Anda di halaman 1dari 9

Paket soal 6, Pengetahuan dan Pemahaman Umum

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-4

Kepemilikan yang diusahakan, diperoleh, dan dihasilkan sendiri! Apakah kalian


berbicara tentang kepemilikan borjuis kecil, kepemilikan tani kecil, kepemilikan yang
mendahului kepemilikan borjuis? Kita tidak perlu menghapusnya, perkembangan industri
yang telah menghapusnya dan sedang menghapusnya setiap hari. Ataukah kalian berbicara
tentang kepemilikan perseorangan borjuis modern?

Akan tetapi adakah kerja upahan, kerja proletariat, menciptakan kepemilikan bagi
dirinya? Sama sekali tidak. Mereka menciptakan kapital, yaitu kepemilikan yang menghisap
kerja upahan, yang hanya dapat bertambah besar dengan syarat bahwa ia menghasilkan kerja
upahan baru untuk menghisap kembali kerja upahan. Kepemilikan, dalam bentuknya yang
sekarang, bergerak dalam pertentangan antara kapital dengan kerja upahan. Marilah kita
tinjau kedua segi dari pertentangan ini.

Menjadi kapitalis tidak berarti hanya mempunyai kedudukan perseorangan semata,


tetapi juga suatu kedudukan sosial dalam produksi. Kapital adalah hasil bersama, dan hanya
dapat digerakkan oleh kegiatan bersama dari banyak anggota, malahan pada akhirnya hanya
dapat digerakkan oleh kegiatan bersama dari semua anggota masyarakat. Karena itu kapital
bukanlah kekuatan perseorangan, ia adalah kekuatan sosial. Jadi jika kapital itu diubah
menjadi milik bersama, milik semua anggota masyarakat, maka bukanlah milik pribadi
berubah menjadi milik masyarakat. Hanyalah watak kemasyarakatan dari kepemilikan yang
berubah. Ia kehilangan kelasnya.

Harga rata-rata dari kerja-upahan adalah upah minimum, yaitu jumlah semua bahan-
bahan kebutuhan hidup yang diperlukan supaya seorang buruh dapat tetap hidup sebagai
buruh. Oleh karena itu, apa yang diperoleh buruh upahan melalui kerjanya, hanyalah cukup
untuk menghasilkan kembali nyawanya. Kita sekali-kali tidak akan menghapuskan pemilikan
pribadi atas hasil-hasil kerja untuk menghasilkan kembali nyawa yang langsung, pemilikan
yang tidak menyisakan kelebihan yang dapat memberikan kekuasaan atas kerja orang lain.
Kita hanya akan menghapus watak celaka dari pemilikan, di mana buruh hanya hidup untuk
memperbesar kapital, dan hanya hidup selama kepentingan kelas yang berkuasa memerlukan.

Referensi:

Marx, Karl & Engels, Friedrich (Ed.). (2015). Karl Marx – Friedrich Engels: Manifesto
Partai Komunis (hal. 46-47). Bandung: Ultimus.

1. Pengertian dari kata capital pada paragraph ke-2 teks ersebut adalah…

A. kaum bermodal
B. modal
C. kebebasan berproduksi
D. masyarakat golongan menengah ke atas
E. besar
ANSWER: B
2. Berikut ini adalah dampak buruk dari system kapitalis berdasarkan teks tersebut,
kecuali…

A. adanya perbedaan kelas antara kaum proletar dan kaum borjuis


B. watak kemasyarakatan seorang borjuis yang merasa tinggi karena kepemilikan
kekuasaan
C. seorang buruh hanya akan menjadi buruh, tidak lebih
D. membuat kaum borjuis memiliki kesombongan yang tinggi
E. membuat yang kaa semakin kaya dan yang miskin semakin miskin
ANSWER: D

3. Sesuai dengan keadaan yang terjadi pada teks tersebut, yang menjadi korban adalah
kaum…

A. Borjuis
B. Komunis
C. Kapitalis
D. Proletary
E. Feodal
ANSWER: D

4. Simpulan yang paling tepat unutk teks tersebut adalah…

A. Impian dari kaum komunis mungkin terjadi jka perusahaan semakin besar dan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
B. Jika kuam borjuis mau berbaur dengan kaum proletar, mereka akan kehilangkan
harta kekayaannya dan sama sepeerti kaum proletar.
C. Kaum buruh akan cepat sejahtera dank aa jika mereka bekerja keras dan mau
berusaha semaksimal mungkin sehingga bisa menyenangkan hati tuannya atau
kaum bosjuis.
D. Tujuan kaum komunis bersifat imajinatif dalam keadaan sekarang.
E. Jika menerapkan system komunis sesuai dengan teks tersebut, yang akan muncul
hanyalah malapetaka dan konflik.
ANSWER: D

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 5-8

Dalam sejarah perkembangannya, terlihat bahwa bangsa Indonesia mempunyai


kemampuan menyiasati kontak dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini dapat
dibuktikan dengan berbagai tinggalan sejarah berupa benda dan tak benda yang masih lestari
sampai sekarang. Pada tinggalan-tinggalan berupa benda, tampak bahwa ciri-ciri arsitektural
berbagai bangunan kuno dengan berbagai interior dan ragam hiasnya selalu berpadu dengan
unsur-unsur local (Dowling, 1992). Unsur-unsur asing itu selalu berpadu dengan local genius
dan menghasilkan sesuatu yang khas Indonesia.

Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek moyang
bangsa Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan
India dan Cina yang terjadi pada abad ke-6 sampai ke-15. Pada waktu itu, kebudayaan
Indonesia tidak semata-mata berperan sebagai recipient culture ‘budaya penerima’ yang pasif
dan hanya pasrah terhadap pengaruh kebudayaan asing. Akan tetapi, kebudayaan Indonesia
aktif dan selektif menerima unsur-unsur yang berasal dari luar. Unsur-unsur kehidupan asing
hanya merupakan sebuah lapisan tipis di luar.

Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa satra, religi,
dan ritus. Dalam religi dan ritus misalnya, terdapat perpaduan unsur-unsur yang berasal dari
luar dengan kepercayaan setempat. Unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu
yang menjadi kekhasan agama Hinduu di Indonesia. Fenomena yang sama juga terjadi pada
agama Islam yang memberi warna pada Islam Nusantara (Zoetmulder; 1990; Ras. 2014).

Referensi:
Soedibyo. (2015). Filologi: Sejarah, Metode, dan Paradigma (hal. 1-2). Yogyakarta: Jurusan
Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM.

5. Nilai sosial yang terdapat pada teks tersebut adalah….

A. Terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan India dan
Cina yang terjadi pada abad ke-6 sampai ke-15
B. Unsur-unsur asing itu selalu berpadu dengan local genius dan menghasilkan
sesuatu yang khas Indonesia
C. Unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan
agama hindu di Indonesia.
D. Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek
moyang bangsa Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa
asing.
E. Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra,
religi, dan ritus.
ANSWER: D

6. Ide pokok teks tersebut adalah…

A. Hasil kontak budaya


B. Recipient culture
C. Kearifan local masyarakat Indonesia
D. Akulturasi
E. Kontak dengan budaya asing
ANSWER: C

7. Penyataan yang jawabannya tidak terdapat dalam teks tersebut adalah…

A. Bagaimana masyarakat Indonesia merespon budaya asing yang masuk?


B. Kapan budaya asing masuk ke Indonesia?
C. Apa yang menyebabkan bangsa Indonesia dapat menerima budaya asing dengan
mudah?
D. Apa peninggalan yang paling berarti bagi bangsa Indonesia?
E. Mengapa Indonesia bisa menjadi bangsa yang memiliki banyak kebudayaan?
ANSWER: D
8. Simpulan yang paling tepat sesuai dengan teks tersebut adalah…

A. Karena sikap masyarakat Indonesia sebagai recipient, maka masuarakat Indonesia


memiliki kebudayaan yang beragam.
B. Unsur Islam sangat mendominasi kebudayaan yang ada di Indonesia bahkan
sampai sekarang.
C. Jika masyarakat pada masa itu adalah masyarakat intoleran yang menolak
mentah-mentah kebudayaan asing, jumlah kebudayaan di Indonesia hanya sedikit.
D. Masyarakat pada zaman itu lebih cerdas dalam hal local genius daripada
masyarakat pada masa sekarang.
E. Indonesia merupakan tempat berkumpulnya kebudayaan dari setiap negara di
dunia yang kebudayannya memiliki kebudayaan yang masing-masing dominan.
ANSWER: D

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 9-12!

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana.


Karena dunia bukanlah hitam dan putih. Setiap tindakan mempunyai motif-motif yang
bersumber pada pandangan hidup seseorang. Di dalam masyarakat, kita melihat ada dua
sistem penilaian yang secara teoritis berbeda 180 derajat. Pertama, adalah mereka yang
mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap
tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Jika salah, kita tidak
boleh melakukannya. Korupsi salah dan karena itu harus ditumpas di mana saja.

Tetapi ada kelompok lain yang tidak memakai sistem nilai ini. Mereka
mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka sadar akan salah dan benar secara teoritis,
tetapi mereka mempergunakan pertimbangan-pertimbangan realistis. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka
bertindak sesuatu pada saat sekarang. Mereka bersedia melakukan kompromi-kompromi,
karena mereka tahu bahwa hasil-hasil yang mungkin dicapai lebih besar di masa depan.

Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat. Secara teoritis pandangan ini
bertentangan. Tetapi batasnya juga amat kabur. Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa
setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional. Seorang pastor hendaknya lebih
banyak menggunakan sistem nilai-nilai absolut (walaupun tidak memutlakan). Tetapi seorang
perwira lapangan baiknya lebih banyak mempergunakan pertimbangan nilai-nilai relatif. Saya
tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah operasi militer kalau komandannya
bertindak sebagai pendeta yang maha adil.

Referensi:
Soe, Hok Gie (Eds.). (2018). Soe Hok Gie: Zaman Peralihan (hal. 60-62). Yogyakarta:
Basabasi.

9. Kalimat utama paragraf ke-3 teks tersebut adalah ....

A. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah operasi militer kalau
komandannya bertindak sebagai pendeta yang maha adil.
B. Seorang pastor hendaknya lebih banyak menggunakan sistem nilai-nilai absolut
(walaupun tidak memutlakan).
C. Secara teoritis pandangan ini bertentangan
D. Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap situasi dan jabatan harus
dinilai secara proporsional.
E. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat.
ANSWER: E

10. Kelemahan pada teks tersebut terdapat pada ....

A. tidak ada penjelasan mengenai apa yang benar dan yang salah
B. antarparagraf tidak padu
C. tidak ada penjelasan mengapa sudut pandang yang dipaparkan masih kurang
bagus
D. isi dari teks tersebut tidak sesuai dengan keadaan sekarang.
E. banyaknya kalimat yang kurang tepat.
ANSWER: E

11. Tujuan penulis dalam menulis teks tersebut adalah ....


A. Mengajak pembaca berpikir tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi
masalah.
B. Memberitahu betapa susahnya menilai sikap seseorang.
C. Menginformasikan tentang penilaian dalam masyarakat yang harus diterapkan.
D. Menjelaskan adanya dua penilaian berbeda yang harus diterapkan sesuai kondisi.
E. Menginformasikan tentang cara terbaik dalam bertindak.
ANSWER: D

12. Rangkuman yang tepat sesuai dengan teks tersebut adalah ....

A. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana


karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang
mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Untuk orang-orang ini penilaian dari
setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”.
Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut.
Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di
masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai
ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai
secara proporsional.
B. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana
karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang
mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari
setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”.
Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka
lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa
depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini
diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional.
C. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sulit karena
ada dua sistem penilaian yang relatif berbeda dan dapat kita gunakan dalam
menentukan pilihan. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem
nilainilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan
atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang
mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih mementingkan
kemungkinankemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka
bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam
masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
D. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana
karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang
mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Mereka lebih mementingkan
kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka
bertindak sesuatu pada saat sekarang. Tetapi ada kelompok lain yang
mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Untuk orang-orang ini penilaian dari
setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”.
Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan
jabatan harus dinilai secara proporsional.
E. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana
karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang
mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari
setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”.
Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka
lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa
depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini
diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional dan subjektif.
ANSWER: B

Problems 13-16 are based on the following passage.

In recent years, snails have gone from garden dweller and French appetizer to
practically a worldwide skin-care ingredient: Their mucin (the slime they trail in their wake)
forms the foundation for a recent wave of hyperpopular creams, masks, and serums.

Most of the snail mucin used for skin care involves the Cryptomphalus aspersa
species, a.k.a. the common garden snail. If you’ve ever tried snail-slime products and noticed
your skin looking extra supple and glowy, you are not imagining it.

Dermatologists state that snail mucin seals in moisture and allows active ingredients
to penetrate the skin very well. The mucous is rich in hyaluronic acid, and has been shown to
exhibit antioxidant activities, stimulate collagen production, and enhance wound healing.

If the only thing holding you back from trying snail-slime beauty products (besides
the ick factor) is concern for snail welfare, don’t worry. Harvesting the slime involves having
the nocturnal snails crawl around a mesh net in a darkened room for 30 minutes at a time,
then transferred back to their natural habitat to rest. The snails are never harmed, and their
moisturizing slime is then collected and pasteurized for the bottle.

Source: Keong, Lori. “What Does Snail Slime Actually Do for Your Skin?” Aug. 21, 2018.
New York Magazine Web. Nov, 7. 2019.
13. The main information of the text is about ….

A. why snail mucin is currently popular as a skincare ingredient


B. what kind of snail involved in skincare production
C. how to make a facial cream or mask from snail mucin
D. when to harvest snail slime
E. how snail-slime products react to our skin.
ANSWER: A

14. Why are snails widely used as a skin-care ingredient over the last few years?

A. Their mucin creates a great foundation.


B. They can be easily found in the gardens.
C. Their mucin has the ability to inhibit the production of collagen.
D. Their mucin enables our skin to absorb active ingredients.
E. Harvesting their slime is not harmful for the snails.
ANSWER: D

15. The word ‘welfare’ in Paragraph 4 has the similar meaning with ….

A. Habitat
B. Harm
C. Comfort
D. Exploitation
E. Price
ANSWER: C

16. The slime harvesting process does NOT include …

A. putting the snails into a darkened room


B. letting the snails crawl around for a couple hours
C. pasteurizing the slime
D. sending the snails back to their natural habitat
E. collecting the slime.
ANSWER: B

Problems 17-20 are based on the following passage.

Joker, a glimpse into the life of Batman’s psychotic arch-nemesis, has somehow
become one of the mostreviled and most-defended movies of the year, weeks before being
released in theaters. (It comes out on October 4.)

Starring Joaquin Phoenix and directed by Todd Phillips, the movie has already been
deemed dangerous by its vocal critics. To some of the movie’s fans, those critical reviews
and negative reactions are just another examples of social justice warrior overreach.
What’s most striking about this nascent debate is that the only people who have seen
the movie so far are select film critics and festivalgoers. But most of the conversation
surrounding Joker is among those who haven’t seen it.

It’s a testament to the iconic supervillain’s popularity that the movie’s two trailers
have ignited a full-blown fight about the movie. The character’s depravity and ghastliness are
what make him Batman’s greatest foe. Those same qualities instill fear and disgust among his
most vocal critics, especially when the evils of our reality have slowly shifted in that
direction.

But the fight over Joker is not just about the film but about how we watch movies
today, how we discuss their value, and our tendency to think about movies in a way that is at
odds with the very existence of the art itself.

Source: Abad-Santos, Alex. “The fight over Joker and the new movie’s ‘dangerous’ message,
explained.” Sep. 25, 2019. Vox Web. Oct. 21, 2019.

17. Which of the following best describes the Joker movie based on the passage?

A. It is well-appreciated.
B. Only selected film critics and festivalgoers have seen it.
C. It is not considered perilous.
D. The fight about the movie had already been started before the release of two of
the trailers.
E. The movie received numerous positive reactions.
ANSWER: B

18. The author’s attitude regarding the Joker movie is .…

A. accusatory
B. apathetic
C. assertive
D. conciliatory
E. sceptical
ANSWER: D

19. In which paragraph does the author mention Joker’s trait?

A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1
ANSWER: B

20. The word ‘nascent’ in paragraph 4 can be replaced with….

A. growing
B. biased
C. escaping
D. revised
E. acquired
ANSWER: A

Anda mungkin juga menyukai