Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum Vol. VIII/No.

1/Jan-Mar/2020

EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN PENDAHULUAN


SENGKETA PERDATA ANTARA PARA PIHAK DI A. Latar Belakang
PENGADILAN NEGERI BERDASARKAN Ketentuan mengenai mediasi di pengadilan
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1
TAHUN 20161 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi di
Oleh : Gratio Lempoi2 pengadilan. PERMA ini menempatkan mediasi
sebagai bagian dari proses penyelesaian
ABSTRAK perkara yang diajukan para pihak ke
Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk pengadilan. hakim tidak secara langsung
mengetahui bagaimana tahapan pelaksanaan menyelesaikan perkara melalui proses
mediasi dalam penyelesaian sengketa perdata peradilan (litigasi), tetapi harus terlebih dahulu
antara para pihak di pengadilan negeri mengupayakan mediasi. Mediasi menjadi suatu
berdasarkan peraturan mahkamah agung kewajiban yang harus ditempuh hakim dalam
nomor 1 Tahun 2016 di pengadilan negeri dan memutuskan perkara di pengadilan.
bagaimana efektivitas mediasi dalam Mediasi pada pengadilan memperkuat
penyelesaian sengketa perdata antara para upaya damai sebagaimana yang tertuang dalam
pihak di pengadilan negeri di mana dengan hukum acara pasal 130 HIR (Het Herziene
menggunakan metode penelitian hukum Indonesische Reglement) atau pasal 154 RBG
normatif disimpulkan : 1. Pelaksanaan mediasi (Rechtreglement Buiten Gewesten).3 Hal ini
di pengadilan negeri secara umum telah ditegaskan dalam pasal 2 PERMA No. 1 Tahun
berjalan sesuai prosedur yang berlaku yaitu 2008, yaitu semua perkara perdata yang
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun diajukan di pengadilan tingkat pertama wajib
2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan. untuk mengikuti mediasi, dan merupakan
Dalam praktiknya semua perkara yang masuk pelanggaran yang mengakibatkan putusan
ke pengadilan negeri akan dimediasi terlebih “Batal Demi Hukum” apabila tidak menempuh
dahulu dan apa bilah perkara tidak dimediasi prosedur mediasi.4 Tetapi pada kenyataan
maka putusan dianggap batal demi hukum. 2. mediasi yang dilakukan selama ini dirasa tidak
Harus diakui, bahwa untuk mendamaikan para berhasil dan sangat sedikit mediasi yang
pihak yang sedang berperkara di pengadilan dikatakan menempuh jalan damai seperti
bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi jika tujuan PERMA No. 1 Tahun 2008.
sentimen pribadi lebih mengemuka dibanding
pokok persoalan yang sebenarnya. Banyak B. Rumusan Masalah
faktor yang dapat menghambat keberhasilan 1. Bagaimana tahapan pelaksanaan mediasi
dalam menuju perdamaian, di antara sekian dalam penyelesaian sengketa perdata
banyak faktor tersebut, salah satunya adalah antara para pihak di pengadilan negeri
rendahnya tingkat keberhasilan lembaga damai berdasarkan peraturan mahkamah agung
di pengadilan banyak diakibatkan oleh nomor 1 Tahun 2016 di pengadilan
lemahnya partisipasi para pihak terhadap negeri ?
proses perdamaian yang ditawarkan. Selain itu 2. Bagaimana efektivitas mediasi dalam
ketersediaan prosedur yang memadai bagi penyelesaian sengketa perdata antara
proses perdamaian berdampak pada rendahnya para pihak di pengadilan negeri ?
prakarsa hakim dalam mengupayakan
perdamaian bagi para pihak yang berperkara. C. Metode Penelitian
Kata kunci: mediasi; sengketa perdata; Penelitian hukum normatif atau penelitian
perpustakaan ini merupakan penelitian yang
mengkaji studi dokumen, yakni menggunakan
berbagai data sekunder seperti peraturan

3
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktik,
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbng: Nixon Stenly Lowing, (Jakarta: Sinar Grafika,2011),h.159.
4
SH, MH; Nelly Pinangkaan, SH, MH Mahkamah Agung RI, Peraturan Mahkamah Agung
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Republik Indonesia Nomor1 Tahun 2008 Tentang
16071101129 Prosedur Mediasi di Pengadilan, bab I, pasal II.

86
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

perundang-undangan, kepustakaan pengadilan, yang sangat penting dalam proses mediasi


