajak sehingga terlena,
Menguji Asumsi atau Permasalahan, yang ada malas dan gagal fokus kembali pada e-Filing
terhadap data peneliti menguji data tersebut menyebabkan waktu pelaporan SPT Tahunan
terhadap asumsi yang dikembangkan dalam menjadi tertunda bahkan terlambat.
penelitian ini. Asumsi – asumsi mengenai Ketiga, rendahnya minat wajib Pajak dalam
hubungan antara konsep – konsep dan faktor - penggunaan sistem informasi e-Filing. Wajib
faktor yang ada. Mencari Alternatif Penjelasan Pajak merasa belum memahami sepenuhnya
bagi Data, pada tahap ini akan dijelaskan dengan dalam penggunaan e-Filing sehingga animo atau
alternatif lain melalui referensi atau teori - teori minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-Filing
lain. Menulis hasil penelitian, penulisan data – itu sangat rendah. Hal tersebut disebabkan karena
data hasil penelitian berdasarkan wawancara tidak adanya sosialisasi secara merata bagi Wajib
mendalam dan observasi dengan informan dan Pajak pribadi. Olehnya itu Wajib Pajak
significant other. menginginkan adanya sosialisasi secara intens dan
merata dengan melakukan personal approach atau
HASIL pendekatan pribadi agar Wajib Pajak lebih mudah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk memahami prosedur penggunaan sistem
Perilaku “enggan” dalam penggunaan sistem informasi e-Filing dalam pelaporan SPT Tahunan.
informasi e-Filing disebabkan karena kurangnya Keempat, rasa takut yang menghantui atas
pemahaman Wajib Pajak terkait penggunaan e- penggunaan e-Filing. Keraguan atau rasa takut
Filing, selain itu Wajib Pajak acuh tak acuh dalam yang dirasakan Wajib Pajak atas penggunaan e-
penggunaan e-Filing karena faktor kesibukan. Filing merupakan dampak dari tidak tersedianya
Wajib Pajak merasa belum memahami bandwidth atau kecepatan internet secara
sepenuhnya dalam penggunaan e-Filing, sehingga maksimal. Sehingga ketika Wajib Pajak secara
animo atau minat Wajib Pajak untuk serentak mengakses jaringan server sistem
menggunakan e-Filing itu sangat rendah. Rasa informasi e-Filing, maka secara otomatis jaringan
takut yang dirasakan Wajib Pajak atas internet mengalami gangguan, bahkan terjadi
penggunaan e-Filing merupakan dampak dari error disaat menginput formulir elektronik dalam
tidak tersedianya bandwidth atau kecepatan pelaporan SPT Tahunan secara online. Hal
internet. tersebut yang menjadi kegelisahan atau ketakutan
pertama, perilaku “enggan” dalam bagi Wajib Pajak sehingga Wajib Pajak merasa
penggunaan sistem informasi e-Filing disebabkan waswas untuk menggunakan sistem informasi e-
karena kurangnya pemahaman Wajib Pajak terkait Filing secara mandiri. Kondisi tersebut membuat
penggunaan e-Filing. Wajib Pajak mengaku Wajib Pajak khawatir apakah mereka sudah
154
Sistem informasi e-filing, perilaku, wajib pajak, SPT Tahunan ISSN 2303-100X
melakukan dengan benar dalam pengisian pada saat pelaporan SPT Tahunan saja, jadi
formulir atau justru tidak dan malah terjadi selisih memang mudah untuk kita lupa” .
bayar. (wawancara : 04 Oktober 2016).
155
Adil Setiawan ISSN 2303-100X
156
Sistem informasi e-filing, perilaku, wajib pajak, SPT Tahunan ISSN 2303-100X
katakan pula bahwa mereka lebih memili ke KPP tidak boleh acuh tak acuh terhadap penggunaan e-
untuk melaporkan SPT Tahunan Ketimbang Filing dalam pelaporan SPT Tahunan dan Wajib
menggunakan e-Filing secara mandiri. Dari Pajak harus mempunyai keinginan yang tinggi
kendala yang dialami oleh informan kali ini, untuk belajar dalam penggunaan sistem informasi
menujukkan bahwa kendala utama penggunaan e-Filing.
sistem informasi e-Filing dalam pelaporan SPT
Tahunan, adalah tidak tersedianya jaringan DAFTAR PUSTAKA
internet yang memadai. Ajzen I. (2005). Attitudes, personality, and
behavior. England: Open University Press
KESIMPULAN DAN SARAN Djatnika A. (2014). Walikota Bandung dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Wakilnya Laporkan SPT via E-filing.
