Anda di halaman 1dari 13

Parameter-parameter toksisitas

Parameter yang diukur biasanya berupa kematian hewan uji, yang hasilnya dinyatakan sebagai
konsentrasi yang menyebabkan 50% kematian hewan uji (LC50) dalam waktu yang relatif pendek, yaitu
satu sampai empat hari (Soemirat, 2003)

> Analisis parameter uji yang dilakukan


sebagai berikut: analisis biokimia darah untuk parameter hati (kadar ASAT dan ALAT, gama GT, dan
bilirubin total) dan parameter kesehatan ginjal (kadar urea dan kreatinin) menggunakan reagen
diagnostik Diasys® secara spektrofotometri dengan mengikuti protokol uji yang tersedia; 14 analisis
hematologi darah (white blood cell (WBC), red blood cell (RBC), hemoglobi (Hb), hematokrit (Ht), mean
corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), platelets (PLT), the relative distribution width of red
blood cells by volume (RDW-CV), ratio of large platelets (P-LCR), neutrophil (Neut), dan limfosit
(LYMPH)) dilakukan mengacu pada pedoman analisis alat cell counter otomatis Sysmex XS- 800i®;15
analisis histopatologi dengan teknik skoring oleh seorang patolog untuk mengevaluasi tingkat kerusakan.
Ketentuan skoring adalah sebagai berikut: TKS: Tidak ada kelainan spesifik. Skor 0: Tidak ada

sampel. Skor 1: Lesi ringan. Skor 2: Lesi

sedang. Skor 3: Lesi parah

PENILIAAN KEAMANAN BAHAN KIMIA

A.      Definisi Racun

Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil

menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang dapat

menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap

ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan keracunan

didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke

dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan

lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada
tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan

dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan

kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut

dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain.

Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan

menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh

dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.

1)        Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun

Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,

pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut,

uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,

keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang

yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-

barang.   3 macam bahan kimia dalam kelompok besar :

a)     Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,

diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-

lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan

proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan

tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.

b)    Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai

bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan

logam, obat-obatan dan lain-lain.


c)     Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan

serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan

pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan :

1.     Bahan Kimia Beracun (Toxic)

2.     Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

3.     Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

4.     Bahan Kimia Peledak (Explosive)

5.     Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

6.     Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air(Water Sensitive Substances)

7.     Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

8.     Gas Bertekanan (Compressed Gases)

9.     Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Dan adapun Bahan-bahan beracun dalam industri dapat digolongkan dalam

beberapa golongan yaitu:

a. Senyawa logam dan metaloid

b. Bahan pelarut

c. Gas-gas beracun

d. Bahan karsinogenik

e. Pestisida

2)        Bahan-Bahan Kimia Umum Yang Sering Menimbulkan Racun

Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah sebagai-berikut :


             Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.

             Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida

(HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2),

Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2), Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).

             Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As), Krom (Cr),

Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).

             Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil Klorida,

Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan kimia beracun lain

yang dapat meracuni setiap saat, khususnya masyarakat pekerja industri.

B.       Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya atau Beracun

Saat ini banyak industri besar menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pelaksanaan

produksinya. Jika dilihat 50 tahun yang lalu, mungkin hanya 1 juta ton dihasilkan setiap

tahunnya tetapi sekarang kurang elbih 400 juta ton bahan kimia yang dihasilkan setiap tahunnya.

Di antara 5 sampai 7  juta bahan kimia yang diketahui lebih dari 80.000 dipasarkan dan

diperkirakan 500 sampai 10.000 bahan kimia diperdagangkan mengandung bahaya yang

diataranya 150 sampai 200 jenis kemungkinan dapat menyebabkan kanker pada manusia.

       Penggunaan bahan kimia ini digunakan pada perusahaan seperti;

-        Pertanian (Agrochemical)

-        Industri

-        Labolatorium

-        Kedokteran

           Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya ini dibagi

menjadi 7:
a)         KELAS 1 : MUDAH MELEDAK

Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang

dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat

mengakibatkan peledakan.

Contoh :

Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk ammunisi,

diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid, (TNT, Nitro Glycerine,

Amunisi, bubuk untuk blasting)

b)        KELAS 2 : GAS-GAS

    Terdiri dari :

            Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl methyl

ether, butane, neopentane, propane, methane, methyl chlorodiline, thinner, bensin.

            Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon, nitrous

oxide, sulphur hexafolride)

            Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron

trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll

c)         KELAS 3 : CAIRAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE GAS)   

            Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan.

            Cairan yang mempunyai titik penyalaan kurang dari 61 o C.

            Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan  pingsan bahkan kematian.

Contoh : Yang mudah menyala (flammable solids)


Bahan padat yang mudah menyala (petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene, 2

chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane.

d)        KELAS 4 : PADATAN

            Bahan padat yang mudah menyala  bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar seperti

percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan

Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate, celluloid,

dinitrophenol, hexamine.

            Bahan Padat yang Mudah Terbakar  secara spontan (spontaneously Combustible Substances)

Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar untuk

terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala sendiri

ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat menghasilkan gas beracun ketika

terbakar.

Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls, phosphorus

            Padatan yang mudah menyala (FLAMMABLE SOLIDS)

Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet) Padatan atau cairan yang dapat

menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air. Bahan ini juga meningkatkan gas

beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam

Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride,

calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.   

e)         KELAS 5 : BAHAN BEROKSIDASI (OXIDIZING AGENT)

Organic peroxides

Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika terpapar panas atau

api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika bereaksi dengan material yang
lain efeknya akan lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini dapat menghasilkan racun dan

gas yang mudah terbakar.

Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate, peracetic acid.

f)         KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI

            Poisonous (Toxic) Substances

Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika tertelan, terhirup

atau kontak dengan kulit.

contoh : cyanohydrin, calcium cyanide, carbon tetrachloride, dinitrobenzenes, epichlorohydrin

mercuric nitrate, dll

            Harmful (Toxic) Substances

Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak dengan

kulit

Contoh : acrylamide, 2-amino-5-diethylamino pentane, amonium fluorosilicate, chloroanisidines

dll

g)        KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI

            Bahan yang dapat mengakibatkan infeksi

            Bahan yang mengandung organisme penyebab penyakit

Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan

h)        KELAS 7 : BAHAN YANG BERADIASI

        radioactive

Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat memancarkan

radiasi secara spontan


Contoh : uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14C

C.      Tingkat Keracunan Bahan Beracun

Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya

- Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan

- Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat berbahaya

- Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan

racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”

- Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan,

maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya Racun super: 5 mg/kgBB atau kurang,

contoh: 

        Nikotin Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB),

        Timbal arsenat Amat beracun: (50-500 mg/kgBB),

        Hidrokinon Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB),

        IsopropanolSedikit beracun: (5-15 g/kgBB), 

        Asam ascorbat Tidak beracun: (>15 g/kgBB),

        Propilen glikol

D.      Factor Yang Menentukan Tingkat Keracunan

        Sifat Fisik bahan kimia 

Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi dan

bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-paru

        Dosis (konsentrasi)

Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan racunnya.

E = T x C
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)

T = time

C = concentration

Pajanan bisa akut dan kronis

        Lamanya pemajanan

- gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis

        Interaksi bahan kimia

- Aditif : 

efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat

dengan enzim cholinesterase.

- Sinergistik :

efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri2 ex. Pajanan asbes

denganmerokok.

- Antagonistik : bila efek menjadi lebihringan

        Distribusi

Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah

sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.

        Pengeluaran

Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru

        Faktor tuan rumah (host)

-  Faktor genetic

- Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati

-  Factor umur
-  Status kesehatan

-  Hygiene perorangan dan perilaku hidup

Dan adapun factor Pengaruh efek racun terhadap badan yaitu:

        Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair), debu

(partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel padat), awan (partikel

cair kondensasi dari fase gas), asap (partikel zat karbon).

        Dosis beracun: jumlah/konsentrasi racun yang masuk dalam badan.

        Lamanya pemaparan.

        Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis pelarut.

        Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit

serta selaput lendir.

        Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya tahan/toleransi,

habituasi/kebiasaan, nutrisi, tingkat kelemahan tubuh, factor generik.

E.       Bahaya Kesehatan

Bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit atau luka bila dihirup, ditelan atau

disentuh. Bahan kimia tersebut dikelompokkan menjadi 4 kategori.

             Zat kimia penyebab iritasi (irritants)

zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi peradangan (inflamasi) bila zat

tersebut kontak dengan tubuh

             Zat kimia korosif

zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) / kerusakan yang

permanen pada jaringan hidup atau zat yang dapat memakan (eating away) bahan tertentu

termasuk jaringan tubuh manusia.


             Zat kimia penyebab alergi (sensitizers)

zat kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi (allergie-like

response) pada mereka yang terpapar zat-zat kimia tersebut secara berulang

             Zat kimia yang menyerang organ tubuh yang spesifik (target-organ chemicals)

zat yang menyebabkan kerusakan pada organsistem tubuh yang spesifik. Zat

kimia tersebut dapat merusak paru, jantung, hati, ginjal dan sistem saraf pusat.

F.       Usaha-Usaha Pencegahan

Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang

memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat

racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan

pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara

preventif tersebut adalah sebagai-berikut:

1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan,

organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.

2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit,

sepatu, dsb)

3. Ventilasi yang baik.

4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya.

5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.

6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan

mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.

7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap

produksi yang menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahayadisendirikan.

9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis

keselamatan dan kesehatan kerja.

10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.

11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan

kimia beracun.

12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.

13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring

biologis (darah, tinja, urine, dansebagainya).

14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.

15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas

kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.

16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.

17. Enclosing, menangani sumber bahaya.

Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan bahan kimia

beracun dari segi pengamanan, pengelolaan, penanggulangan kebakaran dan pertolongan

pertama dalam kecelakaan.


DAFTAR PUSTAKA

https://keslikers.blogspot.com/2015/01/makalah-bahan-kimia-beracun_12.html

Anda mungkin juga menyukai