SKRIPSI
Oleh :
ANDIKA ASPIN PUTRA
D1A114030
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
ii
Oleh :
ANDIKA ASPIN PUTRA
D1A114030
Menyetujui,
DEWAN PENGUJI :
Ketua,
Anggota I,
Anggota II,
Mengetahui,
Bagian Hukum Perdata,
Ketua,
PADA TANGGAL :
Dekan,
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahi Wabarakatuh..
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah nya
pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu Penyusun
Universitas Mataram.
kesabaran, waktu, dan tenaga yang telah diluangkan untuk membimbing dan
direncanakan.
vii
dapat terselesaikan.
4. Bapak H. Zaenal Arifin Dilaga, M.Hum., selaku Dosen Penguji Netral yang
telah memberikan arahan dan masukannya serta kritik dan saran, sehingga
kuliah.
7. Kedua orang tua tercinta, Ibu Hajjah Sriwahyuningsih, S.Sos., dan Bapak
H. Albuhairum, S.Sos., MSi., yang telah menjadi orang tua yang hebat, sabar
dan tanpa lelah terus memberikan kasih sayang, serta do’a-do’a yanh tulus
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari para
Universitas Mataram.
RINGKASAN
PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGADAAN BARANG LAMPU HIAS
DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG
(Studi Di Kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dompu)
Oleh: Andika Aspin Putra
Dosen Pembimbing : Sahruddin dan M. Yazid Fathoni
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULl..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI DAN KETUA BAGIAN..............iii
HALAMAN PENGESAHAN DEKAN...............................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
RINGKASAN........................................................................................................ix
ABSTRAK.............................................................................................................xi
ABSTRACT............................................................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................7
1. Tujuan Penelitian...................................................................................7
2. Manfaat Penelitian.................................................................................8
E. Orisinalitas Penelitian..................................................................................9
1. Pengertian Barang................................................................................15
A. Jenis Penelitian...........................................................................................31
B. Siaft Penelitian...........................................................................................31
C. Metode Pendekatan....................................................................................32
F. Analisis Data..............................................................................................36
Kabupaten Dompu.....................................................................................38
BAB V PENUTUP................................................................................................87
A. Kesimpulan..............................................................................................87
B. Saran........................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................89
LAMPIRAN :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-IV, yaitu
kebutuhan barang atau jasa merupakan bagian penting yang tidak dapat
1
Purwosusilo, H., Aspek Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa, Prenada Media
Group, Jakarta, 2014, hlm. 1.
2
jawabkan dengan jumlah dan mutu yang sesuai serta tepat pada waktunya.
barang atau jasa oleh kementerian, lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah
di bidang pengadaan barang atau jasa yang berperan penting pada kehidupan
pada siang maupun malam hari. Oleh karena itu, lampu hias penerangan
masyarakat.2
hias taman kota. Ada beberapa pengadaan barang dan jasa dalam kegiatan
Tentang Pengadan Barang dan Jasa Pemerintah (selanjutnya dalam tulisan ini
2
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Modul Pemeliharaan Landscape
Supervisor, Jakarta, 2005, hlm. 14.
4
atau jasa berupa lampu hias memilih CV. Ranga Pratama, beralamat di
Kabupaten Dompu sebagai penyedia barang dan jasa yang memenuhi kriteri
dan kualifikasi yang ditentukan oleh pengguna barang dalam hal ini Dinas
dalam perjanjian atau kontrak pengadaan barang lampu hias taman kota.
menyatakan bahwa:
merupakan sebuah kesepakatan yang dibuat oleh para pihak yang membuat
perjanjian. Para pihak sepakat untuk mengikatkan diri satu dengan lainnya
3
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 1 Angka 40.
4
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33 Tahun 2018, Pasal 1 Angka 44.
5
baik untuk memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu.
Kesepakatan ini akan melahirkan hak dan kewajiban di antara para pihak.5
yang ingin dicapai sesuai dengan kesepakatan para pihak, namun dalam
dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga dapat terjadi dalam kontrak
pengadaan barang lampu hias taman kota yang dilakukan oleh Dinas
waktu penyelesaian pekerjaan pengadaan lampu hias taman kota, yang atas
dengan debitur. 6
Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah, bahwa penyedia barang atau jasa
kontak atau nilai bagian kontrak untuk setiap hari keterlambatan. Ketentuan
dalam kontrak.
pekerjaan adalah :
undangan.
