1/Jan-Mar/2020
3
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik,
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbng: Nixon Stenly Lowing, (Jakarta: Sinar Grafika,2011),h.159.
4
SH, MH; Nelly Pinangkaan, SH, MH Mahkamah Agung RI, Peraturan Mahkamah Agung
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Republik Indonesia Nomor1 Tahun 2008 Tentang
16071101129 Prosedur Mediasi di Pengadilan, bab I, pasal II.
86
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
87
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
88
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
89
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
90
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
sehingga para pihak dan wakil-wakilnya akan tersebut dan mencarikan alternatif-alternatif
berbicara langsung satu sama lain. Dalam solusi penyelesaiannya. Dan dari hasil
model ini, mediator berperan untuk menjaga pertemuan tersebut mediator akan membuat
urutan, struktur, mencatat kesepahaman, rumusan ulang dan mengutarakan inti
meringkas dan sekali-kali mengintervensi permasalahannya. Setelah pokok permasalahan
membantu proses komunikasi. diidentifikasi, mediator melakukan tindakan:
Pada model lain, mediator mengatur seluruh - Mengidentifikasi isu-isu,
arah pembicaraan, terlibat dengan pertanyaan- - Memberikan pengarahan kepada para
pertanyaan yang penting kepada para pihak pihak tentang tawar-menawar
dan wakilnya, dan terkadang masuk hingga pemecahan masalah,
memberikan tawaran solusi. Kedua model - Mengubah pendirian para pihak dari
tersebut dengan berbagai variasinya akan posisi menjadi kepentingan (interest).
banyak terjadi dalam praktik. Dalam praktik, g. Pembuatan keputusan akhir
model pilihan apa pun memerlukan beberapa Setelah mengadakan pertemuan terpisah,
respons taktis dari para pihak dan para pihak akan dikumpulkan kembali guna
pengacaranya. diskusi selanjutnya, mengadakan negosiasi
Mediator membantu para pihak untuk akhir, dan menyelesaikan beberapa hal secara
mempersiapkan penyelesaian yang dapat lebih detil. Mediator berperan untuk
bersifat oral maupun tertulis. Dimulai dengan mengawasi/memastikan bahwa isu yang
persetujuan yang bersifat sementara yang dipermasalahkan telah dibahas, ketidak
diberikan kepada para pihak untuk diteliti, sepakatan telah diatasi, para pihak merasa puas
dikomentari atau pun dipastikan bahwa mereka dengan hasil akhir, dan mereka melaluinya
sudah mengerti isinya. Mediator juga mungkin secara realistis dengan segala keterbatasannya.
akan memasukkan pandangan bahwa bila salah Perlu ditekankan di sini, pada saat mediator
satu pihak tidak menjalankan keputusan yang meminta komitmen akhir dari para pihak,
sudah disetujui, maka akan ada kemungkinan mediator bukanlah seorang yang memutuskan
bahwa mereka akan kembali untuk melakukan dan memberi penilaian dari kesepakatan yang
mediasi. Mediator juga akan menyarankan dihasilkan.
