Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karuniaNya kami telah mampu menyelesaikan makalah yang berjudul ”
Menguraikan Dokumentasi Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui” ini demi
terpenuhinya tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai dokumentasi dalam bentuk laporan asuhan
kebidanan masa nifas dan asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam, 6 hari, 2 minggu,
dan 6 minggu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan...................................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN............................................................................................................5
2.1 Dokumentasi Dalam Bentuk Laporan..................................................................5
2.2 Tekhnik Penulisan Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas..................6
2.3 Merancang Format Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas...............11
2.4 Asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.........15
BAB III.........................................................................................................................37
PENUTUP....................................................................................................................37
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Catatan pasien merupakan suatu dokumen yang legal,yang mencatat status pasien
pada saat lampau maupun sekarang, dalam bentuk tulisan yang mengambarkan
catatan kebidanan yang diberikan. Pada ummnya catatan pasien berisi informasi yang
mengidentifikasi masalah, diagnosa kebidanan dan kebutuhan klien. Respon klien
terhadap asuhan kebidanan yang diberikan,dan dengan respon terhadap pengobatan
serta rencana untuk intervensi lebih lanjut. Keberadaan dokumentasi baik berbentuk
catatan maupun laporan akan membentuk komunikasi antara sesama bidan maupun
ilmu lain mengenai rencana pengobatan.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dokumentasi dalam asuhan nifas?
2. Bagaimana cara dokumentasian dalam asuhan nifas?
3. Bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6
minggu?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik. Sistem pendokumentasian
yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sarana komunikasi
antar tenaga kesehatan, sarana untuk dapat mengikuti perkembangan dan evaluasi
pasien, dapat dijadikan data peneliti dan pendidikan, mempunyai nilai hukum dan
merupakan dokumen yang sah. Dalam kebidanan banyak hal yang penting yang harus
didokumentasikan yaitu segala asuhan atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik
pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi dan keluarga berencana.
Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli
yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi
kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis
yang akurat dan lengkap yang dimliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan
dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan serta kalangan bidan sendiri.
5
Pada priode ini dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap
perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena
dapat dilihat dan dinilai secara langsung, dan apabila terjadi ketidaknormalan bidan
langsung bisa mendeteksi dan memberikan intervensi. Sedangkan memberikan asuhan
terhadap emosi dan psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih
dari bidan. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik
antara bidan dan keluarga.
Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah
kelahiran sampai 6 minggu. Tujuan dari asuhan masa nifas adalah untuk memberikan
asuhn yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan denngan
memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera
setelah melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksananya asuhan
segera atau rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat
diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa
dan masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.
6
tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana perilaku yang diharapkan dari
pemberi asuhan. Peroses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan
tindakan saja melainkan juga pemeriksaan pada setiaap laangkah agar pelayanan yang
komperehensif dan aman dapat tercapai. Dengan demikian prosese manajemen harus
mengikuti aturan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatakan
pengetahuan, hasil temuan dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan
yang berfokus pada manajemen klein.
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu karangan
lengkap yang dapat diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rinci dan
ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
7
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan dalam
melakukan konsultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama
akan overlap dengan langkah 5 dan 6 ( atau menjadi bagian dari langkah
tersebut ) karena data yang di perlukan diambil dari hasil pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain. Kadang-kadang bidan
perlu memakai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal
yang perlu disampaikan kepada dokter.
2. Langkah II ( kedua ): interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interfprestasi yang benar atau data-
data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di
interprestasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa keduanya
digunakan, karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa
tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman
wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan.
Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang aman. Contoh
seorang wanita dengan pemuaian uterus yang berlebihan tersebut (misalnya
polyhidramnion besar dari masa kehamilan , ibu yang diabetes kehamilan ,
8
atau kehamilan kembar ). Kemudian ia harus mengantisipasi melakukan
perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-
tiba terjadi perdarahan post partum yang disebabkan oleh otonia uteri karena
pemuaian uterus yang berlebihan.
Pada persalinan dengan bayi besar bidan sebaliknya juga mengantisipasi dan
bersiap-siap terhadap kemungkinan terjadi distotsia bahu dan juga kebutuhan
untuk resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita
menderita insfeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan
terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil. Persiapan pada setiap
kunjungan ulang pemeriksaan laboratorium terhadap simptomotik terhadap
bakteri dan segera memberi pengobatan jika insfeksi saluran kencing terjadi.
Data baru mungkin saja perlu di kumpulkan dan dievaluasi beberapa data
mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak ( misalnya
perdarahan kala III , perdarahan segera setelah lahir, distasia bahu, nilai
APGAR yang rendah).
