Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Politik Dalam Pelayanan Kebidanan


Dan Medical Model Dalam Pelayanan Obstetrik

Nama Dosen : Yasinta Dewi Kristianti, S.SiT.,M.Kes


Di Susun oleh :
Sarah Safina Irawati (1052201004)
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN
TAHUN AJARAN
2021

Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta
alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu tanpa kurang suatu apa pun. tak lupa pula penulis haturkan shalawat
serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafa’atnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. penulisan makalah
berjudul “Pengenalan Pada Politik Dalam Pelayanan Kebidanan &
Medical Model Dalam Pelayanan Obstetrik” bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah profesionalisme dalam kebidanan selama proses
penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak. oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Yasinta Dewi Kristianti, S.SiT.,M.Kes
2.Orang tua yang telah memberikan dukungan
3. Teman - teman seangkatan program studi s1 kebidanan dan
profesi Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. besar harapan penulis agar pembaca
berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. wassalamualaikum wr.wb

Bekasi, 15 Maret 2021

Penulis
Sarah Safina Irawati

Daftar Isi

Table of Contents
Daftar Isi..................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................................4

I.2 Perumusan Masalah......................................................................................6


I.3 Tujuan Penulisan............................................................................................6

BAB II 7

PEMBAHASAN......................................................................................................7

2.1 Pengertian Politik.......................................................................................7

2.2 Pengertian Kesehatan.................................................................................8

2.3 Pengertian Politik Kesehatan......................................................................8

2.4 Hubungan politik dan kesehatan................................................................9

2.5 Masalah Politik Dan Kesehatan..................................................................9

2.6 Pengaruh Hubungan Politik Terhadap Kesehatan....................................10

2.7 Contoh pengaruh politik terhadap kesehatan...........................................12

2.8 Pengertian Model Asuhan Kebidanan......................................................12

3.2 Pengertian Pelayanan Kebidanan.............................................................15

3.3 Pengertian Obstetrik.................................................................................16

BAB III

PENUTUP.............................................................................................................17

3.4 KESIMPULAN.......................................................................................17

3.3 SARAN......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah bagian dari politik oleh karena


pelayanan kesehatan merupakan pelayanan publik yang
seyogianya tidak hanya dijadikan sebagai kendaraan politik
para calon atau kandidat kepala daerah. (Bambra et all, 2005).
Sebuah studi yang dilakukan Navarro et all pada tahun 2006
meneguhkan korelasi antara ideologi politik suatu
pemerintahan terhadap derajat kesehatan masyarakatnya,
melalui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintahan
tersebut. Konsep kesehatan yang dianut pemerintah kita saat
ini, berbuah pembangunan kesehatan yang berbentuk
pelayanan kesehatan individu, ketimbang layanan kesehatan
komunitas yang lebih luas, program-program karitas yang
bersifat reaktif seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) atau pengobatan gratis dan Jampersal.
Dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 bagian
Pembukaan butir b (menimbang); disebutkan bahwa setiap
kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan
dan daya saing bangsa bagi pembangunan. Hal ini
menunjukkan pentingnya pembangunan kesehatan dalam
bentuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat untuk
mempersiapkan manusia Indonesia yang berkualitas dan
berdaya saing .
Indikator peningkatan derajat kesehatan antara lain
adalah meningkatnya usia harapan hidup, menurunnya angka
kematian ibu, angka kematian bayi dan balita, serta angka
kesakitan (morbiditas). Boleh jadi indikator ini terus
menampakkan grafik membaik. Transparansi tidak hanya
menyangkut masalah keuangan, namun transparansi dalam
informasi atas pelayanan publik
Sebagai contoh, data mengenai jumlah penderita gizi
buruk, jumlah penduduk miskin, rasio jumlah penduduk
dengan jumlah sarana kesehatan dan prosedur pelayanan dasar
maupun rujukan hendaknya diberikan pada publik secara
transparan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tidak bisa tidak, negara
harus berperan aktif. Mengutip Release Media Indonesia
tentang Politik dan kesejahteraan rakyat , Politik kesehatan
adalah kebijakan negara di bidang kesehatan. Yakni kebijakan
publik yang didasari oleh hak yang paling fundamental, yaitu
sehat merupakan hak warga negara.Untuk mewujudkan hak
rakyat itu, jelas diperlukan keputusan politik yang juga sehat,
yang diambil oleh pemerintahan yang juga sehat secara politik.
Dengan kata lain, politik kesehatan ditentukan oleh sehat
tidaknya politik negara. Hanya pemerintahan dan DPR yang
sakit-sakitan yang senang dan membiarkan rakyatnya juga
sakit-sakitan. Karena sehat merupakan hak rakyat, dan negara
pun tak ingin rakyatnya sakit-sakitan, diambillah keputusan
politik yang juga sehat. Yaitu, anggaran untuk kesehatan
rakyat mendapatkan porsi yang besar, sangat besar, karena
negara tidak ingin rakyatnya sakit-sakitan.
I.2 Perumusan Masalah

