Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

OTITIS EKSTERNA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh :
Aan Suhardiyani
2014901110001

Preseptor Akademik:
Linda, Ns., M. Kep

Preseptor Klinik:
Rina, AMK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN OTITIS EKSTERNA

Gejala klinis:
Otitis Eksterna adalah radang Nyeri, gangguan pendengaran,
telinga eksterna. (Kamus saku Otitis Eksterna rasa penuh pada telinga, gatal,
Kedokteran DORLAND. terdapat sekret yang bau, liang
2012) Otitis eksterna adalah Sirkumskripta Difus telinga tampak bengkak,
radang telinga akut maupun hiperemesis, adanya edema.
kronik yang disebabkan
bakteri. Sering kali timbul ½ liang telinga Penggunaan cotton bad Pemeriksaan diagnostik:
dengan penyebab lain seperti 1. Tes laboratorium,
jamur, alergi, atau virus. pemeriksaan kultur dan
(Kapita Selekta Kedokteran, Mengandung Serumen terdorong
adneksa kulit kedalam
sensitifitas antibiotik
2013). a. Jumlah leukosit
b. Laju endap darah
Invasi Penumpukan depan c. Kimia darah
stapilococus membrani timpani d. Kultur dan tes
Etiologi: sensitivitas dari lang
1. Bakteri penyebab terbanyak telinga
adalah Streptococcus Furunkel Air masuk ke telinga 2. Radiologi
aureus dan psedomonas (berenang) a. Technetium Tc 99
aeruginosa. metylene diphosphonate
2. Pseudomonas Menyumbat
liang telinga Peningkatan ph kulit
bone scan
aeruginosa merupakan patog b. Gallium citrate Ga 67
en penyebab yang lazim pada kanalis
scan
otitis eksterna maligna, Penurunan c. Indium In 111-labelled
meskipun sangat jarang pendengaran Media tumbuh bakteri leucocyte scan
juga dapat dijumpai S. d. CT scan dan MRI
aureus, Proteus
Gangguan
3. Pemeriksaan sinar X
dan Aspergillus Laserasi kulit mastoid
3. Predisposisi persepsi
pendengaran 4. Pemeriksaan otologis
a. Faktor endogen: keadaan 5. otoskopi
anemia, hipovitaminosis, Resiko Penyebaran
diabetes mellitus, atau Proses peradangan Infeksi
alergi, imunodefisiensi, (infeksi) Komplikasi
dan irigasi 1. Kondritis
telinga. Diabetik (90%) 2. Parotitis
anemia, hipovitaminosis, Pengeluara Menghasil
3. Penyempitan saluran
diabetes mellitus, atau n zat kan mediator telinga
alergi, imunodefisiensi, pirogen kimia 4. Otitis kronik
dan irigasi endogen (bradikinin, 5. Defisit pendengaran
telinga. Diabetik (90 %). serotinin, 6. Osteomielitis tulang
b. Faktor eksogen: trauma histamin)
Peningkatan se temporal dan basis
karena tindakan mengorek
telinga, suasana lembab poin di kranii
hipotalamus 7. Kelumpuhan syaraf
dan panas.
Nosiseptor fasial serta syaraf otak
(Sastrodininggrat, 2016)
Hipertermi
lain
Hipotalamus 8. Kematian.

Medula
oblongata

Korteks
serebri

Nyeri
Klasifikasi Otitis Ekterna: Diagnosa Keperawatan
Menurut MM. Carr secara klinik otitis 1. Hipertermi
eksterna terbagi: 2. Nyeri Akut b.d agen cedera biologis
1. Otitis eksterna akut 3. Gangguan persepsi sensori
a. Sirkumskipta 4. Resiko penyebaran infeksi
Terdapat pada 1/3 luar Meatus
Acusticus Eksternus (MAE) NOC:
mengandung adneksa kulit : folikel 1. Hipertermia 00007
rambut, kelenjar sebasea, kelenjar  Tujuan dan kriteria hasil
serumen. Pada tempat itu dapat Termogulasi (hal. 641)
terjadi furunkel. Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang dibuktikan oleh
b. Difus indikator gangguan dari 1-5 yang artinya dari sangat terganggu
Biasanya mengenai 2/3 sampai tidak terganggu sebagai berikut:
dalam Meatus Acusticus Eksternus - Berkeringat saat panas
(MAE). - Denyut nadi radial
2. Otitis eksterna kronik adalah otitis - Tingkat pernafasan
eksterna yang berlangsung lama dan - Melaporkan kenyamanan suhu
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang dibuktikan oleh
(sikatriks) dan liang telinga akan indikator gangguan dari 1-5 dari berat sampai tidak ada sebagai
menyempit. berikut:
3. Otomostosis: Infeksi jamur di liang - Peningkatan suhu kulit
telinga dipermudah oleh kelembaban - Hipertermia
yang tinggi di daerah tersebut. Yang - Dehidrasi.
tersering ialah jamur aspergilus. Kadang- NIC:
kadang ditemukan juga kandida albicans Perawatan demam, (hal, 359):
atau jamur lain. Gejalanya biasanya - Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang - Pantau komplikasi yang berhubungan dengan demam serta tanda dan
telinga tetapi sering pula tanpa gejala kondisi penyebab demam
keluhan. (Sosialisman dan Helmi, 2017). - monitor asupan dan keluaran, sedari perubahan kehilangan cairan
yang tak dirasakan
- Mandikan pasien dengan spons hangat dengan hati-hati
Penatalaksanaan: - Tingkatkan sirkulasi udara
1. Pemberian analgetik selama 48-92 jam
pertama - Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas
2. Pasien dilarang untuk berenang - Dorong konsumsi cairan
3. Tidak membasahi telinga sendiri - Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan
dengan kapas lidi - Berikan obat atau cairan IV
4. Pasien dapat mencegah infeksi dengan - Berikan oksigen yang sesuai
menggunakan preparat antiseptik
telinga sehabis berenang.
5. Otitis eksterna Sirkumskripta (Furunkel NOC:
atau bisul): Melakukan aspirasi steril Kontrol Nyeri (1605)
untuk mengeluarkan nanah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
Memberikan salep antibiotik misalnya melakukan tindakan mandiri untuk menghilangkan atau mengurangi
polymixin B dan bacitracin. nyeri dari indikator tidak pernah menunjukkan menjadi menunjukkan,
Memberikan asam asetat 2-5% dalam dengan kriteria:
alkohol 2%.
6. Otitis Eksterna Difus: (polimiksinB, - Mengenali kapan nyeri terjadi
neomisin, hidrokortison), coli Mysin - Menggunakan teknik non farmakologi
(kolistin, neomisin, hidrokortison), - Melaporkan nyeri terkontrol
pyocidin (polimiksin B, hidrokortison), NIC:
vasol HC (as. Asetat-nonakues 2%, Manajemen Nyeri (1400) (hal.180)
hidrokortison), dan chloromycetin 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
(kloramfenikol).
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
7. Otitis Ekterna Maligna:
aminoglikosida, penisilin sintetik, 3. Berikan informasi mengenai nyeri
generasi ketiga Cephalosporin dan 4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respons
quinolon, maka penggunaan antibiotik pasien terhadap ketidaknyamanan
merupakan pilihan utama pengobatan. 5. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
6. Motivasi pasien untuk istirahat atau tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri
7. Kolaborasi pemberian terapi analgetik
NOC: NOC:
Gangguan persepsi sensori pendengaran b.d liang telinga Risk Control : Infectious Process
terasa tertutup karena respon inflamasi atau peradangan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 10
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15
menit, tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil :
menit, gangguan persepsi sensori pendengaran teratasi
dengan kriteria hasil : 1. Mencari informasi tentang mengontrol infeksi
1. Pasien bisa mendengar dengan baik 2. Mengidentifikasi faktor risiko infeksi
2. Telinga bersih 3. Mengakui diri berisiko infeksi
3. Pantau gejala kerusakan pendengaran 4. Mengakui konsekuensi infeksi
4. Posisi tubuh untuk menguntungkan pendengaran 5. Mengakui kebiasaan yang berisiko infeksi
5. Menghilangkan gangguan 6. Mengidentifikasi risiko infeksi pada setiap aktivitas
6. Memperoleh alat bantu pendengaran
7. Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
7. Menggunakan layananan pendukung untuk
pendegaran yang lemah 8. Mengidentifikasi strategi untuk melindungi diri dari
NIC: hal lain yang infeksius
Communication Enhancement : Hearing Deficit 9. Menggunakan sumber informasi yang tepat
1. Bersihkan serumen dengan irigasi, suntion, spoeling 10. Menggunakan layanan kesehatan
atau instrumentasi Keterangan penilaian NOC
2. Kurangi kegaduhan lingkungan. 1 = Tidak pernah dilakukan
3. Ajari klien untuk menggunakan tanda non verbal
2 = Jarang dilakukan
dan bentuk komunikasi lainnya.
4. Kolaborasi dalam pemberian terapi obat 3 = Beberapa waktu dilakukan
5. Beritahu pasien bahwa suara akan terdengar 4 = Hampir dilakukan
berbeda dengan memakai alat bantu 5 = Selalu dilakukan
6. Jaga kebersihan alat bantu NIC:
7. Mendengar dengan penuh perhatian Infection Control
8. Menahan diri dari berteriak pada pasien yang 1. Beri Komunikasi Informasi Edukasi/ Health Education
mengalami gangguan komunikasi kepada pasien agar tidak boleh membersihkan atau tidak
9. Dapatkan perhatian pasien melalui sentuhan
boleh mengorek telinga terlalu sering dan hanya boleh
membersihkan telinga 1/3 bagian telinga luar
2. Ajarkan teknik aseptik pada pasien.
3. Cuci tangan sebelum memberi asuhan keperawatan ke
pasien
4. Kolaborasi pemberian obat pencegahan infeksi

Banjarbaru, 20 Februari 2021


Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Linda, Ns., M. Kep) (Rina, AMK)

Ners Muda

(Aan Suhardiyani)

Anda mungkin juga menyukai