9
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh pada masa postpartum yang dapat
dilakukan antara lain :
6. Melaksanakan perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa
postpartum.
7. Evaluasi
Evaluasi pada masa postpartum dapat menggunakan bentuk SOAP sebagai
berikut :
S : Data Subjektif
Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis yang merupakan ungkapan
langsung.
10
O : Data Objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melaluipemeriksaan fisik pada masa
postpartum.
P : Perencanaan
Pembuatan format asuhan Kebidanan pada ibu nifas didasarkan pada kaidah
penulisan serta informasi yang akan didapatkan .
A. SUBYEKTIF
No. Register : ..................
I. IDENTITAS/BIODATA KLIEN
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Suku : Suku :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
11
Telp. : Telp. :
II. ANAMNESA
1. Alasan
masuk : ............................................................................
...............
2. Jumlah anak yang pernah dilahirkan :
Jumlah anak hidup : ............ orang
Aterm : ............ orang
Preterm : ............. orang
Abortus : ............. orang
3. Riwayat persalinan
Tempat melahirkan : ........................ Di tolong oleh : ................
Ibu :
Jenis persalinan, Spontan Ya, Presentasi ..............
Tidak, Jika tidak persalinan dengan
cara...
Komplikasi / kelainan dalam persalinan
Ada, jenis ...........
Tidak
Placenta, Lahir Spontan Ya Tidak
Lengkap Tidak Lengkap
Ukuran = ........... cm Berat = ............. kg
Kelainan = ..............................................
12
Perdarahan Kala I ............. ml Kala II ................ ml
Kala III .......... ml Kala IV ............... ml
Perdarahan total ..................................... ml
Selama operasi ...................................... ml
Tindakan lain
Infus cairan Tranfusi
Catatan waktu :
Kala I : ............. jam ................ menit
Kala II : ............. jam ................. menit
Dipimpin meneran : ............. jam .................. menit
Kala III : ............. jam .................. menit
Lamanya partus : ............. jam .................. menit
Bayi
B. OBYEKTIF
13
Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : ......... .........
Kesadaran : ......... .........
2) Status
Emosional : ......... ......... ......... ....
..... ......... ......... ...
3) Tanda Vital
Tekanan Darah : ......... ......... ......... mmHg
Denyut Nadi : ......... ......... .........X/Menit
Pernafasan : ......... ......... ............X/Menit
Suhu : ......... ......... ......... ...........oC
4) Muka : Conjungtiva Anemis
Tidak Anemis
5) Mamae
Putting Susu Menonjol
Tidak Menonjol
Lecet Tidak Lecet
Asi Ada, Jika ada
banyak/sedikit...........
Tidak
B. ABDOMEN
TFU : .............................................
Kontraksi Uterus : .............................................
Abdominis Rectus Muscle : .............................................
Kandung Kemih : .............................................
C. GENETALIA
1) Oedema : .............................................
2) Perineum : Jahitan Ada Tidak
Oedema . Ada . Tidak
3) Lochea .
: Warna .................................... .
Banyaknya .............................
14
Baunya ..................................
4) Anus : Robekan Ada Tidak
Hermoroid . Ada . Tidak
. .
D. EKSTREMITAS BAWAH
Varices Ada Tidak
Oedema . Ada . Tidak
. .
V. PENATALAKSANAAN
1) PERENCANAAN
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
2) IMPLEMENTASI
............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
3) EVALUASI
..............................................................................................................
15
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
2.4 Asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu
16
berbahaya, karena serviks biasanya akan masuk ke tempatnya
semuladalam beberapa hari. Anda mungkin bisa mendorong rahim dengan
tangan bersarung. Bantulah ibu menaikkan bokongnya agar lebih tinggi
dari kepala.
Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi
mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang diinginkan.
Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi. Anjurkan ibu untuk
segera makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus
bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-
buahan.
2. Memberikan konseling
a. Nutrisi Ibu Menyusui
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu
harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut :
- Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
- Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein,
mineral,dan vitamin yang cukupMinum sedikitnya 3 liter setiap hari
17
- Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pascapersalinan
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) untuk memberi asupan
vitamin A juga kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya.
18
3. Istirahat dan tidur
a. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara
bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur
c. Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi
produksi ASI, memperlambat proses involusio uterus dan
memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri)
Tanda-tanda bayi telah berada dalam posisi yang baik pada payudara :
1) Seluruh tubuh berdekatan dan berada pada ibu
2) Mulut dan dagu berdekatan pada payudara
3) Aerola tidak akan terlihat dengan jelas
4) Ibu melihat bayi melakukan hisapan yang lamban dan dalam, serta
menelan ASInya
5) Bayi terlihat tenang dan senang
6) Telinga dan lengan bayi berada pada satu garis lurus, kepala tidak
menengadah
4. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
19
Baounding attachment adalah sentuhan awal/kontak kulit antara ibu dan
bayi. Bounding attachment dapat tercapai dengan cara :
1) Sentuhan
2) Kontak mata
3) Bau badan
4) Kehangatan tubuh
5) Suara
Prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment :
1) Dilakukan segera
2) Adanya ikatan yang baik dan seismatis antara ibu dan anak
3) Kesehatan emosional ibu
4) Persiapan PNC sebelumnya
5) Tingkay kemampuan komunikasi terhadap anak
6) Fasilitas untuk kontak lebih lama
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara menjaga agar tidak hipotermi
Hipotermi dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi
diresusitasi atau dipisahkan dr ibu. Dalam kasusu-kasus ini suhu dapat turun
dengan cepat >35oC. Hangatkan segera :
a. Jika bayi sakit berat/hipotermia berat <35oC
- Gunakan alat yang tersedia (incubator, radiant heater, kamar hangat,
tempat tidur hangat)
- Rujuk segera ke tempat pelayanan yang mempunyai NICU
- Jika bayi sianosis/sukar bernafas (frek <30/>60x/i, tarikan dinding
dada ke dalam/merintih), beri oksigen lewat kateter hidung/nasal prog
b. Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35oC/lebih :
- Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak,
kering, selimuti, dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas
- Dorong ibu untuk segera menyusui setelah bayi siap
- Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal
- Bayi dapat diletakkan di dalam incubator
20
Deteksi Dini Komplikasi dan Penyulit Masa Nifas 6 Hari.
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum
agar dapat mendeteksi dini komplikasi dan penyulit yang mungkin terjadi. Bidan
perlu melakukan manajemen asuhan dengan mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mencegah atau
mengobati komplikasi atau penyulit dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama periode nifas.
Komplikasi dan penyulit yang sering terjadi masa nifas 6 hari
a. Gangguan Pada Payudara
1) Bendungan air susu ibu.
2) Mastitis.
3) Putting susu lecet
4) Saluran susu tersumbat (OBSTRUCTIVE DUCT)
b. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas
Pendidikan kesehatan masa nifas meliputi:
1) Gizi
2) Kebersihan diri
3) Istirahat / tidur
4) Pemberian ASI
5) Latihan/ senam nifas
Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi:
mendiskusikan pentingnya pengembalian otot – otot
perut dan panggul kembali normal; menjelaskan bahwa latihan tertentu
beberapa menit setiap hari dapat bantu mempercepat pengembalian otot-
otot perut dan panggul kembali normal.
6. Hubungan seks dan Keluarga Berencana
Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana yaitu: hubungan
seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah
merasa nyaman; keputusan untuk segera melakukan hubungan seks dan
KB tergantung pada pasangan yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat
kontrasepsi KB.
21
Nifas 6 hari setelah persalinan termasuk kedalam kunjungan nifas ke dua dalam
waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14 hari). Tujuannya yaitu :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan
abnormal,seperti:
- Infeksi genital : Disebabkan karena adanya luka pada area pelepasan
plasenta, laserasi pada saluran genital.
- Infeksi saluran kemih : Dapat terjadi karena kurang menjaga kebersihan.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat
(Ambarwati, 2010).
- Gizi
1) Nasi 200 gram (1 piring sedang)
2) Lauk 1 potong sedang dan Tahu/tempe 1 potong sedang
3) Sayuran 1 mangkuk sedang dan buah 1 potong sedang
4) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
5) Makanan dengan diet seimbang : protein, mineral, vitamin yang
cukup
6) Minum sedikitnya 3 liter per hari (8 gelas sehari)
7) Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
8) Minum kapsul vitamin A
- Istirahat
1) Sarankan Ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan biasa perlahan-lahan,
serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
2) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a) Mengurangi jumlah produksi ASI
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
c) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan merawat bayi dan diri
sendiri
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda
penyakit
- Tanda-tanda ASI cukup :
22
1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam
2. Bayi sering BAB, berwana kekuningan “berbiji”
3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, kemudian bangun
tapi tidur cukup
4. Bayi setidaknya menyusui 10-12 kali dalam 24 jam
5. Payudara terasa kosong setiap kali selesai menyusui
6. Berat badan bayi bertambah
- Meningkatkan suplai ASI
1. Menyusui bayi setiap 2 jam, lama ± 10-15 menit
2. Pastikan posisi ibu benar saat menyusui bayinya
3. Susukan bayi dalam keadaan tenang dan suasana
nyaman
4. Tidurlah bersebelahan dengan bayi
5. Tingkatkan istirahat dan hidrasi
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
f. Kebersihan/ perawatan diri sendiri, terutama putting susu dan perineum.
- Kebersihan diri (Personal hygiene)
1) Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh badan (mandi) minimal
2 kali sehari
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah genitalia dengan
sabun dan air dari arah depan ke belakang
3) Sarankan ibu untuk menganti pembalut minimal 2-3 kali sehari
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
membersihkan genitalia
5) Apabila ibu mempunyai luka bekas episiotomi, maka sarankan ibu untuk
tidak menyentuh daerah luka
- Perawatan Payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2) Gunakan bra yang menyokong
3) Apabila puting susu lecet, keluarkan kolostrum dan oleskan setiap kali
selesai menyusui
4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam
23
5) Payudara yang bengkak dapat di kompres hangat selama 5 menit
6) Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat di berikan parasetamol 500 mg
setiap 6-8 jam
- Pemeriksaan Pelvis
Selain pemeriksaan komponen pelvis yang biasa dilakukan dalam memeriksa
pelvis pada masa pascapartum, pemeriksa harus memberi perhatian khusus pada
labia, perineum dan anus untuk melihat adanya tanda-tanda pemulihan jika
terdapat laserasi atau suatu episiotomy dilakukan. Kondisi patologis yang
24
mungkin ditemukan antara lain fistula dan laserasi yang tidak kunjung sembuh,
yang menyebabkan kerusakan pada perineum.
Kadang-kadang, bagian atas labia menyatu. Ini dapat terjadi laserasi bilateral,
periuretral, atau labia bersifat minor dan tidak diperbaiki. Fusi ini biasanya tidak
menimbulkan masalah. Pemeriksaan rectum yang sering ditunda pada wanita usia
subur karena adanya rasa tidak nyaman atau rasa malu yang ditimbulkan harus
selalu dilakukan pada pemeriksan pascapartum untuk mengkaji integritas sfingter
rectum. Suatu pemeriksaan rectum juga dapat mendeteksi massa yang terletak
renda di dalam pelvis, yang terabaikan pada pemeriksaan vagina.
- Klasifikasi Klinis
1. Perdarahan pasca persalinan primer yakni perdarahan yang terjadi dalam
24 jam pertama. Penyebabnya atonia uteri, retensio plasenta, dan robekan
jalan lahir.
2. Perdarahan pasca persalinan sekunder, yakni perdarahan yang terjadi
setelah 24 jam pertama. Penyebabnya robekan jalan lahir dan sisa plasenta
atau membran.
25
3. Retensio Plasenta dan sisa plasenta (plasenta tertahan didalam rahim baik
sebahagian atau seluruhnya).
4. Inversio Uterus (uterus keluar dari rahim)
Kegawatdaruratan pada kala III yang dapat menimbulkan perdarahan
adalah terjadinya inverse uterus. Inverse uterus adalah keadaan dimana
lapisan dalam uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri
eksternum, yang dapat bersifat inkomplit sampai komplit.
26
- Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas, baringkan pada sisi
kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
8. Pembengkakan di Wajah dan Ekstremitas
Pada wanita yang terlihat ada pembekakan pada wajah dan ekstremitas pasca
persalinan, sebaiknya dilakukan tindakan :
- Periksa adanya varises
- Periksa kemerahan pada betis
- Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, kaki oedema
27
- Badan panas atau rasa sakit umum
Manajemen:
- Menyusui diteruskan, ubah posisi menyusui
- Kompres hangat sebelum dan kompres dingin setelah
disusukan/ payudara kosong
- Payudara yang terkena disusukan terlebih dulu
- Masase dan peras setelah menyusui
- Pakai baju / BH longgar
- Istirahat, cairan dan analgetik
28
- Tekan seluruh payudara
- ASI tidak disusukan dengan adekuat
- Sumbatan pada duktus (putting tdk dibersihkan dan BH ketat)
Manajemen:
- Sering disusukan
- Gunakan BH yang menyangga dan sesuai
- Kompres dingin
- Kompres hangat atau diperas sebelum disusukan
- Analgetik ringan
- Tehnik menyusui yang baik
- Hindari nipple shield
29
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi dan mungkin lebih sering
mengalaminya.
Faktor predisposisi :
- Obesitas
- Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
- Riwayat sebelumnya mendukung
- Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada
keadaan pembuluh vena
- Anemia maternal
- Hipotermi atau penyakit jantung
- Endometritis
- Varicostitis
30
- Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan
kebanyakan di rumah sakit.
- Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit.
- Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.
- Konseling Imunisasi
32
BERI ANAK KAPSUL VITAMIN A
KASUS
33
Ny. E berusia 25 tahun dengan P1A0, melahirkan 6 minggu yang lalu, ibu
mengatakan keadaannya sudah membaik. Ibu juga mengatakan darah nifasnya tidak
ada lagi, tapi nyeri pada daerah vagina masih terasa.
A. SUBYEKTIF
No. Register : 13009032
I. IDENTITAS/BIODATA KLIEN
II. ANAMNESA
2. Alasan Masuk : Ibu mengatakan kapan waktu yang tepat untuk berhubungan
dan ibu masih merasa nyeri pada bekas jahitan.
Riwayat persalinan
34
Riwayat Postpartum
Pola Tidur : Ibu mengatakan tidur pada malam hari 6 jam dan tidur
siang sekitar 1 jam
Eliminasi : Ibu mengatakan untuk bab dan bak sudah lancar seperti
biasanya, dan tidak ada keluhan
Pengalaman Menyusukan : Ibu mengatakan rajin memberikan asi
kepada bayi
Involutio Uteri: Sesuai dengan hari postpartum ibu
B. OBYEKTIF
- Pemeriksaan Umum : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
- Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 80 X/Menit
Suhu : 36,5oC
- Muka : Tidak ada Conjungtiva Tidak Anemis
- Ekstremitas bawah : tidak ada varices dan tidak ada oedema
- Mamae : Puting susu menonjol, pengeluaran asi lancar, tidak
ada bendungan asi dan tidak ada kemerahan pada daerah mamae
- Abdomen : TFU tidak teraba dan kandung kemih kosong
- Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada luka jalan lahir, pengeluaran
lochea warna kuning putih banyaknya 1x ganti pembalut, tidak ada
hermoroid
C. ANALISA
Diagnosa : Ny. E umur 25 tahun P 2 A 0 Post partum 6 minggu
dengan normal
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Ibu ingin memilih kontrasepsi, mengetahui waktu yang
tepat berhubungan kembali, dan penanganan untuk daerah
vagina masih merasa nyeri
35
D. PENATALAKSANAAN
1. PERENCANAAN
Beritahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
Beritahu tentang waktu yang tepat dalam berhubungan seksual setelah
nifas
Beritahu ibu macam – macam jenis kontrasepsi beserta efek samping
keuntungan dan kerugian
Anjurkan ibu untuk memilih salah satu jenis kontrasepsi yang akan
digunakan
Menganjurkan ibu untuk senam nifas untuk mengurangi rasa sakit pada
daeah vagina
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk imunisasi bayinya
Beritahu ibu untuk kunjungan ulang
2. IMPLEMENTASI
Memeberitahukan pada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tanda Vital :
Tensi = 110/80 mmHg Nadi = 80 x/ menit
Suhu = 36,5 oC Respirasi = 12 x/ menit
TFU : Tidak Teraba
Secara fisik aman untuk memulai hubungan seksual begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan
ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk melakukan
hubungan seksual kapan saja ibu siap
Untuk mengurangi rasa nyeri pada daerah vagina ibu dapat
melakukan senam nifas
Memeberitahukan ibu macam – macam dan jenis kontrasepsi beserta efek
samping, keuntungan dan kerugian
Menganjurkan ibu untuk memilih salah satu jenis kontrasepsi yang
digunakan
Menghormati dan menghargai keputusan klien
36
Mengingatkan ibu untuk jadwal imunisasi BCG dan polio di puskesmas
Memberitahukan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi
3. EVALUASI
Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaanya
Ibu sudah mengerti kapan untuk berhubungan kembali
Ibu sudah mengetahui macam – macam jenis kontrasepsi beserta
efektifitas keuntungan dan kerugian ( efek samping )
Ibu bersedia memilih salah satu jenis kontrasepsi yang akan datang
digunakan setelah izin kepada suami
Ibu akan mencoba senam nifas dirumah
Ibu akan ke puskesmas untuk jadwal imunisasi
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
38
DAFTAR PUSTAKA
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas . Jakarta : Salemba Medika.
http://www.asuhankebidanan.com/2017/09/kebutuhan-ibu-di-masa-nifas-6-
minggu_30.html
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://emilasaricika.wordpress.com/2015/04/07/asuhan-
kebidananan-pada-ibu-nifas-
https://media.neliti.com/media/publications/107693-ID-penggunaan-kontrasepsi-pada-wanita-
pasca.pdf
39