1. Seberapa Penting Ilmu Politik ?


2. Manfaat ilmu politik bagi tenaga kesehatan ?
3. Apa Pengertian Model Asuhan Kebidanan?
4. Apa Saja Komponen dan Macam dalam Model Asuhan
Kebidanan?
5. Bagaimana Medical Model dalam Asuhan Kebidanan?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Pengertian Dari Ilmu


Politik
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Manfaat Ilmu Politik
Bagi Tenaga Kesehatan
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Pengertian Model
Asuhan Kebidanan
4. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Komponen dan Macam
dalam Model Asuhan Kebidanan
5. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Tentang Bagaimana Medical
Model Dalam Asuhan Kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik

Perkataan politik berasal dari bahasa Yunani yaitu


Polistaia, Polis berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri
sendiri/berdiri sendiri (negara), sedangkan taia berarti urusan.
Dari segi kepentingan penggunaan, kata politik mempunyai arti
yang berbeda-beda. Untuk lebih memberikan pengertian arti
politik disampaikan beberapa arti politik dari segi
kepentingan penggunaan, yaitu :
1. Dalam arti kepentingan umum (politics)

Politik dalam arti kepentingan umum atau segala


usaha untuk kepentingan umum, baik yang berada
dibawah kekuasaan negara di Pusat maupun di Daerah,
lazim disebut Politik (Politics) yang artinya adalah
suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara
dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu atau suatu keadaan yang kita kehendaki
disertai dengan jalan, cara dan alat yang akan kita
gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan
2. Dalam arti kebijaksanaan (Policy)

Politik adalah penggunaan pertimbangan-


pertimbangan tertentu yang yang dianggap lebih
menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-
cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki.
2.2 Pengertian Kesehatan

Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam


semua aspek. Ini juga merupakan tingkat fungsional dan atau
efisiensi metabolisme organisme, sering secara implisit manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendefinisikan kesehatan
didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan"

Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan


sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Secara
keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial, yang, bersama-sama sering
disebut sebagai "Segitiga Kesehatan"

2.3 Pengertian Politik Kesehatan

Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk


memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat dalam satu
wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut dalam
sebuah wilayah atau negara. Untuk meraih tujuan tersebut
diperlukan kekuasaan. Kekuasaan tersebut kelak digunakan untuk
mendapat kewenangan yang diperlukan untuk mencapai cita-cita
dan tujuan. Oleh karena itu derajat kesehatan masyarakat yang
diidamkan adalah merupakan sebuah tujuan yang di inginkan
seluruh rakyat banyak, maka derajat kesehatan hendaknya
diperjuangkan melalui sistem dan mekanisme politik.

2.4 Hubungan politik dan kesehatan

Politik kesehatan adalah kebijakan negara di bidang


kesehatan. Yakni kebijakan publik yang didasari oleh hak yang
paling fundamental, yaitu sehat merupakan hak warga negara.
Sehingga dalam pengambilan keputusan politik khususnya
kesehatan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat sebaliknya
politik juga dipengaruhi oleh kesehatan dimana jika derajat
kesehatan masyarakat meningkat maka akan berpengaruh pada
kesejahteraan masyarakat

2.5 Masalah Politik Dan Kesehatan

Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan


masyarakat dalam bidang kesehatan. Masalah politik dalam
kesehatan adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan
dalam upaya pembangunan di bidang kesehatan. Saat ini, apa
yang dipikirkan oleh ahli kesehatan masyarakat sangat berbeda
dengan apa yang dipikirkan oleh para pemimpin politik dalam
melihat pembangunan.

