Disusun oleh:
Alam Maulana, S.Pd., M.M
Apriyuanda G.
Giyant Bayu Pradana, M.Sc
Ario Akbar Lomban, S.E., M.Si
Danung Arifin, S.S
Firza Gozalba, S.T,. M.Eng
Iwan Hasanudin
Kiki Yuniarti, SKM.
Kristian Gottam Mandit Sihombing S.STP, M.Si,.
Luqmanul Hakim, M.T
Dr. Marlina Adisty, S.Sos, M.Si
Mindaraga Rahardja, SE, MBA .
Neri Egi Rusmana
Nurhasanah
Oktavi Andaresta S.I.P
Prasetio Wijaksono
Rizki Dameria Amelinda, S.K.M
Roswanto, SE, MM
Sri Hastuti S.Sos,. M.Si (Han)
Suprapto, S.Si, M. Si (Han)
Surya Fajar Darmawan, ST, MM
Theophilus Yanuarto, S.S., M.Si.
Titi Moektijasih
Edisi Februari 2020
Modul Pendidikan dan Pelatihan Koordinasi dan Kaji Cepat dengan sub
tema ‘Manajemen Informasi’ ini terbuka untuk direvisi di bawah
pengawasn Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana
BNPB sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal dalam
melakukan transfer pengetahuan kepada peserta didik. Keterangan
bulan dan tahun revisi modul harus disertakan pada lembar awal modul
tersebut.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
Modul ini berjudul Sistem Komando Penanganan
Darurat Bencana yang isinya membahas Aktivasi SKPDB,
Perangkat SKPDB, Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan
Fungsinya serta Manajemen Posko.
D. Tujuan Pembelajaran
1) Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
memahami Sistem Komando Penanganan Darurat
Pusdiklat BNPB Page 8
Bencanadengan Indikator Hasil BelajarPeserta diharapkan
mampu menjelaskan:
a. Aktivasi SKPDB
b. Perangkat SKPDB
c. Struktur Organisasi
d. Bagan Organisasi
e. Tugas Pokok dan Fungsinya
f. Manajemen Posko
1) Materi Pokok
a. Aktivasi SKPDB
b. Perangkat SKPDB
c. Struktur Organisasi
d. Bagan Organisasi
e. Tugas Pokok dan Fungsinya
f. Manajemen Posko
F. Petunjuk Belajar
2) Bagi Widyaiswara/Pengajar/Fasilitator
Modul ini dirancang untuk membantu peserta pelatihan
dalam proses belajar dari mulai merancang, menjelaskan,
mengorganisir, membimbing, mengerahkan, membantu,
sampai dengan mengevaluasi hasil belajar peserta Pelatihan.
Oleh sebab itu, peran sebagai Widyaiswara adalah:
A. Prinsip-Prinsip SKPDB
Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana adalah
satu kesatuan upaya terstruktur dalam satu komando yang
digunakan untuk mengintegrasikan kegiatan penanganan darurat
secara efektif dan efisien dalam mengendalikan
ancaman/penyebab bencana dan menanggulangi dampak pada
saat keadaan darurat bencana.
Penyelenggaraan penanganan darurat bencana
dilaksanakan berdasarkan prinsip:
“pengutamaan peran aktif pemerintah daerah kabupaten/kota;
dan pemerintah dan pemerintah daerah provinsi bertanggung
jawab melakukan pendampingan terhadap pemerintah daerah
kabupaten/kota.”
B. Proses Aktivasi
Sistem komando penanganan darurat untuk bencana alam
diaktivasi sesuai dengan status keadaan darurat bencana yang
ditetapkan yaitu status siaga darurat, status tanggap darurat,
dan status transisi darurat ke pemulihan. Dalam setiap
kejadian/peristiwa yang ditetapkan status keadaan darurat
bencananya maka hanya ada satu sistem komando penanganan
darurat bencana yang diaktivasi
a) Kondisi Dan Tantangan Saat Siaga Darurat Bencana
4. Berguna
Proses koordinasi harus menghasilkan produk,
proses, dan hasil yang berguna, meliputi sebuah
landasan bersama bagi pengambilan keputusan,
kesmpatan menggunakan sumber daya bersama,
sebuah tempat untuk pengakuan dan dukungan
pemberi dana, atau sebuah tempat yang nyaman
untuk berbagi rasa frustasi dan mencoba ide baru.
e) Pemetaan para pelaku/organisasi penanggulangan
bencana kedaruratan bencana dan peran tiap pelaku
1. Komandan Siaga Darurat Bencana
2. Komandan Tanggap Darurat Bencana
Komandan Tanggap Darurat Bencana adalah personil
dengan pangkat/jabatan senior peringkat pertama
dalam Komando Tanggap Darurat Bencana sesuai
tingkat dan kewenangannya.Komandan Tanggap
Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Kepala BNPB/BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota
sesuai dengan tingkat dan kewenangannya.
Tugasnya sebagai berikut:
a. Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat
Pengendalian Operasi (Pusdalops) menjadi Pos
Komando Tanggap Darurat BPBD
Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB, sesuai
dengan jenis, lokasi dan tingkatan bencana.
B. Pos Lapangan
Pos Lapangan Penanganan Darurat Bencana yang
selanjutnya disebut Pos Lapangan PDB adalah institusi
yang berfungsi secara langsung sebagai pelaksana
operasi penanganan darurat bencana baik di lokasi
bencana, sekitar lokasi bencana maupun lokasi
pengungsian.