7
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
Dompu ?
Kabupaten Dompu.
8
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
1) Bagi Masyarakat
2) Bagi Pemerintah/Instansi
penunjukkan langsung.
mencegah penafsiran yang meluas, maka dalam penelitian ini akan diberikan
E. Orisinalitas Penelitian
7
Septi Kurnia Sari, Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Antara Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Kebumen dengan CV. Harumabus (Studi Pengadaan Kapal Perikanan >3
GT), Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Kalijaga Yogyakarta, 2018,
https://docplayer.info/ 130949710-Kontrak-pengadaan-barang-dan-jasa-antara-dinas-kelautan-dan-
perikanan-kabupaten- kebumen-dengan-cv-harumabus-studi-pengadaan-kapal-perikanan-3gt.html,
diakses pada 20
Oktober 2020, Pukul 20.30 Wita.
1
penyedia berkewajiban
untuk berupaya sungguh
sungguh menyele-saikan
secara damai semua
perselisihan yang timbul
dari atau berhubungan
dengan kontrak atau
pelaksanaannya selama
atau setelah pelaksanaan
pekerjaan. Jika perselisih
an tidak dapat diselesai
kan secara musya warah
maka perselisihan akan
diselesaikan melalui penga
dilan negeri dalam hal ini
Pengadilan Negeri
Kebumen.
8
Rini Widiastuty, Perjanjian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Studi di
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara), Tesis, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,
2012, https://docplayer.info/44806154-Perjanjian-pengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah-studi-di-
pemerintah-provinsi-sumatera-utara-tesis-oleh-rini-widiastuty-m.html, diakses pada 20 Oktober
2020, Pukul 20.30 Wita.
1
dan bertanggungjawab
secara langsung kepada
Gubernur. Apabila ter-
jadi wanprestasi dalam
perjanjian, PPK dapat
mengenakan denda
dengan memotong ang-
suran pembayaran pres-
tasi pekerja an penyedia
atau jika PPK yang
melakukan ingkar janji,
dikenakan sanksi beru-
pa pembayaran denda
sebesar suku bunga yang
ditetapkan oleh Bank
Indonesia atau sesuai
dengan perjanjian.
9
DJam’iyah, Pengadaan Barang/Jasa Publik dalam Rangka Pelaksanaan Kerja
Sama Daerah, (Tesis) Universitas Diponegoro, Available at : http://eprints.undip.ac.id/17103/1/
DJAM%E2%80%99IYAH.pdf, diakses 20 Oktober 2020, Pukul 20.00 Wita.
1
pemangku kepentingan
yang terkait terhadap
peraturan perundang‐
undangan yang mengatur
kerja sama daerah.
2. Cara mengatasi kesulitan
kesulitan tersebut adalah
sebagai berikut : a.
Pemerintah daerah ter-
lebih dahulu melihat
obyek yang akan dikerja-
samakan, apakah merup
akan barang milik daera
h yang tidak dimanfaatk
an sesuai tugas pokok
dan Fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau-
kah berupa obyek lain. b.
Selain dilihat dari obyek
kerja sama juga perlu di-
lihat dari mana sumber
pembiayaan, apakah dari
APBD/ APBN ataukah
dari pihak ketiga selaku
mitra kerja sama daerah.
a. Untuk mengatasi
kesulitan yang muncul
dalam pengadaan barang/
jasa publik dalam rangka
kerja sama daerah maka
perlu adanya kesepaham
an terhadap peraturan
perundang‐undangan
yang berlaku, baik dari
pihak pemerintah daerah,
DPRD maupun stake-
holder pemangku
kepentingan dan dari
masyarakat.
penyedia jasa dalam perjanjian pengadaan barang atau jasa pemerintah yang
tidak bernah atau belum diangkat dalam ketiga judul yang ada dalam tabel di
atas.
apakah yang menjadi tanggung tanggung jawab pihak penyedia jasa dalam
ketiga skripsi pada tabel di atas terhadap skripsi penulis adalah sebagai acuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Barang
objek atau jasa yang memiliki nilai. Nilai suatu barang akan ditentukan
oleh Ratih Hurriyati ialah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan
oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan
dengan barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian yang
10
Indonesia, Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33 Tahun 2018, Pasal 1 Angka 29.
1
ini terdapat dua pihak yang berkepentingan. Pihak pertama adalah instansi
pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa yang menawarkan diri untuk
kuantitas yang tepat, waktu yang tepat, dan pada tempat yang tepat
kontrak.13
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Cetakan ke-3, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1990, hlm. 241.
12
Purwosusilo H., Op., Cit., hlm. 231.
13
Wikipedia Bahasa Indonesia, diakses 16 Oktober 2020, Pukul 10.25 Wita.
1
adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dengan dana
dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik yang
14
Indonesia, Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33 Tahun 2018, Pasal 1 Angka 1.
15
Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981,
hlm. 13-14.
16
Muji Santoso, Cara Mudah Memahami Pengadaan Barang dan Jasa, Ujiosa
Bloksport.com, 2012., diakses pada tanggal 16 Oktober 2020, Pukul 10.40 Wita.
1
barang atau jasa merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh barang atau
prinsipprinsip, yaitu :
1) Efisien
cadang, panjang umur dari barang yang dibeli serta besarnya biaya
kemudian hari.
2) Efektif
a) Kualitas terbaik;
c) Kuantitas terpenuhi;
atau jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan
3) Transparan
dan
harus dipenuhi;
penilaian penawaran.
umumnya.
4) Terbuka
atau jasa yang dilakukan terbuka bagi seluruh calon penyedia barang
5) Adil
kegiatan.
6) Akuntabel
barang atau jasa kepada para pihak yang terkait dan masyarakat
17
Abu Sopian, Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah dengan Cara Pengadaan
Langsung, https://mediabppk.kemenkeu.go.id/pb-old/images/file/palembang/attachments, diakses
pada tanggal 6 Nopember 2020, pukul 20.15 Wita.
2
memenuhi syarat.
miliar rupiah).
satuan.
bahwa:
18
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 3 Ayat (3).
2
bahwa :
menjelaskan bahwa :
lai :
antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain dalam
bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum yang satu berhak atas
prestasi dan begitu juga dengan subjek hukum yang lain berkewajiban
19
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 1 Angka 40.
20
Handri Raharjo, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustitia, Yogyakarta, 2009,
hlm. 41.
21
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cetakan
Ke-34, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, hlm. 338.
2
disepakati”.22
1) Hubungan hukum
Hubungan hukum adalah hubungan yang menimbulkan uatu
akibat hukum yaitu hak dan kewajiban;
2) Subyek hukum
Subyek hukum adalah seseorang (orang perorangan atau
Badan Hukum) sebagai pendukung hak dan kewajiban;
3) Prestasi
Prestasi adalah melakukan sesuatu, berbuat sesuatu, tidak
berbuat sesuatu;
4) Harta kekayaan.
22
Salim HS, H. Abdullah, Wiwiek, Perancangan Kontrak & Memorandum Of
Understanding (Mou), Sinar Grafika, Jakarta, 2006, hlm. 9.
23
Purwosusilo, H., Op., Cit., hlm. 65.
24
Salim HS, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika,
Jakarta, 2003, hlm. 27.
2
perjanjian.28
25
Salim HS., dan Erlies Septiana Nurbani, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat di
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,2014, hlm. 170.
26
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 1 Angka 44.
27
Salaim HS., dan Erlies Septiana Nurbani, Op., Cit., hlm. 170.
28
P.N.H. Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, Kencana, Jakarta, 2015, hlm. 292.
3
dilakukan oleh salah satu pihak atau lebih yang telah terikat dalam suatu
perjanjian, umunya langkah yang diambil oleh pihak yang dirugikan dengan
29
Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia Alam Perspektif Perbandingan: Bagian
Pertama, FH UIIYogykarta, 2013, hlm. 280.
30
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Sinar Grafika, Jakarta, 2011,
hlm. 305.
3
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Sifat penelitian
hubungan antara kejadian tersebut dengan masalah yang akan diteliti, karena
sengketa yang dapat ditempuh oleh pemerintah sebagai pihak pemberi kerja
yang akurat dan seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala-
berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah dan
C. Metode Pendekatan
tersebut.
Pemerintah.