Para ahli kesehatan masyarakat selalu memandang


kesehatan adalah utama dan satu satunya cara dalam mencapai
kesejahteraan, kesehatan ibu dan anak adalah prioritas,
ketimpangan kaya dan miskin adalah sumber masalah kesehatan.
kebijakan dan politik kesehatan harus berbasis bukti dan
pendekatan pencegahan penyakit adalah yang utama. Sayangnya
para pemimpin politik, tidak memandang sama dalam melihat
persoalan pembangunan kesehatan, keputusan-keputusan politik
lebih didasari kepada hasil survey popularitas dan prioritas
pembangunan lebih kepada yang terlihat cepat di mata konstituen.
perbedaan masalah ini berakar dari para ahli kesehatan
masyarakat yang enggan untuk memahami masalah politik
pembangunan, terutama pembangunan dalam bidang kesehatan.
Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa masalah kesehatan adalah
masalah politik
2.6 Pengaruh Hubungan Politik Terhadap Kesehatan

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik (politics)


adalah bermacam- macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan
dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan
keputusan (decision making) mengenai apakah yang menjadi
tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi terhadap
beberapa alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-
tujuan yang telah dipilih. Sedangkan untuk melaksanakan tujuan-
tujuan itu perlu ditentukan kebijakan-kebijakan umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian
(distribution) atau alokasi (allocation) dari sumber-sumber
(resources) yang ada.

Untuk bisa berperan aktif melaksanakan kebijakan-


kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan (power) dan kewenangan
(authority) yang akan digunakan baik untuk membina kerjasama
maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul
dalam proses itu. Cara-cara yang digunakan dapat bersifat
meyakinkan (persuasive) dan jika perlu bersifat paksaan
(coercion). Tanpa unsur paksaan, kebijakan itu hanya merupakan
perumusan keinginan (statement of intent) belaka.

Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering


melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial,
maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik
selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public
goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik
menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik
dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu).

Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk


memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat dalam satu
wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut dalam
sebuah wilayah atau negara untuk menciptakan masyarakat dan
lingkungan sehat secara keseluruhan. Untuk meraih tujuan
tersebut diperlukan kekuasaan. Dengan kekuasaan yang dimiliki,
maka akan melahirkan kebijakan yang pro rakyat untuk menjamin
derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Kebijakan pemerintah
dapat terwujud dalam dua bentuk :

1. Peraturan pemerintah dalam bidang kesehatan


meliputi undang-undang, peraturan presiden,
keputusan menteri, peraturan daerah, baik tingkat
provinsi maupun kabupaten kota, dan peraturan
lainnya.

2. Kebijakan pemerintah dalam bentuk program adalah


segala aktifitas pemerintah baik yang terencana
maupun yang insidentil dan semuanya bermuara pada
peningkatan kesehatan masyarakat, menjaga
lingkungan dan masyarakat agar tetap sehat dan
sejahtera, baik fisik, jiwa, maupun sosial.

Oleh karena itu, untuk menciptakan kesehatan masyarakat


yang prima maka dibutuhkan berbagai peraturan yang menjadi
pedoman bagi petugas kesehatan dan masyarakat luas, sehingga
suasana dan lingkungan sehat selalu tercipta. Di samping itu
pemerintah harus membuat program yang dapat menjadi stimulus
bagi anggota masyarakat untuk menciptakan lingkungan dan
masyarakat sehat, baik jasmani, rohanio, rohani, sosial serta
memampukan masyarakat hidup produktif secara sosial ekonomi.

Kebijakan kesehatan yang juga berhubungan dengan


peningkatan kesejahteraan penduduk adalah dengan menambah
personel kesehatan baik yang terlibat dalam upaya preventif
maupun dalam tindakan kuratif. Tujuan kebijakan ini agar
pelayanan kesehatan tidak hanya dinikmati oleh golongan
tertentu, namun juga bisa dinikmati oleh semua lapisan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan ini.

2.7 Contoh pengaruh politik terhadap kesehatan

1. Anggaran kesehatan

Karena sehat merupakan hak rakyat dan negara pun tak


ingin rakyatnya sakit-sakitan, diambillah keputusan politik
yang juga sehat. Yaitu, anggaran untuk kesehatan rakyat
mendapatkan porsi yang sangat besar, karena negara tidak
ingin rakyatnya sakit-sakitan. Pemerintah bersama DPR.
Membebani impor alat-alat kedokteran dengan pajak yang
sama untuk impor mobil mewah, juga keputusan politik.

2.8 Pengertian Model Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan


yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan
(filosofi asuhan kebidanan) Meliputi unsur-unur yang terdapat
dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan, dan
pelayanan kesehatan).