C. Pos Pendukung
Pos Pendukung Penanganan Darurat Bencana yang
selanjutnya disebut Pos Pendukung PDB adalah
institusi yang berfungsi membantu kelancaran akses
masuk, keluar, dan mobilisasi/distribusi bantuan
penanganan darurat bencana dari luar wilayah
terdampak.
A. Pos Komando
KOMANDAN
WAKIL KOMANDAN
A. Pos Komando
Pos komando mempunyai tugas:
melakukan kajian pemenuhan kebutuhan
penanganan darurat bencana berdasarkan
hasil kaji cepat dan rencanakontinjensi;
melakukan kajian awal upaya/rencana
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi;
menyusun rencana kegiatan operasi
penanganan darurat bencana;
mengoordinasikan instansi/lembaga terkait;
mengendalikan pelaksanaan penanganan
darurat bencana;
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
penanganan darurat bencana;
melaksanakan manajemen informasi
pelaksanaan penanganan darurat bencana;
Posko PDB kabupaten/kota atau provinsi
melaporkan pelaksanaan operasi penanganan
darurat bencana kepada kepala BPBD
kabupaten/kota atau provinsi tembusan
instansi/lembaga terkait;dan
Posko Nasional PDB melaporkan pelaksanaan
operasi penanganan darurat bencana kepada
Kepala BNPB tembusan kementerian/lembaga
terkait.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di
dunia yang berada tepat pada pertemuan tiga lempeng utama
dunia yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik,
sehingga merupakan wilayah rawan bencana dan sewaktu-
waktu berpotensi terjadi bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami dan letusan gunung berapi. Indonesia adalah juga
negara dengan karakteristik bencana yang unik, dengan
memperhatikan lokasi geografis, kondisi geologis, perbedaan
kepadatan penduduk yang besar diantara bagian-bagian
daerahnya dan perbedaan kapasitas diantara kelompok-
kelompok masyarakatnya dalam menanggapi ancaman-
ancaman bencana.
Segera setelah bencana terjadi, perespon bencana
termasuk dari pemerintahan, Palang Merah, organisasi non-
pemerintah lokal, nasional dan internasional, universitas,
kelompok-kelompok keagamaan, partai-partai politik, badan
PBB, organisasi swasta dan organisasi sukarela lainnya akan
merespon dan memberikan bantuan. Situasi chaos seringkali
terlihat seolah-olah tidak ada organisasi yang bertanggung
jawab dan mengatur keseluruhan respon yang ada. Situasi
seperti ini telah lama disadari oleh Pemerintah Indonesia, dan
telah banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
situasi ketidakteraturan yang kerap terjadi terutama disaat
awal kejadian bencana.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini berjudul Koordinasi Multi Pihak pada
Penanganan Darurat Bencana yang isinya membahas
Konsep Koordinasi, Koordinasi Multi Pihak serta
Pendampingan terhadap Pihak Daerah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
memahami Koordinasi Multi Pihak pada Penanganan Darurat
Bencana
2. Indikator Hasil Belajar
Peserta diharapkan mampu menjelaskan:
a. Konsep Koordinasi
b. Koordinasi Multi Pihak
c. Pendampingan terhadap pihak daearah
2. Bagi Widyaiswara/Pengajar/Fasilitator
Modul ini dirancang untuk membantu peserta pelatihan
dalam proses belajar dari mulai merancang, menjelaskan,
mengorganisir, membimbing, mengerahkan, membantu,
sampai dengan mengevaluasi hasil belajar peserta
Pelatihan. Oleh sebab itu, peran sebagai Widyaiswara
adalah:
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan Modul ini,
sampai Widyaiswara memahami betul apa, untuk apa,
dan bagaimana mempelajari Modul ini.
b. Membantu peserta Pelatihan dalam proses belajar.
c. Membimbing peserta Pelatihan melalui tugas – tugas
pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
A. Konsep Koordinasi
Secara umum koordinasi diartikan sebagai sinkronisasi dan
integrasi kegiatan, tanggung jawab, dan struktur komando dan
kontrol untuk memastikan bahwa sumber daya organisasi
digunakan secara efisien dalam mengejar tujuan yang
ditentukan. Seiring dengan pengorganisasian, pemantauan, dan
pengendalian, koordinasi adalah salah satu fungsi utama
manajemen (1).
Dalam penanganan darurat bencana, maka koordinasi
akan berkaitan dengan kenyataan adanya berbagai organisasi
dan lembaga yang terlibat yang mendorong diperlukannya
pengaturan kerja bersama. Pengaturan kerja bersama melalui
koordinasi dilakukan agar tercipta efisiensi ekonomi, kualitas
layanan, pembelajaran organisasi, akses ke keterampilan baru,
difusi risiko, meningkatkan akuntabilitas publik, mengurangi
ketidakpastian dan menghindari konflik (2) dalam pemberian
bantuan penanganan bencana.
Dengan adanya berbagai lembaga dan organisasi yang
bekerja dalam penanganan darurat bencana, maka koordinasi
dapat dilihat pada tingkatan sebagai berikut:
- Tingkat strategis: Membahas prioritas penanganan
dengan sumber daya yang ada / tambahan, menetapkan
prinsip-prinsip penanganan, dll
C. Tantangan Koordinasi
Dalam penanganan darurat bencana Organisasi Komando
Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab untuk memastikan
koordinasi berjalan. Organisasi Komando Tanggap Darurat
merupakan organisasi satu komando, dengan mata rantai dan
garis komando serta tanggung jawab yang jelas.
