Parameter yang diukur biasanya berupa kematian hewan uji, yang hasilnya dinyatakan sebagai
konsentrasi yang menyebabkan 50% kematian hewan uji (LC50) dalam waktu yang relatif pendek, yaitu
satu sampai empat hari (Soemirat, 2003)
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap
ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan keracunan
didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke
dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan
lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada
tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan
dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Zat-zat tersebut
dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain.
Tetapi dapat juga zat-zat tersebut berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan
menghasilkan efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh
uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi,
keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang
yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-
a) Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia,
diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-
lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan
proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan
tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
b) Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan
serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
beberapa golongan yaitu:
a. Senyawa logam dan metaloid
b. Bahan pelarut
c. Gas-gas beracun
d. Bahan karsinogenik
e. Pestisida
Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO), Hidrogen Sianida
(HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4), Sulfur Dioksida (SO2), Klor (Cl2),
Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg), Arsen (As), Krom (Cr),
Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena, Vinil Klorida,
Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih banyak bahan kimia beracun lain
Saat ini banyak industri besar menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pelaksanaan
produksinya. Jika dilihat 50 tahun yang lalu, mungkin hanya 1 juta ton dihasilkan setiap
tahunnya tetapi sekarang kurang elbih 400 juta ton bahan kimia yang dihasilkan setiap tahunnya.
Di antara 5 sampai 7 juta bahan kimia yang diketahui lebih dari 80.000 dipasarkan dan
diperkirakan 500 sampai 10.000 bahan kimia diperdagangkan mengandung bahaya yang
diataranya 150 sampai 200 jenis kemungkinan dapat menyebabkan kanker pada manusia.
- Pertanian (Agrochemical)
- Industri
- Labolatorium
- Kedokteran
Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya ini dibagi
menjadi 7:
a) KELAS 1 : MUDAH MELEDAK
Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang
dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat
mengakibatkan peledakan.
Contoh :
diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid, (TNT, Nitro Glycerine,
Terdiri dari :
Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl flouride, ethyl methyl
Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium, argon, neon, nitrous
Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-anhidrous, arsine, boron
Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan.
Uap dari bahan yang termasuk kelas ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan kematian.
Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar seperti
percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan
Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium resinate, celluloid,
dinitrophenol, hexamine.
Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible Substances)
Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang besar untuk
terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar untuk menyala sendiri
ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat menghasilkan gas beracun ketika
terbakar.
Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet) Padatan atau cairan yang dapat
menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air. Bahan ini juga meningkatkan gas
calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.
Organic peroxides
Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika terpapar panas atau
api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika bereaksi dengan material yang
lain efeknya akan lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini dapat menghasilkan racun dan
Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate, peracetic acid.
Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika tertelan, terhirup
Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau kontak dengan
kulit
dll
Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan atau hewan
radioactive
Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat memancarkan
Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak berbahaya
- Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman digunakan
- Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi sangat berbahaya
- Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun yang bukan
racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi racun atau obat”
- Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50 suatu bahan,
contoh:
Timbal arsenat Amat beracun: (50-500 mg/kgBB),
Hidrokinon Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB),
Sifat Fisik bahan kimia
Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah terinhalasi dan
bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit dalam paru-paru
Dosis (konsentrasi)
Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan racunnya.
E = T x C
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
Pajanan bisa akut dan kronis
Lamanya pemajanan
- gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
Interaksi bahan kimia
- Aditif :
efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat
dengan enzim cholinesterase.
- Sinergistik :
efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri2 ex. Pajanan asbes
denganmerokok.
- Antagonistik : bila efek menjadi lebihringan
Distribusi
Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah
sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.
Pengeluaran
Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-paru
Faktor tuan rumah (host)
- Faktor genetic
- Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada hati
- Factor umur
- Status kesehatan
- Hygiene perorangan dan perilaku hidup
Dan adapun factor Pengaruh efek racun terhadap badan yaitu:
Sifat fisik bahan kimia, yang dapat berwujud gas, uap (gas dari bentuk padat/cair), debu
(partikel padat), kabut (cairan halus di udara), fume (kondensasi partikel padat), awan (partikel
Lamanya pemaparan.
Sifat kimia zat racun: jenis persenyawaan; kelarutan dalam jaringan tubuh, jenis pelarut.
Rute (jalan masuk ke badan), yang bisa melalui pernapasan, pencernaan, kulit
serta selaput lendir.
Faktor-faktor pekerja, seperti umur, jenis kelamin, derajat kesehatan tubuh, daya tahan/toleransi,
Bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit atau luka bila dihirup, ditelan atau
zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi peradangan (inflamasi) bila zat
zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) / kerusakan yang
permanen pada jaringan hidup atau zat yang dapat memakan (eating away) bahan tertentu
zat kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi (allergie-like
response) pada mereka yang terpapar zat-zat kimia tersebut secara berulang
Zat kimia yang menyerang organ tubuh yang spesifik (target-organ chemicals)
kimia tersebut dapat merusak paru, jantung, hati, ginjal dan sistem saraf pusat.
F. Usaha-Usaha Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang
memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang bersifat
racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di lingkungan
preventif tersebut adalah sebagai-berikut:
organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit,
sepatu, dsb)
3. Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
produksi yang menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahayadisendirikan.
keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan
kimia beracun.
12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.
13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring
biologis (darah, tinja, urine, dansebagainya).
14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.
15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas
kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.
16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
17. Enclosing, menangani sumber bahaya.
Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan bahan kimia
https://keslikers.blogspot.com/2015/01/makalah-bahan-kimia-beracun_12.html