Anda di halaman 1dari 2

Situasi 1

XYZ adalah sebuah institute riset yang berkantor pusat di Jakarta. XYZ mendapatkan proyek
riset dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam proyek ini, mereka harus
berkeliling ke sejumlah kampus di Indonesia untuk melakukan penelitian. Salah satu kota
yang dikunjungi adalah Makassar untuk melakukan riset pada Universitas Hasanuddin
selama seminggu. Setelah mengambil data dan melengkapi persyaratan administrasi seperti
tanda tangan dan stempel beberapa dokumen, tim periset kembali ke Jakarta.

Sekembalinya ke Jakarta, tim kembali mengecek dokumen-dokumen pelengkap administrasi


riset. Dari 300 lembar dokumen yang harus ditanda-tangani dan distempel, ternyata ada 2
lembar dokumen yang terlewat tidak distempel oleh Universitas Hasanuddin. Karena
tenggat waktu pengumpulan dokumen adalah besok, sementara Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan mensyaratkan stempel basah, maka tim riset mencari cara untuk
menyelesaikan hal tersebut.

Salah satu cara yang dianggap paling efisien biaya dan waktu adalah membuat tiruan
stempel Unhas di Jakarta. Jika membuat stempel di Jakarta, tim bisa memenuhi tenggat
penelitian dan tidak perlu mengirim bolak balik dokumen. Cara ini disetujui oleh semua
anggota tim. Mereka membuat stempel Unhas di salah satu pembuat stempel di Jakarta.
Stempel jadi dalam satu jam, kemudian tim melengkapi stempel di dokumen yang terlewat.
Situasi 2

XYZ adalah sebuah institute riset yang berkantor pusat di Jakarta. XYZ mendapatkan proyek
riset dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam proyek ini, mereka harus
berkeliling ke sejumlah kampus di Indonesia untuk melakukan penelitian. Salah satu kota
yang dikunjungi adalah Makassar untuk melakukan riset pada Universitas Hasanuddin
selama seminggu. Setelah mengambil data dan melengkapi persyaratan administrasi seperti
tanda tangan dan stempel beberapa dokumen, tim periset kembali ke Jakarta.

Sekembalinya ke Jakarta, tim kembali mengecek dokumen-dokumen pelengkap administrasi


riset. Dari 300 lembar dokumen yang harus ditanda-tangani dan distempel, ternyata ada 2
lembar dokumen yang terlewat tidak distempel oleh Universitas Hasanuddin. Karena
tenggat waktu pengumpulan dokumen adalah besok, sementara Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan mensyaratkan stempel basah, maka tim riset mencari cara untuk
menyelesaikan hal tersebut.

Salah satu cara yang dianggap paling efisien biaya dan waktu adalah membuat tiruan
stempel Unhas di Jakarta. Jika membuat stempel di Jakarta, tim bisa memenuhi tenggat
penelitian dan tidak perlu mengirim bolak balik dokumen. Namun, beberapa anggota tim
tidak setuju dengan hal itu karena dianggap tidak etis. Maka, sebagai solusi, ketua tim
menelpon Unhas dan mengungkapkan permasalahan yang ada. Pihak Unhas memahaminya
dan memberikan ijin untuk membuat stempel, dengan catatan hanya untuk kedua dokumen
yang terlewat dan setelah itu stempel dihancurkan. Pihak tim riset pun menyetujui hal
tersebut. Stempel dibuat di Jakarta, jadi dalam satu jam, kemudian tim melengkapi stempel
di dokumen yang terlewat dan setelah itu menghancurkan stempel tersebut.

Anda mungkin juga menyukai