Kebayakan pembicara yang bersuara baik itu dibentuk dengan berlatih secara
sistematis. Suara yang baik bukan semata-mata dibawa sejak lahir. Memang benar,
banyak pembicara yang memiliki bakat yang luar biasa sebagai pembawaan.
Namun, kebanyakan kemampuan pembicara diperoleh dari belajar. Mereka belajar
dan berlatih mengolah ucapan secara efektif melalui pelatihan-pelatihan. Bab ini
meletakkan dasar-dasar yang dapat membentuk suara, sehingga suara menjadi
jelas, mempunyai kekuatan, dan suara yang profesional. Setelah mempelajari
mekanisme bentuk tubuh (posture), perencanaan pelatihan, Anda akan
mempraktikkan dasar-dasar pelatihan tidak hanya di kelas, melainkan sepanjang
hidup selama bekerja.
17
Pengolahan suara merupakan suatu kegiatan yang bernilai bagi setiap orang
yang terjun dalam bidang tarik suara atau berbicara di depan umum (misalnya
penyanyi, dalang, pencerita, orator, penceramah, presenter, pembawa acara dsb).
Sering kali, suara dan pilihan kata tidak mendapat perhatian. Alasannya, adanya
anggapan bahwa untuk mengatasi problem bicara dan suara itu hanya dapat
dilakukan dengan bantuan para ahli terapi yang profesional. Alasan itu barangkali
benar, tetapi tidak seluruhnya. Tidak ada buku teks tentang berberbicara di depan
umum yang dapat menyembuhkan kesulitan berbicara atau kesulitan menggerakkan
alat-alat ucap. Sebagai contoh tidak berfungsinya alat-alat ujar, harus
dikonsultasikan dengan ahli patologi bahasa (speech pathologist).
Banyak masalah penampilan pembicara disebabkan oleh kebiasaan yang
jelek. Kebiasaan ini harus disembuhkan secara penuh agar orang yang
bersangkutan dapat memperoleh manfaat. Anda dapat memperbaiki kualitas suara
Anda dengan mempraktikkan beberapa pelatihan yang mudah. Anda dapat
membuat pilihan kata lebih segar dengan memperoleh kesadaran tentang masalah-
masalah umum dan mempraktikkan dengan menggunakan tape perekam.
Penyelesaiannya sederhana.
Sebelum mengulas lebih lanjut perlu lebih dulu membedakan secara jelas
antara istilah bunyi, suara, dan ujaran. Secara mendasar, istilah bunyi merupakan
getaran yang ditimbulkan dari pita suara dan mengalami resonansi di sepanjang
jalan, baik melalui mulut maupun hidung. Dengan kata lain, bunyi di sini mengacu
pada unsur-unsur bunyi bahasa yang dihasilkan alat-alat ucap. Istilah bunyi sering
digunakan secara bergantian dengan istilah suara. Suara di sini mengacu pada
keseluruhan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh getaran yang beresonansi (misalnya
suara sirine, suara ledakan), termasuk bunyi bahasa. Ujaran merupakan suatu
rangkaian bunyi bahasa yang dibentuk dan ditata di dalam mulut yang mengandung
suatu pesan. Istilah bunyi pembicaraan mengacu pada seluruh efek bunyi dan
ujaran.
18
sekitarnya. Diafragma untuk pernapasan sangat penting dipahami, khususnya letak
diafragma dan cara kerjanya.
Semua struktur pernapasan dan alat-alat ucap itu tidak perlu dihafal semua.
Kita hanya perlu mengetahui dasar-dasarnya saja. Untuk memahami lebih lanjut,
selidikilah secara kelompok pada waktu menghasilkan ujaran. Selanjutnya, Anda
akan memperoleh manfaat dalam kelompok dengan mengikuti perintah menyanyi,
walaupun Anda tidak berambisi menjadi penyanyi dan tidak mempunyai bakat
untuk menyanyi.
Gambar 2.2
(a) Laring
Dalam struktur tabung kasar ini, pita suara melintasi tabung.
(b) Pita suara terbuka selama bernapas.
Ini dipandang secara langsung dari kerongkongan seseorang.
(C) Pita suara tertutup selama fonasi.
19
Laring (Gambar 2.2a) sering disebut "kotak suara". Laring adalah tulang
rawan yang sangat lentur, kuat, luwes, dan sangat halus. Laring dapat membuat
tingkat kelenturan yang berbeda-beda. Suatu hal yang sangat penting dalam laring
adalah tulang rawan tiroid (thyroid) yang menonjol di leher yang biasa disebut
jakun (pada laki-laki), dan tulang rawan krikoid (cricoid) yang berhubungan
dengan tulang rawan tiroid. Tulang rawan ini membentuk struktur pipa kasar yang
menggantung pada pita suara.
Pita suara-lebih tepat disebut lipatan membran suara, karena sebenarnya tidak
berupa pita—merupakan membran yang bergerak bersama-sama menutup rongga
laring. Ada dua lipatan di sini, dan selama proses menghasilkan bunyi, disebut
fonasi, lipatan-lipatan itu bergerak melewati rongga. Cara yang mudah untuk
melihat pita suara ini adalah melihat kerongkongan seseorang dari atas seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.2b.
Ada sejumlah otot-otot yang mendukung untuk menghasilkan bunyi.