Perilaku “enggan” dalam penggunaan sistem Diakses pada 11 April 2014 dalam:
informasi e-Filing disebabkan karena kurangnya http//jabar.tribunnews.com/2014/03/27/wali
pemahaman Wajib Pajak terkait penggunaan e- -kota-bandung-dan-wakilnya-laporkan-spt-
Filing, selain itu Wajib Pajak acuh tak acuh dalam via-e-filling. Senin 03 Agustus 2015
penggunaan e-Filing karena faktor keisbukkan. |21:05WITA.
Wajib Pajak merasa belum memahami Darussalam D. (2011). Kepatuhan Wajib Pajak
sepenuhnya dalam penggunaan e-Filing, sehingga Badan Laporkan SPT Meningkat 53,2%.
animo atau minat Wajib Pajak untuk Diakses pada 7 April 2014 dalam:
menggunakan e-Filing itu sangat rendah. Rasa http//www.ortax.org/ortax/?mod=berita&pa
takut yang dirasakan Wajib Pajak atas ge =show&id =11050&q=&hlm. Kamis 15
penggunaan e-Filing merupakan dampak dari Oktober 2015.
tidak tersedianya bandwidth atau kecepatan Kamayanti K. (2016). Metodologi Penelitian
internet. Pertama, Direktorat Jenderal Pajak Kualitatif Akuntansi. Jakarta Selatan:
(DJP) harusnya melakukan sosialisasi secara Yayasan Rumah Peneleh
intens dan merata serta melakukan pendekatan Khomalyana D. A. A. R. (2009). Analisis Faktor –
khusus (personal approach) yang menuntun para Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Wajib Pajak secara personal baik di kalangan Wajib Pajak terhadap Penggunaan E-
ASN/PNS maupun di kalangan Swasta atau filling. (Tesis).” Fakultas Ekonomi
pekerja bebas. Kedua, Drektorat Jenderal Pajak Universitas Diponegoro.
(DJP) bersama pemerintah memberikan fasilitas Marshall &
jaringan internet dengan bandwich yang tinggi Rossman. (2002). Designing Qualitatitativ
dan memadai di kota Makassar khususnya e Research, Sage Publicat ion, London.
jaringan server lingkup DJP atau lingkup KPP Nawawi, & Martini H. (1991). Instrumen
Pratama Makassar. Ketiga, Direktorat Jenderal Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada
Pajak (DJP) harusnya memeberikan kemudahan University Press.
bagi Wajib Pajak untuk mendapatkan Electronic Petrus K. (2004). E-filing - SPT Online?.
Filing Identification Number (E-FIN). Dalam hal Diakses pada 31 Mei 2014 dalam:
ini DJP dengan cara menyediakan fitur pada http//finance.detik.com/read/2014/05/12/15
aplikasi e-Filing untuk melakukan registrasi e- 6474/2524566/8/efiling-spt-online. Senin
FIN. Keempat, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) 02 November 2015.
melakukan penambahan fitur-fitur pada aplikasi e- Suryadi. (2006). Model kausal kesadaran,
Filing sesuai kebutuhan user atau pengguna dalam pelayanan, kepatuhan Wajib Pajak, dan
hal ini Wajib Pajak agar dimudahkan dalam pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan
penggunaan sistem informasi e-Filing. Kelima, pajak: Suatu survey di wilayah Jatim.
Wajib Pajak harus mematuhi aturan yang berlaku Jurnal Keuangan Publik. 4 (1): 105-121.
terkait batas waktu atau jatuh tempo yang telah
Sugihanti W. T. (2011). Analisis faktor-faktor
ditentukan dalam pelaporan SPT Tahunan dan
yang mempengaruhi minat perilaku untuk
lebih berani untuk menggunakan e-Filing secara
menggunakan E-filing (Studi Empiris pada
mandiri dalam pelaporan SPT Tahunan tanpa
Wajib Pajak Badan Kota Semarang).
harus datang lagi ke KPP. Keenam, Wajib Pajak
157
Adil Setiawan ISSN 2303-100X
158