3.
Pendekatan Sosiologis
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber
data, yaitu:
1. Data lapangan (primer), yakni data yang diperoleh terutama dari hasil
langsung dalam perjanjian pengadaan barang lampu hias taman kota yaitu
33
Mukti Fajar & Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Noramtif & Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 157.
3
Dompu.
Negara.
Daerah.
Pemerintahan.
34
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawaali Pers, Jakarta, 2010,
hlm. 131.
3
Barang/Jasa Pemerintah.
dalam. penulisan
c. Bahan hukum yang bersifat tersier, berupa kamus hukum ada kaitannya
(tiga) jenis alat pengumpul data yaitu bahan pustaka, pengamatan atau
1. Data studi dokumen atau bahan kepustakaan yang juga disebut sebagai
35
Amirudin dan Zainal Asikin, Op., Cit., hlm. 67.
36
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukun Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 13.
3
dalam penelitian ini, baik itu berupa kutipan langsung maupun kutipan
tidak langsung.
tanya jawab secara lisan dan tulisan yang diarahkan pada masalah tertentu
F. Analisis Data
yaitu setelah memahami dan pemilahan bahan hukum yang telah terkumpul
37
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana, Yogyakarta,
2006, hlm. 89.
38
Muhammad Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta, 2007,
hlm, 133.
3
BAB IV
Kabupaten Dompu
Dompu
Hijau (RTH).
8) Pembina UPTD;
Lingkungan Hidup.
sumber daya buatan, dan sumber daya sosial. Bidang tugas unsur-unsur
dinas :
1) Kepala Dinas
Kepala Daerah;
a) Sekretaris;
2) Sekretaris
pelayanan kesekretariatan;
dan kerurnahtanggaan;
kepegawaian;
Dinas;
an;
retariatan;
fungsinya;
pelayanan. kesekretariatan;
administrasi kepegawaian;
Dinas;
kearsipan;
ketertiban kantor;
lainnya;
pegawai;
ujian dinas;
fungsinya;
adalah :
program Dinas.
program Dinas;
strategis Dinas;
Dinas;
dan fungsinya;
an keuangan Dinas;
Hidup;
Lingkungan Hidup;
4
tugas;
Lingkungan Hidup;
tugas;
Lingkungan Hidup;
tugas;
Lingkungan Hidup;
Dinas;
5
Tahura;
tugas;
Persampahan;
Persampahan adalah :
tugas;
operasional kebersihan;
tugas;
6) UPT.
dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang
telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum.
sebesar-besarnya.
umumnya.
Barang/Jasa.
kepentingan nasional.
5
jawabkan.
berkelanjutan.
batasan nilai tertentu lebih besar dari Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah) hingga maksimal Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), yang
untuk hal itu, dengan demikian nilainya diperoleh berdasarkan harga pasar
39
Wawancara dengan Bapak Syafrudin, Kasi Pengelolaan Pertamanan & Tahura Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Dompu, pada tanggal 4 Nopember 2020, Pukul 09. 45 Wita.
40
Wawancara dengan Bapak Albuhairum, selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dompu, sebagai Pengguna Anggaran (PA), pada tanggal 5 Nopember 2020, Pukul 10.
20 Wita.
5
Kabupaten Dompu.
HPS)
hadir pada acara proses pengadaan barang lampu hias dengan metode
dalam undangan.
Kabupaten Dompu.
lain berisi:
1) Surat Penawaran;
3) Spesifikasi teknis;
5) Surat pernyataan;
lampu hias yang dilakukan pada waktu dan tempat yang ditetapkan
dalam undangan;
Kabupaten Dompu
dalam perjanjian seperti yang ada dalam Surat Perintah Kerja (SPK)
hal ini maka perjanjian yang dibuat antara pengguna barang dengan
penyedia barang hanya akan mengikat kedua pihak saja tanpa melibatkan
pihak ketiga.
antara pihak-pihak yang membuatnya. Di dalam hal ini berarti hanya para
6
berikut :
barang.
6
berkala.
ditentukan dalam perjanjian dalam Surat Perintah Kerja (SPK), hal ini
lampu hias dari penjual. Dampak perbuatan penyedia barang yang terlambat
penyerahan pekerjaan dari penyedia saja CV. Ranga Pratama kepada Dinas
ini, pengguna barang dalam hal ini Kepala Dinas Lingkungan Hidup sebagai
tidak sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam Surat Perintah Kerja
pengadaan lampu hias tidak berjalan sesuai jadwal yang telah disepakati
dalam Surat Perintah Kerja (SPK), pengadaan barang yang telah dilakukan
41
Wawancara dengan Bapak Albuhairun, sebagai Kepala Dians Lingkungan Hidup
Kabupaten Dompu (Pengguna Anggaran), Pada 5 Nopember 2020, pukul 11.10 Wita.
6
putus kontrak antara pihak pengguna anggaran dan pihak penyedia. Setelah
dinyatakan putus kontrak maka pihak pengguna barang akan akan meminta
barang.
kan barang sesuai waktu yang ditentukan dalam perjanjian pengadaan barang
yang tertuang dalam Surat Perintah Kerja (SPK) yang telah ditandatangani
oleh kedua belah pihak, setelah dilakukan somasi dapat tikatakan telah ingkar
janji atau wanprestasi. Wanprestasi atau ingkar janji terjadi jika para pihak
42
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 56.
6
yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatan yang timbul karena
43
perjanjian maupun perikatan yang timbul karena undang undang.
kesalahan oleh salah satu pihak baik karena kesengajaan atau kelalaian.
1. Pemenuhan perikatan.
3. Ganti kerugian.
ketentuan Pasal 1246 KUHPerdata ganti kerugian itu terdiri atas 3 unsur,
yaitu :48
46
Salim H.S, Op., Cit., hlm. 99.
47
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Cetakan Ke-
34, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004, hlm. 324.
48
Munir Fuadi, Konsep Hukum Perdata, PT Rajagrafindo Persada, Depok, 2014,
hlm. 223.
6
berikut:
1. Kerugian yang dapat diduga ketika perjanjian dibuat. Menurut Pasal 1247
nyata telah atau sedianya harus dapat diduganya sewaktu perjanjian dibuat,
kecuali jika hal tidak dipenuhinya perjanjian itu disebabkan oleh tipu daya
terdiri atas apa yang merupakan akibat langsung dari tidak dipenuhinya
perjanjian.
49
Djaja S Meliala, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW, Nuansa Aulia, Bandung, 2014,
hlm. 180.
6
bahwa:
pengadilan. Kedua cara ini termaktub dalam Surat Perintah Kerja (SPK),
lampu hias.51 Dalam ketentuan dan syarat umum Surat Perintah Kerja (SPK),
50
Indonesia, Peraturan Presiden Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Perpres
Nomor 16 Tahun 2018, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 85.
51
Wawancara dengan Bapak Albuhairum, sebagai Kepala Dians Lingkungan Hidup
Kabupaten Dompu (Pengguna Anggaran), Pada 5 Nopember 2020, pukul 11. 30 Wita.
7
Apabila sengketa timbul, maka salah satu pihak dapat membawa sengketa
yaitu:
52
Dokumen Ketentuan dan Syarat Umum Surat Perintah Kerja (SPK), Pengadaan Barang
Lampu Hias di Dianas Lingkungan Hidup Kabupaten Dompu, Tahun Anggaran 2020.
53
Anita Ewi Anggraeni Kolopaking, Asas Itikad Baik Dalam Penyelesaian Sengketa
Kontrak Melalui Arbitrase, PT. Alumni, Bandung, 2013, hlm. 9.
54
Jamal Wiwoho, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Sebelas Maret University Press,
Surakarta, 2004, hlm. 121.
7
menentukan bahwa :
Akan tetapi jika ada pihak yang tidak puas dengan keputusan Pengadilan
Pengadilan Tinggi.
55
Indonesia, Undang-Undang Tentang PeradilanUmum, UU Nomor 2 Tahun 1982,
LNRI Nomor 20, Tahun 1986, TLN Nomor 3327, Pasal 50.
7
tidak perlu dan kurang efisien. Namun lembaga peradilan sering dinilai
(litigasi).
pendapat yang timbul atau yang mungkin timbul dari hubungan hukum
56
Ibid., hlm. 123.
7
2 UU AAPS.
dapat ditarik beberapa hal dari suatu penyelesaian sengketa, adalah sebagai
berikut:59
57
Indonesia, Undang-Undang Tentang Arbitrase san Alaternatif Penyelesaian Sengketa,
UU Nomor 30 Tahun 1999, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 50.
58
Munir Fuady, Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 7.
59
Ibid., hlm. 5.
7
sebagaimana yang diatur dalam pasal 6 ayat (3), pasal 6 ayat (4) dan
30 Tahun 1999.
terhadap satu atau lebih ketentuan yang tidak jelas yang bertujuan untuk
a. Konsultasi
pihak yang disebut “klien” dengan pihak lain yang disebut konsultan,
60
pengertian yang jelas mengenai konsultasi. Ketentuan mengenai
bahwa:
hal ini pihak klien tidak terikat atau berkewajiban untuk memenuhi
60
Gunawan Widjaja, dan Ahmad Yani, Hukum Arbitrase, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2003, hlm. 30.
61
Indonesia, Undang-Undang Tentang Arbitrase san Alaternatif Penyelesaian Sengketa,
UU Nomor 30 Tahun 1999, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 1 Angka 10.
7
bersengketa tersebut.62
b. Negosiasi
dengan pihak lain. Negosiasi adalah proses komunikasi dua arah yang
dikatakan bahwa pada dasarnya para pihak dapat dan berhak untuk
62
Gunawan Widjaja, dan Ahmad Yani, Op., Cit., hlm. 31.
63
Jamal Wiwoho, Op., Cit., hlm. 124.
64
Gunawan Widjaja, dan Ahmad Yani, Op., Cit., hlm. 32.
7
5) Kekuatan legitimasi.
6) Kekuatan komitmen.
1) Negosiasi Kepentingan
Negosiasi kepentingan merupakan negosiasi yang sebelum
bernegosiasi sama sekali para pihak tidak ada hak-hak
apapun dari satu pihak ke pihak lain. Akan tetapi para pihak
bernegosiasi karena masing-masing pihak ada kepentingan
untuk melakukan negosiasi tersebut. Misalnya negosiasi
terhadap harga, waktu penyerahan, waktu pembayaran, terms
dan kondisi kontrak jual-beli, antara calon pembeli dengan
calon penjual dalam hal pembelian benda tertentu. Karena itu,
dalam negosiasi kepentingan, jika para pihak tidak dapat
menemukan kata sepakat, maka secara umum dapat dikatakan
bahwa tidak satupun pihak dapat memaksa dilanjutkan
negosiasi.
2) Negosiasi Hak
Dalam negosiasi hak, sebelum para pihak bernegoisasi antara
para pihak sudah lebih dulu mempunyai hubungan hukum
tertentu sehingga antara para pihak tersebut menimbulkan hak-
hak tertentu yang dijamin pemenuhannya oleh hukum.
Kemudian para pihak bernegoisasi bagaimana agar hak-hak
tersebut dapat dipenuhi oleh pihak lawan dalam negosisasi
tersebut. Dalam negosisasi hak, hubungan hukum sudah ada
sebelum negosisasi dilakukan, tidak seperti dalam negosiasi
kepentingan dimana negosisasi dilakukan untuk menciptakan
hubungan hukum tertentu. Negosisasi hak bertujuan untuk
menyelesaiakan masalah yang timbul sehubungan dengan
pelaksanaan hak yang sebelumnya sudah ada.
c. Mediasi
Mediasi merupakan penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak
65
Munir Fuady, Op., Cit., hlm. 43.
7
untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa membuang biaya yang
teralu besar akan tetapi efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua
akhir yang adil, tanpa membuang banyak biaya, tetapi efektif dan dapat
66
Gatot Soemarsono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2006, hlm.122.
67
Moch. Faisal Salam, Penyelesaian Sengketa Bisnis Secara Nasional dan Internasional,
Mandar Maju, Bandung, 2007, hlm. 169.
68
H. Priyatna Abdurrasyid, Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa, Suatu Pengantar,
PT. Fikahati Aneska bekerjasama dengan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), Jakarta,
2002, hlm. 34.
69
ELIPS, Kamus Hukum Ekonomi, ELIPS Project, Jakarta, 1997, hlm. 111.
70
Rahmadi Takdir, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat,
PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 13.