Pertama, otot intrinsik laring seluruhnya berada dalam laring. Kedua, otot
ekstrinsik berada di luar laring dan bekerja menghasilkan suara pada waktu kita
berbicara, menyanyi, dan bekerja waktu kita menelan.
Di atas laring adalah faring (pharynx), bagian jalan udara yang berada di
dalam mulut dan di belakang rongga hidung. Pengerutan otot dalam faring ini dapat
menutup repirasi jalan di atas bagian belakang kerongkongan. Faring berhubungan
dengan rongga hidung di atas bagian belakang kerongkongan, bagian
kerongkongan Anda yang dapat terlihat jika kita menjulurkan lidah dan melihat di
muka cermin.
20
seluruh kolom udara bergetar. Karena efek ini, not musik dapat terdengar,
resonansi penuh dan kuat. Serupa dengan itu, tali biola juga menghasilkan bunyi
gesekan ketika tali-tali itu bergetar semua. Papan suara dan rongga resonansi
internal biola memperkuat bunyi senar untuk menghasilkan nada yang penuh dan
kaya.
Secara kasar, efek seperti itu terjadi dalam bunyi yang dihasilkan manusia.
Rongga mulut dan hidung sebagai resonator, mempertinggi beberapa bunyi-bunyi
secara harmonis. Bahkan, rongga yang menghubungkan rongga hidung dan batok
kepala dan tulang kepala bertindak sebagai resonator.
Resonasi dalam rongga hidung dapat terlihat selama pelafalan bunyi-bunyi
hidung seperti m, n, ny dan ng. Bunyi ini terjadi bila Anda menutup mulut dan
berdengung. Di manakah udara lewat? Dengungan menunjukkan bahwa kita
sedang menghasilkan resonansi di bagian hidung.
Anda tidak mengeluarkan udara melalui bagian hidung sepanjang waktu.
Akan tetapi, resonasi rongga hidung yang terjadi seraya mengatakan m, n, ny dan
ng dapat memperkuat bunyi Anda. Resonasi selama memperkuat arus vokal itu
menambah kualitas suara. Metode pengembangan resonasi dan kualitas suara yang
menyenangkan akan dibahas pada bab ini.
21
kritis tape rekaman kita merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
keterampilan mengritik diri kita sendiri.
Suara
Suara yang menyenangkan sangat membantu bagi pembicara, tetapi sebuah
suara ofensif merupakan cacat yang nyata. Suara menyimpang yang sampai pada
pendengar mungkin sebagai akibat dari masalah kualitas, penyampaian, dan
pernapasan.
(a) Masalah kualitas suara. Pernahkah Anda mengembangkan imajinasi
negatif tentang seseorang yang belum pernah Anda jumpai berdasarkan suara yang
Anda dengar melalui telefon? Suara yang payah (dikulum, nggremeng dalam
bahasa Jawa), sebagai contoh, tidak menyenangkan untuk disimak dan sudah
barang tentu merugikan bagi semua pembicara. Di bawah ini disajikan beberapa hal
mengenai kualitas suara yang negatif, penyebabnya, dan saran untuk mengatasinya.
Parau (hoarseness). Suara serak seringkali digolongkan sebagai sebuah
bunyi "menusuk" (disebut parau). Suara ucap ini mungkin merupakan sebuah
gejala kondisi patologik dan seharusnya diperiksakan ke dokter. Hampir semua
suara parau disebabkan oleh penggunaan suara yang berlebihan dan penggunaan
suara yang salah, seperti bersorak-sorak pada pertandingan olahraga, dan dapat
terkombinasi dengan banyaknya tekanan pada alat-alat ucap.
Suara Tipis (thin voice). Bila suara tipis-lemah yang merupakan hasil dari
mekanisme ucap yang terbentuk, maka tidak banyak yang dapat dilakukan selain
meningkatkan suara tipis ini. Satu cara terbaik yang dilakukan adalah membiasakan
berucap dengan baik. Namun, sering kualitas suara tipis ini dihasilkan oleh
kurangnya resonansi. Dua kunci untuk meningkatkan resonansi adalah
meningkatkan dorongan udara, termasuk mengatur postur tubuh yang baik dan
santai. Peradangan yang kronis dan pembengkakan pada bagian rongga hidung juga
dapat mengganggu resonansi. (Coba tekan hidung Anda dan berbicaralah.)
Suara payah (gravelly voice). Bila suara parau secara khas ditandai dengan
kualitas suara lengking yang "pecah", sedangkan suara payah biasanya berupa
titinada rendah, tidak keras, dan tidak berirama. Suara payah kadang-kadang
dihasilkan oleh kurang kerasnya suara. Suara payah sering terjadi pada seseorang
yang membungkuk dan berbicara dengan dagu menempel dada. Suara payah sering
menghasilkan pembicaraan dalam nada yang sangat rendah. Cara mengatasi masala
ini dengan pernapasan yang baik, mempertinggi nada, dan memperkeras suara.
(b) Masalah dalam Penyampaian. Bila alat-alat ucap dan pernapasan
sedang berkerja keras, maka suara dapat gagal memberikan kesenangan karena
miskin penyampaian. Kita akan membahas lima jenis masalah dan kemungkinan
pemecahannya.
