Anda di halaman 1dari 6

PAKET 6

PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN UMUM


Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 41- 44!

Kepemilikan yang diusahakan, diperoleh, dan dihasilkan sendiri! Apakah kalian berbicara tentang
kepemilikan borjuis kecil, kepemilikan tani kecil, kepemilikan yang mendahului kepemilikan borjuis? Kita tidak
perlu menghapusnya, perkembangan industri yang telah menghapusnya dan sedang menghapusnya setiap hari.
Ataukah kalian berbicara tentang kepemilikan perseorangan borjuis modern?

Akan tetapi adakah kerja upahan, kerja proletariat, menciptakan kepemilikan bagi dirinya? Sama sekali
tidak. Mereka menciptakan kapital, yaitu kepemilikan yang menghisap kerja upahan, yang hanya dapat
bertambah besar dengan syarat bahwa ia menghasilkan kerja upahan baru untuk menghisap kembali kerja
upahan. Kepemilikan, dalam bentuknya yang sekarang, bergerak dalam pertentangan antara kapital dengan
kerja upahan. Marilah kita tinjau kedua segi dari pertentangan ini.

Menjadi kapitalis tidak berarti hanya mempunyai kedudukan perseorangan semata, tetapi juga suatu
kedudukan sosial dalam produksi. Kapital adalah hasil bersama dan hanya dapat digerakkan oleh kegiatan
bersama dari banyak anggota, malahan pada akhirnya hanya dapat digerakkan oleh kegiatan bersama dari
semua anggota masyarakat. Karena itu kapital bukanlah kekuatan perseorangan, ia adalah kekuatan sosial. Jadi
jika kapital itu diubah menjadi milik bersama, milik semua anggota masyarakat, maka bukanlah milik pribadi
berubah menjadi milik masyarakat. Hanyalah watak kemasyarakatan dari kepemilikan yang berubah. Ia
kehilangan kelasnya.

Harga rata-rata dari kerja-upahan adalah upah minimum, yaitu jumlah semua bahan- bahan kebutuhan
hidup yang diperlukan supaya seorang buruh dapat tetap hidup sebagai buruh. Oleh karena itu, apa yang
diperoleh buruh upahan melalui kerjanya, hanyalah cukup untuk menghasilkan kembali nyawanya. Kita sekali-
kali tidak akan menghapuskan pemilikian pribadi atas hasil-hasil kerja untuk menghasilkan kembali nyawa yang
langsung, pemilikan yang tidak menyisakan kelebihan yang dapat memberikan kekuasaan atas kerja orang lain.
Kita hanya akan menghapus watak celaka dari pemilikan, di mana buruh hanya hidup untuk memperbesar
kapital, dan hanya hidup selama kepentingan kelas yang berkuasa memerlukan.

Referensi:
Marx, Karl & Engels, Friedrich (Ed.). (2015). Karl Marx – Friedrich Engels: Manifesto Partai Komunis (hal. 46-47).
Bandung: Ultimus.

41. Pengertian dari kata kapital pada paragraf ke-3 teks tersebut adalah ....
A. kaum bermodal D. masyarakat golongan menengah ke atas
B. modal E. besar
C. kebebasan berproduksi
42. Berikut ini adalah dampak buruk dari sistem kapitalis berdasarkan teks tersebut, kecuali
A. adanya perbedaan kelas antara kaum proletar dan kaum borjuis
B. watak kemasyarakatan seorang borjuis yang merasa tinggi karena kepemilikan kekuasaan
C. seorang buruh hanya akan menjadi buruh, tidak lebih
D. membuat kaum borjuis memiliki kesombongan yang tinggi
E. membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin
43. Sesuai dengan keadaan yang terjadi pada teks tersebut, yang menjadi korban adalah kaum ....
A. Borjuis D. Proletary
B. Komunis E. feodal
C. Kapitalis
44. Simpulan yang paling tepat untuk teks tersebut adalah ....
A. Impian dari kaum komunis mungkin terjadi jika perusahaan semakin besar dan dapat menciptakan
lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
B. Jika kaum borjuis mau berbaur dengan kaum proletar, mereka akan kehilangan harta kekayaannya dan
sama seperti kaum proletar.
C. Kaum buruh akan cepat sejahtera dan kaya jika mereka bekerja keras dan mau berusaha semaksimal
mungkin sehingga bisa menyenangkan hati tuannya atau kaum borjuis.
D. Tujuan kaum komunis bersifat imajinatif dalam keadaan sekarang.
E. Jika menerapkan sistem komunis sesuai dengan teks tersebut, yang akan muncul hanyalah malapetaka
dan konflik.
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 45 - 48

Dalam sejarah perkembangannya, terlihat bahwa bangsa Indonesia mempunyai kemampuan menyiasati
kontak dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai tinggalan
sejarah berupa benda dan tak benda yang masih lestari sampai sekarang. Pada tinggalan-tinggalan berupa
benda, tampak bahwa ciri-ciri arsitektural berbagai bangunan kuno dengan berbagai interior dan ragam hiasnya
selalu berpadu dengan unsur-unsur lokal (Dowling, 1992). Unsur-unsur asing itu selalu berpadu dengan local
genius dan menghasilkan sesuatu yang khas Indonesia.

Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek moyang bangsa Indonesia
ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan India dan Cina yang terjadi pada
abad ke-6 sampai ke-15. Pada waktu itu, kebudayaan Indonesia tidak semata-mata berperan sebagai recipient
culture ‘budaya penerima’ yang pasif dan hanya pasrah terhadap pengaruh kebudayaan asing. Akan tetapi,
kebudayaan Indonesia aktif dan selektif menerima unsur-unsur yang berasal dari luar. Unsur-unsur kebudayaan
asing hanya merupakan sebuah lapisan tipis di luar.

Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra, religi, dan ritus. Dalam
religi dan ritus misalnya, terdapat perpaduan unsur-unsur yang berasal dari luar dengan kepercayaan setempat.
Unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan agama Hindu di Indonesia.
Fenomena yang sama juga terjadi pada agama Islam yang memberi warna pada Islam Nusantara (Zoetmulder;
1990; Ras. 2014).

Referensi:
Soedibyo. (2015). Filologi: Sejarah, Metode, dan Paradigma (hal. 1-2). Yogyakarta: Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Ilmu Budaya UGM.

45. Nilai sosial yang terdapat pada teks tersebut adalah ....
A. terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan India dan Cina yang terjadi pada
abad ke-6 sampai ke-15
B. unsur-unsur asing itu selalu berpadu dengan local genius dan menghasilkan sesuatu yang khas
Indonesia
C. unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan agama Hindu di Indonesia
D. Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek moyang bangsa
Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing.
E. Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra, religi, dan ritus.
46. Ide pokok teks tersebut adalah ....
A. hasil kontak budaya
B. recipient culture
C. kearifan lokal masyarakat Indonesia
D. akulturasi
E. kontak dengan budaya asing

47. Pertanyaan yang jawabannya tidak terdapat dalam teks tersebut adalah ....
A. Bagaimana masyarakat Indonesia merespon budaya asing yang masuk?
B. Kapan budaya asing masuk ke Indonesia?
C. Apa yang menyebabkan bangsa Indonesia dapat menerima budaya asing dengan mudah?
D. Apa peninggalan yang paling berarti bagi bangsa Indonesia?
E. Mengapa Indonesia bisa menjadi bangsa yang memiliki banyak kebudayaan?
48. Simpulan yang paling tepat sesuai dengan teks tersebut adalah ....
A. Karena sikap masyarakat Indonesia sebagai recipient , maka masyarakat Indonesia memiliki
kebudayaan yang beragam.
B. Unsur Islam sangat mendominasi kebudayaan yang ada di Indonesia bahkan sampai sekarang.
C. Jika masyarakat pada masa itu adalah masyarakat intoleran yang menolak mentah- mentah
kebudayaan asing, jumlah kebudayaan di Indonesia hanya sedikit.
D. Masyarakat pada zaman itu lebih cerdas dalam hal local genius daripada masyarakat pada masa
sekarang.
E. Indonesia merupakan tempat berkumpulnya kebudayaan dari setiap negara di dunia yang
kebudayaannya memiliki kebudayaan yang masing-masing dominan.
Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 49 - 52!