Instansi/lembaga dapat dikoordinasikan dalam satu organisasi
berdasarkan satu kesatuan komando. Organisasi ini dapat
dibentuk di semua tingkatan wilayah bencana baik di tingkat
kabupaten/kota, provinsi maupun tingkat nasional.
Struktur organisasi komando tanggap darurat terdiri atas
Komandan yang dibantu oleh wakil komandan, staf komando dan
Pusdiklat BNPB Page 42
staf umum. Sesuai dengan jenis, kebutuhan dan kompleksitas
bencana dapat dibentuk unit organisasi dalam bentuk seksi-seksi
yang berada di bawah bidang dan dipimpin oleh Kepala Seksi
yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang.
Fungsi Komando Tanggap Darurat Bencana adalah
mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan
seluruh unsur dalam organisasi komando tanggap darurat untuk
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi,
penyelamatan serta pemulihan sarana dan prasarana dengan
segera pada saat kejadian bencana.
Pelaksanaan operasi tanggap darurat seringkali mengalami
hambatan, sehingga tanggap darurat tidak berjalan lancar.
Akibatnya bantuan mengalami penundaan dan keterlambatan,
pemberian bantuan tidak sesuai dengan kebutuhan, atau
pemberian bantuan tidak tepat sasaran, yang mengakibatkan
para korban mengalami peningkatan kerentanan.
Hambatan yang mungkin muncul, antara lain:
1. Kondisi sosial: ada sekat-sekat sosial dalam
berkoordinasi, yang menghambat partisipasi yang
inklusif dari semua pihak.
2. Penganggaran: Setidaknya ada dua tantangan terkait
penganggaran. Yang pertama adalah koordinasi yang
tidak dapat dilakukan dikarenakan tidak adanya
anggaran (misalnya untuk ruang pertemuan, biaya
transportasi, dan biaya camilan/makan). Yang kedua
adalah pengertian koordinasi itu sendiri yang direduksi
sehingga tujuan koordinasi adalah untuk mendapatkan
anggaran atau sumber daya. Hal ini sedikit melenceng
dari tujuan utama koordinasi yaitu untuk
mengharmoniskan sumber-daya yang dimiliki masing-
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja organisasi salah satunya sangat ditentukan oleh
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.
Manajemen sumber daya manusia yang terintegritas dan handal
dalam suatu organisasi diiharapkan mampu menghadapi
tantangan dan persaingan baik dari dalam lingkungan internal
maupun eksternal organisasi. Dalam menghadapi persaingan
tersebut, sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
Akan mampu menerangkan persaingan tersebut. Guna
memperoleh sumber daya manusia yang handal dan kompeten
Pemerintah telah mengesahkan Undang – Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dan mengamanatkan
kepada setiap Instansi Pemerintah untuk menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam
rencana anggaran tahunan instansi masing – masing. Dalam
melakukan pengembangan kompetensi ASN dapat dilakukan
melalui beberapa cara yaitu Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT)
maupun non Diklat.
Berkaitan dengan hal tersebut maka Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Penanggulangan Bencana memandang perlu
menyelenggarakan Diklat Koordinasi dan Kaji Cepat Bencana
(K2B). Salah satunya materinya adalah membuat laporan kaji
cepat bencana dengan baik dan benar. Agar materi laporan kaji
cepat bencana dengan baik dan benar dapat lebih terinternalisasi
maka diperlukan modul Penyusunan Laporan Kaji Cepat,
Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data dan
Pusdiklat BNPB Page 58
Pengkajian Bersama Kementerian/Lembaga dan Lembaga Non
Pemerintah.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pemahaman dan kompetensi Peserta dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya secara professional. Hal – hal yang dibahas
meliputi: Konsep Kaji Cepat, Pengumpulan Data, Pengolahan
dan Analisa Data serta dan Pengkajian Bersama
Kementerian/Lembaga dan Lembaga Non Pemerintah.
C. Tujuan Pembelajaran
1) Indikator hasil belajar
Setelah selesai membaca modul ini peserta diharapkan
mampu:
Memahami Pengkaji Cepat Bencana dengan baik,
termasuk dampak yang diakibatkan dari bencana dan
kebutuhan kemanusiaan yang ditimbulkannya.
2) Indikator Keberhasilan
Setelah membaca modul ini, peserta diharapkan dapat:
a. Menjelaskan konsep kaji cepat
b. Menjelaskan pengumpulan data
c. Menjelaskan pengolahan dan analisa data
d. Menjelaskan pengkajian bersama dengan K/L dan
Lembaga non-pemerintah.
D. Materi Pokok
Konsep Kaji Cepat Bencana
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisa Data
F. Petunjuk Belajar
Mata Diklat Teknis Penanggulangan Bencana penting
diberikan kepada peserta Diklat K2B untuk memberikan
pemahaman dan penjelasan terkait Laporan Kaji Cepat Bencana.