22
Nada-tunggal (monotone). Kegagalan mengubah titinada menghasilkan
penyampaian yang nada-tunggal. Titinada merupakan persepsi pendengar tentang
frekuensi suara (hal itu bisa relatif tinggi atau relatif rendah). Titinada biasanya
dicatat dalam skala musik. Nada-tunggal dapat menjadi sangat tidak menyenangkan
untuk disimak dan menyampaikan kesan bahwa pembicara bosan dan
membosankan. Pembicaraan dalam nada-tunggal dapat juga disebabkan kerusakan
pita suara. Pembicara dengan nada-tunggal sebaiknya lebih memperhatikan cara
penaikan dan penurunan nada.
Miskin titinada (Poor pitch). Beberapa orang mencoba untuk berbicara
keluar dari rentangan nadanya, sehingga terlalu tinggi. Pembicara laki-laki sering
berbicara terlalu rendah. Salah satu efeknya, suara menjadi tidak alami.
Pembicaraan dengan nada yang tidak alami akan membuka pintu untuk
menghasilkan vokal yang menyimpang. Masalah perubahan titinada menjadi suara
bass harus dipertimbangkan bahwa perubahan harus terjadi pada batas rentangan
nada terbawah suara ekspresi. Apabila suara Anda berada pada ujung paling bawah
rentangan nada, Anda harus meninggikannya. Temukan titinada yang lebih nyaman
dan alami untuk menghilangkan masalah ini.
Dendang (singsong). Penyampaian dengan mendendang ditandai dengan
adanya pola rima yang menaik dan menurun. Naik-turun pola nada ini yang dapat
diprediksikan dan menunjukkan pola yang dibuat-buat. Pelafalan nada berirama
yang dilakukan pembicara yang membawakan ceramah disebut pola dendang. Pola
nada ini harus dihindari, karena ujaran terasa tidak wajar. Masalah ini tidak sulit
dihilangkan setelah masalah ini diketahui. Mengadaptasi melodi ujaran secara
normal dapat memecahkan masalah ini.
Pola akhir (ending pattern). Beberapa orang mengakhiri ujarannya setiap
frase atau kalimat dengan titinada yang sama atau titinada seri. Penyampaian ini
seperti pola deklamasi anak-anak. Pola bunyi semacam ini dapat diramalkan. Pola
demikian itu cepat membosankan dan dapat mengganggu.
Meringkik (whininess). Suara ringkikan sering terjadi pada waktu berbicara
dengan nada sangat tinggi dan memperpanjang vokal. "Saya telah beeeeeerkata
pada Anda apa yang telah terjadi..." Kesadaran pada penyampaian meringkik ini
merupakan langkah pertama untuk menghilangkannya. Selanjutnya, masalah itu
dapat diatasi dengan menyesuaikan titinada yang lebih baik dan memperpendek
ucap. Ringkikan kadang-kadang juga berhubungan dengan penyampaian secara
sengau (sangat banyak udara yang keluar melalui hidung salama berbicara).
(c) Masalah Pernapasan. Kurangnya pengontrolan pernapasan dan
kurangnya pengaturan postur tubuh sering menjadi penyebab ketidakenakan suara.
Meskipun bernapas itu merupakan fungsi yang otomatis, ada teknik yang dapat
digunakan untuk meningkatkan produksi suara. "Membusungkan dada keluar" pada
waktu bernapas merupakan hal yang tidak benar, karena menyebabkan suara yang
23
dihasilkan tidak mempunyai nilai. Menempatkan udara di perut, bukan di dada,
dapat meningkatkan produksi suara selama berbicara (sering disebut pernapasan
perut).
Di bawah ini ada beberapa jenis masalah pernapasan dan saran-saran untuk
mengatasinya.
Napas berdesah (breathy voice). Bunyi "Marilyn Monroe" (seperti bunyi
yang dihasilkan Marilyn Monroe) atau bunyi "breathy starlet" mungkin disebabkan
oleh masalah fisik atau masalah pernapasan. Ketidakrapatan pita suara dalam
melipat selama proses menghasilkan bunyi dapat menyebabkan udara dapat
menembus pada waktu kita sedang berbicara. Pada umumnya penyebab napas
berbunyi itu adalah tidak memadainya persediaan udara, sehingga pembicara
kehabisan napas. Untuk mengatasi ini, sebaiknya lebih memperhatikan proses
menghasilkan bunyi, memperhatikan tekanan ucap secara wajar, dan barangkali
perlu berkonsultasi pada terapi profesional bila postur dan napas baik.
Bunyi tidak mempunyai kekuatan. Sering hasil dorongan otot-otot perut
kurang mempunyai kekuatannya, ditambah lagi kurang projeksi. Projeksi secara
sederhana merupakan proses keluarnya vokal dari mulut. Untuk mengatasi masalah
ini napaslah dengan diafragma dan perhatikan postur tubuh.
Bunyi Bahasa
Ada perbedaan cara menggolongkan bunyi bahasa, dan penggolongan di sini
tidak sama seperti yang digunakan oleh ahli patologi bahasa. Penggolongan bunyi
di sini mirip dengan yang digunakan pada linguis, khususnya ahli fonologi. Di sini,
masalah ujaran dibahas dalam konteks peristiwa dan pentingnya untuk tugas
berberbicara di depan umum. Hampir semua penggolongan bunyi yang dihasilkan
dalam mulut dan alat-alat ucap dapat dibedakan menjadi vokal dan konsonan.
Vokal dihasilkan oleh alat-alat ucap dengan udara yang mengalir dari paru-paru
menuju luar hampir tidak dihambat oleh alat-alat ucap. Konsonan dihasilkan
dengan cara menghambat aliran udara oleh alat-alat ucap. Oleh karena itu, berbeda
alat ucap yang digunakan, berbeda pula bunyi yang dihasilkannya.
