Pemikiran Karl Marx tentang Keadilan Hukum ditinjau dari Perspektif

Pertentangan Kelas

Oleh:
Kurnia Wibisawa1, Muhammad Faldi2, Nafilah Rahman3, Neni Yulia
Yahya4, dan Ricky Aditya Supratman5

Abstrak
Pemikiran Karl Marx bukan hanya menjadi inspirasi dasar perjuangan buruh dunia dalam
menuntut revolusi. Namun juga berperan besar dalam setiap dimensi kehidupan seperti ekonomi,
sosial, budaya, politik, filsafat, hukum dan ideologi. Ekspansi revolusi sosialis terjadi di Rusia
Kemudian menyebar hingga ke wilayah Eropa Timur, sampai Tiongkok sebagai pembenaran
teori Marx. Namun pada akhirnya menjadi sebuah anomali ketika negara yang bersentuhan
langsung dengan dinamika Marxisme dan telah mendeklarasikan diri sebagai negara sosialis,
menjadi basis industri dunia saat ini.Karakteristik hukum sebagai kaedah selalu dinyatakan
berlaku umum untuk siapa saja dan di mana saja dalam wilayah negara, tanpa membeda-
bedakan,serta konsep keadilan yang mesti selaras dengan Hukum. Namun, terdapat satu konsep
pemikiran Marx yang hampir tidak terbaca dan luput dari perhatian yakni konsep keadilan dan Hukum
Menjadi penting dan menarik untuk menelusuri dan pada intinya memahami bagaimana Karl Marx
mengkonstruksi konsep keadilan di dalam pemikirannya dan bagagaimana konsepsi Hukum Karl Max
yang terdapat pada teori Nilai nilai ajaran marxisme,Penelitian ini menggunakan metode penelitian
Deskriptif analisis atas pemikiran tokoh sangat relevan dengan jenis penelitian kualitatif. Kekuatan
deskripsi dan narasi pada penelitian kualitatif menjadi kekhasan yang dimiliki penelitian ini. Metode
pemaparan temuan yang digunakan adalah deskriptif ekplorasi. dengan menggunakan Referensi data yang
telah ada di korelasikan dengan Teori bacaan dari karl max sehingga dapat menjawab setiap rumusan
masalah yang disajikan.

Kata Kunci (Key Words): Karl Marx, Hukum,Keadilan Pertentangan Kelas dan Marxisme
PENDAHULUAN Menurut Karl Marx, persoalan utama
hukum bukanlah keadilan. Gagasan
Ilmu hukum merupakan topik
bahwa hukum adalah tatanan
yang selalu menarik untuk dibahas,
keadilan hanyalah omong kosong.
karena masalah hukum selalu
Padahal, hukum melayani "pemilik",
berubah dari waktu ke waktu. Karena
tidak lebih dari alat pemerintahan dan
hubungan dan pola manusia dengan
alat para pengeksploitasi Gagasan
orang lain telah berubah, demikian
bahwa hukum adalah tatanan
pula kecenderungan untuk
keadilan hanyalah omong kosong.
mengeksploitasi orang lain secara
Padahal, hukum melayani "pemilik",
manusiawi, sehingga semakin sulit
tidak lebih dari alat pemerintahan dan
untuk menganalisis keadilan saat ini.
alat para pengeksploitasi yang
Hukum dan keadilan adalah hal yang
menggunakannya untuk kepentingan
harus konsisten dan permanen.
mereka. Hukum adalah bagian dari
Ciri utama hukum adalah
ideologi kelas dan dengan demikian
selalu dinyatakan berlaku universal
menjadi faktor penyebab keterasingan
bagi setiap orang dan dimanapun di
(Sulaiman,2013,hlm.102).
dalam negara tanpa diskriminasi.
Menurut teori Karl Marx, hak
Namun, pengecualian dinyatakan
adalah kepentingan pemiliknya.
secara eksplisit dan didasarkan pada
Menurut Marx, persoalan utama
alasan tertentu yang dapat diterima
hukum bukanlah keadilan. Karena
dan dibenarkan. Pada prinsipnya
faktanya hukum melayani
hukum tidak akan diterapkan secara
kepentingan orang kaya. Itu tidak
diskriminatif, kecuali oknum pejabat
lebih dari alat penguasa dan alat
atau aparat penegak hukum dalam
pengeksploitasi.
dunia nyata masyarakat mengikuti
Karl Marx merupakan tokoh
hukum secara diskriminatif.
sosial yang lahir pada 5 Mei 1818 di
Menurut Karl Marx, hukum
kota Trier atau biasa disebut dengan
tidak dapat dipisahkan dari ilmu
Traves, sebuah daerah yang termasuk
ekonomi, tetapi menurut Karl Marx,
kawasan Rheiland Jerman (Prusia).
hukum merupakan instrumen untuk
Orang tua Marx merupakan
melegitimasi kelas ekonomi tertentu.
keturunan tokoh agama Yahudi. (Perbedaan antara Filsafat alam
Ayahnya, Heinrich Marx termasuk Demokritos dan Filsafat alam
golongan menengah dan menjadi Epikuros).
pengacara ternama di Traves. Menurut Marx, sejarah
Sedangkan ibunya adalah putri dari masyarakat manusia adalah sejarah
seorang pendeta yang berasal dari perjuangan kelas yang menghasilkan
Belanda. Ketika menginjakkan usai kelompok borjuis dan proletar.
yang ke- 17 tahun, Marx sudah Kelompok-kelompok yang
menamatkan sekolah menengah di memahami posisinya di pihak
tanah kelahirannya Treves, tepatnya proletariat kemudian secara sadar
tahun 1835. Kemudian Marx sempat melakukan berbagai upaya
melanjutkan menuntut ilmu sebentar pemberontakan terhadap kaum
di Universitas Bonn yang dilanjutkan borjuis. Konflik kelas ini kemudian
di Universitas Berlin selama lima menyebabkan perubahan dalam
tahun. Pada masa belajar di masyarakat. mengembangkan teori
universitasuniversitas inilah konflik dengan beberapa konsep yaitu
kemudian Marx mulai berkenalan konsep kelas sosial, perubahan sosial,
dengan filsafat Hegel dan terlibat kekuasaan dan negara, dengan konsep
dalam aktivitas intelektual dengan tersebut saling berkesinambungan.
kelompok filosof sayap-kiri yang Seperti contoh gejala hukum
dikenal sebagai “Hegelian muda,” yang terjadi di Desa Padamara terkait
yakni kelompok diskusi yang kasus Kesetaraan Gender Berbasis
membahas filsafat Hegel. Sudah Pisuke dalam bidang Pendidikan.
barang tentu anggota kelompok ini Upaya penyetaraan posisi laki-laki
rutin mengkaji ajaran-ajaran atau dengan perempuan dalam ranah
konsep pemikiran Hegel yang pada pendidikan telah banyak dilakukan,
waktu itu menjadi dogma dan sumber baik oleh negara, lembaga, maupun
ideologi resmi di Jerman. Akhirnya, perseorangan.
pada usia 23 tahun Karl Marx Bentuknyapun beragam, ada
memperoleh gelar doktor dalam ilmu yang melalui peraturan maupun
filsafat dengan judul disertasinya The kesepakatan bersama. Dalam usaha
Difference Between the Natural penyetaraan berbentuk aturan yang
Philosophy of Democritos and disepakati bersama misalnya
Natural Philosophy of Epicurus memiliki makna tersurat dan tersirat.
 Hal ini tergantung dari sudut padang
mana kita melihatnya. Begitu juga
dengan tradisi pisuke merupakan
sebuah aturan bersama yang selama
ini tetap dijalankan di
Padamara memiliki nilai tersirat
yang ternyata merupakan salah satu
cara untuk mengangkat derajat
perempuan. Dengan menggunakan
sudut pandang pertentangan kelas
Karl Mark serta pendekatan sejarah
peneliti menemukan bahwa tradisi
pisuke merupakan salah satu bentuk
usaha untuk menyetarakan posisi
laki-laki dengan perempuan dalam
ranah pendidikan.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan
pendekatan sejarah,oleh sebab itu,
penelitian ini lebih bersifat deskriptif
yakni melukiskan variabel atau kondisi
yang ada dalam suatu situasi dan
kejadian serta peristiwa berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari dan
perilaku yang dapat diamati erkait
fenomena atau kejadian masa
Penelitian ini menggunakan analisis
induktif, di mana proses penelitian dan
pemberian makna terhadap data dan
informasi lebih ditonjolkan, ciri utama
pendekatan ini adalah bersikap kreatif dan
mendalam serta naturalistik.
penelitian pada karya ilmiah yang kami
susun ini adalah terbukanya pemikiran
mengenai Keadilan dan Hukum dari
perspektif Karl Marx yang dapat di
Implementasikan untuk menbawa
pengaruh positif bagi perkembangan
Hukum dan Konsepsi Keadilan terutama
Desa
pada kasus Kesetaraan Gender Berbasis
Pisuke dalam bidang Pendidikan yang
terjadi di desa Padamara.
PEMBAHASAN DAN HASIL
Marx melihat bahwa sistem filsafat
Hegel salah tempat. Dengan kata lain,
prinsip Hegel bahwa ide adalah yang
utama dan objek yang sekunder dibalik.
Menurut Marx, ide bersifat sekunder
sedangkan halhal bersifat primer. Marx
membalikkan metode dialektika yang
digunakan oleh Hegel dari dialektika
idealis menjadi dialektika materialistis.
Kebalikan dari pandangan Hegel bahwa
manusia adalah dasarnya roh maka
keduanya mempertahankan bahwa
manusia adalah makhluk jasmani. Hukum
adalah cerminan dari situasi ekonomi
masyarakat.
Menurut teori Karl Marx, hak adalah
kepentingan pemiliknya. Menurut Marx,
persoalan utama hukum bukanlah
keadilan. Karena faktanya hukum
melayani kepentingan orang kaya. Itu
lalu.
tidak lebih dari alat penguasa dan alat
pengeksploitasi. Hukum dilihat sebagai
sesuatu yang bebas nilai atau tidak terkait
sama sekali faktor sosial dan kepentingan
politik kritik terhadap sudut pandang
seperti itu sudah banyak dilontarkan oleh
Hasil
para ahli hukum. Menutup kesenjangan
antara si kaya dan si miskin dengan
mencoba menggantikan pengejaran
keuntungan pribadi dengan kesejahteraan
umum adalah cita-cita sosialis yang ingin
diwujudkan oleh para pendukungnya.
Karena dalam hal ini kaum sosialis
percaya bahwa kepemilikan pribadi
adalah sumber bencana yang berakhir
dengan penindasan, eksploitasi,
pengasingan rakyat. Selama ini kita pasti
bisa mengenal gagasan tentang keadilan.
Berdasarkan semangat humanisme, Marx
menyatakan bahwa keadilan adalah
keadaan di mana penindasan
eksploitasi manusia terhadap manusia dan
negara manusia tidak ada lagi.
Dasar Pemikiran Karl Marx Tentang
Sosialisme
Pemikiran Karl Marx tentang
sosialisme lahir dari situasi politi
represif di Prusia atau Jerman, masa
itu yang telah menghapus kebebasan
manusia. Berangkat dari situasi
politik represif itu Karl Marx
membangun konsep pemikirannya
tentang sosialisme yang menurutnya
merupakan jalan yang jitu untuk
melawan kapitalisme sekaligus
mengembalikan kebebasan manusia.