Sebelum materi ini diberikan, diharapkan peserta terlebih dahulu
membaca Peraturan Kepala BNPB Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Prosedur Tetap TRC, Peraturan Kepala BNPB Nomor 8 Tahun
2011 tentang Standarisasi Data dan Informasi, Pedoman
Pengkajian Cepat Awal, serta Pedoman Pengkajian Cepat
Situasi dan Kebutuhan.
B. Regulasi
Pengkajian Cepat di Indonesia telah mempunyai aturan
yang cukup mendetail, yang dapat dilihat dalaml Peraturan
Kepala BNPB Nomor 9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap
TRC, dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Standarisasi Data dan Informasi. Selain itu, BNPB juga telah
menerbitkan Pedoman Pengkajian Cepat Awal, serta Pedoman
Pengkajian Cepat Situasi dan Kebutuhan yang didasari
pengalaman darurat bencana di berbagai daerah di Indonesia.
C. Pelaksana
Pengkajian Cepat dilaksanakan oleh BNPB dan BPBD, K/L
dan OPD terkait serta Lembaga non-pemerintah yang
mempunyai mandat, tugas, fungsi ataupun panggilan untuk
menangani situasi darurat. BNPB dan BPBD telah menyiapkan
Tim Reaksi Cepat yang salah satu tugasnya adalah untuk
melakukan kaji cepat di wilayah yang terkena dampak bencana.
Ada faktor-faktor yang mendukung pelaksana pengkajian,
yaitu:
Kepemimpinan yang kuat.
Struktur koordinasi yang jelas.
Kesiapsiagaan
D. Tempat Pelaksanaan
Pengumpulan data kaji cepat dilakukan di wilayah yang
terkena dampak bencana, sedangkan tahapan berikutnya
(pengolahan, Analisa sampai dengan pelaporan) dapat dilakukan
di wilayah terdampak, ataupun diluar wilayah terdampak demi
alasan keselamatan atau kenyamanan. Data kaji cepat perlu
dipadukan dengan data sekunder dan alat Analisa berbasis
teknologi, yang dapat dilaksanakan di luar wilayah terdampak
bencana.
H. Sumber Informasi
Sumber informasi untuk pengumpulan data dan informasi
antara lain berasal dari :
Pusdiklat BNPB Page 81
• Literatur yang tersedia, catatan sejarah kejadian, data
sebelum bencana, sistem pengamatan;
• Hasil dari pengumpulan data - informasi;
• Pejabat setempat, ahli-ahli setempat, masyarakat
setempat;
• Rumah Sakit, Puskesmas, dan pos-pos kesehatan;
• Organisasi yang menangani kedaruratan bencana.
Berikut adalah salah satu cara mudah untuk mengecek
data yang dikumpulkan. Kita perlu memastikan bahwa data yang
kita kumpulkan memiliki tingkat kredibilitas dan keandalan yang
cukup tinggi. Jika tingkat kredibilitas dan keandalan rendah,
sebaiknya data tersebut dibuang saja dan tidak diolah untuk
menjadi informasi / laporan.
A. Pengertian Analisa
Analisa adalah proses sintesa dari semua informasi yang
dikumpulkan dari berbagai sumber. Analisa dilakukan agar
informasi tersebut dapat digunakan dalam kaji kerusakan dan kaji
kebutuhan, sehingga pemberian bantuan sesuai dengan
kebutuhan dan standar minimal pemenuhan hak korban
bencana.
B. Tahapan Analisa
Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan
dengan menggunakan format-format sesuai Perka BNPB Nomor
9 Tahun 2008 Tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat, maka
data tersebut diolah, dievaluasi, kemudian diinterpretasikan
melalui proses analisa agar data dan informasi tersebut akurat
sehingga pemberian bantuan sesuai dengan kebutuhan dan
standar minimal pemenuhan hak korban bencana.
Analisa Kaji Cepat sesuai dengan kebutuhan dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Pengolahan Data
2. Evaluasi Data
3. Interpretasi Data
D. Evaluasi Data
Di dalam melakukan evaluasi data, langkah-langkah yang
harus dilakukan sebagai berikut:
1. Cross-check dan membandingkan data tersebut dengan
berbagai sumber. Sebagai contoh secara internal
dilakukan dengan membandingkan antara ke 3 cara
pengkajian cepat. Sedangkan contoh secara eksternal
adalah dengan membandingkan data antara Tim Kaji
Cepat dengan organisasi terkait lainnya, termasuk
media.
2. Hindari melakukan “generalisasi” data yang
berhubungan dengan hanya satu lokasi, satu sektor,
ataupun satu bagian dari populasi.
3. Lakukan evaluasi data hasil pengumpulan tersebut
dengan baseline (data dasar). Kemungkinan ada kondisi
yang ditemui di saat situasi normal yang berlanjut di
kondisi darurat.
Pusdiklat BNPB Page 84
4. Selalu ingatkan kepada orang yang melakukan analisa
dan pengambil keputusan bahwa hasil kaji cepat
mungkin saja mengikutsertakan persoalan atau kondisi
yang memang sudah ada di lokasi tersebut sebelum
bencana terjadi, dan semakin diperparah oleh bencana
tersebut;
5. Cek kembali data-informasi yang kurang masuk akal;
6. Lakukan pengumpulan data-informasi dengan aktif,
dengan selalu mempertanyakan apabila tidak ada
informasi yang diterima, serta jangan berasumsi apabila
tidak ada laporan bukan berarti tidak ada persoalan;
7. Lakukan pembaruan informasi terus menerus sesuai
kebutuhan dan perubahan prioritas.