8
pasal 6 ayat (4) dan pasal 6 ayat (5) UU AAPS. Ketentuan yang
termuat dalam pasal 6 ayat (3) UU AAPS adalah suatu kelanjutan dari
gagalnya negoisasi yang dilakukan oleh para pihak menurut pasal 6 ayat
(2) UU AAPS.
pengertian yang jelas dari mediasi atau mediator. Dalam proses mediasi
72
dibutuhkan pihak yang netral yang disebut dengan Mediator. Saat
proses mediasi, para pihak berunding dengan bantuan pihak ketiga yang
netral. Dengan adanya pihak ketiga yang netral tersebut, maka akan
71
Indonesia, Undang-Undang Tentang Arbitrase san Alaternatif Penyelesaian Sengketa,
UU Nomor 30 Tahun 1999, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 6 Ayat (3).
72
Jamal Wiwoho, Op., Cit., hlm.125.
73
Sudargo Gautama, Aneka Hukum Arbitrase (Kearah Hukum Arbitrase Indonesia
Yang Baru), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hlm. 13.
74
Bambang Sutiyoso, Dasar-Dasar Penyelesaian Sengketa Bisnis, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta, 2006, hlm. 37.
8
kompromistis.
ke dalam:75
d. Konsiliasi
75
Gunawan Widjaja, dan Ahmad Yani, Op., Cit., hlm. 37.
76
Takdir Rahmadi, Mediasi penyelesaian sengketa melalui pendekatan mufakat,
PT. Rajagrafindo persada, Jakarta, 2010, hlm. 15.
8
pelaksanaannya tergantung dari itikad baik (good will) dari para pihak
yang jelas dari konsiliasi. Tidak ada satu pasalpun dalam UU AAPS
77
Jamal Wiwoho, Op., Cit., hlm. 124.
8
e. Arbitrase
unsur-unsur, yaitu :
atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian. Ketentuan ini pada
78
Gatot Soemarsono, Op., Cit., hlm. 25.
79
Zaeni Ashyhadie, dan H. Sudiarto, Mengenal Arbitrase Salah Satu Penyelesaian
Sengketa Bisnis, Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 30.
8
menyatakan bahwa:
didasarkan pada Perjanjian Arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
arbitrase ad-hoc.82
80
Indonesia, Undang-Undang Tentang Arbitrase san Alaternatif Penyelesaian Sengketa,
UU Nomor 30 Tahun 1999, LNRI Nomor 33, Tahun 2018, Pasal 1 Angka 8.
81
Gunawan Widjaja, Ahmad Yani, Op., Cit., hlm. 44.
82
Ibid., hlm. 45
8
berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam
arbitrase.
adalah:83
83
Gatot Soemarsono, Op., Cit., hlm.10.
8
a) Menghindari publikasi.
84
Jamal Wiwoho, Op., Cit., hlm. 127.
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada acara proses pengadaan barang lampu hias dengan metode pengadaan
B. Saran
barang pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Salim, 2006, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Tiara Wacana,
Yogyakarta.
Djaja S Meliala, 2014, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW, Nuansa Aulia,
Bandung.
Jimly Asshiddiqie, dan Ali Safa’at, 2006, Teori Hans Kelsen Tentang
Hukum, Konstitusi Press, Jakarta.
Ridwan Halim, 2005, Pengantar Ilmu Hukum Dalam Tanya Jawab, Edisi
Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Salim HS, 2003, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar
Grafika, Jakarta.
Sarwono, 2011, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik, Sinar Grafika,
Jakarta.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Muji Santoso, Cara Mudah Memahami Pengadaan Barang dan Jasa, Ujiosa
Bloksport.com, 2012., diakses pada tanggal 16 Oktober 2020, Pukul
10.40 Wita.
Septi Kurnia Sari, Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Antara Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kebumen dengan CV.
Harumabus (Studi Pengadaan Kapal Perikanan >3 GT), Skripsi,
Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Kalijaga Yogyakarta, 2018,
https://docplayer.info/ 130949710-Kontrak-pengadaan-barang-dan-
jasa-antara-dinas-
kelautan-dan-perikanan-kabupaten-kebumen-dengan-cv-harumabus-
studi-pengadaan-kapal-perikanan-3gt.html, diakses pada 20 Oktober
2020, Pukul 20.30 Wita.