Anda di halaman 1dari 19

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-4!

Kepemilikan yang diusahakan, diperoleh, dan dihasilkan sendiri!


Apakah kalian berbicara tentang kepemilikan borjuis kecil, kepemilikan tani
kecil, kepemilikan yang mendahului kepemilikan borjuis? Kita tidak perlu
menghapusnya, perkembangan industri yang telah menghapusnya dan
sedang menghapusnya setiap hari. Ataukah kalian berbicara tentang
kepemilikan perseorangan borjuis modern?

Akan tetapi adakah kerja upahan, kerja proletariat, menciptakan


kepemilikan bagi dirinya? Sama sekali tidak. Mereka menciptakan kapital,
yaitu kepemilikan yang menghisap kerja upahan, yang hanya dapat
bertambah besar dengan syarat bahwa ia menghasilkan kerja upahan baru
untuk menghisap kembali kerja upahan. Kepemilikan, dalam bentuknya yang
sekarang, bergerak dalam pertentangan antara kapital dengan kerja upahan.
Marilah kita tinjau kedua segi dari pertentangan ini.

Menjadi kapitalis tidak berarti hanya mempunyai kedudukan


perseorangan semata, tetapi juga suatu kedudukan sosial dalam produksi.
Kapital adalah hasil bersama dan hanya dapat digerakkan oleh kegiatan
bersama dari banyak anggota, malahan pada akhirnya hanya dapat
digerakkan oleh kegiatan bersama dari semua anggota masyarakat. Karena
itu kapital bukanlah kekuatan perseorangan, ia adalah kekuatan sosial. Jadi
jika kapital itu diubah menjadi milik bersama, milik semua anggota
masyarakat, maka bukanlah milik pribadi berubah menjadi milik masyarakat.
Hanyalah watak kemasyarakatan dari kepemilikan yang berubah. Ia
kehilangan kelasnya.

Harga rata-rata dari kerja-upahan adalah upah minimum, yaitu jumlah


semua bahan-bahan kebutuhan hidup yang diperlukan supaya seorang buruh
dapat tetap hidup sebagai buruh. Oleh karena itu, apa yang diperoleh buruh
upahan melalui kerjanya, hanyalah cukup untuk menghasilkan kembali
nyawanya. Kita sekali-kali tidak akan menghapuskan pemilikian pribadi atas
hasil-hasil kerja untuk menghasilkan kembali nyawa yang langsung,
pemilikan yang tidak menyisakan kelebihan yang dapat memberikan
kekuasaan atas kerja orang lain. Kita hanya akan menghapus watak celaka
dari pemilikan, di mana buruh hanya hidup untuk memperbesar kapital, dan
hanya hidup selama kepentingan kelas yang berkuasa memerlukan.

Referensi:

Marx, Karl & Engels, Friedrich (Ed.). (2015). Karl Marx – Friedrich Engels:
Manifesto Partai Komunis (hal. 46-47). Bandung: Ultimus.

|Pengertian dari kata kapital pada paragraf ke-3 teks tersebut adalah ....
kaum bermodal

modal

kebebasan berproduksi

masyarakat golongan menengah ke atas

besar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “kapital” berarti: ‘modal dalam
perniagaan’ dan ‘besar’. Namun, yang sesuai dengan konteks kalimat
tersebut adalah pilihan B

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1-4!

Kepemilikan yang diusahakan, diperoleh, dan dihasilkan sendiri!


Apakah kalian berbicara tentang kepemilikan borjuis kecil, kepemilikan tani
kecil, kepemilikan yang mendahului kepemilikan borjuis? Kita tidak perlu
menghapusnya, perkembangan industri yang telah menghapusnya dan
sedang menghapusnya setiap hari. Ataukah kalian berbicara tentang
kepemilikan perseorangan borjuis modern?

Akan tetapi adakah kerja upahan, kerja proletariat, menciptakan


kepemilikan bagi dirinya? Sama sekali tidak. Mereka menciptakan kapital,
yaitu kepemilikan yang menghisap kerja upahan, yang hanya dapat
bertambah besar dengan syarat bahwa ia menghasilkan kerja upahan baru
untuk menghisap kembali kerja upahan. Kepemilikan, dalam bentuknya yang
sekarang, bergerak dalam pertentangan antara kapital dengan kerja upahan.
Marilah kita tinjau kedua segi dari pertentangan ini.