2.9 Komponen dan Macam dalam Model Asuhan


Kebidanan

Suatu model intinya adalah suatu analogi mewakili suatu


ide secara simbolik. Sebagai suatu bentuk pedoman atau acuan
untuk memberikan asuhan kebidanan. Praktik kebidanan banyak
dipengaruhi oleh teori dan model. Pada bagian ini akan diuraikan
beberapa model yang berpengaruh dalam praktik kebidanan.
Model kebidanan dibagi menjadi 5 komponen, yaitu:
a) Memonitor Kesejahteraan Ibu
b) Mempersiapkan Ibu Dengan Memberikan
Pendidikan Dan Konseling
c) Intervensi Teknologi Seminimal Mungkin.
d) Mengidentifikasi Dan Memberi Bantuan Obstetric
e) Lakukan Rujukan

3.1 Medical Model dalam Asuhan Kebidanan

Medical model/model medikal adalah salah satu model


yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam memahami
proses sehat dans sakit dalam arti kesehatan. Model ini lebih
banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus
pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan. Yang
tercakup dalam medical model/model medikal adalah:
a. Berorientasi pada penyakit.
b. Menganggap bahwa akal atau pikiran dan badan
terpisah.
c. Manusia menguasai alam.
d. Yang tidak biasa menjadi menarik.
e. Informasi yang terbatas pada klien.
f. Pasien berperan pasif.
g. Dokter yang menentukan.
h. Tingginya teknologi menaikkan prestise
i. Prioritas kesehatan individu darpada kesehatan
komunitas.
j. Penyakit dan kesehatan adalah berdominan pada
dokter.
k. Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan
bioengineering.
Medical model/model medikal ini kurang cocok untuk
praktik kebidanan karena terlalu berorientasi pada penyakit dan
tidak memberikan kesempatan klien untuk menentukan nasibnya
sendiri. Walaupun demikian kenyataannya masih banyak yang
terpengaruh pada medical model/model medikal ini.

Berikut ini akan diberikan gambaran bagaimana


perbedaan pandangan mengenai kehamilan sesuai model
medical/medical model :
1. Normal dalam perspektif
2. Kasus tidak biasa menjadi menarik
3. Dokter bertanggung jawab
4. Informasi terbatas
5. Outcome yang diharapkan
6. Ibu dan bayi hidup dan sehat

Medical model/model medikal merupakan fondasi dari


praktek-praktek kebidanan yang sudah meresap dimasyarakat
meliputi: proses penyakit, pemberian tindakan, dan komplikasi
dari penyakit/tindakan konsekuensi, jika medical model
digunakan dalam praktik kebidanan:

MEDICAL MODEL MODEL KEBIDANAN

Orientasi Pada Manusia Sehat


Orientasi Pada Penyakit X Filosofi Mengikuto Proses
Asuhan Kebidanan. Alamiah.
Manusia ( Bidan) Sebagai Kontrol HOLISTIC APPORACH (Bio-
Terhadap Alam Psiko Sosio Cultrul Spirit
( Mempercepat Proses
Seharusnya Dapat Berjalan
Secara Alamiah

Memahami Individu Dari Bio Dan


Body Mekaniknya Saja Orientasi Sehat
Bidan Berorintasi Pada
Pengobatan Penyakit
Manusia Dipisahkan Dari
Lingkungan Dimana
Keehatan Individu Lebih
Diprioritaskan Dari Pada
Kesehatan Masyaraakat. Keduanya Saling Mempengaruhi
Adanya Spesialis Asuhan Asuhan
Mengutamakan High
Tecnologi. Komprehensif Meminimalis In
Dokter Sebagai Kontrol Peran Tervensi. Pasien Sebagai
Psien Pasif Informasi Objek Mencakup
Terbatas Terhadap Pasien Lingkungan Kondisi
Focus Pada Kondisi Pasien. Fisiologis.

3.2 Pengertian Pelayanan Kebidanan

Suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan secara mandiri, kolaborasi, dan/atau rujukan.

3.3 Pengertian Obstetrik

Kata “obstetri” atau “obstetrix” dalam bahasa Latin


rupanya ada hubungannya dengan kata “obstare”, yang berarti
berdiri di sampingnya (maksudnya adalah mendampingi), dalam
hal ini di samping wanita yang sedang bersalin. Pendapat lain
mengatakan bahwa kata aslinya adalah “adstetrix” yang berarti
membantu seseorang yang sedang bersalin. Menurut Kamus
Kebidanan oleh Denise Tiran,

Obstetri adalah cabang ilmu kedokteran yang


berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Ilmu
Obstetri atau yang lebih awam dikenal dengan Ilmu Kebidanan
adalah bagian dari ilmu kedokteran yang khusus mempelajari
segala persoalan yang bersangkutan dengan kelahiran bayi.
Dengan demikian dapat dikatan bahwa yang menjadi objek ilmu
ini adalah kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi yang baru
dilahirkan.