Bunyi frikatif (fricatives). Sumber bunyi frikatif adalah udara yang keluar
secara perlahan-lahan mengalami penyempitan di mulut atau di perjalanannya.
Dalam bahasa Indonesia yang umum, bunyi frikatif ini adalah f, v, s, z, sy.
Bunyi letup dan hambat (plosives and stops). Ledakan udara (seperti pada
bunyi t dan d pada awal kata) atau terhambatnya aliran udara (bunyi t dan d pada
akhir kata) akan menghasilkan bunyi ini. Bunyi letup dalam bahasa Indonesia
adalah p, b, t, d, k, dan g.
Bunyi konsonan geser (frictionless consonants). Bunyi ini termasuk
semivokal, nasal, dan lateral. Semivokal w, r, dan y dapat diucapkan terus-menerus
seperti mengucapkan vokal. Bunyi l juga mirip, tetapi diketahui sebagai lateral
24
karena udara keluar di mulut bagian samping (karena terhalang oleh lidah). Di sini
ujung lidah menekan pada langit-langit lunak. Jenis bunyi lain yang berkaitan
adalah golongan bunyi sengau seperti m, n, dan ng.
Bila bunyi-bunyi yang diperikan di atas dihilangkan, disimpangkan,
ditambah, atau diganti dengan bunyi yang lain, maka akan terjadi masalah ujaran.
Di bawah ini dicontohkan empat jenis penyimpangan.
1. Penghilangan: menanggalkan bunyi h pada kata tuhan sehingga seperti bunyi
tuan.
2. Penyimpangan: mengganti bunyi t sehingga menyerupai bunyi ts seperti
mengucapkan dapats untuk dapat. Ini disebabkan karena kemalasan dalam
menarik lidah yang menempel pada lengkung gigi.
3. Penambahan: menambah bunyi bunyi aspirasi h yang sebenarnya tidak perlu,
seperti dalam bahasa Indonesia untuk mengatakan jantung diganti janthung.
4. Penggantian: mengatakan t untuk th dalam bahasa Indonesia seperti
mengatakan batuk dengan bathuk atau menyebabkan dengan menyebabken.
Kesulitan dalam menghasilkan rangkaian bunyi menimbulkan jenis
penyimpangan yang lain, seperti berikut ini.
1. Masalah kelancaran (gagap dan kacau). Gagap merupakan sebuah masalah
kecepatan dan irama. Masalah ini sangat cocok dikonsultasikan pada ahli terapi
yang profesional. Kacau, seperti batasan informal, menyangkut pemindahan
bunyi secara bersama-sama, seperti mengatakan "kualitas" untuk kata
"kuantitas".
2. Masalah penghilangan, penyimpangan, penambahan, penggantian, dan
kelancaran merupakan istilah untuk mengidentifikasi penyimpangan ujaran
secara khusus. Bagaimana hal-hal itu berkaitan dengan kepembicaraan dalam
dunia berberbicara di depan umum? Penyimpangan ujaran secara khusus
merupakan komponen keseluruhan masalah yang mencakup: masalah pilihan
kata yang jelek, kedaerahan, kekacauan serta kecepatan.
25
adalah membesarkan kurva pada bagian belakang. Luruskanlah bagian belakang
dan kerutkan pinggul. Postur ini memenuhi untuk pernapasan yang baik.
Kenyataannya, semua bunyi dilatihkan keluar dari perut yang harus dikembangkan
selama bernapas, bukan dada. Meskipun Anda telah diajar di sekolah dasar untuk
bernapas dengan dada, tetapi cara itu bukan teknik yang baik. Pernapasan perut
mempengaruhi otot-otot perut. Oleh karena itu, diafragma Anda memberikan
dorongkan yang memadai untuk aliran udara pada waktu berbicara. Jika Anda tidak
jelas tentang ini, silakan meninjau kembali bagian anatomi dan fisiologi alat-alat
ucap.
Gambar 2.3 Posture yang baik pada saat beribicara. Tujuannya untuk
memperkecil goyangan belakang dan memberikan ruang gerak diafragma lebih
luas.
26
Pilihan Kata yang Berlebihan
Kita tentu pernah mendengarkan suatu pembicaraan yang tidak alamiah,
sebagai efek penyampaian pembicara yang memilih kata terlalu picik. Hal ini
muncul karena seseorang ingin mencoba untuk memperjelas kesan dalam pilihan
kata dengan kelancaran yang begitu ekstrim. Ingat, bahwa orang-orang dalam
berbicara dalam bahasa Indonesia tidak mengucapkan semua bunyi yang ada dalam
sebuah kalimat.
Cara yang baik untuk mengidentifikasi pilihan kata terlalu picik, tentu saja,
dengan mendengarkan melalui tape recorder. Hal ini juga dapat dibantu dengan
melihat mulut pada waktu berbicara melalui cermin. Gerakkan mulut dan bibir
yang berlebihan sering menunjukkan pilihan kata yang berlebihan.
Gambar 2.4.
(a) Petunjuk cara menentukan apakah Anda sedang bernapas dengan
diafragma: sebelum menghirup, tempatkan tangan Anda beberapa centimeter dari
tulang rusuk.
(b) Apabila Anda menarik napas, Anda seharusnya merasakan dan melihat
perut mengembang. Ini menunjukkan gerakan diafragma.