E. Interpretasi Data
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam
menginterpretasikan data adalah:
1. Data di-interpretasi kan dengan membandingkan
dengan indikator yang digunakan oleh pemerintah,
misalnya PERKA Nomor 7 tahun 2008 yang mengatur
tentang tatacara pemberian bantuan pemenuhan
Kebutuhan Dasar.
2. Lakukan cross check data dari sumber yang berbeda.
Informasi yang diterima mungkin saja memiliki
kesenjangan ataupun bias.
3. Hindari melakukan generalisasi data-informasi yang
hanya terkait pada satu lokasi, satu sektor, maupun satu
bagian dari populasi masyarakat.
4. Selalu lakukan triangulasi.
Setelah proses analisa, informasi tersebut harus disajikan
dalam sebuah laporan. Laporan tersebut harus berguna dan
dapat digunakan oleh management senior atau komandan untuk
Pusdiklat BNPB Page 85
mengambil keputusan terkait prioritas, tugas-tugas, rencana aksi,
koordinasi, dan pengaturan aksi di lapangan. Pembahasan
mengenai laporan lebih detail akan dibahas pada sesi
selanjutnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan suatu
lembaga yang dilakukan oleh tim Kaji Cepat atau Pemerintah
segera sesudah kejadian bencana. Tanggap daru- rat umumnya
berkisar dari menyediakan bantuan spesifik namun terbatas
seperti membantu evakuasi dan transportasi para pengungsi,
hunian darurat, makanan, dan perbaikan awal terhadap
infrastruktur yang rusak. Fokus tanggap darurat ada- lah
menangani dampak negatif dari kejadian bencana khususnya
memenuhi kebu- tuhan dasar orang-orang yang menjadi korban
hingga solusi yang lebih permanen dan menyeluruh dapat
diberikan pada tahap bantuan berikutnya.
Menangani dampak pada tanggap darurat salah satu yang
harus dilakukan tim kaji cepat adalah mengumpulkan data dan
informasi pada awal kejadian bencana kemudaian tim kaji cepat
menyusun laporan kaji cepat agar dapat digunakan oleh
komandan untuk mengambil keputusan terkait prioritas, tugas –
tugas dan pengaturan aksi di lapangan dan laporan kaji cepat
dapat memberikan data dan informasi yang akurat dan terkini.
B. Manfaat Modul
Diharapkan setelah pelatihan ini tim kaji cepat dapat
menjadi acuan dalam menyusun laporan dan menampilkan data
dan informasi hasil kaji cepat yang akurat dan terkini.
D. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan bahan
ajar ini, hingga memahami tujuan pembelajaran.
2. Membaca dengan cermat bagian demi bagian dan
temukan kata kata kunci dan kata – kata yang peserta
diklat anggap baru. Kemudian cari dan baca
pengertian kata – kata kunci dalam daftar Singkatan
Modul ini atau dalam kamus Bahasa Indonesia.
3. Mengerjakan tugas-tugas dalam modul baik individu
maupun kelompok dengan baik.
4. Bila ada kesulitan, diskusikan dengan teman peserta
diklat dan tidak segan bertanya kepada
widyaiswara/pelatih.
A. Laporan Awal
Laporan Kaji Cepat Awal, adalah laporan yang diharapkan
diterima dalam waktu secepat-cepatnyasetelah tiba di lokasi
bencana, kalau bisa dalam hitungan
Tujuan laporan awal:
1. Memberikan gambaran kasar tentang dampak dari
bencana (kerusakan dan kebutuhan).
2. Menjelaskan bagaimana masyarakat lokal berusaha
mengatasinya. (local coping mechanism)
3. Gambaran kasar tersebut sangat berguna dalam
mengidentifikasi rekomendasi terhadap Rencana Aksi
serta untuk pengerahan sumberdaya dan bantuan.
Laporan awal berisi data dan informasi mengenai
gambaran secara umum tentang bencana yang terjadi setelah
tiba di lokasi dan bertemu dengan pejabat daerah, kemudian
dilanjutkan dengan laporan tertulis secara formal.
Berikut format laporan dalam bentuk sms dan laporan awal
TRC BNBP yang tertuang dalam Peraturan Kepala BNBP Nomor
9 Tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat BNPB.
LAPORAN
Yth. Kepala BNPB. Laporan awal TRC BNPB tgl …....…… jam ......…. tugas ke
Prov./Kab./Kota …….. : Tim jml …org (…BNPB, …Depsos, ….Depkes, Dep PU, dst) tiba di
Kab/Kota ……. tgl ……jam …… selanjutnya menghadap Gub./Bupati/Walikota atau pejabat
yg berwenang, bencana …............… (jenis bencana) pd tgl …...... jam ...., lokasi …….,
penyebab bencana ………, korban (meninggal, Luka berat, luka ringan, hilang, pengungsi),
kerusakan (rmh, ktr, faskes/dik/ibadah/umum, jembatan, jalan, tanggul, sawah, lahan
pertanian, dll), upaya yg telah dilakukan : Tim membantu mengaktivasi Posko Satkorlak
PB/Satlak PB/ BPBD, Satkorlak PB/Satlak PB/BPBD melaks penyelamatan/evakuasi,
melaks yankes, pendirian dapur umum, pendistribusian permakanan, pengerahan tenaga
Aparat Pemda, TNI, Polri, SAR, Tagana, kegiatan lainnya, dampak bencana (bencana
susulan, kegiatan masyarakat, dll), kondisi Kamtibmas, kendala/hambatan, kebutuhan
mendesak, saran bantuan dari BNPB. (Ketua Tim, nama …................). CC. De-2 BNPB,
Atasan masing-masing anggota Tim, Satkorlak PB/Satlak PB/BPBD dan Posko BNPB.
Yth. Kepala BNPB. Laporan TRC BNPB tgl …....…… jam ......….tugas ke Prov/Kab/Kota
…….. : Tim jml …org, laporan perkembangan Bencana …… (jenis bencana), korban
(meninggal,luka berat, luka ringan, hilang, pengungsi), kerusakan (rmh, ktr,
faskes/dik/ibadah/umum, jembatan, jalan, tanggul, sawah, lahan pertanian, dll), upaya yg
telah dilakukan : SatkorlakPB/Satlak PB/BPBD Melaks penyelamatan/evakuasi, melaks
yankes, pendirian dapur umum, pendistribusian permakanan, pengerahan tenaga Aparat
Pemda,TNI, Polri, SAR, Tagana, kegiatan lainnya, dampak bencana (bencana susulan,
kegiatan masyarakat, dll), kondisi Kamtibmas, kendala/hambatan, kebutuhan mendesak,
saran bantuan dari BNPB. (Ketua Tim, nama ................….). CC. De-2 BNPB, Atasan
masing- masing anggota Tim, Satkorlak PB/Satlak PB/BPBD dan Posko BNPB
a. Tim Reaksi Cepat BNPB dengan jumlah …. orang terdiri dari .... orang dari BNPB,
…orang dari Depsos, …orang dari Depkes, …orang dari Dep PU, dan seterusnya telah
tiba di Kota ……. dengan keadaan selamat dan sehat.
b. Tim Reaksi Cepat BNPB telah menghadap pejabat SatkorlakPB/Satlak PB/ BPBD atau
pejabat yang ditunjuk.
2. Bencana
a. Kejadian
b. Kondisi Mutakhir
a. Korban
b. Pengungsi
c. Pemenuhan Kebutuhan Minimum
d. Kerusakan
1) Rumah
2) Sarana dan Prasarana Umum
3) Lahan/sawah/kebun/tanaman/ternak
(............................... )
a. Tim Reaksi Cepat BNPB terdiri dari ………… Sub Tim melaksanakan peninjauan lapangan
terhadap lokasi bencana di ……….., ……….., ……… dan ……….
2. Bencana
a. Kejadian
b. Kondisi Mutakhir
( ......................................... )
Format – 12
1. Dasar
2. Tujuan
3. Bencana
a. Kejadian
b. Kondisi Mutakhir
8) Pengerahan tenaga aparat Pemda, TNI, Polri, SAR, Tagana, relawan, masyarakat dll;
9) dan lain-lain.
d. Sumber daya yang tersedia di lokasi bencana.
e. Tabel Rincian Bantuan (dibutuhkan/diterima/disalurkan/persediaan/ kekurangan)
f. Kendala/hambatan
g. Kebutuhan mendesak sesuai urutan prioritas.
h. Rencana tindak lanjut Satkorlak PB/BPBD Provinsi/Satlak PB/BPBD Kabupaten/Kota
………………..,
tanggal – bulan – tahun
( ......................................... )
I. KEJADIAN BENCANA
1. Umum
a. Jenis : ……………………………………………………
b. Tanggal/Waktu : ……………………………………………………
c. Lokasi : ……………………………………………………
d. Keterangan : …………………………………………………….
………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………
………………………………………………………
2. Korban Jiwa
1.
2.
Dst TOTAL
*) MD = Meninggal Dunia
3. Kerusakan
a. Pemukiman
Rumah
No Lokasi JUMLAH (unit) Taksiran Kerugian
(Kec/Kel/Desa) (Rp)
Rusak Rusak
Ringan Berat
1.
2.
Dst.
total
1.
2.
Dst.
TOTAL
b. Fasilitas Pendidikan
c. Fasilitas Kesehatan
d. Fasilitas Ibadah
e. Fasilitas Sosial
f. Infrastruktur
g. Fasilitas Pemerintahan
h. Jaringan Listrik, Telekomunikasi, Air Bersih, Gas
i. Fasilitas Pelayanan Publik
j. Hutan, Lahan dan Tanaman Pertanian, Hewan Ternak
k. Sarana Prasarana Kelautan dan Perikanan
1.
2.
Dst.
total
1. Terhadap Korban:
Meninggal : .……………………………………………………………
Luka Berat : .……………………………………………………………
Luka Ringan : ..……………………………………………………………
Hilang : ..……………………………………………………………
Pengungsi : …..…………………………………………………………
2. Terhadap Kerusakan:
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
IV. KENDALA
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Catatan :
Pengisian form disesuaikan dengan perkembangan kemampuan Tim dan jenis/macam bencana di
lapangan
Format – 4
Hari/Tanggal/Jam : ………………………………………………………
1. Meninggal
2. Luka Berat
3. Luka Ringan
4. Hilang
5. Mengungsi
b. Tabel Rekapitulasi Sumber Daya
N Uraian Kebutuhan Keterangan
o
Tersedia Diperlukan Kekurangan
I. Pemerintah Daerah
1 SDM (Sumber Daya
. Manusia)
- Dokter umum
- Dokter Spesialis
- Perawat dll
2 Srana dan Prasarana
.