Menjadi kapitalis tidak berarti hanya mempunyai kedudukan


perseorangan semata, tetapi juga suatu kedudukan sosial dalam produksi.
Kapital adalah hasil bersama dan hanya dapat digerakkan oleh kegiatan
bersama dari banyak anggota, malahan pada akhirnya hanya dapat
digerakkan oleh kegiatan bersama dari semua anggota masyarakat. Karena
itu kapital bukanlah kekuatan perseorangan, ia adalah kekuatan sosial. Jadi
jika kapital itu diubah menjadi milik bersama, milik semua anggota
masyarakat, maka bukanlah milik pribadi berubah menjadi milik masyarakat.
Hanyalah watak kemasyarakatan dari kepemilikan yang berubah. Ia
kehilangan kelasnya.

Harga rata-rata dari kerja-upahan adalah upah minimum, yaitu jumlah


semua bahan-bahan kebutuhan hidup yang diperlukan supaya seorang buruh
dapat tetap hidup sebagai buruh. Oleh karena itu, apa yang diperoleh buruh
upahan melalui kerjanya, hanyalah cukup untuk menghasilkan kembali
nyawanya. Kita sekali-kali tidak akan menghapuskan pemilikian pribadi atas
hasil-hasil kerja untuk menghasilkan kembali nyawa yang langsung,
pemilikan yang tidak menyisakan kelebihan yang dapat memberikan
kekuasaan atas kerja orang lain. Kita hanya akan menghapus watak celaka
dari pemilikan, di mana buruh hanya hidup untuk memperbesar kapital, dan
hanya hidup selama kepentingan kelas yang berkuasa memerlukan.

Referensi:

Marx, Karl & Engels, Friedrich (Ed.). (2015). Karl Marx – Friedrich Engels:
Manifesto Partai Komunis (hal. 46-47). Bandung: Ultimus.

adanya perbedaan kelas antara kaum proletar dan kaum borjuis

watak kemasyarakatan seorang borjuis yang merasa tinggi karena


kepemilikan kekuasaan

seorang buruh hanya akan menjadi buruh, tidak lebih

membuat kaum borjuis memiliki kesombongan yang tinggi

membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin

Pilihan D kurang tepat karena pertama, itu tidak tergambarkan di dalam teks
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kedua, berdasarkan teks
tersebut, kaum borjuis hanya memiliki alat produksi yang berarti belum tentu
memiliki kesombongan yang tinggi sehingga masih kurang tepat

borjuis

komunis

kapitalis
proletar

feodal

Perlu diketahui bahwa masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi yang


menengah ke bawah – contohnya adalah buruh dan tani – termasuk ke dalam
golongan proletar. Pada teks tersebut, yang menjadi korban dari sistem
kapitalis adalah para buruh dengan bukti pada penjelasan di paragraf ke-4
sehingga dapat disimpulkan bahwa yang menjadi korban adalah kaum
proletar.

Impian dari kaum komunis mungkin terjadi jika perusahaan semakin besar
dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.

Jika kaum borjuis mau berbaur dengan kaum proletar, mereka akan
kehilangan harta kekayaannya dan sama seperti kaum proletar.

Kaum buruh akan cepat sejahtera dan kaya jika mereka bekerja keras dan
mau berusaha semaksimal mungkin sehingga bisa menyenangkan hati
tuannya atau kaum borjuis.

Tujuan kaum komunis bersifat imajinatif dalam keadaan sekarang.

Jika menerapkan sistem komunis sesuai dengan teks tersebut, yang akan
muncul hanyalah malapetaka dan konflik.

Dalam membuat kesimpulan, yang harus diperhatikan adalah pendekatan:

· “apakah itu mungkin terjadi?”, atau

· “apakah itu sesuai dengan yang disampaikan?”.

Pada pilihan tersebut, yang sesuai dan yang paling mungkin terjadi adalah
pilihan D karena pertama – dalam keadaan sekarang – sudah tidak mungkin
untuk mencapai mimpi komunis melihat status quo ekonomi yang selalu profit
oriented dan kebutuhan tenaga kerja yang sangat banyak yang diperkuat
dengan tuntutan lapangan pekerjaan yang membuat buruh akan
mendapatkan apa yang pantas didapatkan oleh buruh yang akhirnya
menciptakan social framing dalam pekerjaan, seperti “status buruh lebih
rendah dari status manager”. Terlebih, status sosial juga menjadi gengsi,
khususnya di kalangan “anak kota” yang membuat mimpi komunis, yaitu
“menciptakan masyarakat tanpa kelas” sudah tidak mungkin terwujud.

A kurang tepat karena hasilnya akan membuat kapitalisme lebih kuat dan
status lebih senjang yang berarti jauh berbeda dengan impian “masyarakat
tanpa kelas”.

B kurang tepat karena jika itu terjadi, kaum borjuis hanya akan kehilangan
statusnya sebagai “orang kaya”, bukan kehilangan harta dan kekayaannya

C masih kurang tepat karena sekalipun terjadi, buruh tetap akan menjadi
buruh dan akan mendapatkan gaji yang sesuai dengan standar buruh dan
tidak akan bisa lebih karena sekeras apapun kerjanya, gaji buruh akan tetap
segitu saja sehingga apa yang ia dapatkan hanya akan bisa memenuhi
kebutuhannya sehari-hari.

E kurang tepat karena hal tersebut belum tentu terjadi

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 5-8

Dalam sejarah perkembangannya, terlihat bahwa bangsa Indonesia


mempunyai kemampuan menyiasati kontak dengan budaya asing yang
masuk ke Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai tinggalan
sejarah berupa benda dan tak benda yang masih lestari sampai sekarang.
Pada tinggalan-tinggalan berupa benda, tampak bahwa ciri-ciri arsitektural
berbagai bangunan kuno dengan berbagai interior dan ragam hiasnya selalu
berpadu dengan unsur-unsur lokal (Dowling, 1992). Unsur-unsur asing itu
selalu berpadu dengan local genius dan menghasilkan sesuatu yang khas
Indonesia.

Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek


moyang bangsa Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-
bangsa asing, seperti dengan India dan Cina yang terjadi pada abad ke-6
sampai ke-15. Pada waktu itu, kebudayaan Indonesia tidak semata-mata
berperan sebagai recipient culture ‘budaya penerima’ yang pasif dan hanya
pasrah terhadap pengaruh kebudayaan asing. Akan tetapi, kebudayaan
Indonesia aktif dan selektif menerima unsur-unsur yang berasal dari luar.
Unsur-unsur kebudayaan asing hanya merupakan sebuah lapisan tipis di
luar.

Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra,
religi, dan ritus. Dalam religi dan ritus misalnya, terdapat perpaduan unsur-
unsur yang berasal dari luar dengan kepercayaan setempat. Unsur-unsur pra-
Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan agama Hindu di
Indonesia. Fenomena yang sama juga terjadi pada agama Islam yang
memberi warna pada Islam Nusantara (Zoetmulder; 1990; Ras. 2014).

Referensi:

Soedibyo. (2015). Filologi: Sejarah, Metode, dan Paradigma (hal. 1-2).


Yogyakarta: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM.
terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan India dan
Cina yang terjadi pada abad ke-6 sampai ke-15

unsur-unsur asing itu selalu berpadu dengan local genius dan menghasilkan
sesuatu yang khas Indonesia

unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan


agama Hindu di Indonesia

Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek


moyang bangsa Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-
bangsa asing.

Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra,
religi, dan ritus.

Walaupun samar-samar, sebenarnya nilai sosial dan budaya merupakan dua


nilai yang berbeda. Nilai sosial lebih menekankan pada interaksi
antarmanusia (hubungan antarindividu , antarkelompok, dan individu dengan
kelompok), sedangkan nilai budaya lebih menekankan kepada hasil dari
pemikiran masyarakat tertentu yang menjadi sebuah kebiasaan atau benda.

A dan E termasuk nilai historis karena dominannya unsur historis, seperti:

- “... India dan Cina yang terjadi pada abad ke-6 sampai ke-15.”

- “... tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda ...”.

B termasuk nilai budaya karena dominannya unsur budaya berupa local


genius yang merupakan kebudayaan Indonesia.

C termasuk nilai budaya karena adanya perpaduan unsur pra-Hindu dengan


Hindu yang menghasilkan kebudayaan berupa agama hindu di Indonesia.

hasil kontak budaya

recipient culture
kearifan lokal masyarakat Indonesia

akulturasi

kontak dengan budaya asing

Ide pokok adalah poin utama yang dibahas. Mulai dari paragraf 1 sampai
paragraf 3, teks tersebut menjelaskan tentang adanya kearifan lokal atau local
genius masyarakat Indonesia yang membuat budaya asing berakulturasi
dengan budaya di Indonesia sehingga menciptakan budaya baru yang khas
Indonesia.

Bagaimana masyarakat Indonesia merespon budaya asing yang masuk?

Kapan budaya asing masuk ke Indonesia?

Apa yang menyebabkan bangsa Indonesia dapat menerima budaya asing


dengan mudah?

Apa peninggalan yang paling berarti bagi bangsa Indonesia?

Mengapa Indonesia bisa menjadi bangsa yang memiliki banyak kebudayaan?

Jawaban D tidak dapat dijawab dengan teks tersebut karena teks tersebut
tidak menjelaskan tentang peninggalan mana yang paling berarti, melainkan
banyaknya peninggalan karena local genius yang dimiliki masyarakat
Indonesia sehingga jawabannya tidak terdapat pada teks dan untuk
menjawabnya memerlukan referensi lain, baik penalaran maupun sumber
teks lain yang berarti sudah di luar isi teks tersebut.

A jawabannya adalah menerima dengan terbuka, namun selektif

B jawabannya adalah abad ke-6 sampai ke-15

C jawabannya adalah local genius


E jawabannya adalah adanya akulturasi budaya dari luar dengan budaya
yang ada di Indonesia sehingga menciptakan budaya baru yang menambah
budaya yang ada di Indonesia.

Karena sikap masyarakat Indonesia sebagai recipient , maka masyarakat


Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam.

Unsur Islam sangat mendominasi kebudayaan yang ada di Indonesia bahkan


sampai sekarang.

Jika masyarakat pada masa itu adalah masyarakat intoleran yang menolak
mentah-mentah kebudayaan asing, jumlah kebudayaan di Indonesia hanya
sedikit.

Masyarakat pada zaman itu lebih cerdas dalam hal local genius daripada
masyarakat pada masa sekarang.

Indonesia merupakan tempat berkumpulnya kebudayaan dari setiap negara di


dunia yang kebudayaannya memiliki kebudayaan yang masing-masing
dominan.

D merupakan jawaban yang benar karena tidak dapat dihindari fakta yang
terjadi di masyarakat sekarang yang sangat mudah menyerap kebudayaan
asing akibat arus globalisasi karena anggapan hal tersebut adalah trend yang
dianggap keren dan bisa menaikkan status sosial seseorang dalam
masyarakat tertentu – terlebih masyarakat kota – tanpa adanya penyaringan
atau penggabungan seperti yang dilakukan oleh masyarakat pada masa lalu,
seperti Hype Beast dan lebih menyukai sytle barat daripada nusantara. Oleh
karena status quo tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat zaman itu
lebih cerdas dalam hal local genius daripada masyarakat sekarang.

A kurang tepat karena sikap masyarakat Indonesia adalah terbuka dan


selektif, bukan recieve yang berarti hanya menerima.

B bukan simpulan dari teks tersebut karena tidak ada hubungannya dengan
apa yang dibahas dalam teks dengan simpulan tersebut.

C kurang tepat karena Indonesia adalah negara yang memiliki kebudayaan


yang sangat banyak – mungkin terbanyak di dunia – dan unsur asing yang
ada dalam kebudayaan Indonesia hanya diserap sebagai penambah
kekayaan dan keunikan bangsa Indonesia yang merupakan lapisan terluar
dari kebudayaan yang melekat.

E kurang tepat karena bukan dari seluruh dunia dan kebudayaan asing yang
ada di Indonesia bercampur atau berakulturasi dengan budaya Indonesia
yang menciptakan budaya yang khas Indonesia yang berarti bukan
dominannya masing-masing budaya asing di Indonesia.

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 9-12!