teori hukum, dan dapat berupa pendapat para karena mediator berperan sebagai orang yang
sarjana. memimpin mediasi yang pada prinsipnya dia
mengarahkan proses mediasi itu seperti apa,
PEMBAHASAN dia menjelaskan proses mediasi itu seperti apa,
Pengintegrasian lembaga mediasi ke dalam dia memberikan semacam pandangan kepada
proses berperkara di pengadilan merupakan para pihak baik penggugat ataupun tergugat
upaya yang cukup memberikan harapan dapat apa itu yang dimaksud mediasi, tawaran-
terciptanya pelayanan bagi para pencari tawaran mediasi seperti apa. Jadi peran
keadilan dalam menyelesaikan sengketanya mediator sangat lah penting karena mediasi
secara cepat, sederhana dan murah. Dengan tidak akan jalan tanpa ada seorang mediator.
disusunnya konsep mediasi ke dalam proses Kehadiran PERMA No. 1 Tahun 2016 telah
berperkara, akan membuka kesempatan mengatur secara rinci tentang prosedur dan
masuknya para mediator dari kalangan hukum acara bagi proses mediasi, namun
profesional yang memiliki keahlian khusus di dalam praktiknya tidak selalu mudah untuk
bidang perundingan dan resolusi konflik. Hal itu menerapkan suatu aturan ke dalam tindakan
tentunya akan sangat membantu pihak-pihak secara riil di lapangan, banyak realita yang tidak
yang bersengketa dalam menemukan jalan sejalan dengan alam pikiran para pembentuk
penyelesaian yang terbaik bagi sengketanya. PERMA pada saat merumuskan PERMA
Dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1 tersebut, sehingga perlu adanya suatu
tahun 2008 memang tidak diatur kewajiban penelaahan dan pengkajian terhadap norma-
hakim dalam memberi penjelasan tentang norma yang terkandung di dalamnya untuk
adanya mediasi namun di PERMA Nomor 1 mencari solusi yang tepat dan akurat dalam
Tahun 2016 itu sudah diatur bahkan ada mengantisipasi kendala dan kesulitan yang
semacam blangko yang dikeluarkan oleh dihadapi di lapangan.
Mahkamah Agung yang pada intinya Menurut Gatot Sumartono terdapat 3 (tiga)
menyatakan bahwa majelis hakim dalam awal kemungkinan berhasilnya proses mediasi
persidangan harus memberikan penjelasan antara lain:
kepada para pihak tentang pentingnya proses 1. Masing-masing pihak memiliki kebebasan
mediasi. setiap saat untuk mengakhiri mediasinya
Memang dalam proses penyelesaian dengan menyatakan menarik diri.
sengketa perdata diwajibkan mediasi. Mediasi Penarikan diri tersebut tidak
itu juga dasar hukumnya dalam RBG sudah menghilangkan beberapa konsekuensi
diatur hukum acara bahwa setiap perkara harus yang telah timbul, misalnya keharusan
di mediasi tapi kalau dulu pengaturannya dalam untuk mengeluarkan biaya atau segala
HIR dan RBG tidak diatur secara spesifik tentang sesuatu yang telah disetujui selama
tata cara mediasi. Kemudian pada tahun 2008 berjalannya diskusi-diskusi.
diatur secara spesifik melalui PERMA Nomor 1 2. Jika mediasi berjalan dengan sukses, para
Tahun 2008 tentang mediasi yang kemudian pihak menandatangani sebuah dokumen
sekarang diperbaharui dalam PERMA Nomor 1 yang menguraikan beberapa persyaratan
Tahun 2016 tentang mediasi. Pada prinsipnya penyelesaian sengketa. Kesepakatan
mediasi yang sekarang ini dipimpin oleh penyelesaian tidak tertulis (oral
seorang mediator. Mediator itu sendiri bisa settlement agreement) sangat tidak
mediator dari kalangan hakim, bisa mediator di disarankan karena hal itu justru akan
luar kalangan hakim yang sudah bersertifikat menimbulkan perselisihan baru (ingat:
mediator dan terdaftar di pengadilan yang dalam praktik dapat terjadi para pihak
bersangkutan. Walaupun mediator memiliki menolak untuk masuk pada perjanjian
sertifikat tetapi dia tidak terdaftar sebagai yang mengikat setelah mereka merasa
mediator di pengadilan yang bersangkutan puas karena telah berhasil membangun
maka tidak bisa. kembali hubungan baik atau mencapai
Tentang peran mediator dia memimpin kesepahaman yang memuaskan atas
jalannya proses mediasi. Dia memiliki peran masalah-masalah yang disengketakan).