Dasar pemikiran Karl Marx Pertama,
bagaimana membebaskan manusia
dari penindasan sistem politik
reaksioner. Kedua, bagaimana
menghilangkan keterasingan manusia
atas dirinya sendiri. Marx
berkesimpulan bahwa keterasingan
paling dasar adalah proses pekerjaan
manusia. Tetapi sistem kapitalis
menjungkirbalikkan makna pekerjaan
menjadi sarana eksploitasi. Ketiga,
akibat penguasaan atas diri manusia
yang membentuk kelas penguasa
(pemilik) dan kelas yang
tereksploitasi (pekerja), maka
manusia hanya dapat dibebaskan
apabila milik pribadi atas alat-alat
produksi dihapus melalui revolusi
kaum buruh. Keempat, pemusatan
pada hak-hak pribadi haruslah
dihapuskan. Penghapusan itu hanya
dapat dilakukan dengan menerapkan
sistem sosialisme.
Marx mengklaim bahwa
sosialismenya merupakan sosialisme
ilmiah yang tidak hanya didorong
oleh cita-cita moral melainkan
dan
berdasarkan pengetahuan ilmiah
tentang hukum-hukum perkembangan
masyarakat.
Pemikiran Karl Marx Tentang
Pertentangan Kelas
dan
Teori Kelas, atau kerap disebut juga
sebagai Marxisme, pertama kali
dicetuskan oleh Karl Marx pada sekitar
abad ke 19. Tepatnya sebelum Perang
Dingin anatara Blok Barat dan Blok
Timur usai di awal tahun 1980an,
hampir setengah dari negara-negara
yang ada di dunia telah mendapat
pengaruh dari ajaran Karl Marx. Teori
ini hadir sebagai kritik Karl Marx
terhadap kaum liberal yang memandang
sistem perekonomisn akan memberi
keuntungan bagi semua pihak yang
terlibat lebih dari yang ditanamkan.
Menurut Kalr Marx, ekonomi liberal
hanyalah menjadi tempat eksploitasi
manusia dan perbedaan kelas. Hal
tersebutlah yang kemudian mendorong
Karl Marx untuk menganalisa
pembentukan kelas yang terjadi lebih
dalam lagi.
Comunist Manifestonya, Marx
menulis sebagai berikut: sampai saat ini,
sejarah masyarakat manapun di muka
bumi ini adalah sejarah pertentangan
kelas. Si merdeka dengan si budak,
kaum bangsawan dengan rakyat jelata,
tuan dan pesuruhnya, dengan kata lain
antara penindas dengan yang tertindas
atau ditindas. Posisi yang berhadap-
hadapan ini akan selalu ada dan tidak
dapat dibantah. Sekarang perlahan
namun pasti akan ada perang terbuka,
perang untuk merekonstruksi
masyarakat pada umumnya dan
 khususnya, untuk menghancurkan kelas
penguasa.
Pesan yang ingin disampaikan
Marx adalah bahwa eksistensi manusia
bukan ditentukan oleh sejarah
kelahirannya dan bukan pula ide-ide
yang ia miliki tetapi lebih banyak
dikendalikan oleh faktor ekonomi yang
dapat membuat manusia survive dalam
hidupnya.Dalam pemenuhan kebutuhan
itu menurut Marx hanya bisa dengan
membangun dan mengembangkan apa
yang disebut sebagai bentuk produksi
(mode of production).
Menurut Karl Marx, hukum tidak
dapat dipisahkan dari ilmu ekonomi,
tetapi menurut Karl Marx, hukum
merupakan instrumen untuk
melegitimasi kelas ekonomi tertentu.
Menurut Karl Marx, persoalan utama
hukum bukanlah keadilan. Gagasan
bahwa hukum adalah tatanan keadilan
hanyalah omong kosong. Padahal,
hukum melayani "pemilik", tidak lebih
dari alat pemerintahan dan alat para
pengeksploitasi yang menggunakannya
untuk kepentingan mereka. Hukum
adalah bagian dari ideologi kelas dan
dengan demikian memicu konflik.
Bahkan menjadi faktor penyebab
keterasingan.
Hukum bagi Marx adalah
perwujudan kekuasaan, oleh karena itu
hukum dapat dilihat sebagai
suprastruktur ideologis yang berdiri di
atas realitas material yang menguasai
alat-alat produksi.
Menurut teori Karl Marx, hak adalah
kepentingan pemiliknya. Menurut Marx,
persoalan utama hukum bukanlah
keadilan. Karena faktanya hukum
melayani kepentingan orang kaya. Itu
tidak lebih dari alat penguasa dan alat
pengeksploitasi.
Hukum dilihat sebagai sesuatu yang
bebas nilai atau tidak terkait sama sekali
faktor sosial dan kepentingan politik
Kritik terhadap sudut pandang seperti
itu sudah banyak dilontarkan oleh para
ahli hukum, misalnya seperti yang
dilakukan oleh Satjipto Rahardjo
melalui gagasan “Hukum Progresif”.
Sebagai sebuah ideologi, Marxisme
merupakan inspirasi bagi sebahagian
besar gerakan pembebasan sosial dan
beransur-ansur menjadi gerakan politik
dan sosial di pelbagai tempat dan
negara. Konsep Historical Materalism
dan Dialectic Materialism merupakan
ideologi utama yang melahirkan konsep
kelas, hubungan antara kelas dan
perjuangan kelas dalam gagasan
pemikiran Marxisme. Marx meneliti
sejarah manusia dari dua aspek iaitu
pertama, faktor ekonomi yang
memaparkan rangkaian tahap
perkembangan ekonomi manusia
meliputi kaedah-kaedah mengeluarkan
produk keperluan hidup dalam
menentukan segala perubahan
kehidupan manusia. Kedua, faktor
sosial kerana Marx menggambarkan
sifat semula jadi manusia yang suka
bergaul. Namun faktor sosial tidak
lengkap tanpa berhubungterus dengan
faktor ekonomi kerana kehidupan sosial
manusia tidak akan bertahan lebih lama
melainkan manusia menghasilkan
barangan atau produk untuk memenuhi
keperluan hidup dan masyarakat
sekelilingnya.
Menurut Marx, kelas-kelas tersebut
merupakan kumpulan asas sosial yang
mengheret konflik masyarakat di
dalamnya dan memberi kesan kepada
perubahan subskruktur ekonomi
mereka. Lantaran itu, satu kelas mampu
mengenal pasti kepentingannya di
dalam masyarakat secara menyeluruh
melalui revolusi-revolusi yang telah
berlaku sebelum ini. Kenyataan Marx
tersebut menggambarkan sejarah umat
manusia diwarnai oleh perjuangan atau
pertarungan antara kelompok-kelompok
manusia. Marx sendiri mengakui
perjuangan kelas atau revolusi yang
tercetus bukan bermula sebagai satu
kelas masyarakat, tetapi ia berfungsi
sebagai wakil kepada masyarakat bagi
mengemukakan tuntutan dan manfaat
bersama semua ahli dalam masyarakat.
Secara umumnya, konsep kelas
sosial yang diutarakan oleh Marx telah
diterjemahkan dalam versi sistem
ekonomi Kapitalisme. Dalam karya
tersebut, Marx telah membahagikan tiga
kelas utama dalam struktur masyarakat
kapitalis iaitu kelas buruh upahan
(Wage Labourers), kelas kapitalis dan
kelas pemilik tanah (Landowner), tetapi
struktur tersebut masih belum kukuh
walaupun wujud usaha kelas
pertengahan untuk menghapuskan
jurang pemisah antara kelas-kelas
tersebut.

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA