Anda di halaman 1dari 7

PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN UMUM

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 1—4!


Kepemilikan yang diusahakan, diperoleh, dan dihasilkan sendiri! Apakah kalian berbicara tentang
kepemilikan borjuis kecil, kepemilikan tani kecil, kepemilikan yang mendahului kepemilikan borjuis? Kita tidak
perlu menghapusnya, perkembangan industri yang telah menghapusnya dan sedang menghapusnya setiap
hari. Ataukah kalian berbicara tentang kepemilikan perseorangan borjuis modern?
Akan tetapi adakah kerja upahan, kerja proletariat, menciptakan kepemilikan bagi dirinya? Sama
sekali tidak. Mereka menciptakan kapital, yaitu kepemilikan yang menghisap kerja upahan, yang hanya dapat
bertambah besar dengan syarat bahwa ia menghasilkan kerja upahan baru untuk menghisap kembali kerja
upahan. Kepemilikan, dalam bentuknya yang sekarang, bergerak dalam pertentangan antara kapital dengan
kerja upahan. Marilah kita tinjau kedua segi dari pertentangan ini.
Menjadi kapitalis tidak berarti hanya mempunyai kedudukan perseorangan semata, tetapi juga suatu
kedudukan sosial dalam produksi. Kapital adalah hasil bersama dan hanya dapat digerakkan oleh kegiatan
bersama dari banyak anggota, malahan pada akhirnya hanya dapat digerakkan oleh kegiatan bersama dari
semua anggota masyarakat. Karena itu kapital bukanlah kekuatan perseorangan, ia adalah kekuatan sosial.
Jadi jika kapital itu diubah menjadi milik bersama, milik semua anggota masyarakat, maka bukanlah milik
pribadi berubah menjadi milik masyarakat. Hanyalah watak kemasyarakatan dari kepemilikan yang berubah.
Ia kehilangan kelasnya.
Harga rata-rata dari kerja-upahan adalah upah minimum, yaitu jumlah semua bahan- bahan
kebutuhan hidup yang diperlukan supaya seorang buruh dapat tetap hidup sebagai buruh. Oleh karena itu,
apa yang diperoleh buruh upahan melalui kerjanya, hanyalah cukup untuk menghasilkan kembali nyawanya.
Kita sekali-kali tidak akan menghapuskan pemilikian pribadi atas hasil-hasil kerja untuk menghasilkan kembali
nyawa yang langsung, pemilikan yang tidak menyisakan kelebihan yang dapat memberikan kekuasaan atas
kerja orang lain. Kita hanya akan menghapus watak celaka dari pemilikan, di mana buruh hanya hidup untuk
memperbesar kapital, dan hanya hidup selama kepentingan kelas yang berkuasa memerlukan.
Referensi:
Marx, Karl & Engels, Friedrich (Ed.). (2015). Karl Marx – Friedrich Engels: Manifesto Partai Komunis (hal. 46-
47). Bandung: Ultimus.

1. Pengertian dari kata kapital pada paragraf ke-3 teks tersebut adalah ....
A. kaum bermodal
B. modal
C. kebebasan berproduksi
D. masyarakat golongan menengah ke atas
E. besar
#Kunci: A

2. Berikut ini adalah dampak buruk dari sistem kapitalis berdasarkan teks tersebut, KECUALI….
A. adanya perbedaan kelas antara kaum proletar dan kaum borjuis
B. watak kemasyarakatan seorang borjuis yang merasa tinggi karena kepemilikan kekuasaan
C. seorang buruh hanya akan menjadi buruh, tidak lebih
D. membuat kaum borjuis memiliki kesombongan yang tinggi
E. membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin
#Kunci: D

3. Sesuai dengan keadaan yang terjadi pada teks tersebut, yang menjadi korban adalah kaum ....
A. Borjuis
B. Komunis
C. Kapitalis
D. Proletary
E. feodal
#Kunci: D
4. Simpulan yang paling tepat untuk teks tersebut adalah ....
A. Impian dari kaum komunis mungkin terjadi jika perusahaan semakin besar dan dapat
menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak.
B. Jika kaum borjuis mau berbaur dengan kaum proletar, mereka akan kehilangan harta
kekayaannya dan sama seperti kaum proletar.
C. Kaum buruh akan cepat sejahtera dan kaya jika mereka bekerja keras dan mau berusaha
semaksimal mungkin sehingga bisa menyenangkan hati tuannya atau kaum borjuis.
D. Tujuan kaum komunis bersifat imajinatif dalam keadaan sekarang.
E. Jika menerapkan sistem komunis sesuai dengan teks tersebut, yang akan muncul hanyalah
malapetaka dan konflik.
#Kunci: E

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 5—8


Dalam sejarah perkembangannya, terlihat bahwa bangsa Indonesia mempunyai kemampuan
menyiasati kontak dengan budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan
berbagai tinggalan sejarah berupa benda dan tak benda yang masih lestari sampai sekarang. Pada
tinggalan-tinggalan berupa benda, tampak bahwa ciri-ciri arsitektural berbagai bangunan kuno dengan
berbagai interior dan ragam hiasnya selalu berpadu dengan unsur-unsur lokal (Dowling, 1992). Unsur-
unsur asing itu selalu berpadu dengan local genius dan menghasilkan sesuatu yang khas Indonesia.
Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek moyang bangsa
Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan India dan Cina
yang terjadi pada abad ke-6 sampai ke-15. Pada waktu itu, kebudayaan Indonesia tidak semata-mata
berperan sebagai recipient culture ‘budaya penerima’ yang pasif dan hanya pasrah terhadap pengaruh
kebudayaan asing. Akan tetapi, kebudayaan Indonesia aktif dan selektif menerima unsur-unsur yang
berasal dari luar. Unsur-unsur kebudayaan asing hanya merupakan sebuah lapisan tipis di luar.
Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra, religi, dan ritus.
Dalam religi dan ritus misalnya, terdapat perpaduan unsur-unsur yang berasal dari luar dengan
kepercayaan setempat. Unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan
agama Hindu di Indonesia. Fenomena yang sama juga terjadi pada agama Islam yang memberi warna
pada Islam Nusantara (Zoetmulder; 1990; Ras. 2014).
Referensi:
Soedibyo. (2015). Filologi: Sejarah, Metode, dan Paradigma (hal. 1-2). Yogyakarta: Jurusan Sastra
Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UGM.

5. Nilai sosial yang terdapat pada teks tersebut adalah ....


A. terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing, seperti dengan India dan Cina yang terjadi
pada abad ke-6 sampai ke-15
B. unsur-unsur asing itu selalu berpadu dengan local genius dan menghasilkan sesuatu yang khas
Indonesia
C. unsur-unsur pra-Hindu berpadu dengan unsur Hindu yang menjadi kekhasan agama Hindu di
Indonesia
D. Menyerap dan mengolah kebudayaan asing telah menjadi kemampuan nenek moyang bangsa
Indonesia ketika terjadi kontak budaya dengan bangsa-bangsa asing.
E. Hal seperti ini juga tampak pada tinggalan-tinggalan tak benda berupa sastra, religi, dan ritus.
#Kunci: A

6. Ide pokok teks tersebut adalah ....


A. hasil kontak budaya
B. recipient culture
C. kearifan lokal masyarakat Indonesia
D. akulturasi
E. kontak dengan budaya asing
#Kunci: A

7. Pertanyaan yang jawabannya tidak terdapat dalam teks tersebut adalah ....
A. Bagaimana masyarakat Indonesia merespon budaya asing yang masuk?
B. Kapan budaya asing masuk ke Indonesia?
C. Apa yang menyebabkan bangsa Indonesia dapat menerima budaya asing dengan mudah?
D. Apa peninggalan yang paling berarti bagi bangsa Indonesia?
E. Mengapa Indonesia bisa menjadi bangsa yang memiliki banyak kebudayaan?
#Kunci: D

8. Simpulan yang paling tepat sesuai dengan teks tersebut adalah ....
A. Karena sikap masyarakat Indonesia sebagai recipient , maka masyarakat Indonesia memiliki
kebudayaan yang beragam.
B. Unsur Islam sangat mendominasi kebudayaan yang ada di Indonesia bahkan sampai sekarang.
C. Jika masyarakat pada masa itu adalah masyarakat intoleran yang menolak mentah- mentah
kebudayaan asing, jumlah kebudayaan di Indonesia hanya sedikit.
D. Masyarakat pada zaman itu lebih cerdas dalam hal local genius daripada masyarakat pada
masa sekarang.
E. Indonesia merupakan tempat berkumpulnya kebudayaan dari setiap negara di dunia yang
kebudayaannya memiliki kebudayaan yang masing-masing dominan.
#Kunci: C

Bacalah teks berikut untuk menjawab soal nomor 9—12!


Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana. Karena dunia
bukanlah hitam dan putih. Setiap tindakan mempunyai motif-motif yang bersumber pada pandangan
hidup seseorang. Di dalam masyarakat, kita melihat ada dua sistem penilaian yang secara teoritis
berbeda 180 derajat. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai- nilai absolut. Untuk
orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau
salah?”. Jika salah, kita tidak boleh melakukannya. Korupsi salah dan karena itu harus ditumpas di
mana saja.
Tetapi ada kelompok lain yang tidak memakai sistem nilai ini. Mereka mempergunakan sistem
nilai-nilai relatif. Mereka sadar akan salah dan benar secara teoritis, tetapi mereka mempergunakan
pertimbangan-pertimbangan realistis. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang
lebih berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Mereka bersedia
melakukan kompromi-kompromi, karena mereka tahu bahwa hasil-hasil yang mungkin dicapai lebih
besar di masa depan.
Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat. Secara teoritis pandangan ini
bertentangan. Tetapi batasnya juga amat kabur. Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap
situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional. Seorang pastor hendaknya lebih banyak
menggunakan sistem nilai-nilai absolut (walaupun tidak memutlakan). Tetapi seorang perwira lapangan
baiknya lebih banyak mempergunakan pertimbangan nilai-nilai relatif. Saya tidak bisa membayangkan
bagaimana kacaunya sebuah operasi militer kalau komandannya bertindak sebagai pendeta yang maha
adil.
Referensi:
Soe, Hok Gie (Eds.). (2018). Soe Hok Gie: Zaman Peralihan (hal. 60-62). Yogyakarta: Basabasi.

9. Kalimat utama paragraf ke-3 teks tersebut adalah ....


A. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana kacaunya sebuah operasi militer kalau
komandannya bertindak sebagai pendeta yang maha adil.
B. Seorang pastor hendaknya lebih banyak menggunakan sistem nilai-nilai absolut (walaupun
tidak memutlakan).
C. Secara teoritis pandangan ini bertentangan
D. Kita hanya bisa berkata (secara intuisi) bahwa setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional.
E. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat.
#Kunci: D

10. Kelemahan pada teks tersebut terdapat pada ....


A. tidak ada penjelasan mengenai apa yang benar dan yang salah
B. antarparagraf tidak padu
C. tidak ada penjelasan mengapa sudut pandang yang dipaparkan masih kurang bagus
D. isi dari teks tersebut tidak sesuai dengan keadaan sekarang
E. banyaknya kalimat yang kurang tepat
#Kunci: E

11. Tujuan penulis dalam menulis teks tersebut adalah ....


A. Mengajak pembaca berpikir tentang apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah.
B. Memberitahu betapa susahnya menilai sikap seseorang.
C. Menginformasikan tentang penilaian dalam masyarakat yang harus diterapkan.
D. Menjelaskan adanya dua penilaian berbeda yang harus diterapkan sesuai kondisi.
E. Menginformasikan tentang cara terbaik dalam bertindak.
#Kunci: D

12. Rangkuman yang tepat sesuai dengan teks tersebut adalah ....
A. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada
dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem
nilai-nilai relatif. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas
pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan
sistem nilai-nilai absolut. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih
berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai
ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional.
B. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada
dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem
nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas
pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan
sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih
berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai
ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional.
C. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sulit karena ada dua
sistem penilaian yang relatif berbeda dan dapat kita gunakan dalam menentukan pilihan.
Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem nilai- nilai absolut. Untuk orang-orang
ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”.
Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih
mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna di masa depan, jika mereka
bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai ini diperlukan dalam masyarakat
karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara proporsional.
D. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada
dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem
nilai-nilai absolut. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih berguna
di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Tetapi ada kelompok lain
yang mempergunakan sistem nilai-nilai relatif. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap
tindakan didasarkan atas pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Kedua sistem nilai ini
diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional.
E. Memberikan penilaian terhadap sikap seseorang bukanlah soal yang sederhana karena ada
dua sistem penilaian yang berbeda. Pertama, adalah mereka yang mempergunakan sistem
nilai-nilai absolut. Untuk orang-orang ini penilaian dari setiap tindakan didasarkan atas
pertanyaan: “Apakah ini benar atau salah?”. Tetapi ada kelompok lain yang mempergunakan
sistem nilai-nilai relatif. Mereka lebih mementingkan kemungkinan-kemungkinan yang lebih
berguna di masa depan, jika mereka bertindak sesuatu pada saat sekarang. Kedua sistem nilai
ini diperlukan dalam masyarakat karena setiap situasi dan jabatan harus dinilai secara
proporsional dan subjektif
#Kunci: E

Bacalah Teks berikut untuk menjawab soal nomor 13—17!


Revolusi itu bukan sebuah ide yang luar biasa, dan istimewa, serta bukan lahir atas perintah
seorang manusia yang luar biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang dalam membangun
revolusi, melaksanakan atau memimpinnya menuju kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya
sendiri. Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan hidup, suatu akibat tertentu dari tindakan-tindakan
masyarakat.
Dalam kata-kata yang dinamis, dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul dari
pertentangan kelas yang kian hari kian tajam. Ketajaman pertentangan yang menimbulkan
pertempuran itu ditentukan oleh pelbagai macam faktor: ekonomi, sosial, politik, dan psikologis.
Semakin besar kekayaan pada satu pihak, semakin beratlah kesengsaraan dan perbudakan di lain pihak.
Pendeknya, semakin besar jurang antara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah,
semakin besarlah hantu revolusi.
Tujuan sebuah revolusi ialah menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri,
politik dan ekonomi, dan revolusi itu dijalankan dengan “kekerasan”. Di atas bangkai yang lama
berdirilah satu kekuasaan baru yang menang. Demikianlah masyarakat feodal didorong oleh
masyarakat kapitalis dan yang disebut lebih akhir ini sekarang berjuang mati- matian dengan
masyarakat buruh yang bertujuan mencapai “satu masyarakat komunis yang tidak mempunyai kelas”.
(Yogaswara, A. 2018. Tan Malaka: Aksi Massa. Yogyakarta: Narasi.)

13. Simpulan yang paling tepat sesuai teks tersebut adalah ....
A. Revolusi muncul karena adanya kesenjangan antarkelas yang semakin besar antara yang
menindas dan yang ditindas.
B. Walaupun ada dampak baik, kesenjangan sosial tetap memiliki dampak buruk yang lebih
besar efeknya dibandingkan dengan dampak baiknya.
C. Jika orang yang memerintah bersifat rendah hati, tidak akan ada kelas pemisah antara yang
memerintah dan diperintah.
D. Revolusi adalah tindakan yang bisa dilakukan oleh individu yang memiliki semangat tinggi.
E. Jika tujuannya imajinatif, revolusi pasti akan gagal.
#Kunci: A

14. Ide pokok paragraf ke-2 adalah ....


A. revolusi hadir karena ada pertentangan
B. jurang revolusi kian menipis
C. revolusi muncul karena ada masalah
D. penyebab munculnya revolusi
E. perbedaan kelas yang mencolok
#Kunci: D

15. Rangkuman teks yang paling sesuai adalah


A. Revolusi bukanlah sebuah ide yang lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa dan
tidak dapat dijalankan sendiri. Revolusi adalah dampak dari adanya masalah tertentu, seperti
kesenjangan sosial antara yang menindas dan yang ditindas. Tujuan revolusi adalah
menentukan siapa yang lebih tidak pantas memegang kekuasaan.
B. Revolusi adalah sebuah ide yang lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa dan dapat
dijalankan sendiri. Revolusi adalah dampak dari adanya masalah tertentu, seperti kesenjangan
sosial antara yang menindas dan yang ditindas. Tujuan revolusi adalah menentukan siapa yang
lebih pantas memegang kekuasaan.
C. Revolusi merupakan sebuah ide yang lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa dan
tidak dapat dijalankan sendiri. Revolusi adalah dampak dari adanya masalah tertentu, seperti
kesenjangan sosial antara yang menindas dan yang ditindas. Tujuan revolusi adalah
menentukan siapa yang lebih tidak pantas memegang kekuasaan.
D. Revolusi bukanlah sebuah ide yang lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa dan
dapat dijalankan sendiri. Revolusi adalah dampak dari munculnya solusi tertentu, seperti
kesetaraan sosial antara yang menindas dan yang ditindas. Tujuan revolusi adalah menentukan
siapa yang lebih tidak pantas memegang kekuasaan.
E. Revolusi bukanlah sebuah ide yang lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa dan
dapat dijalankan sendiri. Revolusi adalah dampak dari adanya masalah tertentu, seperti
kesenjangan sosial antara yang menindas dan yang ditindas. Tujuan revolusi adalah
menentukan siapa yang lebih pantas memegang kekuasaan.
#Kunci: E

16. Kalimat utama paragraf ke-2 adalah ....


A. Dalam kata-kata yang dinamis, dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul
dari pertentangan kelas yang kian hari kian tajam.
B. Ketajaman pertentangan yang menimbulkan pertempuran itu ditentukan oleh pelbagai macam
faktor: ekonomi, sosial, politik, dan psikologis.
C. Semakin besar kekayaan pada satu pihak, semakin beratlah kesengsaraan dan perbudakan di
lain pihak.
D. Pendeknya, semakin besar jurang antara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah,
semakin besarlah hantu revolusi.
E. Tujuan sebuah revolusi ialah menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri,
politik dan ekonomi, dan revolusi itu dijalankan dengan “kekerasan”.
#Kunci: D

17. Hubungan antara paragraf satu dan paragraf dua adalah ….


A. Paragraf dua merupakan alasan teori yang dipaparkan pada paragraf satu.
B. Paragraf satu merupakan pernyataan utama atas rincian paragraf dua
C. Paragraf satu merupakan pernyataan utama atas ilustrasi kasus pada paragraf dua.
D. Paragraf dua merupakan penjabaran kausalitas atas teori yang dipaparkan paragraf satu.
E. Paragraf dua merupakan penjabaran kasus atas teori yang dipaparkan paragraf satu.
#Kunci: E

Anda mungkin juga menyukai