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana. Karena dunia bukanlah hitam dan putih. Setiap tindakan
mempunyai motif-motif yang bersumber pada pandangan hidup seseorang. Di
dalam masyarakat, kita melihat ada dua sistem penilaian yang secara teoritis
berbeda 180 derajat. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem
nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan
didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Jika salah, kita
tidak boleh melakukannya. Korupsi salah dan karena itu harus ditumpas di
mana saja.

Tetapi ada kelompok lain yang tidak memakai sistem nilai ini. Mereka
mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka sadar akan salah dan benar
secara teoritis, tetapi mereka mempergunakan pertimbangan-pertimbangan
realistis. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih
berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang.
Mereka bersedia melakukan kompromi-kompromi, karena mereka tahu bahwa
hasil-hasil yang mungkin dicapai lebih besar di masa depan.

Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat. Secara teoritis


pandangan ini bertentangan. Tetapi batasnya juga amat kabur. Kita hanya
bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap situasi dan jabatan harus dinilai
secara proporsional. Seorang pastor hendaknya lebih banyak menggunakan
sistem nilai-nilai absolut (walaupun tidak memutlakan). Tetapi seorang
perwira lapangan baiknya lebih banyak mempergunakan pertimbangan nilai-
nilai relatif. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah
operasi militer kalau komandannya bertindak sebagai pendeta yang maha
adil.

Referensi:

Soe, Hok Gie (Eds.). (2018). Soe Hok Gie: Zaman Peralihan (hal. 60-62).
Yogyakarta: Basabasi.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah operasi militer


kalau komandannya bertindak sebagai pendeta yang maha adil.

Seorang pastor hendaknya lebih banyak menggunakan sistem nilai-nilai


absolut (walaupun tidak memutlakan).

Secara teoritis pandangan ini bertentangan

Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap situasi dan jabatan
harus dinilai secara proporsional.
Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat.

Kalimat utama adalah kalimat di dalam teks yang didukung oleh kalimat
lainnya. Pada teks tersebut, kalimat utama terdapat pada kalimat pertama,
yaitu pilihan E.

tidak ada penjelasan mengenai apa yang benar dan yang salah

antarparagraf tidak padu

tidak ada penjelasan mengapa sudut pandang yang dipaparkan masih kurang
bagus

isi dari teks tersebut tidak sesuai dengan keadaan sekarang

banyaknya kalimat yang kurang tepat

Indikator suatu teks lemah atau tidak dapat dilihat dari ketidaklengkapannya
informasi utama dan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam teks (tidak
baku, tidak padu, dll..) Pada teks tersebut, masih banyak kalimat yang kurang
efektif dan memiliki tanda baca yang salah dalam penempatannya sehingga
banyak kalimat yang kurang tepat, contohnya:

- “Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana. Karena dunia bukanlah hitam dan putih.” yang seharusnya
Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang
sederhana karena dunia bukanlah hitam dan putih.

- “Tetapi ada kelompok ...” yang seharusnya Tetapi, ada kelompok

- “Secara teoritis pandangan ...” yang seharusnya Secara teoritis,


pandangan ....

- “Secara teoritis pandangan ini bertentangan. Tetapi batasnya juga amat


kabur.” yang lebih baik jika Secara teoritis, pandangan ini bertentangan, tetapi
batasannya juga amat kabur.
Mengajak pembaca berpikir tentang apa yang harus dilakukan dalam
menghadapi masalah.

Memberitahu betapa susahnya menilai sikap seseorang.

Menginformasikan tentang penilaian dalam masyarakat yang harus


diterapkan.

Menjelaskan adanya dua penilaian berbeda yang harus diterapkan sesuai


kondisi.

Menginformasikan tentang cara terbaik dalam bertindak.

Perlu diketahui bahwa tujuan penulis dengan hasil analisis kita mungkin
berbeda. Namun, dalam menentukan tujuan penulisan, kita bisa melihatnya
dari isi teks yang ditulis. Dalam teks tersebut, penulis menjelaskan tentang
adanya dua penilaian yang sangat berbeda terhadap sikap seseorang yang
harus diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi. Berdasarkan isi dari teks
tersebut, tujuan yang paling mungkin adalah pilihan D.

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah
mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Untuk orang-orang ini
penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar
atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-
nilai absolut. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang
lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat
sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap
situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah
mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang
ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini
benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem
nilai-nilai relatif. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan
yang lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat
sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap
situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sulit
karena ada dua sistem penilaian yang relatif berbeda dan dapat kita gunakan
dalam menentukan pilihan. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan
sistem nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan
didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Tetapi ada
kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa
depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai
ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus
dinilai secara proporsional.

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah
mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa
depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Tetapi ada
kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Untuk orang-
orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah
ini benar atau salah?”. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat
karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.

Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana karena ada dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah
mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang
ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini
benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem
nilai-nilai relatif. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan
yang lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat
sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap
situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional dan subjektif

Rangkuman yang baik dan benar haruslah mewakili atau merepresentasikan


isi dari teks. Pada ringkasan tersebut, ada beberapa poin yang harus
diperhatikan:

· Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang


sederhana karena ada dua sistem penilaian yang berbeda.

· Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai-nilai


absolut.

· Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas


pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”.

· Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif.

· Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih


berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang.

· Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap


situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional
Pilihan A kurang tepat karena “relatif” dan “absolut” pada pilihan tersebut
penempatannya terbalik.

Pilihan C kurang tepat karena ada penulisan kalimat yang memiliki arti yang
berbeda, yaitu “ ... bukanlah soal yang sulit karena ada dua sistem penilaian
yang relatif berbeda dan dapat kita gunakan dalam menentukan pilihan” yang
seharusnya “ ... bukanlah soal yang sederhana karena ada dua sistem
penilaian yang berbeda. ”

Pilihan D kurang tepat karena pengertian dari relatif dan absolut tertukar.

Pilihan E kurang tepat pertama, kata subjektif adalah hasil dari kesimpulan
karena dalam teks tersebut tidak ada menyinggung soal subjektif. Kedua,
sekalipun tidak masalah, kata subjektif menjelaskan bahwa kedua nilai
tersebut bersifat subjektif atau berdasarkan kompromi dan orang yang
bersangkutan.

Problems 13-16 are based on the following passage.

In recent years, snails have gone from garden dweller and French appetizer to
practically a worldwide skin-care ingredient: Their mucin (the slime they trail in
their wake) forms the foundation for a recent wave of hyperpopular creams,
masks, and serums.

Most of the snail mucin used for skin care involves the Cryptomphalus
aspersa species, a.k.a. the common garden snail. If you’ve ever tried snail-
slime products and noticed your skin looking extra supple and glowy, you are
not imagining it.

Dermatologists state that snail mucin seals in moisture and allows active
ingredients to penetrate the skin very well. The mucous is rich in hyaluronic
acid, and has been shown to exhibit antioxidant activities, stimulate collagen
production, and enhance wound healing.

If the only thing holding you back from trying snail-slime beauty products
(besides the ick factor) is concern for snail welfare, don’t worry. Harvesting the
slime involves having the nocturnal snails crawl around a mesh net in a
darkened room for 30 minutes at a time, then transferred back to their natural
habitat to rest. The snails are never harmed, and their moisturizing slime is
then collected and pasteurized for the bottle.

Source: Keong, Lori. “What Does Snail Slime Actually Do for Your Skin?”
Aug. 21, 2018. New York Magazine Web. Nov, 7. 2019.

why snail mucin is currently popular as a skincare ingredient

what kind of snail involved in skincare production

how to make a facial cream or mask from snail mucin


when to harvest snail slime

how snail-slime products react to our skin

Topik wacana tersebut adalah tentang alasan lendir siput sedang populer
sebagai bahan perawatan kulit. Ini dijelaskan pada semua paragraf.
Jawabannya adalah A.

Their mucin creates a great foundation.

They can be easily found in the gardens.

Their mucin has the ability to inhibit the production of collagen.

Their mucin enables our skin to absorb active ingredients.

Harvesting their slime is not harmful for the snails.