(c) Uji yang baik penggunaan diafragma dalam bernapas adalah berdiri
membelakangi tembok dan menyuruh teman untuk menekan perut dengan kepalan
tangan seperti yang ditunjukkan pada gambar ; tarik napas dan coba tekan dengan
kepalan tangan.
(d) Jika Anda dapat mendeteksi gerakan tuang rusuk, berarti Anda sedang
bernapas dengan napas dada, bukan dengan diafragma.
27
Beberapa pendengar yang peka sering mengklaim bahwa ada suara
pembicara sulit dimengerti. Sebagai contoh beberapa orang, khususnya pendengar
yang lanjut usia umumnya kehilangan pendengaran. Mereka sering mengalami
kesulitan memahami ujaran. Untuk alasan yang berkenaan dengan ciri akustik dan
fungsi mekanisme pendengaran, telinga yang sakit (rusak) mendengarkan bunyi
nada rendah lebih baik daripada nada tinggi. Nada yang rendah dapat mengatasi
masalah pendengar yang mengalami sakit telinga. Resonansi dan bunyi yang cukup
keras dapat memecahkan banyak masalah.
Akhirnya, kita harus menyadari bahwa banyak masalah dalam pilihan kata
untuk berberbicara di depan umum dapat diatasi dengan memberi perhatian yang
hati-hati pada penafsiran naskah. Bacalah maknanya dan gunakan persendian
(pauses) yang baik. Beri tekanan pada kata-kata kunci dan gunakan ekspresi yang
alamiah. Sering kali hal ini dapat mengatasi masalah yang disebabkan kurangnya
kebiasaan mengembangkan 'membaca cepat'.
Pembicara, seperti guru dan penjual, sering harus berjuang mengatasi suara
parau, gangguan suara, atau kelelahan alat-alat ucap, termasuk kesalahan yang
tidak cukup serius yang dapat menyebabkan kerusakan. Tidak ada pembicara yang
berkomunikasi secara efektif bila suaranya gagal menjangkau pendengarnya.
Kesehatan dan nutrisi yang baik sangat penting untuk pembawa acara yang
sedang berberberbicara di depan umum. Hal-hal itu membantu Anda memperbaiki
kondisi fisik yang mendukung penampilan seperti halnya seorang atlet. Seperti
atlet, pembicara harus tampil pada waktu dan tempat yang khusus. Ini berarti Anda
harus berpenampilan baik, kemudian-bunyi ujaran Anda harus sempurna. Jika
Anda dapat menghasilkan penampilan bunyi yang berkualitas, Anda sebaiknya
mencoba mempertahankannya sepanjang waktu. Makanlah makanan yang bergizi,
olahraga secukupnya, dan hindarilah perilaku yang merusak kesehatan. Hal ini
dapat membantu Anda untuk membuat alat-alat ucap selalu siap digunakan dengan
hasil yang baik.
Santai merupakan kunci untuk mempertahankan bunyi ujaran Anda. Santai
yang sesuai juga membantu dalam menghasilkan bunyi yang menyenangkan dan
membantu resonansi bunyi. Berlatihlah sesuai dengan petunjuk! Cobalah lakukan,
praktikkan, dan buatlah pelatihan itu dalam jadwal sehari-hari Anda.
"Ucapan yang salah" merupakan kelebihan tegangan pada alat-alat ucap,
khususnya pada pita suara, yang menghasilkan kesalahan. Gejala-gejala ucapan
yang salah adalah suara parau, perubahan suara, kelelahan di daerah laring dan
tenggorokan, dan perubahan nada dasar.
Ucapan yang salah dapat bersifat kronis atau akut. Kesalahan yang kronis
berkembang secara bertahap mulai dari kebiasaan mengucapkan yang tidak
selayaknya dan tekanan yang berlebihan pada mekanisme ucapan. Hasilnya
kesalahan yang akut datang secara tiba-tiba, biasanya dari teriakan, berbicara atau
28
menyanyi dengan sangat keras. Kesalahan-kesalahan yang dapat menghasilkan
sejumlah masalah fisik, mencakup:
Benjolan dan polip pada pita suara
Lengkungan yang berlebihan pada pita suara
Iritasi yang kronis
Salah satu jenis kesalahan ucap adalah mengeluarkan sebuah nada rendah
yang abnormal.
Istirahat yang cukup. Apabila tubuh Anda lelah, maka akan mempengaruhi
suara Anda. Suara lelah biasanya bernada lebih meninggi dan kurang kuat.
Pembicara yang mencoba tampil dengan suara lelah mungkin akan aneh. Lebih
baik, mereka itu mengakhiri gilirannya dan istirahat. Usahakanlah
mengucapkan dengan suara jelas! Seringkali kerongkongan kering dan tegang
dengan nada rendah. Ini merupakan masalah yang menjengkelkan.
Penyembuhannya yang efektif hanya dengan istirahat. Lebih baik, tidur
secukupnya di tempat yang enak, dan cobalah gunakan waktu untuk santai
sebelum memulai melaksanakan tugas yang sangat memerlukan penggunaan
suara.
Berolahraga. Selanjutnya, lakukan olahraga tambahan yang berkenaan dengan
mekanisme kerja ucapan, mengikutsertakan aktivitas fisik yang berkaitan
dengan kerja otot-otot tubuh. Olahraga ini dapat menguatkan jantung dan paru-
paru dan memberi ketahanan serta energi. Penyampaian vokal Anda akan
mencerminkan kondisi umum tubuh Anda. Bila Anda memiliki kemampuan
bekerja lebih lama dengan sedikit ketegangan dan energi ekstra, maka akan
memberi kekuatan untuk penyampaian saat Anda perlukan. Tentu saja, untuk
menguji fisik dilakukan dengan bijaksana oleh dokter yang berpengalaman
sebelum melaksanakan program pelatihan yang berat-khususnya jika Anda
banyak duduk.
29
Periksalah apa yang Anda makan. Diet berat dalam kegemukan dan rendah
nutrisi akan mendukung kelelahan dan mudah kena penyakit. Karbohidrat
dalam padi-padian dan buah-buahan, berkombinasi dengan protein yang cukup
dari pelbagai macam sumber akan menyediakan energi. Bahkan, itu dapat
membantu Anda mempertahankan kesehatan. Jangan makan makanan yang
mengandung banyak lemak. Perhatikanlah nilai nutrisi makanan yang Anda
makan. Jika Anda kelebihan berat, mulailah secara terprogram menurunkan
beberapa kilo dalam waktu yang tidak begitu lama. Diet kegemukan dapat
membahayakan kesehatan Anda, dan biasanya malas kerja.
Jangan merokok. Gangguan perokok berat yang ajeg terjadi pada mekanisme
penghasilan bunyi dan merusak penyampaian. Bahaya merokok yang telah
diketahui masyarakat umum bagi kesehatan adalah mengganggu secara
berkelanjutan pada pita suara. Gangguan umum pada tenggorokan dapat
menyebabkan timbulnya lendir dan batuk. Selanjutnya, akan merembet pada
mekanisme penghasilan bunyi. Akhirnya, kualitas suara dapat berubah karena
mengganggu lipatan-lipatan pita suara. Selanjutnya, kerusakan paru-paru dapat
membuat pernapasan tidak efektif dan mengurangi kekuatan dalam
menghasilkan bunyi.
30
6. Hindari penggunaan suara secara berlebihan bila Anda sedang sakit. Penggunaan
suara pada saat sakit itu membuat lebih rentan pada kerusakan ucapan. Juga,
hindarilah kebiasaan membersihkan tenggorokan.
7. Lihatlah seluruh badan yang menunjukkan tanda-tanda ketegangan. Stres pada
bagian-bagian badan dapat mempengaruhi suara. Postur mempunyai peranan
penting dalam menjaga kesantaian mekanisme ucapan dan kebebasan berkerja.
31
Lakukanlah teknik membuat santai ini secara rutin sehari-hari, dan ingat
bahwa pelatihan santai dapat dilakukan setiap waktu. Lakukanlah ini secara rutin
dan selama istirahat menghilangkan lelah.
Penyimpangan ujaran atau bunyi dan penyimpangan lain yang sangat berarti
dari bahasa standar, dapat memperlambat kemajuan para pembicara yang berbakat.
Hal ini penting untuk membuka wawasan kita untuk menerima kritik dan evaluasi
tentang bunyi, ujaran, dan bahasa. Meskipun untuk merasakan penyimpangan
bunyi dan ujaran kita sendiri sering sulit, dengan pemantauan yang ajeg dengan
menggunakan tape perekam Anda dapat melatih diri Anda sendiri untuk menjadi
pengkritik yang baik.
Bacalah dua sampai tiga halaman pada naskah kertas artikel berita. Kemudian
putarlah tape dan tanyakan pada diri Anda sendiri.
1. Apakah Anda merusak kata dan pelafalan secara bersama-sama?
2. Apakah konsonan Anda kering dan jelas?
3. Apakah bunyi /s/ Anda terlalu kasar? Apakah bunyi letup (p dan b)
menyebabkan mikrofon meletup?
4. Apakah ada logat kedaerahan dan logat bahasa sehari-hari dalam ujaran Anda?
Apakah Anda mengatakan /putIh/ untuk putih atau /begithu/ untuk begitu?
5. Apakah Anda menanggalkan awalan?
6. Apakah Anda membaca terlalu cepat? Apakah kata-kata Anda sering terbalik?
7. Apakah Anda mempunyai pola bunyi yang membingungkan?
8. Apakah bunyi Anda parau, kasar?
9. Apakah Anda berbicara dalam rentang titinada yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah?
10. Dapatkah Anda mendengarkan tekanan pada bunyi Anda? Apakah suara itu
baik?
Evaluasi diri sendiri sangat membantu, tetapi sulit mendengarkan kesalahan
diri sendiri. Jika memungkinkan, milikilah analisis secara individual bunyi yang
Anda hasilkan dan masalah artikulasi yang Anda alami.
Masalah Kekacauan dan Kecepatan. Kekacauan atau pembalikan bunyi
berbeda dengan pilihan kata. Kekacauan menyangkut masalah kecepatan ujaran
dan kadang-kadang kurang memperhatikan pengomunikasian pesan. Kacau terjadi
karena sering macet dan bersuara bersama-sama. Hal ini terjadi karena pembicara
berbicara dengan sangat cepat. Banyak orang mengerti dengan jelas pada waktu
membaca dalam hati, tetapi ia menjadi tidak padu (incoherent) pada saat membaca
keras dan mengulang-ulang kata yang tidak pada frasenya. Pembicara yang
membaca naskah dengan kacau ketika berberbicara di depan umum sering
mengalami masalah ganda. Ia hanya membaca dan tidak mengkomunikasikan
32
pesan. Dengan kata lain, tekanan yang diberikan pada kata atau frase yang tidak
semestinya akan menyebabkan pembacaan yang kacau.
Penyimpangan ini mencerminkan masalah artikulasi dan pelafalan rangkaian
bunyi. Makna kata itu bukan hanya sekedar pilihan kata yang biasanya mengacu
pada pembentukan bunyi-bunyi secara terpisah. Masalah kekacauan dan kecepatan
merupakan hal yang umum terjadi pada pembicara pemula. Mereka akan lebih
efektif bila berpedoman berbicara dengan kecepatan yang lambat, jelas dan
berusaha mengkomunikasikan ide, bukan hanya berbicara mengisi waktu.
Kelancaran
Bila pembicara yang tengah berberberbicara di depan umum mengalami
kesulitan dalam hal kelancaran ini, maka pesan akan sulit untuk dipahami. Jika
kata-kata disampaikan pada kecepatan yang tinggi dan artikulasi yang jelek, maka
efeknya bagaikan mendengarkan musik rap tanpa nada. Musik rap itu bukan bunyi
yang sangat jelek, tetapi hal itu mudah salah mengartikan pesan yang disampaikan.
Pembicara memiliki strategi untuk membantu penyampaian kata yang penuh
makna. Makna dapat disampaiakan dengan tempo yang tepat dan artikulasinya
benar. Ketidakefektifan melodi ujaran merupakan hal yang sia-sia. Hal itu tidak
hanya menyangkut di telinga pendengar dan cepat dilupakan begitu saja. Nuansa
makna menjadi hilang dan maksud naskah terkurangi atau hilang sama sekali.
Masalah waktu harus menjadi unsur penyampaian yang perlu dipantau.
Pembicara harus sering menyesuaikan tempo sehingga dapat menyampaikan makna
dengan tepat. Dalam kondisi yang terpaksa, pembicara dapat meragamkan
kecepatan dari yang biasanya.
Perlu digarisbawahi bahwa jika Anda ingin menjadi lebih efektif seperti
orang berbakat berberbicara di depan umum dalam setiap jenis tugas, maka Anda
harus mengetahui cara berbicara yang tepat waktu. Semua pembicara memerlukan
pelatihan secara berulang-ulang pada tahap pertama. Pembicara harus menemukan
cara untuk menggunakan waktu secara tepat sehingga dapat mengonrtol waktu
secara otomatis.
Satu pelatihan yang efektif untuk memperbaiki ketepatan penggunaan waktu
adalah membagi berkas naskah idato menjadi beberapa bagian untuk dibaca dalam
waktu yang ditentukan. Bacalah naskah secara berulang-ulang hingga Anda mampu
membaca sampai akhir dalam jumlah waktu yang detentukan. Ini merupakan cara
meningkatkan pelatihan.
Naskah sebaiknya rata-rata berisi sepuluh kata setiap baris. Enam belas baris
naskah memerlukan kita-kira satu menit untuk kecepatan baca 160 kata per menit.
Dalam bahasa Indonesia kecepatan yang baik untuk pembicara di dunia
berberbicara di depan umum 160 kata per menit.
33
Ambillah seberkas naskah yang berisi setidak-tidaknya enam belas baris dan
tandai tengah-tengahnya-baris ke delapan-dengan tanda yang mudah dilihat.
Tempatkan tanda lain pada bagaian akhir naskah-baris keenam belas. Gunakan alat
penunjuk waktu yang dapat mempermudah Anda melihat jumlah detik yang telah
Anda manfaatkan, bacalah naskah itu sampai habis. Lihatlah bagaimana Anda
dapat mencapai titk tengah pada detik ketiga puluh. Apakah Anda dapat membaca
enam belas baris secara sempurna dengan menghabiskan waktu 60 detik? Lakukan
hal ini secara berulang-ulang dengan bermcam-macam jenis naskah. Dengan
berlatih, Anda akan menemukan bahwa Anda akan mengembangkan kesadaran
cara membaca naskah dengan kecepatan yang tepat sesuai dengan kerangka waktu
yang ditetapkan.
Hal ini tampaknya sederhana. Jangan berasumsi bahwa Anda dapat
mengabaikan masalah kecepatan ujaran dan ketepatan waktu ini. Masalah Anda
mungkin tidak dapat melakukan dengan cukup untuk memenuhi persyaratan
profesional. Tetapi meskipun kesulitan itu kecil dapat menghambat kemampuan
Anda dalam menafsirkan naskah secara efektif. Pelatihan pada akhir bab ini dapat
membantu Anda dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin Anda
miliki. Untuk bantuan lebih lanjut, berkonsultasilah pada ahli terapi bahasa atau
satu buku dari sekian banyak buku yang berisi tentang perbaikan bunyi
Ringkasan
Pembicara tidak perlu memaksa menghasilkan bunyi pada rentangan nada
bawah yang abnormal. Suara yang menyenangkan, bukan hanya sekedar bunyi
34
dalam, merupakan penilaian resmi pembicara profesional masa kini. Suara nada
rendah yang dibuat-buat tidak akan menarik dan dapat merusak pita suara.