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana. Karena dunia bukanlah
hitam dan putih. Setiap tindakan mempunyai motif-motif yang bersumber pada pandangan hidup seseorang. Di
dalam masyarakat, kita melihat ada dua sistem penilaian yang secara teoritis berbeda 180 derajat. Pertama,
adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai- nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap
tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Jika salah, kita tidak boleh melakukannya.
Korupsi salah dan karena itu harus ditumpas di mana saja.

Tetapi ada kelompok lain yang tidak memakai sistem nilai ini. Mereka mempergunakan sistem nilai-nilai
relatif. Mereka sadar akan salah dan benar secara teoritis, tetapi mereka mempergunakan pertimbangan-
pertimbangan realistis. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa
depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Mereka bersedia melakukan kompromi-kompromi,
karena mereka tahu bahwa hasil-hasil yang mungkin dicapai lebih besar di masa depan.

Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat. Secara teoritis pandangan ini bertentangan. Tetapi
batasnya juga amat kabur. Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap situasi dan jabatan harus dinilai
secara proporsional. Seorang pastor hendaknya lebih banyak menggunakan sistem nilai-nilai absolut (walaupun
tidak memutlakan). Tetapi seorang perwira lapangan baiknya lebih banyak mempergunakan pertimbangan nilai-
nilai relatif. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah operasi militer kalau komandannya
bertindak sebagai pendeta yang maha adil.

Referensi:
Soe, Hok Gie (Eds.). (2018). Soe Hok Gie: Zaman Peralihan (hal. 60-62). Yogyakarta: Basabasi.

49. Kalimat utama paragraf ke-3 teks tersebut adalah ....


A. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah operasi militer kalau komandannya
bertindak sebagai pendeta yang maha adil.
B. Seorang pastor hendaknya lebih banyak menggunakan sistem nilai-nilai absolut (walaupun tidak
memutlakan).
C. Secara teoritis pandangan ini bertentangan
D. Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional.
E. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat.

50. Kelemahan pada teks tersebut terdapat pada ....


A. tidak ada penjelasan mengenai apa yang benar dan yang salah
B. antarparagraf tidak padu
C. tidak ada penjelasan mengapa sudut pandang yang dipaparkan masih kurang bagus
D. isi dari teks tersebut tidak sesuai dengan keadaan sekarang
E. banyaknya kalimat yang kurang tepat

51. Tujuan penulis dalam menulis teks tersebut adalah ....


A. Mengajak pembaca berpikir tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah.
B. Memberitahu betapa susahnya menilai sikap seseorang.
C. Menginformasikan tentang penilaian dalam masyarakat yang harus diterapkan.
D. Menjelaskan adanya dua penilaian berbeda yang harus diterapkan sesuai kondisi.
E. Menginformasikan tentang cara terbaik dalam bertindak.
52. Rangkuman yang tepat sesuai dengan teks tersebut adalah ....
A. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada dua sistem
penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Untuk
orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau
salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak
sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi
dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
B. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada dua sistem
penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk
orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau
salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak
sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi
dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
C. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sulit karena ada dua sistem
penilaian yang relatif berbeda dan dapat kita gunakan dalam menentukan pilihan. Pertama, adalah
mereka yang mempergunakan sistem nilai- nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap
tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang
mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang
lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini
diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
D. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada dua sistem
penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut.
Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika
mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem
nilai-nilai relatif. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan:
“Apakah ini benar atau salah?”. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap
situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
E. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada dua sistem
penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk
orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau
salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak
sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi
dan jabatan harus dinilai secara proporsional dan subjektif
PAKET 6
BHS INGGRIS
Problems 53-56 are based on the following passage.

In recent years, snails have gone from garden dweller and French appetizer to practically a worldwide
skin-care ingredient: Their mucin (the slime they trail in their wake) forms the foundation for a recent wave of
hyperpopular creams, masks, and serums.

Most of the snail mucin used for skin care involves the Cryptomphalus aspersa species,
a.k.a. the common garden snail. If you’ve ever tried snail-slime products and noticed your skin looking extra supple
and glowy, you are not imagining it.

Dermatologists state that snail mucin seals in moisture and allows active ingredients to penetrate the
skin very well. The mucous is rich in hyaluronic acid, and has been shown to exhibit antioxidant activities,
stimulate collagen production, and enhance wound healing.

If the only thing holding you back from trying snail-slime beauty products (besides the ick factor) is
concern for snail welfare, don’t worry. Harvesting the slime involves having the nocturnal snails crawl around a
mesh net in a darkened room for 30 minutes at a time, then transferred back to their natural habitat to rest. The
snails are never harmed, and their moisturizing slime is then collected and pasteurized for the bottle.

Source: Keong, Lori. “What Does Snail Slime Actually Do for Your Skin?” Aug. 21, 2018. New York Magazine Web.
Nov, 7. 2019.

53. The main information of the text is about ….


A. why snail mucin is currently popular as a skincare ingredient
B. what kind of snail involved in skincare production
C. how to make a facial cream or mask from snail mucin
D. when to harvest snail slime
E. how snail-slime products react to our skin

54. Why are snails widely used as a skin-care ingredient over the last few years?
A. Their mucin creates a great foundation.
B. They can be easily found in the gardens.
C. Their mucin has the ability to inhibit the production of collagen.
D. Their mucin enables our skin to absorb active ingredients.
E. Harvesting their slime is not harmful for the snails.

55. The word ‘welfare’ in Paragraph 4 has the similar meaning with ….
A. Habitat
B. Harm
C. Comfort
D. Exploitation
E. Price

56. The slime harvesting process does NOT include …


A. putting the snails into a darkened room
B. letting the snails crawl around for a couple hours
C. pasteurizing the slime
D. sending the snails back to their natural habitat
E. collecting the slime
Problems 57-60 are based on the following passage.

Joker, a glimpse into the life of Batman’s psychotic arch-nemesis, has somehow become one of the
most-reviled and most-defended movies of the year, weeks before being released in theaters. (It comes out on
October 4.)

Starring Joaquin Phoenix and directed by Todd Phillips, the movie has already been deemed dangerous
by its vocal critics. To some of the movie’s fans, those critical reviews and negative reactions are just another
examples of social justice warrior overreach.

What’s most striking about this nascent debate is that the only people who have seen the movie so far
are select film critics and festivalgoers. But most of the conversation surrounding Joker is among those who
haven’t seen it.

It’s a testament to the iconic supervillain’s popularity that the movie’s two trailers have ignited a full-blown
fight about the movie. The character’s depravity and ghastliness are what make him Batman’s greatest foe.
Those same qualities instill fear and disgust among his most vocal critics, especially when the evils of our reality
have slowly shifted in that direction.

But the fight over Joker is not just about the film but about how we watch movies today, how we discuss
their value, and our tendency to think about movies in a way that is at odds with the very existence of the art
itself.

Source: Abad-Santos, Alex. “The fight over Joker and the new movie’s ‘dangerous’ message, explained.”
Sep. 25, 2019. Vox Web. Oct. 21, 2019.

57. Which of the following best describes the Joker movie based on the passage?
A. It is well-appreciated.
B. Only selected film critics and festivalgoers have seen it.
C. It is not considered perilous.
D. The fight about the movie had already been started before the release of two of the trailers.
E. The movie received numerous positive reactions.

58. The author’s attitude regarding the Joker movie is .…


A. Accusatory
B. Apathetic
C. Assertive
D. Conciliatory
E. Skeptical

59. In which paragraph does the author mention Joker’s trait?


A. 5
B. 4
C. 3
D. 2
E. 1

60. The word ‘nascent’ in paragraph 4 can be replaced with….


A. Growing
B. Biased
C. Escaping
D. Revised
E. Acquired

Anda mungkin juga menyukai