Anda di halaman 1dari 39

Minggu Ke 6

Teori
Kekuasaan
Saya selalu diingatkan bahwa
kekuasaan itu berada di tangan
rakyat, dan saya adalah wakil
mereka. Saya pelayan
mereka...........
Barack Obama
Teori
Kekuatan/Kekuasaan
 Dasar : Manusia dalam keadaan
alamiah selalu hidup berkelompok
siapa kuat yang berkuasa (promissoiteit)
 Keluarga
 Masyarakat
 Negara
 Teori ini bertolak dari keadaan manusia inabstracto, sebelum
terbentuknya negara. Manusia jahat/lemah sehingga perlu
pertimbangan ekonomi yang kuat.
 Negara : alat dari golongan kuat untuk menghisap golongan
lemah.
 Asal mula negara karena adanya keunggulan dari yang kuat
(Fisik, senjata): lihat Hitler, Mussolini, Djenggis Khan.
Tokoh-tokoh
 F. Oppenheimer
 Negara adalah alat golongan kuat untuk melaksanakan tertib
masyarakattujuan akhir penghisapan ekonomi golongan
lemah.
 Karl Marx
 Negara adalah penjelmaan pertentangan kekuatan ekonomi.
Golongan yang kuat adl yang memiliki alat produksi. Negara
tidak akan ada lagi jika tidak ada perbedaan kelas.
 Harold J. Laski
 Negara adalah alat pemaksa (dwang organizatie)alat bagi
penguasa utk melaksanakan kepentingannya (Kepentingan
yang abadi)
 Leon Duguit
 Faktor fisik, ekonomi, kecerdasan, dan agama menentukan
kekuatan, karena adanya negara bukan karena kehendak
Tuhan atau perjanjian
Franz Oppenheimer

Pemikiran
 Tidak seperti Locke dan sebagainya,
Oppenheimer menolak ide “kontrak sosial” dan
lebih berkontribusi pada teori penaklukan
negara.
 Oppenheimer mendapatkan banyak pengaruh
dari sosiolog Yahudi, Ludwig Gumplowicz dan
teorinya mengenai kompetisi dan konflik antar
ras (Rassenkampf) untuk memahami genealogi
suatu negara
Franz Oppenheimer

 Franz Oppenheimer memandang negara dari


sudut pandang libertarian untuk memahami sifat
dan dinamika yang terjadi.
 Oppenheimer berpendapat bahwa ada dua sarana
utama pengorganisasian sosial yang bertolak
belakang:
 Sarana ekonomi (the economic means) yang
menurutnya merupakan cara pengorganisasian yang
damai. Hal ini dilakukan dengan kesukarelaan
untuk saling tukar menukar (barter) barang.
Masyarakat seperti ini berinteraksi dengan penuh
kedamaian , kesertaraan dalam menggapai
kesempatan, serta kesukarelaan dalam tukar
menukar barang.
 Sarana politik (the political means) yang menurutnya
merupakan cara pengorganisasian yang bengis. Hal
ini dilakukan dengan eksploitasi dan perampasan
hak orang lemah oleh penguasa (yang
mendominasi).
Franz Oppenheimer

Negara menurut Oppenheimer


 Adalah perwujudan sarana politik. Negara hanya
bisa terwujud dengan adanya penaklukan dan
penjajahan. Bahkan ketika suatu negara sudah
wujud (comes into being) kekerasan tetap
digunakan oleh penguasa. Oleh karena itu, dia
berpandangan bahwa negara seharusnya tidak
perlu ada. Masyarakat tanpa negara akan
menjadi lebih baik dengan sebuah konsep
“Freeman citizenship” (masyarakat tanpa
kewarganegaraan).
Karl Marx
Pemikiran
 Teori utama Karl Marx mengenai masyarakat, ekonomi, dan politik yang
dikenal dengan sebutan “Marxism” menyatatakan bahwa manusia dan
masyarakat berkembang melalui perjuangan kelas-kelas, misalnya antara
pemilik modal dengan pekerja. Dia menyebut kapitalisme sebagai diktator
burjois (dictatorship of the bourgeoisie) yang menurutnya dijalankan oleh kaum
pemodal demi kepentingan mereka sendiri.
 Marx berpendapat bahwa kapitalisme, seperti hal nya sistem ekonomi-sosial
sebelum-sebelumnya, memiliki suatu bom waktu di dalamnya yang dapat
meledak sewaktu-waktu dan menghancurkan sistem ini. Hancurnya
kapitalisme ini akan memunculkan sistem baru: Sosialisme.
 Marx berpendapat adanya pertentangan (konflik) antar kelas di dalam
kapitalisme yang terjadi antara kaum burjois dengan kaum proletar akan
berujung pada kemenangan kaum proletar (pekerja). Kemenangan ini akan
menghasilkan masyarakat tanpa (perbedaan) kelas, sosialisme, atau bahkan
komunisme, dan masyarakat yang diperintah oleh pasar bebas.
 Marx juga berpendapat bahwa ilmuan sosial dan orang-orang yang tertindas
harus berjuang bersama dalam sebuah revolusi untuk menggulingkan
kapitalisme dan membawa perubahan sosial-ekonomi.
Karl Marx
Karya
 The Communist Manifesto (1848). "The history of all hitherto
existing society is the history of class struggles“. Buku karya
bersama Marx dan Friedrich Engels ini merupakan salah
satu buku ilmu politik yang paling berpengaruh di dunia.
Buku ini menganalisis pendekatan-pendekatan dalam
perjuangan kelas serta permasalahan di dalam sistem
kapitalism.

 Das Kapital/ Capital (3 volume, vol. 1 th 1867). “The


economic structure of capitalist society has grown out of the
economic structure of feudal society. The dissolution of the latter
set free the elements of the former ... The historical movement
which changes the producers into wage-workers, appears, on the
one hand, as their emancipation from serfdom and from the fetters
of the guilds, and this side alone exists for our bourgeois historians.
But, on the other hand, these new freedmen became sellers of
themselves only after they had been robbed of all their own means
of production, and of all the guarantees of existence afforded by the
old feudal arrangements. And the history of this, their
expropriation, is written in the annals of mankind in letters of
blood and fire.” Di dalam buku ini, Marx mengungkapkan
kritik-kritiknya terhadap sistem kapitalisme.
Teori Klasik tradisional

Teori Teokrasi
Teori Hukum alam
Teori Kekuatan/kekuasaan
 Teori kedaulatan negara : negara yang memiliki
kekuasaan tertinggi (Jhering, Laband, Georg Jellinek,
dan Jean Bodin)
 Teori kedaulatan Hukum : yang berdaulat adalah
hukum (Krabbe)
Minggu Ke 9

Teori
Positivisme
Positivisme

 Merupakan salah satu teori paling berpengaruh


di dalam pemikiran hukum.
 Beranggapan bahwa hukum adalah suatu yang
sudah ditetapkan (pada masa ini) untuk
menganggulangi suatu peristiwa di masa
mendatang.
 Kritik terbesar dari teori ini adalah bahwa
hukum selalu tertinggal dari peristiwa.
Positivisme
pandangan
 Suatu norma (hukum) adalah valid ketika
sudah ditetapkan (authorized) menjadi hukum
dan diterima oleh masyarakat.
 Suatu norma yang belum ditetapkan
bukanlah merupakan suatu hukum yang
berlaku sekalipun norma itu mengandung
nilai yang baik.
 Yang menjadi poin utama adalah penetapan
(formalisasi) dan bukan nilai (substansi) dari
suatu norma.
Positivisme
Tokoh
 Jeremy Bentham (1748-1832). Adalah orang pertama
yang mengemukakan ide untuk mengkodifikasi
hukum-hukum yang tidak tertulis. Kata ‘kodifikasi’
(to codify) sendiri diyakini merupakan ciptaan dari
Bentham yang berarti suatu proses penyusunan kode
hukum (the process of drafting legal code).
 John Austin (1790-1859). Tiga pandangan utama
Austin adalah:
 Hukum adalah suatu perintah yang dibuat oleh
komandan yang tidak dapat diperintah (kedaulatan).
 Perintah tersebut diperkuat dengan adanya sanksi.
 Kedaulatan adalah sesuatu yang selalu ditaati.
Positivisme
Tokoh
 H.LH. Hart (1907-1992). Adalah profesor Ilmu Hukum dari
Oxford University. Hart membedakan dua bentuk hukum:
primer dan sekunder. Hukum primer adalah hukum yang
secara substansi mengatur: misalnya hukum pidana. Sedangkan
hukum sekunder adalah hukum prosedural (hukum acara) yang
berisi cara penegakan hukum, misal penahanan, pemeriksaan,
dsb. Keduanya harus jelas tertulis agar masyarakat dapat
mencari hukum tersebut dengan jelas.
 Joseph Raz (lahir 1939). Adalah profesor hukum dari Columbia
University. Meneruskan ide Hart mengenai positivisme dengan
berpandangan bahwa dua atau lebih nilai (value), termasuk
norma atau alasan (reason) tidak dapat saling diperbandingkan
karena masing-masing nilai memiliki standar pengukuran yang
berbeda-beda.
Hans Kelsen
Tokoh
 Dalam pandangan yuridis yang paling ekstrim yang
menyamakan negara dengan tata hukum nasional
(national legal order). Semua problema negara harus
diselesaikan secara normatif karena ia menolak
memperhitungkan faktor sosiologis yang akan
mengaburkan analisis yuridis.
 Negara dilihat sebagaimana adanya
 Pemikirannya bersifat yuridis murni (teori hukum
murni/Reine Rechtslehre). Teori mengenai pembentukan
dan perkembangan hukum secara formil terlepas dari isi
materiil atau idiil norma-norma hukum yang
bersangkutan.
 Negara merupakan suatu tertib hukum: terdiri dari suatu
rangkaian peraturan hukum yang beraneka jenisnya, yang
bersumber dari norma dasar.
Hans Kelsen
 Ilmu Negara harus menarik diri dari pemikiran
yang menerangkan negara dan hubungan kausal
yag bersifat abstrak, tetapi harus dikaitkan dengan
pemikiran yuridis murni.
 Tiap negara harus dipelajari dan dipahami dari
sistem hukumnya sendiri.
 Ursprungsnorm/grundnorm bersifat meta yuridis
tidak masuk dalam materi ilmu negara tetapi
filsafat hukum. Tiap-tiap negara telah menetapkan
konstruksi dan bentuknya.
 Ilmu hukum tiap negara tidak perlu lagi mencari
dasar negara. Kelahiran negara merupakan
kenyataan yang tidak dapat dijelaskan secara
yuridis.
Hans Kelsen
 Dalam pandangan yuridis yang paling ekstrim yang
menyamakan negara dengan tata hukum nasional (national
legal order). Semua problema negara harus diselesaikan
secara normatif karena ia menolak memperhitungkan
faktor sosiologis yang akan mengaburkan analisis yuridis.
 Negara dilihat sebagaimana adanya
 Pemikirannya bersifat yuridis murni (teori hukum
murni/Reine Rechtslehre). Teori mengenai pembentukan dan
perkembangan hukum secara formil terlepas dari isi
materiil atau idiil norma-norma hukum yang bersangkutan.
 Negara merupakan suatu tertib hukum: terdiri dari suatu
rangkaian peraturan hukum yang beraneka jenisnya, yang
bersumber dari norma dasar.
Hans Kelsen
Karya
 Buku Kelsen yang paling terkenal adalah
Pure Theory of Law/ Reine Rechtslehre
(1934). Buku ini merupakan ‘kitab
kepercayaan’ para pemikir postivis hukum.
Di dalam buku ini juga Kelsen menjelaskan
teori stratifikasi peraturan yang dikenal
dengan nama “Stuffenbau Theory”.
 Menurut Kelsen, peraturan yang lebih rendah
tidak boleh menegasikan peraturan yang
lebih tinggi. Semakin ke bawah, suatu
peraturan harus semakin konkret.
Teori Modern
 Dasar:Negara dianggap sebagai suatu
kenyataan yang terikat keadaan, tempat dan
waktu
 Kranenburg :
 Negara adalah organisasi kekuasaan yang diciptakan
oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa.
(adanya organisasi tergantung pada bangsa)
 Logemann
 Negara adalah organisasi kekuasaan yang meliputi
atau menyatukan kelompok manusia yang disebut
bangsa. (organisasi kekuasaan menciptakan bangsa)
Tujuan negara
 Hakikat negara adalah wadah untuk mencapai tujuan
negara.
 Tujuan negara berhubungan dengan:
 Bentuk negara
 Susunan negara
 Organ-organ negara atau badan-badan negara yang
harus diadakan.
 Tujuan negara sangat mungkin berkembang sesuai
kondisi, tempat, dan waktu.
 Secara umum tujuan negara adalah menyelenggarakan
kesejahteraan dan kebahagiaan atau menyelenggarakan
masyarakat adil dan makmur.
 Tugas negara adalah untuk mencapai tujuannya
Legitimasi
Kekuasaan
Legitimasi
Kekuasaan
 Negara adalah organisasi kekuasaan, yang
menjadi tempat tata kerja dari alat-alat
kelengkapan negara secara komprehensif
untuk mencapai tujuan negara. (Kranenburg
dan Logemann)
Legitimasi berkaitan dengan:
 Sumber kekuasaan
 Pemegang kekuasan
 Pengesahan kekuasaan
Sumber
Kekuasaan
Dari mana asal /sumber kekusaan?
 Teori teokrasi  sumber kekuasaan dari Tuhan
 Teori hukum alam  kekuasaan tersebut datang dari
rakyat, langsung diserahkan kepada pemimpin (penguasa)
Jean Bodin:
Negara pemegang kekuasaan tertinggi
 untuk menentukan arah pencapaian tujuannya
Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan negara
Kedaulatan hukum
Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan
Tuhan
 Kekuasaan tertinggi dalam suatu negara hanya
satu, yaitu Tuhan. Oleh sebab itu, negara dan
pemerintah negara harus mewakili Tuhan di
dalam menjalankan hukum Tuhan di dunia.
 Negara yang menganut paham kedaulatah Tuhan
disebut negara teokrasi
 Teori ini dianut oleh para raja yang mengklaim
dirinya keturunan para dewa, seperti Kaisar
Jepang, keturunan Dewa Amaterasu Omikami, dan
raja – raja di Jawa pada zaman Hindu yang
menyebut dirinya penjelmaan Dewa Wisnu.
 Penganut teori ini adalah Agustinus, Thomas
Aquino, dan F. Julius Stahl.
Kedaulatan
negara
 Teori ini berpendapat bahwa negaralah yang memiliki
kedaulatan. Negara sebagai organisasi adalah pemegang
kekuasaan tertinggi di negara. Negara itu sesuatu yang
abstrak, maka kedaulatan negara itu berada pada pemimpin
atau penguasa negara yang bersangkutan.
 Tokoh teori ini antara lain Jean Bodin, Paul Laband dan
George Jellineck.
 Jellineck: Teori Selbsbindung (kekuasaan tertinggi di negara,
negara dengan sukarela mengikatkan dirinya tunduk pada
hukum sebagai penjelmaan dari kehendaknya sendiri. Yang
mengikatkan diri tersebut jika dikonkritkan adalah organ
negara atau orang-orangnya.
 Pada kenyataannya penguasalah yang memegang kedaulatan
negara sehingga menimbulkan pemerintahan yang otoriter,
seperti zaman pemerintahan Mussolini di Italia, Adolf Hitler
di Jerman, dan Ferdinand Marcos di Filipina.
Kedaulatan
Hukum
 Kekuasaan tertinggi dalam
negara berada dalam hukum
(supremasi hukum).
 Tokoh:  H.B Krabbe,  Leon
Duguit, dan Emmanuel Kant.
3 asas negara hukum yaitu :
 Supremasi hukum
 Kesamaan di muka hukum
(equality before the law)
 Legalitas dalam arti hukum
Kedaulatan Rakyat
 Kedaulatan rakyat muncul sebagai reaksi dari teori
kedaulatan Tuhan. Pada kenyataannya, raja sebagai
pelaksana kedaulatan Tuhan sering bertindak
sewenang – wenang dan kejam terhadap rakyatnya.
 Perubahan pandangan ini karena “Renaissance”
(masa pencerahan di negara – negara Eropa) yang
memberi tempat kepada pikiran manusia, sehingga
manusia dapat hidup dengan pikirannya yang kritis.
 Kedaulatan rakyat berarti pemegang kekuasaan
tertinggi pada suatu negara adalah rakyat, sehingga
lembaga – lembaga negara yang ada hanyalah
pelaksana kedaulatan rakyat saja.
 Pelopor teori ini adalah Montesquieu (pencetus
Trias Politica), J.J Rousseau, dan John Locke.
Kedaulatan

Kedaulatan apa
yang paling
berkuasa di
Indonesia?
Ciri Negara yang berkedaulatan Rakyat
 Adanya jaminan atas hak – hak warga negara
 Adanya partisipasi rakyat terhadap pemerintahan
 Adanya pemilu yang bebas dan adil serta
dilaksanakan secar periodik
 Adanya lembaga perwakilan rakyat atau Legislatif
 Adanya kontrol atau pengawasan terhadap
jalannya pemerintahan, baik oleh lembaga legislatif
maupun secara langsung oleh rakyat
 Memiliki prosedur pertangungjawaban pemerintah
terhadap rakyat
 Menerapkan prinsip demokrasi dalam
penyelenggaraan negara
Pemerintah dari rakyat
Berkaitan dengan pemerintahan yang
sah/legitimate dan tidak sah/ unlegitimate.
Pemerintahan sah adalah pemerintahan yang
mendapatkan pengakuan dan dukungan rakyat
secara mayoritas melalui proses pemilihan
umum.
Pemerintahan tidak sah adalah pemerintahan
yang sedang berkuasa tetapi tidak mendapatkan
dukungan rakyat (misal:kudeta militer)
Pemerintahan untuk rakyat
 Kekuasaan yang diberikan oleh rakyat dijalankan untuk
kepentingan rakyat tanpa melihat golongan dan
kepentingan. OKI kepentingan rakyat harus
didahulukan daripada kepentingan golongan/partai.
 Pemerintah harus membuka kanal kebebasan bagi
rakyat untuk menyalurkan aspirasinya. Dan memberi
jaminan kebebasan rakyat berpendapat.
Tugas!
 Jelaskan
dengan contoh negara
yang menggunakan sistem
presidensial dan yang
menggunakan sistem
parlementer yang ada di dunia!
Autokrasi vs. Demokrasi
Hakekat Negara Tujuan Negara

