Anda di halaman 1dari 19

PROSEDUR PENGGUNAAN

STETOSKOP

Dr. Dra. Ellis Susanti, M.M., M.Pd., M.Si., Apt


Pengertian STETOSKOP
• Stetoskop merupakan alat bantu pemeriksaan yang
umum digunakan oleh dokter. Alat ini berfungsi untuk
mendengarkan suara dari dalam tubuh, salah satunya
untuk mendengar suara detak jantung dan mendeteksi
kelainannya.

• Selain mendengar suara detak jantung, stetoskop juga


bisa digunakan untuk mendengarkan suara-suara lain
dari dalam tubuh, misalnya bunyi pernapasan atau bunyi
usus (bising usus). Jenis dan intensitas suara-suara ini
dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis
serta menilai kondisi pasien.
GAMBAR STETOSKOP
BAGIAN-BAGIAN STETOSKOP
Stetoskop memiliki beragam varian dalam segi material, dan bahkan kini
telah tersedia stetoskop digital. Meski begitu, bentuk alat medis ini secara
umum tetap sama. Stetoskop memiliki empat bagian utama yang perlu Anda
ketahui, yaitu:

1. Earpieces
Earpieces merupakan bagian dari stetoskop yang terpasang di telinga untuk
mendengar suara dari organ dalam. Umumnya earpieces terbuat dari bahan
karet yang lembut. Selain agar lebih nyaman dan tidak terasa sakit saat
dipakai di telinga, bahan karet juga dapat membantu meredam suara dari
luar.

2. Tubing
Tubing adalah bagian dari stetoskop yang berbentuk tabung tipis dan
panjang menyerupai selang, yang berfungsi untuk menyalurkan suara dari
diafragma atau bell menuju earpieces.
3. Diaphragm
 Diaphragm atau diafragma merupakan bagian berupa
membran tipis dan datar di ujung kepala stetoskop, yang
terbuat dari piringan plastik berbentuk lingkaran.
 Diafragma ini memiliki fungsi khusus untuk mendengarkan
bunyi atau suara berfrekuensi tinggi, seperti suara mengi di
paru-paru. Sebagian jenis stetoskop hanya memiliki diafragma,
sedangkan sebagian lainnya memiliki diafragma dan bell.

4. Bell
Bell adalah bagian terakhir dari stetoskop yang berbentuk
melingkar dan menempel di belakang diafragma. Ukurannya
lebih kecil dibandingkan diafragma. Bell berfungsi untuk
mendengarkan bunyi atau suara berfrekuensi rendah, seperti
bunyi jantung.
FUNGSI STETOSKOP
 Secara umum, stetoskop berfungsi untuk mendengarkan suara
detak jantung, agar dapat diketahui apakah jantung berdetak
dengan benar dan memiliki ritme yang normal atau tidak. Hasil
pemeriksaan ini bisa dijadikan patokan untuk menilai kondisi
kesehatan jantung.
 Selain mendengar suara detak jantung, stetoskop juga berfungsi
untuk mendengar suara paru-paru. Pemeriksaan paru-paru
dengan stetoskop dilakukan untuk menilai apakah bunyi napas
normal atau tidak.
 Dokter akan mencurigai adanya gangguan pernapasan bila
terdengar bunyi napas yang tidak normal, biasanya disertai
dengan bunyi napas tambahan, seperti ngorok atau stridor dan
mengi. Bunyi napas yang tidak normal juga dapat berupa
melemahnya bunyi napas, atau bahkan tidak terdengar sama
sekali.
 Stetoskop juga dapat digunakan untuk memeriksa area
perut. Biasanya pemeriksaan perut dengan stetoskop
dilakukan untuk mendengar suara atau bising usus.
Peningkatan atau penurunan bising usus dapat menjadi
indikator gangguan pencernaan.

 Stetoskop bukanlah sekadar objek yang melengkapi


penampilan dokter. Alat ini wajib dimiliki oleh dokter
karena sangat berguna untuk membantu dokter dalam
mendiagnosis penyakit pasien.
Memilih dan Menyetel Stetoskop
• Pilih stetoskop berkualitas bagus. Stetoskop berkualitas bagus
sangatlah penting. Semakin bagus kualitas stetoskop maka akan
semakin mudah mendengarkan bunyi tubuh pasien.
• Stetoskop selang tunggal (single tubed) lebih baik daripada stetoskop
selang ganda (double tubed).
• Selang-selang di stetoskop selang ganda dapat saling bergesekan.
Bunyi gesekan ini bisa menyulitkan saat mendengarkan bunyi jantung.
• Selang stetoskop yang tebal, pendek, dan relatif kaku adalah selang
terbaik, kecuali ingin memakai atau menggantungkan stetoskop di
leher. Jika begitu maka selang yang lebih panjanglah yang paling baik.
• Pastikan selang tidak bocor dengan mengetuk diafragma (sisi datar
pada logam berbentuk lingkaran) stetoskop.
• Saat mengetuknya, gunakan alat pendengar (earpiece) stetoskop untuk
mendengarkan suaranya. Jika tidak mendengar apa pun, mungkin
selang tersebut bocor.
• Sesuaikan alat pendengar stetoskop.
• Pastikan alat pendengar menghadap ke depan dan ukurannya
pas di telinga. Jika tidak, mungkin tidak dapat mendengar apa
pun dengan stetoskop tersebut.
• Pastikan alat pendengar menghadap ke depan. Jika
memakainya menghadap ke belakang, kita tidak akan bisa
mendengar bunyi apa pun.
• Pastikan alat pendengar memiliki bantalan yang ukurannya
pas dan dapat “mengunci” dengan baik di telinga untuk
menghindari suara-suara dari lingkungan sekitar. Jika
ukurannya tidak pas, biasanya bantalan tersebut dapat
dilepas.
• Pada beberapa jenis stetoskop, kita juga dapat memiringkan
atau menekuk gagang alat pendengar ke depan untuk
membuatnya pas di telinga.
• Periksa tekanan alat pendengar di stetoskop.
Dengan kata lain, pastikan posisinya cukup rapat di
kepala, tetapi tidak terlalu kencang. Jika terlalu
kencang atau terlalu longgar, sesuaikanlah
kembali.
• Jika alat pendengar terlalu longgar, mungkin tidak
dapat mendengar apa pun.
• Untuk mengencangkan tekanan, tekan atau
rapatkan gagang alat pendengar dengan lembut.
• Jika terlalu kencang, alat pendengar dapat
menyebabkan telinga sakit dan membuat si
pemakai merasa sangat tidak nyaman.
• Untuk mengurangi tekanan, regangkan gagang
dengan lembut
• Pilih chest piece atau gendang stetoskop yang
sesuai untuk stetoskop.
• Ada berbagai jenis chest piece untuk
stetoskop. Pilihlah yang paling sesuai dengan
kebutuhan.
• Chest piece tersedia dalam berbagai ukuran
untuk orang dewasa dan anak-anak.
PENGGUNAAN STETOSKOP
• Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan
stetoskop. Gunakan stetoskop di tempat yang tenang.
Carilah area tenang untuk memastikan si pemakai dapat
mendengarkan bunyi tubuh pasien dan tidak terganggu
dengan suara-suara atau hiruk-pikuk ruangan
• Atur posisi pasien. Untuk mendengarkan bunyi jantung
dan perut, posisikan pasien dalam keadaan telentang.
• Untuk mendengarkan bunyi paru-paru, posisikan pasien
dalam keadaan telungkup
• Bunyi jantung, paru-paru, dan perut bisa terdengar
berbeda tergantung dari posisi pasien: misalnya duduk,
berdiri, berbaring ke kiri/kanan, dan sebagainya
• Tentukan untuk menggunakan diafragma atau bel
(sungkup).
• Diafragma atau sisi datar pada gendang stetoskop lebih
baik digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada
tinggi.
• Bell atau sisi cekung pada gendang stetoskop lebih baik
digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada rendah.
• Jika menginginkan stetoskop yang menyalurkan kualitas
suara yang baik, mungkin perlu mempertimbangkan
stetoskop elektronik.
• Stetoskop elektronik dapat mengeraskan suara sehingga
Anda lebih mudah dalam mendengarkan bunyi jantung
dan paru-paru.
• Penggunaan stetoskop elektronik mungkin membantu
memudahkan untuk mendengarkan bunyi jantung dan
paru-paru, tetapi harganya pun mahal
• Mintalah pasien untuk mengenakan baju pasien
atau melepas baju yang dipakainya agar kulitnya
tidak tertutupi.
• Gunakan stetoskop langsung pada kulit untuk
menghindari terdengarnya bunyi berdesir dari
kain baju.
• Jika pasien adalah pria yang memiliki banyak
bulu dada, tekan stetoskop dengan cukup kuat
untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesir.
• Untuk membuat pasien lebih nyaman,
hangatkan stetoskop dengan menggosokkannya
ke lengan baju atau pertimbangkan untuk
membeli alat penghangat stetoskop.
Mendengarkan Jantung
• Letakkan diafragma di atas area jantung pasien. Posisikan
diafragma di bagian kiri atas dada di antara rusuk ke-4 dan ke-
6, sedikit di bawah puting susu. Tahan stetoskop di antara jari
telunjuk dan jari tengah, berikan sedikit tekanan sehingga kita
tidak mendengar bunyi gesekan jari-jari Anda sendiri.
• Dengarkan bunyi jantung selama satu menit. Minta pasien
untuk relaks dan bernapas dengan normal. Kita akan
mendengarkan bunyi normal jantung manusia yang bunyinya
seperti “lub-dub”.
• Bunyi ini juga disebut bunyi sistolik dan diastolik. Sistolik
adalah bunyi “lub” dan diastolik adalah bunyi “dub”.Bunyi
“lub” atau sistolik terdengar saat katup mitral dan trikuspid
jantung menutup. Bunyi “dub” atau diastolik terdengar saat
katup aorta dan pulmonal menutup.
• Hitung detak jantung yang terdengar dalam semenit. Detak
jantung normal orang dewasa dalam kondisi istirahat (tidak
beraktivitas berat) adalah antara 60-100 per menitnya.
• Untuk atlet profesional, detak jantung normalnya dalam
kondisi istirahat dapat berkisar antara 40-60 per menit.
• Ada beberapa klasifikasi nilai batasan detak jantung untuk
pasien di bawah 10 tahun yang dapat dipertimbangkan.
Nilai-nilai batasan tersebut di antaranya:
- Bayi baru lahir sampai usia satu bulan: 70-190 detak per
menit.
- Bayi 1-11 bulan: 80-160 per menit.
- Anak 1-2 tahun: 80-130 per menit.
- Anak 3-4 tahun: 80-120 per menit.
- Anak 5-6 tahun: 75-115 per menit.
- Anak 7-9 tahun: 70-110 per menit.
• Dengarkan adanya bunyi jantung abnormal.
• Saat menghitung jumlah detak jantung, kita juga harus
memperhatikan jika ada bunyi abnormal. Bunyi yang
tidak terdengar seperti “lub-dub” dapat dikategorikan
sebagai bunyi abnormal.
• Jika kita mendengar bunyi abnormal ini, pasien
mungkin perlu mendapatkan pemeriksaan dokter lebih
lanjut.
• Jika kita mendengar bunyi berdesis atau bunyi yang
terdengar seperti “lub...shhh...dub”, pasien mungkin
memiliki “murmur”jantung.
• Murmur jantung adalah aliran darah yang sangat cepat
saat melewati katup jantung. Banyak orang yang
mengalami apa yang disebut dengan murmur inosen
(disebut juga dengan murmur fisiologis atau
fungsional) yang tidak berbahaya
• Walaupun begitu, beberapa kondisi mur-mur jantung
memang benar mengindikasikan adanya masalah di
katup jantung. Oleh karena itu, a harus menganjurkan
pasien untuk mengunjungi dokter jika Anda
mendeteksi adanya murmur jantung.
• Jika mendengar bunyi jantung ketiga yang menyerupai
getaran frekuensi rendah, pasien mungkin mengalami
kerusakan bilik jantung (ventricular defect). Bunyi
jantung ketiga ini disebut “S3” atau “ventricular
gallop”. Anjurkan pasien untuk menemui dokter jika
adanya bunyi jantung ketiga ini.
• Cobalah mendengarkan contoh bunyi jantung normal
dan tidak normal untuk membantu dalam
menentukan normal/tidaknya bunyi yang dengar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai