JURNAL ILMIAH
Oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2020
ii
Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
H.Israfil,SH.,M.Hum
NIP:195703021986031003
iii
ABSTRACT
This study is a normative-empirical legal study that aims to figure out the
implementation of resolution of inheritance disputes through reconciliation at
Selong Religious Court. Finding of this study shows that the practice of the
resolution of the inheritance disputes through reconciliation at Selong Religious
Court is implemented according to Regulation of Supreme Court No 1 of 2016 of
Arbitration Procedure at Court. In addition, finding indicates that there are
internal and external factors that inhibit the resolution completion. Addressing
this issue, it is expected that the socialization is held to remind the society and the
disputing parties to actively take part in arbitration process.
I. PENDAHULUAN
hukum yang berlaku. Terkadang ahli waris bersengketa melalui pengadilan karena
tidak terima atas pembagian warisan yang diterimanya. Hakim dapat berperan
secara aktif pada saat ini sebagaimana dikehendaki oleh HIR. Untuk keperluan
perdamaian.
yang lazimnya berupa surat perjanjian di bawah tangan yang ditulis di atas kertas
bermaterai. Sayangnya usaha perdamaian tidak selalu berhasil pada tahap mediasi,
hal ini dikarenakan adanya rasa tidak adil yang dialami oleh pihak yang
berperkara, sehingga mereka memilih untuk tidak berhenti pada tahap mediasi dan
meneruskan perkara mereka pada tahap litigasi. Perkara tersebut dengan terpaksa
dilanjutkan dengan proses litigasi dan pemilihan hakim baru yang ditunjuk oleh
Ketua Pengadilan. Proses litigasi yang dilakukan oleh pihak yang berperkara tidak
Ada beberapa perkara yang pada tahapan mediasi gagal untuk mencapai
perdamaian, namun pada tahapan litigasi para pihak yang berperkara mencapai
perdamaian. Salah satau contoh sengketa tersebut terjadi pada sengketa harta
waris, dimana pada awal tahapan mediasi perkara tersebut gagal untuk mencapai
ii
dihibahkan beberapa kepada anak penggugat maupun tergugat dan pada Gugatan
kasus pertama hanya mempersengketan tanah yang melibatkan suami istri yang
memiliki satau orang anak sehingga pembagiannya jelas dan tidak memerlukan
kedua yang melibatkan banyak pihak karena pihak pewaris yang memiliki 3
( tiga) orang istri yang tiap-tiap istri tersebut juga memiliki anak sehingga proses
jalur perdamaian pada Pengadilan Agama Selong? Dan Apa saja hambatan-
hambatan yang dihadapi oleh mediator dalam proses penyelesaian sengketa waris
waris melalui jalur perdamaian Dan Apa saja hambatan-hambatan yang dihadapi
oleh mediator dalam proses penyelesaian sengketa waris melalui jalur perdamaian
undangan berdasarkan konsep dan teori hukum untuk melihat secara langsung
pendekatan sosiologis. Sedangkan sumber jenis data yang digunakan adalah data
kepustakaan, teknik pengumpulan data dan bahan hukum adalah kepustakaan dan
wawancara. Adapun analisis data dan bahan hukum yang digunakan dalam
1
Mukati Fajar, Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010 hlm. 34
2
Amirrudin dan Zainal Asikin, Penghantar Metode Penelitian Hukum, Cet. 1, Ed. 8,
PT.Raja Grafindo persada, jakarta, 2014, hlm.133.
iv
II. PEMBAHASAN
optimal. Salah satau gagasan yang cukup progresif antara lain dengan
dimaksudkan agar para pihak yang berperkara tidak harus menempuh seluruh
tahapan proses persidangan yang panjang dan memakan waktu lama, namun
v
cukup hanya sampai pada tahap pra pemeriksaan saja, jika para pihak berhasil
tahap pra mediasi, tahap pelaksanaan mediasi, dan tahap implementasi hasil
1B, menyatakan bahwa setelah para pihak dipanggil pada sidang pertama,
berperkara.5
sebelum masuk pada pokok perkara sengketa kewarisan maka para pihak
tentang prosedur mediasi. Pada tahap ini para pihak dapat memilih
mediator dari luar, maka para pihak harus menanggung biaya, tapi jika
tergugat/termohon.