Autok Negara merupakan Menghimpun kekuasaan


rasi Organisme: satu- sebesar-besarnya pada
kesatuan yang negara
mempunyai
kepentingan dan
kehidupan sendiri,
mengalahkan
kepentingan rakyat
Demo Negara kesatuan Untuk mengusahakan
krasi individu: negara serta menyelenggarakan
sekunder, individu kebahagiaan serta
primer. Individu kesejahteraan rakyatnya
bebas
Perbedaan Badan Perwakilan
Autokrasi Demokrasi
Pengangkatan atau Rekrutmen calon Rakyat berperan
pemilihan anggota dikuasai sepenuhnya penting, menentukan
badan perwakilan oleh Dewan Partai secara langsung
(fascist). Rakyat tidak siapakah yang duduk
punya pilihan, tidak sebagai anggota
berperan penting badan perwakilan
Sifat susunan dari Sesuai negara Atomistis =badan
badan perwakilan sebagai organisme: perwakilan rakyat
Korporatif = anggota betul-betul wakil-wakil
parlemen wakil dari dari rakyat pemilih.
kesatuan sosial,
bukan rakyat
Sifat kekuasaan dari Tidak mempunyai Mempunyai
badan perwakilan kekuasaan apa-apa, kekuasaan nyata,
hanya pendukung misalnya legislasi
keputusan eksekutif
Negara Autokrasi =
Kamuflase?
 Kranenburg:

badan perwakilan yang sifatnya korporatif dalam


negara yang memakai sistem satu partai, atau
sistem autokrasi modern, itu hanyalah merupakan
kamuflase, samaran belaka daripada negara
dictatorial dan absolutistis, atau menurut istilah
klasik negara tirani.
Autokrasi dalam Sejarah
 FasismeItalia
 Nazisme Jerman
 Komunisme Uni Soviet
End of handout

Anda mungkin juga menyukai