- Kendaraan jeep
- Kendaraan truk
- Dozer
- Beco dll
3 Dana
.
II. TNI
1 SDM (Sumber Daya
. Manusia)
- Dokter umum
- Kendaraan jeep
- Kendaraan truk
- Dozer
- Beco dll
3 Dana
.
III. POLRI
- Dokter umum
- Dokter Spesialis
- Perawat dll
- Kendaraan jeep
- Kendaraan truk
- Dozer
- Beco dll
3 Dana
.
IV. BASARNAS
- Dokter umum
- Perawat dll
- Kendaraan jeep
- Kendaraan truk
- Dozer
- Beco dll
3 Dana
.
dll
III. Peralatan
1. Tandu
2. Tenda
3. Veltbeth
4. Beco
5. Dauser
7. Skop
dll
1. Infus
2. Perban
3. Kapas
4. Betadine
5. Anti Biotika
- Tablet/kapsul
- Cair/ampul
6. Tandu
7. Bidak dll
Hari/Tanggal/Jam : ……………………………………………………………..
1. Kecamatan : ……………………………………………………………..
No Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan
1. Jumlah Pengungsi
2. Kabupaten/Kota : ……………………………………………………………..
No Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan
1. Jumlah Pengungsi
3. Provinsi : ………………………………………………………………..
No Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan
1. Jumlah Pengungsi
KEBUTUHAN MENDESAK
PENAMPUNGAN SEMENTARA
Hari/Tanggal/Jam : ……………………………………………………………
1. Kecamatan : ……………………………………………………………
No Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan
1. Jumlah Pengungsi
2. Kabupaten/Kota : ………………………………………………………………
No Uraian Kebutuhan Tersedia Kekurangan Keterangan
1. Jumlah Pengungsi
Format – 7
Hari/Tanggal/Jam : ……………………………………………………………
Lokasi (Kec/Kab/Kota/Prov) : ……………………………………………………………
2. Tepung Bubur
3. Botol Susu
4. Perlengkapan Bayi
5. Pampers
6. dll
1. Susu Bubuk
2. Tepung Bubur
4. MP Asi
5. dll
III. Ibu
Hamil/Menyusui
1. Susu Bubuk
2. Sarung
3. Pakaian/Daster
4. dll
IV. Lansia
2. Tongkat
3. Biskuit
4. Pampers
5. Makanan Suplemen
dll
V. Cacat
1. Susu Bubuk
2. Tongkat/peralatan
lainnya
3. Biskuit
4. Pampers
5. Makanan Suplemen
KEBUTUHAN MENDESAK
Hari/Tanggal/Jam : ………………………………………………………………
1. Kecamatan : ……………………………………………………………
A. Rangkuman
Laporan awal kaji cepat bencana berisi data dan informasi
mengenai gambaran secara umum tentang bencana yang terjadi
setelah tiba di lokasi dan bertemu dengan pejabat daerah,
kemudian dilanjutkan dengan laporan tertulis secara formal.
Tertuang dalam Peraturan Kepala BNBP Nomor 9 Tahun 2008
tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat BNPB.
Pengumpulan data dan informasi dalam kaji cepat secara
umum antara lain adalah:
1. Search and Rescue
2. Lokasi komunitas terkena dampak
3. Akses menuju lokasi bencana
4. Perbaikan infrastruktur penting dan fasilitas umum agar
dapat kembali berfungsi
5. Kebutuhan dasar
6. Kondisi kesehatan, keamanan, dan keselamatan;
7. Shelter
8. Perlindungan kelompok rentan
B. Latihan
1. Peserta menjelaskan laporan awal kaji cepat, laporan
tertentu dan laporan akhir penugasan kaji cepat
bencana!
2. Peserta menyusun laporan awal kaji cepat bencana!
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinerja organisasi salah satunya sangat ditentukan
oleh manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam
organisasi tersebut. Manajemen SDM yang berintegritas
dan handal dalam suatu organisasi diharapkan mampu
menghadapi tantangan dan persaingan, baik dari
lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Terkait
dengan persaingan, SDM yang mempunyai kompetensi
akan mampu menghadapi persaingan tadi.
Dalam upaya memperoleh SDM handal dan
kompeten, pemerintah telah mengesahkan Undang –
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), dan mengamanatkan kepada setiap
instansi pemeritah wajib menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam
rencana anggaran tahunan instansi masing – masing.
Dalam melakukan pengembangan kompetensi ASN dapat
dilakukan melalui beberapa cara yaitu Pendidikan dan
Pelatihan (diklat) maupun non Diklat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Penanggulangan Bencana, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) memandang perlu
menyelenggarakan Diklat Koordinasi dan Kaji Cepat
Bencana (K2B). Salah satu materi yaitu „Manajemen
B. Deskripsi Singkat
Modul diklat ini dimaksudkan sebagai panduan
bagi pengajar untuk menyampaikan materi Manajemen
Informasi sehingga peserta mampu untuk meningkatkan
pemahaman dan kompetensi dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi secara profesional. Hal – hal yang
dibahas meliputi konsep manajemen informasi, produk
informasi, teknologi komunikasi atau informasi pendukung
dan pemanfaatan platform komunikasi bersama.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Indikator hasil belajar
E. Materi Pokok
Manajemen informasi
Decimal Degrees
106.8703544° BT
6.6549315° LS
Sumber: UNOCHA
Fungsi Gambar dan Anotasi memungkinkan para pengguna untuk menambahkan berbagai fitur dan
anotasi/keterengan pada peta, dan termasuk fungsi pengukuran yaitu alat buffer, kalkulasi luas, dan
jarak.