pendekatan secara psikologis dan rohani kepada para pihak. Dan apabila
alasan yang sah. Apabila mediator merasa para pihak tidak dapat
atau para pihak menunjukan itikad yang tidak baik, maka mediator
ruang khusus mediasi dan jadwal pelaksanaan mediasi adalah pada hari
senin, selasa, rabu, dan kamis setiap jam 09:30-12:00 WITA. Menurut
memperpanjangnya lagi.
ataupun mau diperpanjang lagi. Begitu juga yang diungkapkan oleh Dodi
teliti. Karena ada juga sengketa waris yang tidak dapat diselesaikan
dengan baik-baik, dan malah hubungan keluarga atau kerabat yang rusak
Bila para pihak tidak menemukan kata sepakat dan damai dalam
dalam penyelesaian sengketa melalui jalur mediasi dapat dibagi menjadi dua
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal menurut Dodi
yudistira, S.Ag., MH., hakim pada pengadilan agama selong merupakan faktor
1) Kekurangan Mediator
proses mediasi hanya berjumlah 2 ( dua ) saja yakni pada blok B1 dan
blok B2. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan jumlah perkara yang
8
Hasil Wawancara Dengan dodi yudisira , Hakim Pengadilan Agama Selong, Wawancara
Dilakukan Di Pengadilan Agama Selong, Pada Tanggal 10 April 2020 Pukul 15:00 WITA.
x
jika salah satau pihak tidak hadir pada pertemuan yang telah dijadwalkan.
atau tidak dapat dilaksanakan adalah karena batas waktu yang ditentukan
Ayat (2).
untuk menyelesaikan sengketa secara damai dan tidak boleh ada intrik
sengketa.
kesepakatan damai yang dibuat oleh para pihak sebelum kesepakatan itu
gagal.
masing. Yang dimaksud ego sektoral yaitu para pihak merasa dia punya
hak. Sehingga dengan ego sektoral yang begitu tinggi menutupi rasa
ingin berdamainya
xii
hakim mediator pada Pengadilan Agama Selong terdapat dua hambatan yang
perdamaian yang ada di pengadilan agama selong yakni hambatan internal dan
yang berasal dari faktor pengadilan agama selong itu sendiri, faktor internal
merupakan faktor yang berasal dari luar pengadilan agama selong seperti
faktor yang berasal dari para para pihak yang tengah bersengketa, obyek
pengadilan Agama Selong dilatar belakangi oleh faktor gengsi belaka. Kadang
persoalan harga diri para pihak menjadi benteng yang kokoh untuk enggan
memulai suatau perdamaian, karena didasari oleh ego para pihak masing-
masing serta tidak adanya itikad baik dari para pihak untuk menyelesaikan
III. PENUTUP
Kesimpulan
xiii
proses mediasi terbagi menjadi 3 yaitu tahap pra mediasi, tahap pelaksanaan
mediasi, dan tahap implementasi hasil mediasi. Tahap pra mediasi merupakan
tahapan persiapan bagi para pihak yang bersengketa untuk memilih mediator
untuk mencari jalan keluar yang diinginkan para pihak untuk menyelesaikan
implementasi hasil mediasi, pada tahap ini terdapat dua kemungkinan yang
terjadi yakni hasil mediasi gagal untuk mencapai perdamaian dan hasil
mediasi berhasil yang melahirkan perdamaian bagi kedua belah. Jika hasil
kesepakatan yang harus di laksanakan oleh kedua belah pihak. Namun, jika
dibagi menjadi dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
xiv
ditawarkan, kekurangan para pihak, para pihak yang tidak memiliki itikad
itikad tidak baik, melewati batas waktu dan ketidakhadiran para pihak. Faktor
internal dan faktor eksternal tentunya menjadi pengaruh yang sangat penting
dilakukan oleh para pihak karena perdamaian hanya dapat dilakukan atas
Saran
Kepada para pihak yang bersengketa untuk bisa terlibat aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
xv
WAWANCARA