Siput dalam beberapa tahun terakhir banyak digunakan sebagai bahan


perawatan kulit karena lendirnya yang memiliki efek yang baik untuk kulit.
Salah satu manfaat yang diberikan oleh musin/lendir siput untuk kulit manusia
yaitu membuat bahan-bahan aktif dapat terserap dengan baik oleh kulit,
seperti yang disebutkan pada paragraf ketiga:

Dermatologists state that snail mucin seals in moisture and allows active
ingredients to penetrate the skin very well. (Paragraph 3)

Pilihan A dan C merupakan pernyataan yang salah. Pilihan B dan E


merupakan pernyataan yang benar, namun bukan merupakan alasan siput
banyak digunakan sebagai bahan perawatan kulit. Oleh karena itu, jawaban
yang paling tepat adalah D.

habitat
harm

comfort

exploitation

price

Arti dari welfare adalah kesejahteraan. Kata ini selaras dengan


‘kenyamanan’, sehingga jawaban yang tepat adalah C (comfort).

putting the snails into a darkened room

letting the snails crawl around for a couple hours

pasteurizing the slime

sending the snails back to their natural habitat

collecting the slime

Pada paragraf ke-4 disebutkan bahwa dalam proses panen, siput dibiarkan
merayap di dalam ruangan gelap hanya selama 30 menit saja. A couple hours
berarti beberapa jam.

Harvesting the slime involves having the nocturnal snails crawl around a
mesh net in a darkened room for 30 minutes at a time, then transferred back to
their natural habitat to rest. (Paragraph 4)

Maka jawabannya adalah B.

Problems 17-20 are based on the following passage.


Joker, a glimpse into the life of Batman’s psychotic arch-nemesis, has
somehow become one of the most-reviled and most-defended movies of the
year, weeks before being released in theaters. (It comes out on October 4.)

Starring Joaquin Phoenix and directed by Todd Phillips, the movie has
already been deemed dangerous by its vocal critics. To some of the movie’s
fans, those critical reviews and negative reactions are just another examples
of social justice warrior overreach.

What’s most striking about this nascent debate is that the only people who
have seen the movie so far are select film critics and festivalgoers. But most of
the conversation surrounding Joker is among those who haven’t seen it.

It’s a testament to the iconic supervillain’s popularity that the movie’s two
trailers have ignited a full-blown fight about the movie. The character’s
depravity and ghastliness are what make him Batman’s greatest foe. Those
same qualities instill fear and disgust among his most vocal critics, especially
when the evils of our reality have slowly shifted in that direction.

But the fight over Joker is not just about the film but about how we watch
movies today, how we discuss their value, and our tendency to think about
movies in a way that is at odds with the very existence of the art itself.

Source: Abad-Santos, Alex. “The fight over Joker and the new movie’s
‘dangerous’ message, explained.”
Sep. 25, 2019. Vox Web. Oct. 21, 2019.

It is well-appreciated.

Only selected film critics and festivalgoers have seen it.

It is not considered perilous.

The fight about the movie had already been started before the release of two
of the trailers.

The movie received numerous positive reactions.

Pernyataan yang benar hanya pada pilihan B, yang tertulis pada paragraf
ketiga:

What’s most striking about this nascent debate is that the only people who
have seen the movie so far are select film critics and festivalgoers. (Paragraph
3)
Pilihan A, C, D, dan E merupakan pernyataan yang salah. Jawabannya
adalah B.

accusatory

apathetic

assertive

conciliatory

skeptical

Conciliatory = bersifat mendamaikan

Sikap penulis terhadap film Joker yaitu ingin menengahi perdebatan tentang
film Joker, yang dituliskannya pada paragraf terakhir:

But the fight over Joker is not just about the film but about how we watch
movies today, how we discuss their value, and our tendency to think about
movies in a way that is at odds with the very existence of the art itself.

Jawabannya adalah D.

1
Sifat Joker disebutkan pada paragraf ke-4, tepatnya pada kalimat:

The character’s depravity and ghastliness are what make him Batman’s
greatest foe.

Depravity = kerusakan moral

Ghastliness = kebiadaban

Maka jawabannya adalah B.

growing

biased

escaping

revised

acquired

Arti dari kata ‘nascent’ dapat ditebak dengan memahami kalimatnya:

What’s most striking about this nascent debate is that the only people who
have seen the movie so far are select film critics and festivalgoers.

Kata ‘nascent’ menjelaskan tentang perdebatan yang mulai muncul/tumbuh


tentang film Joker. Oleh karena itu, kata yang tepat untuk menggantikannya
adalah ‘growing’. Jawabannya adalah A.
Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!

Anda mungkin juga menyukai