Klik pada ikon Gambar pada palette Peralatan untuk mengakses peralatan Gambar & Anotasi.
Poligon Bebas
Pilih
Citra
Titik
Buffer
Kotak
Jarak
Garis
Poligon Daerah
E. Daftar Kontak
Daftar kontak merupakan daftar yang terdiri dari nama,
jabatan di dalam struktur organisasi posko, pos pendukung,
pos pendamping maupun pusdalops, jabatan dalam instansi,
nomor telepon, dan email. Daftar kontak juga menyajikan
informasi kontak pihak-pihak lain di luar struktur organisasi
A. Kesimpulan
Proses belajar yang efektif adalah proses pembelajaran
yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dalam pembelajaran. Proses tersebut adalah
menjalankan serangkaian komponen – komponen
pembelajaran dari mulai tujuan, materi, dan evaluasi.
Proses pembelajaran mata pelatihan Manajemen
Informasi adalah proses mengkondisikan dimana peserta
diklat Manajemen Informasi dapat memperoleh sejumlah
pengalaman dalam proses pembelajaran sebuah mata diklat.
Pengalaman belajar tersebut berhubungan dengan materi
yang akan disampaikan dan pada akhirnya dapat mendukung
penyelenggaraan tugas yang mendukung penyelenggaraan
manajemen informasi.
Modul mata diklat Manajemen Informasi berisi materi: 1)
Teknologi Komunikasi/Informasi Pendukung; 2) Konsep
Manajemen Informasi mencakup definisi, prinsip dan tahapan,
3) Produk Manajemen Informasi mencakup Laporan Situasi,
Infografik, Peta Tematik, Talking points/siaran pers dan daftar
kontak; serta 4) Pemanfaatan Platform Komunikasi Bersama.
Masing – masing telah diuraikan dalam setiap bab.
Kehadiran Modul ini diharapkan dapat dijadikan acuan
pengajaran bagi fasilitator dan praktisi penanggulangan
bencana dan agar setiap peserta diklat mampu memahami
tujuan pembelajaran dan memenuhi indikator keberhasilan
yang semestinya dicapai. Dalam konteks pemutakhiran modul
B. Tindak Lanjut
Terkait pembahasan peta tematik, elaborasi mengenai materi
diklat perlu dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi
terkait.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana yang terjadi di wilayah Indonesia silih
berganti, mulai dari hidrometeorologi hingga bencana
geologi. Berbagai bencana yang terjadi
membutuhkan upaya pencegahan, mitigasi dan
rehabilitasi serta rekonstruksi. Bencana banyak yang
menyebabkan korban dan kerusakan, mulai dari
korban meninggal, hilang, luka, menderita,
mengungsi, kerusakan rumah, fasilitas umum dan
kerusakan pada sektor lainnya. Bencana banjir,
tanah longsor, dan puting beliung meningkat saat
musim penghujan, sedangkan kebakaran hutan dan
lahan dan kekeringan meningkat saat musim
kemarau.
Bencana yang terjadi di berbagai wilayah
Indonesia membutuhkan penanganan yang serius
baik dalam masa darurat mapun sebelum dan
sesudah bencana. Bencana memiliki siklus
perulangan walaupun tidak dapat dipastikan kapan
akan terjadi kembali. Beberapa wilayah ada yang
mengalami bencana banjir setiap tahunnya. Hal ini
membutuhkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan dari
semua pemangku kepentingan yang tergabung
dalam penanggulangan bencana.
C. Manfaat Modul
Modul ini sebagai bahan bacaan peserta Diklat
Pusat Pengendalian Operasional Penanggulangan
Bencana (Pusdalops PB) yang memuat materi peta
tematik dan database. Setelah mempelajari modul,
diharapkan peserta lebih memahami bagaimana
mengelola database bencana dan peta tematik
kebencanaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Peserta dapat memahami peta tematik kebencanaan
dan database dalam Pusdalops PB dengan baik dan
benar.
E. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan
bahan ajar ini, hingga memahami tujuan
pembelajaran.
2. Membaca dengan cermat bagian demi bagian dan
temukan kata kata kunci dan kata–kata yang
peserta diklat anggap baru. Kemudian cari dan
baca pengertian kata–kata kunci dalam daftar
Singkatan Modul ini atau dalam kamus Bahasa
Indonesia.
3. Mengerjakan tugas-tugas dalam modul baik individu
maupun kelompok dengan baik.
B. Database Kebencanaan
Menangani bencana adalah sebuah pekerjaan
yang tidak mudah. Sering kali diperlukan koordinasi
berlapis-lapis dan komunikasi antara berbagai
organisasi bahkan berbagai negara untuk dapat
memberikan bantuan dengan efektif. Permasalahan
ini masih ditambah lagi dengan keadaan wilayah
yang rusak setelah tertimpa bencana alam, dan