bahwa sebaiknya para pihak memberikan h. Pengambilan keputusan
opininya sebelum klien mereka Para pihak yang saling bekerja sama dengan
menandatangani hasil akhir dari mediasi bantuan mediator mengevaluasi pilihan,
tersebut. menetapkan trade-off dan menawarkan solusi
f. Pertemuan terpisah yang memperkecil perbedaan-perbedaan dan
Pertemuan terpisah merupakan suatu aspek mencari basis yang lebih adil bagi kepentingan
penting dalam proses mediasi. Mediator akan bersama, dan akhirnya para pihak telah
bertemu secara terpisah dengan masing-masing bersepakat, membuat keputusan bersama,
pihak secara confidential. Biasanya penasihat dalam tahap penentuan keputusan ini,
hukumnya akan hadir bersama dengan Mediator dapat menekankan kepada para
kliennya, tetapi bisa saja mediator bertemu pihak, dan mencarikan rumusan-rumusan yang
hanya dengan para pihak secara privat tanpa baik. Sebelum pembuatan keputusan akhir
kehadiran pengacaranya, atau hanya dengan mediator memastikan bahwa seluruh
pengacara tanpa kehadiran para pihak. karena permasalahan telah dibahas, di mana para
pada tahapan sebelumnya, para pihak yang pihak merasa puas dengan hasil akhir. Sehingga
bersengketa masih bertahan dengan posisinya untuk mengantisipasi keadaan tersebut,
masing-masing, maka pada tahap ini mediator mediator harus pandai-pandai menarik para
menggunakan sarana caucus, yaitu pihak untuk mengutarakan permasalahan-
mengadakan pertemuan pribadi dengan para permasalahan yang belum mereka utarakan
pihak secara terpisah. Pada kesempatan ini atau belum dibahas, untuk mencegah agar hal-
mediator melakukan tanya jawab secara hal yang sudah disepakati jangan sampai masuk
mendalam kepada para pihak yang ke dalam mediasi lagi atau ternyata ada hal-hal
bersengketa, dengan tujuan untuk mengetahui yang belum diutarakan pada saat proses
apa sebenarnya yang diinginkan oleh para pihak mediasi berlangsung.
91
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
92
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
a. Melibatkan aset, harta kekayaan atau kuatkan dalam akta perdamaian, kesepakatan
kepentingan yang nyata-nyata berkaitan perdamaian wajib memuat pencabutan
dengan pihak yang: gugatan.
1. Tidak diikutsertakan dalam surat Setelah menerima kesepakatan perdamaian
gugatan sehingga pihak yang hakim pemeriksa perkara segera mempelajari
berkepentingan tidak menjadi dan menelitinya dalam waktu paling lama 2
salah satu pihak dalam proses (dua) hari. Hakim di hadapan para pihak hanya
mediasi; akan menguatkan kesepakatan perdamaian
2. Diikutsertakan sebagai pihak dalam dalam bentuk akta perdamaian apabila
surat gugatan dalam hal pihak kesepakatan tersebut memenuhi syarat-syarat
berperkara lebih dari satu subjek sebagai berikut:
hukum, tetapi tidak hadir di 1) Sesuai kehendak para pihak.
persidangan sehingga tidak 2) Tidak bertentangan dengan hukum.
menjadi pihak dalam proses 3) Tidak merugikan pihak ketiga.
mediasi; atau 4) Dapat dieksekusi.
3. Diikutsertakan sebagai pihak dalam 5) Dengan iktikad baik
surat gugatan dalam hal pihak Menurut Pasal 1 ayat (10) PERMA No. 1
berperkara lebih dari satu subjek Tahun 2016, dinyatakan “Akta perdamaian
hukum dan hadir di persidangan, adalah akta yang memuat isi naskah
tetapi tidak pernah hadir dalam perdamaian dan putusan hakim yang
proses mediasi. menguatkan kesepakatan perdamaian”. Sejak
b. Melibatkan wewenang saat kesepakatan damai tersebut dikukuhkan
kementerian/lembaga/instansi di menjadi akta perdamaian oleh hakim, maka
tingkat pusat/ daerah/ dan/atau badan perkara yang melibatkan para pihak dianggap
usaha milik negara/daerah yang tidak selesai.
menjadi pihak berperkara, kecuali pihak Ketentuan tentang kewajiban kesepakatan
berperkara yang terkait dengan pihak- damai harus dibuat secara tertulis juga diatur
pihak tersebut telah memperoleh dalam Pasal 1851 ayat (2) KUH perdata yang
persetujuan tertulis dari menyebutkan bahwa “Persetujuan ini
kementerian/lembaga/instansi di (perdamaian) tidaklah sah melainkan jika dibuat
tingkat pusat/ daerah/ dan/atau badan tertulis” oleh karena itu, jelas bahwa
usaha milik negara/daerah untuk perdamaian sebagaimana diatur dalam PERMA
mengambil keputusan dalam proses mediasi dan KUH-perdata merupakan
mediasi. perjanjian yang harus dibuat secara tertulis. Hal
c. para pihak dinyatakan tidak beriktikad ini bertujuan untuk mengantisipasi jika suatu
baik sebagaimana dimaksud dalam saat salah satu pihak mengingkarinya, maka
Pasal 7 ayat (2) huruf “a”, huruf “b”, dokumen kesepakatan itu dapat menjadi bukti
dan huruf “c”. Setelah menerima untuk menuntut pelaksanaan yang telah dibuat.
pemberitahuan, hakim pemeriksa b. Kesepakatan perdamaian tercapai sebagian
perkara segera menerbitkan penetapan Hakim pemeriksa perkara melanjutkan
untuk melanjutkan pemeriksaan pemeriksaan terhadap objek perkara atau
perkara sesuai dengan ketentuan tuntutan hukum yang belum berhasil disepakati
hukum acara yang berlaku. oleh para pihak. dalam hal mediasi mencapai
7. Tahap pemeriksaan oleh majelis hakim kesepakatan sebagian atas objek perkara atau
pemeriksa perkara: tuntutan hukum, hakim pemeriksa perkara
a. Kesepakatan perdamaian telah memenuhi wajib memuat kesepakatan Perdamaian
ketentuan sebagian tersebut dalam pertimbangan dan
Para pihak melalui mediator dapat amar putusan.
melanjutkan kesepakatan perdamaian kepada c. Mediasi tidak berhasil atau tidak dapat
hakim pemeriksa perkara agar dikuatkan dalam dilaksanakan.
akta perdamaian. Jika para pihak tidak Hakim pemeriksa perkara perlu
menghendaki kesepakatan perdamaian di memperhatikan laporan mediator mengenai
93
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan, dengan ketentuan hukum acara yang
dalam hal: berlaku.
a. Para pihak tidak menghasilkan 8. Tahap akhir
kesepakatan sampai batas waktu paling Berdasarkan Pasal 27 ayat (1) PERMA No. 1
lama 30 (tiga puluh) hari berikut Tahun 2016 dinyatakan ”jika mediasi berhasil
perpanjangannya sebagaimana dimaksud mencapai kesepakatan, para pihak dengan
dalam Pasal 24 ayat (2) dan ayat (3); atau bantuan mediator wajib merumuskan
b. Para pihak dinyatakan tidak beriktikad kesepakatan secara tertulis dalam kesepakatan
baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal perdamaian yang ditandatangani oleh para
7 ayat (2) huruf “d” dan huruf “e”. pihak dan mediator”.
Hakim pemeriksa perkara perlu Kesepakatan perdamaian merupakan
memperhatikan laporan mediator mengenai dokumen yang memuat syarat-syarat yang
mediasi tidak dapat dilaksanakan, dalam hal: disepakati oleh para pihak guna mengakhiri
c. Melibatkan aset, harta kekayaan atau sengketa yang merupakan hasil dari upaya
kepentingan yang nyata-nyata berkaitan perdamaian dengan bantuan mediator. Dalam
dengan pihak yang: hal proses mediasi diwakili oleh kuasa hukum,
1. Tidak diikutsertakan dalam surat penandatanganan kesepakatan perdamaian
gugatan sehingga pihak yang hanya dapat dilakukan apabila terdapat
berkepentingan tidak menjadi salah pernyataan para pihak secara tertulis yang
satu pihak dalam proses mediasi; memuat persetujuan atas kesepakatan yang
2. Diikutsertakan sebagai pihak dalam dicapai. Sebelum para pihak menandatangani
surat gugatan dalam hal pihak kesepakatan, mediator wajib memeriksa materi
berperkara lebih dari satu subjek kesepakatan perdamaian untuk menghindari
hukum, tetapi tidak hadir di ada kesepakatan yang bertentangan dengan
persidangan sehingga tidak menjadi hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau
pihak dalam proses mediasi; atau yang memuat iktikad tidak baik.