Pengetahuan dasar tentang mekanisme ucapan itu penting untuk
mengidentifikasi fungsi bermacam-macam kerja alat ucap. Dengan pengetahuan itu
memungkinkan untuk berlatih memperbaiki fungsinya. Pita suara menggantung
pada sebuah bilik dari tulang rawan dan mengikuti udara yang keluar dengan
sedikit terbuka. Pembukaan pita suara itu menimbulkan getaran yang diperkuat
dengan saluran ucap dan rongga hidung.
Evaluasi suara dan ujaran sangat penting untuk semua pekerja yang berkaitan
dengan menghasilkan suara. Jenis masalah suara mencakup kualitas rendah,
penyampaian rendah, dan napas yang jelek. Jenis-jenis masalah ujaran adalah
pilihan kata yang jelek, masuknya unsur kedaerahan, dan kekacauan.
Pekerja suara untuk masyarakat Indonesia perlu mengenal bahasa Indonesia
standar dan bahasa Indonesia substandar. Hal ini untuk menghindari penyimpangan
dari bahasa standar tersebut.
Kecepatan penyampaian yang tidak laik dan artikulasi yang jelek dapat
mengacaukan efektivitas komunikasi lisan. Pengontrolan tempo yang semestinya
juga membantu pembicara untuk membaca sesuai dengan waktu yang tersedia-ini
merupakan keterampilan yang sangat penting.
Tugas berat yang perlu dilakukan pembicara adalah membuat suara lebih
menyenangkan dengan dimulai dari mengevaluasi diri dan menyisihkan masalah
yang khusus. Memilih kata yang 'renyah' itu sangat penting, tetapi pilihan kata
seharusnya tidak berlebihan. Hal ini penting juga disadari untuk menjadi
pertimbangan bagi pekerja di dunia berberbicara di depan umum.
Belajar pernapasan diafragmatik merupakan langkah awal dalam usaha
memperbaiki suara. Belajar santai merupakan langkah kedua yang penting.
Selanjutnya, menjaga kesalahan ucap (masalah umum para pembicara yang
mengudara) dan kondisi psikologis yang santai dapat meningkatkan resonansi dan
memperbaiki keseluruhan nada suara. Dengan berlatih secara teratus dapat
melemaskan alat-alat ucap. Program diet dan senam dapat membantu untuk
menjaga kesehatan yang baik, sehingga dapat mendukung kemampuan Anda dalam
menggunakan suara yang efektif pada setiap waktu.
Bahan Pelatihan
Sebagai lanjutan dari praktek teknik yang dipaparkan pada bab ini, Anda
dapat mengambil manfaat dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan berikut ini.
35
1. Ucapkan pasangan kata berikut dan rekam jika mungkin. Apakah ada perbedaan
yang membedakan arti dalam ucapan Anda.
bara/barat
kasa/kaca
tuhan/tuan
dua/doa
kata/kita
serang/sarang
perang/pirang
kerang/karang
sedang/sidang
pancung/pancing
karung/sarung
barang/batang
Variasi pelatihan lebih menarik jika kolega atau instruktur Anda mengecek
pelafalan Anda. Akan lebih bermanfaat, gunakan kata-kata berpasangan itu dalam
sebuah kalimat. Perlihatkan perbedaan antara dua kata yang mirip sejelas mungkin
dalam sebuah percakapan seperti bila diucapkan secara terpisah.
2. Baca puisi atau karya yang lain dan ucapkan setiap bunyi dalam kalimat.
Melebih-lebihkan merupakan ketotolan, tetapi berlatihlah untuk mengucapkan
setiap konsonan dan vokal secara tepat. Sasaran pelatihan ini adalah untuk
mengetahui semua bunyi yang tersembunyi dan variasi bunyi yang sering kita
ucapkan.
3. Tipe pelatihan diksi yang lain adalah kelincahan lidah, yang mana dapat menjadi
lucu dan menarik, tetapi mungkin tidak mempunyai nilai istimewa. Namun, bila
lidah lincah merupakan bahan populer untuk pembicara hadapan khalayak,
barangkali mencerminkan penekanan mekanis yang bertentangan dengan
komunikasi. Kelincahan lidah dapat membawa kesehatan dan kesadaran pilihan
kata yang akurat. Cobalah berikut ini.
(a) Beta luka di dada. Lukaku di kuku (15 kali)
(b) Fudfudfuddah, fudfudfuddah, fuddah, fudah (15 kali)
4. Variasi kelincahan lidah dilatih dengan bagian bacaan yang berisi kata-kata yang
kurang bermakna yang harus dibaca untuk memaknainya. Baca paragraf berikut
sehingga maknanya jelas bagi pendengar yang tidak mendengarkan sebelumnya.
Ini merupakan pelatihan yang sangat bagus untuk menunjukkan cara mengontrol
kecepatan, kesenyapan, dan infleksi yang menyampaikan makna.
36
Ada tiga alasan yang menyebabkan Toni tidak melanjutkan ke perguruan
tinggi. Pertama, orang tuanya tidak mampu karena dia memiliki lima saudara
yang masih berada di bangku sekolah. Dia merasa bahwa dia harus segera
membantu ibunya mencari nafkah. Kedua, jika ia melanjutkan kuliah ke
perguruan tinggi maka ibunya akan tinggal seorang diri di rumah dan
merawat adik-adiknya yang masih kecil. Akhirnya, ia mendapat tawaran
pekerjaan di perusahaan yang cukup bergengsi di desanya. Akibatnya,
meskipun ia mempunyai hasrat yang besar untuk melanjutkan kuliah,
terpaksa ia memilih bekerja.
37
38