BAB III
PENUTUP

3.4 KESIMPULAN

Politik dalam arti kepentingan umum adalah suatu


rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan, cara dan alat yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau suatu
keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara dan alat
yang akan kita gunakan untuk mencapai tujuan yang kita
inginkan. Politik memiliki pengaruh begitu besar terhadap
kebijakan dan pengembangan di bidang kesehatan.

Politik Kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk


memperjuangkan derajat kesehatan masyarakat dalam satu
wilayah melalui sebuah sistem ketatanegaraan yang dianut dalam
sebuah wilayah atau negara .

Politik kesehatan atau kebijakan kesehatan memang


akhirnya ditentukan oleh keputusan politik. Kalau kehidupan
politik di suatu Daerah tidak sehat, jangan harap kesehatan
masyarakat di daerah itu akan diurus dengan sehat pula. Politik
yang sakit akan membiarkan rakyatnya sakit. Kemiskinan
ternyata ikut memperkeruh persoalan kesehatan.

Asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/acuan


yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi
yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) Meliputi
unsur-unur yang terdapat dalam paradigma kesehatan
(manusia-perilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan).

Medical model/model medikal adalah salah satu


model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami proses sehat dans sakit dalam arti kesehatan. Model
ini lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan
lebih berfokus pada proses penyakit dan mengobati
ketidaksempurnaa

3.3 SARAN
Semoga dari makalah yang telah kelompok kami buat,
dapat bermanfaat dan bisa di aplikasikan pada masyarakat
nanti. Juga dapat menjadi bahan referensiuntuk tugas
berikutnya dan juga untuk mahasiswa lain yang
membutuhkan informasi mengenai materi profesionalisme
kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Tutiwahyuni98.Blogspot/2016/02/Model-dalam-asuhan-kebidanan.Html?
M=1

Aminullah, S, 2000, Peranan Legislator Dalam Upaya Meningkatkan


Pembiayaan Kesehatan Di Indonesia
Aminullah, S,2005, Peranan Anggota Muda IAKMI Dalam Mendorong
Lahirnya VISI BARU KESEHATAN INDONESIA Untuk
Mempercepat Pembangunan Kesehatan Masyarakat

Aminullah, S,2005, Komitmen Politik Oleh ”Aktor-aktor” Politik Guna


Mewujudukan Indonesia Sehat 2010

Nama : Sarah Safina Irawati

Nim : 1052201004

RANGKUMAN JURNAL

Rangkuman Berdasarkan Jurnal Dari :


Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 42-46

THE IMPORTANCE OF HEALTH POLITICS

Sukri Palutturi1 1Staf Pengajar FKM Unhas dan Peneliti pada Center
for Environment and Population Health, Griffith University, Australia

1. Makna Politik dan Kesehatan

Beberapa pakar mendefinisikan politik dalam perspektif berbeda


berdasarkan ideologi politik (Heywood, 2000; Marsh & Stoker,
2002), yaitu:

a. Politik sebagai pemerintahan. Politik adalah berhubungan dengan


seni pemerintahan dan aktivitas sebuah negara. Ini berhubungan
dengan Behavioralists dan Institutionalist ilmu politik.

b. Politik sebagai kehidupan publik. Politik adalah berhubungan


dengan masalah urusan masyarakat. Cara pandang politik ini
berhubungan dengan teori pilihan rasional (Rational Choice
Theory).

c. Politik sebagai resolusi konflik. Politik adalah berhubungan dengan


ungkapan dan resolusi konflik melalui kompromi, konsiliasi,
negosiasi, dan strategi lainnya. Ini berhubungan dengan para ahli
hubungan internasional (International Relations Theorists).

d. Politik sebagai kekuasaan. Politik adalah proses melalui outcome


yang ingin dihasilkan, dicapai dalam produksi, distribusi dan
penggunaan sumber daya yang terbatas dalam semua area
eksistensi sosial. Cara pandang ini berhubungan dengan ilmu
politik Feminist dan Marxist (Feminist and Marxist political
science

2. Sifat Politik Kesehatan


Kesehatan termasuk aspek kehidupan manusia lainnya merupakan
sebuah isu politik dalam banyak hal (Bambra, et al., 2005):

a. Kesehatan adalah politik karena, sama seperti sumber daya yang


lain atau komoditas di bawah sistem ekonomi neoliberalisme,
beberapa kelompok sosial mempunyai lebih dari yang lainnya.

b. Kesehatan adalah politik karena determinan sosialnya (social


determinants) adalah mudah diterima dalam intervensi politik dan
oleh karena bergantung pada tindakan politik (biasanya).

c. Kesehatan adalah politik karena hak terhadap standar kehidupan


yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan harus menjadi
aspek kewarganegaraan dan hak asasi manusia.

3. Ketidaksetaraan Kesehatan

Banyak bukti menunjukkan bahwa determinan kesehatan paling kuat


dalam kehidupan modern kependudukan ini adalah faktor sosial,
budaya dan ekonomi (Acheson, 1998; Doyal & Pennell, 1979).

Faktor-faktor ini datang dari berbagai sumber dan diakui oleh


pemerintah dan badan-badan internasional (Acheson, 1998). Akan
tetapi ketidaksetaraan kesehatan ini terus berlanjut dalam sebuah
negara misalnya perbedaan kelas sosial ekonomi, gender dan
kelompok etnik diantara mereka. Masih terjadi ketimpangan masalah
kemakmuran, kesejahteraan dan sumber daya (Donkn, Goldblatt, &
Lynch, 2002).

4. Determinan Kesehatan

Penyebab dan faktor predisposisi terhadap sehat-sakit semakin


dipahami dengan baik (Bambra, et al., 2005). Meskipun demikian
banyak kasus menunjukkan bahwa faktor lingkungan sama
pentingnya dengan faktor sosial dan ekonomi dalam mempengaruhi
kesehatan (Marmot & Wilkinson, 2001).

Faktor-faktor seperti perumahan, pendapatan dan pengangguran dan


isu lainnya banyak didominasi oleh masalah politik yang menjadi
determinan kesehatan dan kesejahteraan. Demikian pula banyak
determinan kesehatan dan ketidaksetaraan terhadap kesehatan
bergantung dan berada di luar dari sektor kesehatan (Acheson, 1998;
Palutturi, Rutherford, Davey, & Chu, 2013).

Karena masalah seperti ini berada di luar dari kewenangan sektor


kesehatan (Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan dan badanbadan
pemerintah yang relevan dengan kesehatan), maka penyelesaiannya
membutuhkan kebijakan non sektor kesehatan untuk mendukung dan
menanggulangi masalah tersebut (Acheson, 1998; Whitehead,
Diderichsen, & Burstrom, 2000).

5. Citizenship

Terdapat tiga hak warga negara yaitu hak sipil, politik dan sosial .
Tuntutan terhadap hak-hak sipil misalnya hak dalam beragama,
mengeluarkan pendapat dan melakukan kontrak atau perjanjian
muncul sekitar abad 18. Hak politik termasuk hak untuk dipilih atau
menjadi wakil terhadap lembaga pemerintah dan lembaga perwakilan
misalnya anggota dewan muncul sekitar abad 19 sementara isue
kesehatan dan pendidikan gratis juga termasuk hak-hak ekonomi
mulai banyak diperdebatkan pada abad 20.

Kesehatan atau hak terhadap standar hidup yang layak termasuk hak
kewarganegaraan sosial yang sangat penting . Hakhak
kewarganegaraan ini diperoleh sebagai hasil dari perjuangan sosial
dan politik selama industrialisasi barat dan pengembangan
kapitalisme. Karena itu isu kesehatan gratis termasuk isu yang
berkaitan dengaan Jaminan Kesehatan Nasional sebetulnya telah
menjadi perdebatan puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu.
Sejarah perkembangan kewarganegaraan yang dimodifikasi dari
Marshall dalam Bamra, et al.

Rangkuman Berdasarkan Jurnal Dari :

KEBIJAKAN ALTERNATIF POLITIK KESEHATAN NASIONAL


Prof. Dr. Ir. Budi Santoso., M.Sc., APU.

1. Kebijakan Alternatif Kesehatan

Kebijakan-kebijakan yang ada tidak saling terkait sehingga tidak


saling memperkuat. Perlu adanya koordinasi yang baik, karena yang
sering menjadi masalah utama adalah lemahnya koordinasi. Hal ini
karena tidak disadari bahwa koordinasi hanya bisa dilakukan kalau
sejak awal ada keterkaitan ‘koordinat’. Ambillah kebijakan kesehatan
nasional sebagai koordinat utama, maka kebijakan politik kesehatan
nasional yang menetapkan pola hidup termasuk pola makan yang
benar sebagai koordinat pokok seterusnya dijabarkan melalui grand
design nasional sebagai beriku:

a. Bagaimana kebijakan investasi nasional yang tidak saja ditujukan


kepada peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatkan
pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga harus
terintegrasi dengan kebijakan industri, ristek, pendidikan
pemasaran dan tata ruang. Keterintegrasian kebijakan ini perlu
tertuang baik dalam perundangan maupun kebijakan
pelaksanaannya

b. Bagaimana mengembangkan rumah-rumah sehat yang memberikan


acuan program sehat untuk meningkatkan kebugaran jasmani
ruhani. Kalau Rumah Sakit selalu didukung oleh Fakultas
Kedokteran, maka Rumah Sehat didukung oleh Fakultas
Kesehatan. Ilmu kesehatan ini dikembangkan untuk cegah dini/
mengantisipasi jangan sampai orang sakit, sehingga beaya
perawatan menjadi lebih murah, hidup bahagia mencegah
berkembangnya penyakit masyarakat. Olah raga nasional akan
berkembang tidak saja dalam pembinaan teknis olah raga tetapi
harus dibarengi pembinaan stamina lahir batin yang lebih banyak
dapat dikembangkan dalam rumah sehat maupun fakultas
kesehatan.

c. Dalam kaitan dengan kebijakan ini, seorang Presiden sebagai


kepala Negara perlu memiliki visi dan berjiwa, bersemangat
sebagai negarawan. Dalam pidato kenegaraan setiap tahunnya di
depan DPR selama ini lebih memberat pada pidato presiden
sebagai kepala pemerintahan, bukan pidato kenegaraan presiden
sebagai kepala negara. Sebagai kepala Negara ia harus mampu
merepresentasikan dirinya mewakili seluruh lembaga Negara,
seluruh rakyat Indonesia dan seluruh bangsa bukan dalam arti detil
teknisnya, tetapi dalam hal permasalahan yang lebih filosofis lebih
hulu . Are we doing the right things? Bukan sekedar menjawab, are
we doing things rightly!. Yang terakhir dapat diserahkan pada para
menteri terkait, diberikan forum tersendiri. Dan ini harus berlaku
juga bagi lembaga tinggi Negara yang lainnya dalam rangka
keterbukaan memberikan kanal komunikasi antar lembaga dan
rakyat. Salah satu contoh forum komunikasi yang telah berjalan
adalah lawyer club.

d. Kebijakan aternatif politik kesehatan nasional sangat erat terkait


dengan kebijakan industrialisasi dan investment dan seluruh
kebijakan derivatnya. Dengan pola ini akan terjadi rumusan yang
sederhana sebagai acuan Bappenas dalam merumuskan program
pembangunan nasional, sehingga dapat dihindari ketidak tahuan
sasaran apa yang dicapai Dalam banyak hal rencana progam
pembangunan nasional merumuskan sasaran dalam bentuk
rumusan ‘ peningkatan ini dan itu’, yang memberikan kesan
kekurang pahaman merumuskan sasaran yang lebih realistik.
Dengan rumusan kalimat ini, memang memudahkan laporan
pertanggung jawaban seperti laporan dalam bentuk kalimat“ telah
tercapai peningkatan ini dan itu’, namun belum menjamin sasaran
riil yang seharusnya dicapai.

Rangkuman Berdasarkan Jurnal Dari :

Available online at: http://ejournal.unpas.ac.id/index.php/litigasi

Litigasi, Vol. 18(1), 2017,


DOI:http://dx.doi.org/10.23969/litigasi.v18i1.285

Politik Hukum di bidang kesehatan adalah kebijakan dasar yang menentukan arah
hukum yang akan dibentuk di bidang kesehatan, dengan berdasar atau
berlandaskan pada tujuan negara sebagaimana digariskan dalam Alinea IV
Pembukaan Undang –Undang Dasar (UUD) 1945 serta kesehatan sebagai hak
asasi dan adanya jaminan pelayanan kesehatan sebagaimana digariskan dalam
ketentuan UUD 1945.

Adapun makna dari kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Oleh karena itu setiap hal
yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara,
dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga
merupakan investasi bagi pembangunan negara.

Pengaruh politik dalam pembentukan hukum (dalam hal ini diartikan


undang-undang) dapat dilihat dari tiga sisi yang berangkat dari
asumsi(Mahfud MD, 2009b) ;

1. Hukum adalah produk politik didasarkan pada das seindengan


mengkonsepkan hukum sebagai undang-undang. Hukum adalah
produk politik sebab hukum merupakan kristalisasi, formulisasi atau
legalisasi dari kehendak-kehendak politik yang saling bersaingan baik
melalui kompromi politik maupun melalui dominasi oleh kekuatan politik
yang besar.

2. Politik merupakan produk hukum didasarkan das sollenbahwa hukum


tidak diartikan sebagai undang-undang saja, akan tetapi hukum dapat
diartikan sebagai peraturan perundang-undangan yang mencakup undang-
undang, dan juga dapat diartikan sebagai putusan peradilan.

3. Interdeterminasi antara hukum dan politik maksudnya bahwa hukum


dan politik saling mempengaruhi, tidak ada yang unggul. Menurut
Mochtar Kusumaatmadja, politik dan hukum itu interdetermian, karena
politik tanpa hukum itu zalim sedangkan hukum tanpa politik itu lumpuh.

Rangkuman Berdasarkan Jurnal Dari :

KOTAK HITAM SISTEM PENETAPAN KEBIJAKAN DAN


FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA
BLACK BOX OF POLICY-MAKING SYSTEM AND ITS
INFLUENCING FACTORS
Dumilah Ayuningtyas
Departemen Administrasi dan kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok

Kebijakan Kesehatan dan Sistem Politik yang Berlaku di Suatu Negara


Contoh menarik dalam pernyataan di atas antara lain adalah amat berbedanya
status kesehatan masyarakat di perkotaan dengan pedesaan. Selatan yang
menganut politik Apharteid dapat menjadi bukti penjelas. Pelayanan
kesehatan merupakan alat yang digunakan pemerintah untuk menjalankan
politik Apertheid. Dalam masa tersebut tidak setiap rakyat mendapatkan
akses yang sama dalam pelayanan kesehatan. Dampaknya terlihat pada situasi
kesehatan yang berbeda di antara kedua golongan tersebut. Pada tahun 1985,
angka kematian bayi warga kulit hitamnya 61 per1000 orang sementara angka
kematian warga kulit putih adalah 9.3 per 1000 orang. Ketidakmerataan dan
ketidakadilan distribusi sarana dan tenaga kesehatan di kota besar dan desa
terpencil, antara negara maju dan terbelakang, sementara justru amat merata
gambaran status kesehatan di Kuba yang menganut paham komunisme adalah
ilustrasi tentang politik kebijakan kesehatan. Dari perbandingan kasus di atas,
Walt3 menyimpulkan bahwa kebijakan kesehatan dan pada gilirannya status
kesehatan dari sebuah negara merupakan cerminan dari sistem politik yang
ada pada negara tersebut.

Penetapan Kebijakan Kesehatan Sebagai Sistem (Model Easton)

Ada serangkaian komponen, proses, alokasi sumber daya, aktor dan


kekuasaan yang berperan di penetapan kebijakan sebagai sebuah sistem.
Tak satu pun proses pembentukan kebijakan dapat menghindar dari upaya
individual atau upaya kelompok tertentu yang berusaha mempengaruhi para
pengambil keputusan agar suatu kebijakan dapat lebih menguntungkan
pihaknya. Black Box of Policy Making. Penetapan kebijakan tidak selalu
merupakan hasil dari proses sendiri. Kebijakan yang dihasilkan merupakan
produk dari serangkaian interaksi yang dilakukan oleh aktor kunci dalam
setiap detil proses pembuatan kebijakan tersebut. Untuk mengubah tuntutan
tersebut menjadi sebuah kebijakan, suatu sistem harus mampu mengatur
penyelesaian-penyelesaian pertentangan atau konflik dan memberlakukan
penyelesaianpenyelesaian. maka suatu

sistem akan melindungi dirinya melalui tiga hal, yaitu:


1) menghasilkan output yang secara layak memuaskan,
2)menyandarkan diri pada ikatan-ikatan yang berakar dalam sistem itu
sendiri, dan
3) menggunakan atau mengancam dengan
menggunakan kekuatan (otoritas).

Rangkuman Berdasarkan Jurnal Dari :

Anda mungkin juga menyukai