3. Diikutsertakan sebagai pihak dalam Hasil dari perdamaian melalui mediasi di
surat gugatan dalam hal pihak pengadilan ini, para pihak dapat mengajukan
berperkara lebih dari satu subjek kesepakatan perdamaian kepada hakim untuk
hukum dan hadir di persidangan, dikuatkan dalam bentuk akta perdamaian. Jika
tetapi tidak pernah hadir dalam para pihak tidak menghendaki kesepakatan
proses mediasi. perdamaian diikuti dalam bentuk akta
d. Melibatkan wewenang perdamaian, kesepakatan perdamaian harus
kementerian/lembaga/instansi di tingkat memuat klausul pencabutan gugatan atau
pusat/ daerah/ dan/atau badan usaha adanya klausul yang menyatakan perkara telah
milik negara/daerah yang tidak menjadi selesai.
pihak berperkara, kecuali pihak Sebaliknya jika para pihak dengan bantuan
berperkara yang terkait dengan pihak- mediator bersertifikat telah berhasil
pihak tersebut telah memperoleh menyelesaikan sengketa di luar pengadilan
persetujuan tertulis dari dengan kesepakatan perdamaian, (kesepakatan
kementerian/lembaga/instansi di tingkat di luar pengadilan, sebelum adanya gugatan),
pusat/ daerah/ dan/atau badan usaha maka perdamaian tersebut dapat diajukan ke
milik negara/daerah untuk mengambil pengadilan yang berwenang untuk memperoleh
keputusan dalam proses mediasi. akta perdamaian dengan cara mengajukan
e. Para pihak dinyatakan tidak beriktikad gugatan. Pengajuan gugatan tersebut harus
baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal disertai atau dilampiri dengan kesepakatan
7 ayat (2) huruf “a”, huruf “b”, dan huruf perdamaian dan dokumen-dokumen yang
“c”. Setelah menerima pemberitahuan, membuktikan ada hubungan hukum para pihak
hakim pemeriksa perkara segera dengan objek sengketa.
menerbitkan penetapan untuk
melanjutkan pemeriksaan perkara sesuai
94
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
B. Efektivitas mediasi dalam penyelesaian pengadilan negeri pada sidang pertama harus
sengketa perdata antara para pihak di diupayakan perdamaian.
pengadilan negeri Kalau terjadi mediasi sangat besar
Pada prinsipnya setiap proses mediasi itu manfaatnya, karena apabila tidak terjadi
harus didasari keinginan para pihak terlebih mediasi maka perkara akan berlanjut. Kalau
dahulu baik pihak penggugat atau pun tergugat. perkara berlanjut, ibarat pertandingan pasti ada
Peran mediator menangkap keinginan para yang menang dan ada yang kalah. Jadi tidak
pihak, katakanlah mereka ingin berdamai tapi akan tahu siapa yang menang dan siapa yang
mereka tidak tahu mau berdamainya itu seperti kalah, itu kalau mediasi gagal dan yang pasti
apa. Maka mediator berperan dalam menggali akan membuang waktu karena 99% proses
bagaimana keinginan dari penggugat dan perkara contohnya, tanah tidak akan selesai
tergugat kemudian menawarkan. Jadi yang hanya sampai pada tingkat pertama pasti akan
menjadi tolak ukur efektiv, kalau misalkan itu ada upaya hukum banding, kasasi dan itu akan
berhasil berarti mediasi efektiv pada akhirnya. memakan waktu, dan memakan biaya.
Kalau memang mereka berkeinginan untuk Kalau mediasi berhasil akan dituangkan
berdamai maka tentu akan diungkapkan karena dalam akta perdamaian yang kemudian
ada orang yang dari awal sudah tidak mau dituangkan dalam akta putusan perdamaian
berdamai. Walaupun mediator berusaha yang sifatnya sudah menjadi putusan akhir dan
membujuk pada saat mediasi pasti tidak akan itu langsung bisa dinikmati saat itu juga dan
berhasil. Jadi intinya proses mediasi akan tidak ada upaya hukum banding, kasasi, dan
berhasil kalau keinginan dari para pihak sangat sebagainya serta tidak dapat digugat terhadap
mutlak untuk membangun hubungan yang baik putusan mediasi. Jadi itulah keuntungan yang
untuk berdamai. bisa dinikmati tanpa harus menunggu
Jika mediasi berhasil berarti ada bertahun-tahun.
kesepakatan yang dibuat bersama. Efektiv
berarti perundingan jalan, penggugat PENUTUP
mengeluarkan solusi-solusi begitu pun dengan A. Kesimpulan
tergugat, apabila perundingan berhasil maka 1. Pelaksanaan mediasi di pengadilan negeri
kesepakatan mereka kemudian dibuat dalam secara umum telah berjalan sesuai
akta perdamaian. akta perdamaian yang dibuat prosedur yang berlaku yaitu Peraturan
para pihak selanjutnya dilaporkan oleh Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2016
mediator kepada majelis hakim yang kemudian tentang prosedur mediasi di pengadilan.
dikuatkan dalam putusan. Persidangan tidak Dalam praktiknya semua perkara yang
akan dilanjutkan lagi, tidak ada pembuktian, masuk ke pengadilan negeri akan
jadi mediator menyampaikan bahwa mediasi dimediasi terlebih dahulu dan apa bilah
berhasil dan telah selesai, hakim memeriksa perkara tidak dimediasi maka putusan
dan disidang selanjutnya langsung diputuskan dianggap batal demi hukum.
maka perkara akan selesai. Sedangkan apa bilah 2. Harus diakui, bahwa untuk mendamaikan
tahap mediasi gagal, maka mediator wajib para pihak yang sedang berperkara di
membuat laporan untuk selanjutnya pengadilan bukanlah pekerjaan yang
dikembalikan kepada majelis hakim. mudah, apalagi jika sentimen pribadi
Jadi tolak ukur efektiv atau tidaknya itu lebih mengemuka dibanding pokok
banyak tergantung penilaian, secara kasat mata persoalan yang sebenarnya. Banyak
mediasi berhasil berarti efektiv. Tapi dari segi faktor yang dapat menghambat
prosedur meskipun tidak ada hasil kesepakatan keberhasilan dalam menuju perdamaian,
tetapi sudah dijalankan maka itu sudah di antara sekian banyak faktor tersebut,
berhasil. Jika ditinjau dari segi hasil ketika salah satunya adalah rendahnya tingkat
mediasi berhasil maka mediasi dapat dikatakan keberhasilan lembaga damai di
efektiv, namun jika ditinjau dari segi prosedur pengadilan banyak diakibatkan oleh
maka apabila mediasi itu sudah dijalankan lemahnya partisipasi para pihak terhadap
maka mediasi pun dianggap sudah efektiv. proses perdamaian yang ditawarkan.
Intinya setiap perkara yang diajukan di Selain itu ketersediaan prosedur yang
95
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020
memadai bagi proses perdamaian Pasal 20 ayat (4) PERMA No. 1 Tahun 2016.
berdampak pada rendahnya prakarsa
hakim dalam mengupayakan perdamaian
bagi para pihak yang berperkara.
B. Saran
1. Di perlukan adanya
sosialisasi/penyuluhan hukum yang
diatur dalam Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2016 guna
mengingatkan pada masyarakat
mengenai arti penting penyelesaian
sengketa secara damai melalui mediasi.
2. Kepada para pihak yang bersengketa
untuk bisa terlibat aktif dalam proses
mediasi. Disarankan kepada hakim dan
mediator untuk lebih di optimalkan agar
terwujudnya upaya mediasi yang
menghasilkan kesepakatan perdamaian
para pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif
Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan.
D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi Dalam
Perkara Perdata di Lingkungan Peradilan
Umum dan Peradilan Agama Menurut
PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Mediasi di pengadilan.
Septi Wulan Sari, Mediasi dalam Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2016.
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan
Praktik.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Hukum
Syariah, Hukum Adat, dan Hukum
Nasional.
Pasal 1 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung
(PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Susanti Adi Nugroho. Manfaat Mediasi Sebagai
Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Mahkamah
Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Gary Goodpaster, A Guide to Mediation and
Negotiation, Transnational Press Inc,
tahun 1977.
96