87
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

3. Kadang-kadang, jika mediasi tidak 1) Pengertian dan manfaat mediasi.


berhasil pada tahap pertama para pihak 2) Kewajiban para pihak untuk menghadiri
mungkin setuju untuk menunda langsung pertemuan mediasi berikut
sementara mediasi. Selanjutnya jika akibat hukum atas perilaku tidak
mereka ingin meneruskan dan beriktikad baik dalam proses mediasi.
mengaktifkan kembali mediasi, hal 3) Biaya yang mungkin timbul akibat
tersebut akan memberi kesempatan penggunaan mediator non-hakim dan
terjadinya diskusi-diskusi baru, yang bukan pegawai pengadilan.
sebaiknya dilakukan pada titik di mana 4) Pilihan menindaklanjuti kesepakatan
pembicaraan sebelumnya ditunda. perdamaian melalui akta perdamaian
atau pencabutan gugatan; dan
A. Tahapan Pelaksanaan Dalam Penyelesaian 5) Kewajiban para pihak untuk
Sengketa Perdata Antara Para Pihak di menandatangani formulir penjelasan
Pengadilan Negeri Berdasarkan PERMA mediasi.
Nomor 1 Tahun 2016 Hakim pemeriksa perkara menyerahkan
Alur proses mediasi perkara perdata di formulir penjelasan mediasi kepada para pihak
pengadilan negeri berdasarkan Peraturan yang memuat pernyataan bahwa para pihak:
Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 2016: 1) Telah memperoleh penjelasan prosedur
1. Pendaftaran perkara perdata gugatan ke mediasi secara lengkap dari hakim
pengadilan negeri dan penetapan majelis pemeriksa perkara.
hakim oleh ketua pengadilan negeri 2) Memahami dengan baik prosedur
Sebelum memasuki proses mediasi ini, mediasi; dan
terlebih dahulu harus ada gugatan yang 3) Bersedia menempuh mediasi dengan
didaftarkan ke panitera pengadilan negeri yang itikad baik.
bersangkutan. Kemudian setelah terdapat 3. Pemilihan mediator :
penunjukan majelis hakim oleh ketua a. Penunjukan mediator atas dasar
pengadilan negeri. Maka ketua majelis kesepakatan para pihak
menentukan hari pertama sidang dan Jika para pihak memilih mediator di luar
menyuruh juru sita/juru sita pengganti pengadilan maka biaya-biaya yang muncul atas
melakukan pemanggilan kepada kedua belah itu akan dibebankan kepada para pihak
pihak pada hari sidang yang telah ditetapkan. berdasarkan kesepakatan. Sebagaimana
2. Tahap pra mediasi ditentukan dalam pasal 19 ayat (1) PERMA No.
Pada hari sidang pertama yang dihadiri 1 Tahun 2016, para pihak berhak memilih
kedua belah pihak, hakim yang mengadili seorang atau lebih mediator yang tercatat
perkara tersebut mewajibkan para pihak yang dalam daftar mediator di pengadilan yang
berperkara agar lebih dahulu menempuh bersangkutan.
mediasi. Pemanggilan pihak yang tidak hadir b. Penunjukan mediator oleh hakim ketua
pada sidang pertama dapat dilakukan satu kali majelis
lagi sesuai dengan praktik hukum acara. Jika dalam proses mediasi terdapat lebih
Mediasi tetap diselenggarakan setelah dari satu orang mediator, pembagian tugas
pemanggilan dilakukan secara sah dan patuh, mediator ditentukan dan disepakati oleh para
walaupun tidak seluruh pihak hadir. Ketidak mediator sendiri. Apabila para pihak tidak
hadiran pihak turut tergugat yang dapat bersepakat memilih mediator dalam
kepentingannya tidak signifikan tidak jangka waktu yang ditentukan, ketua majelis
menghalangi pelaksanaan mediasi. hakim pemeriksa perkara segera menunjuk
Pada pertemuan awal tersebut yang telah mediator pada pengadilan yang ditentukan. Jika
ditentukan dan dihadir oleh para pihak, hakim pada pengadilan yang sama tidak terdapat
pemeriksa perkara mewajibkan para pihak hakim bukan pemeriksa perkara dan pegawai
untuk menempuh mediasi dan menjelaskan pengadilan yang bersertifikat, ketua majelis
prosedur mediasi ini kepada para pihak yang hakim pemeriksa perkara menunjuk salah satu
bersengketa. Penjelasan sebagaimana hakim pemeriksa perkara untuk menjalankan
dimaksud ini meliputi:

88
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

fungsi mediator dengan mengutamakan hakim a. Tahap awal


yang bersertifikat.5 Sebelum perundingan di mulai antara
Dengan telah ditujukannya mediator, ketua mediator dengan para pihak yang bersengketa,
majelis hakim pemeriksa perkara menerbitkan mediator harus membentuk suatu forum.
penetapan yang memuat perintah untuk Setelah forum terbentuk lalu diadakan
melakukan mediasi, dan melalui panitera pertemuan bersama, yang pada saat itu
pengganti, memberitahukan kepada mediator mediator memulainya dengan:
yang ditujukan setelah menerima penetapan 1. Memperkenalkan dirinya, yang
penunjukan sebagai mediator, selanjutnya dilanjutkan dengan perkenalan diri para
mediator menentukan hari dan tanggal pihak yang bersengketa.
pertemuan mediasi. Dengan penetapan 2. Menjelaskan kedudukannya sebagai
tersebut, maka proses persidangan ditunda dan mediator, adalah membantu para pihak
menunggu proses mediasi. mencari solusi yang terbaik bagi mereka.
4. Penyerahan resume perkara dan jangka 3. Menjelaskan peran dan wewenang.
waktu proses mediasi 4. Menjelaskan aturan dasar tentang
Pasal 24 PERMA RI No. 1 Tahun 2016 proses, aturan kerahasiaan, dan
menentukan bahwa dalam waktu paling lambat ketentuan rapat.
5 (lima) hari sejak penetapan mediator maka 5. Menjawab pertanyaan para pihak.
para pihak dapat menyerahkan resume perkara 6. Bila para pihak sepakat untuk
kepada mediator dan pihak lain. resume melanjutkan perundingan, meminta
perkara ini berisikan mengenai duduknya komitmen para pihak untuk mengikuti
perkara dan apa penyelesaian atau upaya semua aturan yang berlaku.
perdamaian yang dicari. Menanggapi resume Pada beberapa mediasi, biasanya
perkara yang diajukan para pihak, mediator dibutuhkan suatu proses pendalaman yang
berusaha mencari jalan titik temu antara cukup sebelum suatu mediasi dimulai. Proses
keinginan para pihak.6 karena kehadiran ini biasa berupa pendalaman terhadap kasus
pengacara tidak diharuskan kecuali perkara- dan para pihak yang terkait guna melihat layak
perkara tertentu, maka dalam perkara yang tidaknya untuk dimediasi, mediator biasanya
tidak dihadiri pengacara, maka menurut penulis juga akan mengkonsultasikan dengan para
resume perkara dapat berupa penjelasan atau pihak tentang tempat dan waktu mediasi,
informasi para pihak, diikuti dengan bukti-bukti identitas pihak yang akan hadir, aturan tempat
atau dokumen yang memuat perkara, fotokopi duduk, fasilitas yang dibutuhkan, durasi waktu
surat-surat yang diperlukan, dan hal-hal yang yang ditetapkan, dan sebagainya. Mengingat
terikat dengan sengketa yang dipermasalahkan. fleksibilitas yang inheran dalam mediasi, perlu
Penyerahan resume perkara dimaksud perhatian yang cukup dalam menyiapkan
bertujuan agar para pihak dan mediator dapat tempat dan suasana di mana mediasi akan
memahami sengketa yang akan di mediasi, hal dilangsungkan.
ini akan membantu kelancaran proses mediasi. b. Sambutan mediator
Dalam pelaksanaan mediasi berlangsung Mediasi dibuka dengan sambutan mediator.
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Seluruh literatur mengatakan bahwa hal ini
penetapan perintah melakukan mediasi. Dan merupakan suatu proses yang penting,
atas kesepakatan para pihak, mediator dapat seberapa pun kontak telah dilakukan
mengajukan permohonan perpanjangan jangka sebelumnya: sambutan pembuka oleh mediator
waktu kepada hakim pemeriksa perkara disertai ini berguna untuk:
dengan alasannya. Jangka waktu mediasi dapat 1. Menerangkan urutan kejadian.
diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari
2. Meyakinkan para pihak yang masih ragu.
terhitung sejak berakhir jangka waktu yang
3. Menerangkan peran mediator dan para
telah ditentukan.
pihak.
5. Tahap perundingan
4. Menegaskan bahwa para pihak tersebut
5
mempunya kewenangan untuk
Pasal 20 ayat (4) PERMA No. 1 Tahun 2016. mengambil keputusan.
6
Takdir Rahmadan – Mediasi Penyelesaian Sengketa
Melalui Pendekatan Mufakat. 2010, hlm. 35.

89
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

5. Memberi kesempatan mediator untuk agenda untuk pertemuan mediasi. Mengenai


membentuk kepercayaan dan menunjukkan masalah-masalah yang diperselisihkan, masalah
kontrol. yang kemudian berkembang, dan yang sedang
6. Menyusun aturan-aturan dasar untuk dikonsultasikan oleh para pihak, yang tersusun
langkah berikutnya. suatu daftar masalah yang diagendakan untuk
Mediator harus menerangkan tentang diselesaikan. Penyusunan pokok permasalahan
perannya dengan jelas yang dilakukan ketika ini biasanya akan ditulis dan diletakkan di
pertemuan bersama dengan semua pihak. tempat yang mudah dan dapat terus dilihat
ketika sesi ini berlangsung mediator diwajibkan sampai selesainya proses mediasi. Misalnya
menerangkan dengan singkat dan jelas tentang ditulis di papan tulis yang ada di ruangan
jati diri dan kredibilitas pengalamannya, pertemuan. Uraian dalam poin 2-5 di atas
kenetralan dan tidak memihak kepada siapa bertujuan untuk mengidentifikasi dan
pun. mengklarifikasi masalah yang diringkas sebagai
c. Presentasi para pihak berikut:
Setelah semua aturan disepakati, mediator 1. Memohon para pihak untuk
mengadakan pertemuan atau rapat bersama, mengutarakan pokok
dengan meminta penjelasan pendahuluan pada permasalahannya;
masing-masing pihak yang bersengketa dan 2. Biarkan pembicara fokus pada inti
masing-masing pihak yang bersengketa diberi sengketa tanpa disela pihak yang lain;
kesempatan untuk berbicara. Pada waktu pihak 3. Mendengarkan pembicaraan dengan
yang bersengketa menyampaikan fakta dan baik;
posisi menurut versinya masing-masing, 4. Pastikan pada pokok permasalahan
mediator bertindak sebagai pendengar yang yang penting, tidak kepada pendapat
aktif dan jika perlu dapat mengajukan pribadi;
pertanyaan-pertanyaan. Pada kesempatan ini 5. Mencatat hal-hal yang dianggap
mediator menerapkan aturan kesepakatan dan penting;
sebaliknya mengontrol interaksi para pihak 6. Buat ringkasan dan jangan memberi
yang bersengketa. berpendapat mengenai posisi
Setiap pihak diberikan kesempatan untuk pembicara pertama, dan yakin kan
mempresentasikan outline singkat mengenai bahwa anda sangat mengerti;
masalah mereka kepada mediator. Tujuan dari 7. Membiarkan pihak lainnya untuk
presentasi ini adalah untuk memberi informasi memberikan pendapatnya langsung
kepada mediator tentang masalah mereka, dan pokok permasalahan versinya, tidak
memberikan kesempatan kepada para pihak perlu menanggapi versi pembicara
untuk saling mendengarkan permasalahannya pertama;
secara langsung. Sekaligus mediator membantu 8. Ulangi inti permasalahan kedua pihak,
para pihak untuk bertukar informasi dan agar keduanya puas, dan menyetujui
mengadakan tawar-menawar. apa yang menjadi sengketa dan isu apa
d. Identifikasi masalah yang sudah disepakati yang sudah dibenarkan (tidak menjadi
Satu peran penting mediator adalah sengketa).
mengidentifikasi masalah/hal yang sudah 9. Lakukan pertemuan dengan masing-
disepakati bersama di antara para pihak. hal ini masing pihak, atau tunda prosesnya
akan membantu para pihak melihat aspek untuk memperoleh informasi lebih
positif pada permasalahan dan mengalihkan lanjut atau intervensi lain untuk
perhatian dari masalah yang tidak perlu dan kemudian memasuki tahap proses
tidak dibutuhkan lagi sebagai dasar bagi mediasi.
persetujuan untuk pengambilan keputusan e. Negosiasi dan pembuatan keputusan
berikutnya. Setelah agenda tersusun, proses mediasi
b. Mendefinisikan dan mengurutkan akan beralih ke tahap negosiasi yang biasanya
permasalahan merupakan waktu alokasi terbesar. Ada
Setelah para pihak menyampaikan beberapa model di sini. Dalam model klasik,
presentasi mereka, mediator perlu membuat mediator menerapkan beberapa strategi

90
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

sehingga para pihak dan wakil-wakilnya akan tersebut dan mencarikan alternatif-alternatif
berbicara langsung satu sama lain. Dalam solusi penyelesaiannya. Dan dari hasil
model ini, mediator berperan untuk menjaga pertemuan tersebut mediator akan membuat
urutan, struktur, mencatat kesepahaman, rumusan ulang dan mengutarakan inti
meringkas dan sekali-kali mengintervensi permasalahannya. Setelah pokok permasalahan
membantu proses komunikasi. diidentifikasi, mediator melakukan tindakan:
Pada model lain, mediator mengatur seluruh - Mengidentifikasi isu-isu,
arah pembicaraan, terlibat dengan pertanyaan- - Memberikan pengarahan kepada para
pertanyaan yang penting kepada para pihak pihak tentang tawar-menawar
dan wakilnya, dan terkadang masuk hingga pemecahan masalah,
memberikan tawaran solusi. Kedua model - Mengubah pendirian para pihak dari
tersebut dengan berbagai variasinya akan posisi menjadi kepentingan (interest).
banyak terjadi dalam praktik. Dalam praktik, g. Pembuatan keputusan akhir
model pilihan apa pun memerlukan beberapa Setelah mengadakan pertemuan terpisah,
respons taktis dari para pihak dan para pihak akan dikumpulkan kembali guna
pengacaranya. diskusi selanjutnya, mengadakan negosiasi
Mediator membantu para pihak untuk akhir, dan menyelesaikan beberapa hal secara
mempersiapkan penyelesaian yang dapat lebih detil. Mediator berperan untuk
bersifat oral maupun tertulis. Dimulai dengan mengawasi/memastikan bahwa isu yang
persetujuan yang bersifat sementara yang dipermasalahkan telah dibahas, ketidak
diberikan kepada para pihak untuk diteliti, sepakatan telah diatasi, para pihak merasa puas
dikomentari atau pun dipastikan bahwa mereka dengan hasil akhir, dan mereka melaluinya
sudah mengerti isinya. Mediator juga mungkin secara realistis dengan segala keterbatasannya.
akan memasukkan pandangan bahwa bila salah Perlu ditekankan di sini, pada saat mediator
satu pihak tidak menjalankan keputusan yang meminta komitmen akhir dari para pihak,
sudah disetujui, maka akan ada kemungkinan mediator bukanlah seorang yang memutuskan
bahwa mereka akan kembali untuk melakukan dan memberi penilaian dari kesepakatan yang
mediasi. Mediator juga akan menyarankan dihasilkan.
bahwa sebaiknya para pihak memberikan h. Pengambilan keputusan
opininya sebelum klien mereka Para pihak yang saling bekerja sama dengan
menandatangani hasil akhir dari mediasi bantuan mediator mengevaluasi pilihan,
tersebut. menetapkan trade-off dan menawarkan solusi
f. Pertemuan terpisah yang memperkecil perbedaan-perbedaan dan
Pertemuan terpisah merupakan suatu aspek mencari basis yang lebih adil bagi kepentingan
penting dalam proses mediasi. Mediator akan bersama, dan akhirnya para pihak telah
bertemu secara terpisah dengan masing-masing bersepakat, membuat keputusan bersama,
pihak secara confidential. Biasanya penasihat dalam tahap penentuan keputusan ini,
hukumnya akan hadir bersama dengan Mediator dapat menekankan kepada para
kliennya, tetapi bisa saja mediator bertemu pihak, dan mencarikan rumusan-rumusan yang
hanya dengan para pihak secara privat tanpa baik. Sebelum pembuatan keputusan akhir
kehadiran pengacaranya, atau hanya dengan mediator memastikan bahwa seluruh
pengacara tanpa kehadiran para pihak. karena permasalahan telah dibahas, di mana para
pada tahapan sebelumnya, para pihak yang pihak merasa puas dengan hasil akhir. Sehingga
bersengketa masih bertahan dengan posisinya untuk mengantisipasi keadaan tersebut,
masing-masing, maka pada tahap ini mediator mediator harus pandai-pandai menarik para
menggunakan sarana caucus, yaitu pihak untuk mengutarakan permasalahan-
mengadakan pertemuan pribadi dengan para permasalahan yang belum mereka utarakan
pihak secara terpisah. Pada kesempatan ini atau belum dibahas, untuk mencegah agar hal-
mediator melakukan tanya jawab secara hal yang sudah disepakati jangan sampai masuk
mendalam kepada para pihak yang ke dalam mediasi lagi atau ternyata ada hal-hal
bersengketa, dengan tujuan untuk mengetahui yang belum diutarakan pada saat proses
apa sebenarnya yang diinginkan oleh para pihak mediasi berlangsung.

91
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

i. Kata penutup bantuan mediator wajib merumuskan


Mediator biasanya memberikan ucapan kesepakatan secara tertulis dalam kesepakatan
penutup sebelum mengakhiri mediasi. perdamaian yang di tandatangani oleh para
Pemberian kata penutup dengan tujuan agar pihak dan mediator. Dalam membantu
para pihak merasa bahwa mediator telah merumuskan kesepakatan perdamaian,
bertindak secara adil dan agar mediator juga mediator wajib memastikan kesepakatan
mengetahui bahwa apa yang sudah perdamaian tidak memuat ketentuan yang:
disampaikan benar-benar diketahui atau 1. Bertentangan dengan hukum, ketertiban
dipahami para pihak. tujuannya lebih ke arah umum, dan/atau kesusilaan;
membuat para pihak merasa nyaman dan agar 2. Merugikan pihak ketiga; atau
para pihak tidak berpikiran bahwa dalam proses 3. Tidak dapat dilaksanakan.
mediasi tersebut mereka dirugikan atau ditipu. Mediator wajib melaporkan secara tertulis
Penutupan yang baik, juga merupakan salah keberhasilan mediasi kepada hakim pemeriksa
satu faktor untuk membuat proses perkara dengan melampirkan kesepakatan
implementasi dari hal-hal yang disepakati itu perdamaian.
menjadi lebih baik. Selain itu, perlu bagi b. Kesepakatan perdamaian sebagian.
mediator untuk mengakhiri mediasi ini dengan Dalam hal proses mediasi mencapai
agak formal mengingat bahwa sejak saat itu kesepakatan antara penggugat dan sebagian
confidentiallity dan tanggung jawab mediator pihak tergugat, penggugat mengubah gugatan
telah berakhir. dengan tidak lagi mengajukan pihak tergugat
Senada dalam penjelasan tahapan proses yang telah mencapai kesepakatan sebagai pihak
mediasi di atas, secara singkat Moore lawan. Kesepakatan sebagian ini dapat
mengidentifikasi tahapan-tahapan dari proses dikuatkan dengan akta perdamaian sepanjang
mediasi yaitu: tidak menyangkut aset, harta kekayaan
- Menjalin hubungan dengan para pihak. dan/atau kepentingan pihak yang tidak
- Memilih strategi untuk membimbing mencapai kesepakatan dan memenuhi
proses mediasi. ketentuan Pasal 27 ayat (2).
- Mengumpulkan dan menganalisis Dalam hal para pihak mencapai kesepakatan
informasi latar belakang sengketa. atas sebagian dari seluruh objek perkara atau
- Menyusun rencana mediasi. tuntutan hukum, mediator menyampaikan
- Membangun kepercayaan dan kerja kesepakatan perdamaian sebagian tersebut
sama di antara para pihak. dengan memperhatikan ketentuan Pasal 27
- Memulai sidang mediasi. ayat (2) kepada hakim pemeriksa perkara
- Merumuskan masalah-masalah dan sebagai lampiran laporan mediator.
menyusun agenda. c. Mediasi tidak berhasil atau tidak dapat
- Mengungkapkan kepentingan dilaksanakan.
tersembunyi para pihak. Mediator wajib menyatakan mediasi tidak
- Membangkitkan pilihan-pilihan berhasil mencapai kesepakatan dan
penyelesaian sengketa. memberitahukan secara tertulis kepada hakim
- Menganalisis pilihan-pilihan penyelesaian pemeriksa perkara, dalam hal:
sengketa. a. Para pihak tidak menghasilkan
- Proses tawar-menawar. kesepakatan sampai batas waktu paling
- Mencapai penyelesaian formal.7 lama 30 (tiga puluh) hari berikut
6. Laporan hasil mediasi, yakni mediator perpanjangannya sebagaimana dimaksud
membuat laporan secara tertulis kepada dalam Pasal 24 ayat (2) dan ayat (3); atau
majelis hakim pemeriksa perkara b. Para pihak dinyatakan tidak beriktikad
a. Mediasi mencapai kesepakatan. baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Sesuai ketentuan dalam Pasal 27 PERMA 7 ayat (2) huruf “d” dan huruf “e”.
Nomor 1 Tahun 2016. Jika mediasi berhasil Mediator wajib menyatakan mediasi tidak
mencapai kesepakatan, para pihak dengan dapat dilaksanakan dan memberitahukan
secara tertulis kepada hakim pemeriksa
7
Christoper W Moore, “The mediation process”, san perkara, dalam hal:
Fransisco, 1996, hlm. 66-67.

92
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

a. Melibatkan aset, harta kekayaan atau kuatkan dalam akta perdamaian, kesepakatan
kepentingan yang nyata-nyata berkaitan perdamaian wajib memuat pencabutan
dengan pihak yang: gugatan.
1. Tidak diikutsertakan dalam surat Setelah menerima kesepakatan perdamaian
gugatan sehingga pihak yang hakim pemeriksa perkara segera mempelajari
berkepentingan tidak menjadi dan menelitinya dalam waktu paling lama 2
salah satu pihak dalam proses (dua) hari. Hakim di hadapan para pihak hanya
mediasi; akan menguatkan kesepakatan perdamaian
2. Diikutsertakan sebagai pihak dalam dalam bentuk akta perdamaian apabila
surat gugatan dalam hal pihak kesepakatan tersebut memenuhi syarat-syarat
berperkara lebih dari satu subjek sebagai berikut:
hukum, tetapi tidak hadir di 1) Sesuai kehendak para pihak.
persidangan sehingga tidak 2) Tidak bertentangan dengan hukum.
menjadi pihak dalam proses 3) Tidak merugikan pihak ketiga.
mediasi; atau 4) Dapat dieksekusi.
3. Diikutsertakan sebagai pihak dalam 5) Dengan iktikad baik
surat gugatan dalam hal pihak Menurut Pasal 1 ayat (10) PERMA No. 1
berperkara lebih dari satu subjek Tahun 2016, dinyatakan “Akta perdamaian
hukum dan hadir di persidangan, adalah akta yang memuat isi naskah
tetapi tidak pernah hadir dalam perdamaian dan putusan hakim yang
proses mediasi. menguatkan kesepakatan perdamaian”. Sejak
b. Melibatkan wewenang saat kesepakatan damai tersebut dikukuhkan
kementerian/lembaga/instansi di menjadi akta perdamaian oleh hakim, maka
tingkat pusat/ daerah/ dan/atau badan perkara yang melibatkan para pihak dianggap
usaha milik negara/daerah yang tidak selesai.
menjadi pihak berperkara, kecuali pihak Ketentuan tentang kewajiban kesepakatan
berperkara yang terkait dengan pihak- damai harus dibuat secara tertulis juga diatur
pihak tersebut telah memperoleh dalam Pasal 1851 ayat (2) KUH perdata yang
persetujuan tertulis dari menyebutkan bahwa “Persetujuan ini
kementerian/lembaga/instansi di (perdamaian) tidaklah sah melainkan jika dibuat
tingkat pusat/ daerah/ dan/atau badan tertulis” oleh karena itu, jelas bahwa
usaha milik negara/daerah untuk perdamaian sebagaimana diatur dalam PERMA
mengambil keputusan dalam proses mediasi dan KUH-perdata merupakan
mediasi. perjanjian yang harus dibuat secara tertulis. Hal
c. para pihak dinyatakan tidak beriktikad ini bertujuan untuk mengantisipasi jika suatu
baik sebagaimana dimaksud dalam saat salah satu pihak mengingkarinya, maka
Pasal 7 ayat (2) huruf “a”, huruf “b”, dokumen kesepakatan itu dapat menjadi bukti
dan huruf “c”. Setelah menerima untuk menuntut pelaksanaan yang telah dibuat.
pemberitahuan, hakim pemeriksa b. Kesepakatan perdamaian tercapai sebagian
perkara segera menerbitkan penetapan Hakim pemeriksa perkara melanjutkan
untuk melanjutkan pemeriksaan pemeriksaan terhadap objek perkara atau
perkara sesuai dengan ketentuan tuntutan hukum yang belum berhasil disepakati
hukum acara yang berlaku. oleh para pihak. dalam hal mediasi mencapai
7. Tahap pemeriksaan oleh majelis hakim kesepakatan sebagian atas objek perkara atau
pemeriksa perkara: tuntutan hukum, hakim pemeriksa perkara
a. Kesepakatan perdamaian telah memenuhi wajib memuat kesepakatan Perdamaian
ketentuan sebagian tersebut dalam pertimbangan dan
Para pihak melalui mediator dapat amar putusan.
melanjutkan kesepakatan perdamaian kepada c. Mediasi tidak berhasil atau tidak dapat
hakim pemeriksa perkara agar dikuatkan dalam dilaksanakan.
akta perdamaian. Jika para pihak tidak Hakim pemeriksa perkara perlu
menghendaki kesepakatan perdamaian di memperhatikan laporan mediator mengenai

93
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

mediasi tidak berhasil mencapai kesepakatan, dengan ketentuan hukum acara yang
dalam hal: berlaku.
a. Para pihak tidak menghasilkan 8. Tahap akhir
kesepakatan sampai batas waktu paling Berdasarkan Pasal 27 ayat (1) PERMA No. 1
lama 30 (tiga puluh) hari berikut Tahun 2016 dinyatakan ”jika mediasi berhasil
perpanjangannya sebagaimana dimaksud mencapai kesepakatan, para pihak dengan
dalam Pasal 24 ayat (2) dan ayat (3); atau bantuan mediator wajib merumuskan
b. Para pihak dinyatakan tidak beriktikad kesepakatan secara tertulis dalam kesepakatan
baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal perdamaian yang ditandatangani oleh para
7 ayat (2) huruf “d” dan huruf “e”. pihak dan mediator”.
Hakim pemeriksa perkara perlu Kesepakatan perdamaian merupakan
memperhatikan laporan mediator mengenai dokumen yang memuat syarat-syarat yang
mediasi tidak dapat dilaksanakan, dalam hal: disepakati oleh para pihak guna mengakhiri
c. Melibatkan aset, harta kekayaan atau sengketa yang merupakan hasil dari upaya
kepentingan yang nyata-nyata berkaitan perdamaian dengan bantuan mediator. Dalam
dengan pihak yang: hal proses mediasi diwakili oleh kuasa hukum,
1. Tidak diikutsertakan dalam surat penandatanganan kesepakatan perdamaian
gugatan sehingga pihak yang hanya dapat dilakukan apabila terdapat
berkepentingan tidak menjadi salah pernyataan para pihak secara tertulis yang
satu pihak dalam proses mediasi; memuat persetujuan atas kesepakatan yang
2. Diikutsertakan sebagai pihak dalam dicapai. Sebelum para pihak menandatangani
surat gugatan dalam hal pihak kesepakatan, mediator wajib memeriksa materi
berperkara lebih dari satu subjek kesepakatan perdamaian untuk menghindari
hukum, tetapi tidak hadir di ada kesepakatan yang bertentangan dengan
persidangan sehingga tidak menjadi hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau
pihak dalam proses mediasi; atau yang memuat iktikad tidak baik.
3. Diikutsertakan sebagai pihak dalam Hasil dari perdamaian melalui mediasi di
surat gugatan dalam hal pihak pengadilan ini, para pihak dapat mengajukan
berperkara lebih dari satu subjek kesepakatan perdamaian kepada hakim untuk
hukum dan hadir di persidangan, dikuatkan dalam bentuk akta perdamaian. Jika
tetapi tidak pernah hadir dalam para pihak tidak menghendaki kesepakatan
proses mediasi. perdamaian diikuti dalam bentuk akta
d. Melibatkan wewenang perdamaian, kesepakatan perdamaian harus
kementerian/lembaga/instansi di tingkat memuat klausul pencabutan gugatan atau
pusat/ daerah/ dan/atau badan usaha adanya klausul yang menyatakan perkara telah
milik negara/daerah yang tidak menjadi selesai.
pihak berperkara, kecuali pihak Sebaliknya jika para pihak dengan bantuan
berperkara yang terkait dengan pihak- mediator bersertifikat telah berhasil
pihak tersebut telah memperoleh menyelesaikan sengketa di luar pengadilan
persetujuan tertulis dari dengan kesepakatan perdamaian, (kesepakatan
kementerian/lembaga/instansi di tingkat di luar pengadilan, sebelum adanya gugatan),
pusat/ daerah/ dan/atau badan usaha maka perdamaian tersebut dapat diajukan ke
milik negara/daerah untuk mengambil pengadilan yang berwenang untuk memperoleh
keputusan dalam proses mediasi. akta perdamaian dengan cara mengajukan
e. Para pihak dinyatakan tidak beriktikad gugatan. Pengajuan gugatan tersebut harus
baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal disertai atau dilampiri dengan kesepakatan
7 ayat (2) huruf “a”, huruf “b”, dan huruf perdamaian dan dokumen-dokumen yang
“c”. Setelah menerima pemberitahuan, membuktikan ada hubungan hukum para pihak
hakim pemeriksa perkara segera dengan objek sengketa.
menerbitkan penetapan untuk
melanjutkan pemeriksaan perkara sesuai

94
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

B. Efektivitas mediasi dalam penyelesaian pengadilan negeri pada sidang pertama harus
sengketa perdata antara para pihak di diupayakan perdamaian.
pengadilan negeri Kalau terjadi mediasi sangat besar
Pada prinsipnya setiap proses mediasi itu manfaatnya, karena apabila tidak terjadi
harus didasari keinginan para pihak terlebih mediasi maka perkara akan berlanjut. Kalau
dahulu baik pihak penggugat atau pun tergugat. perkara berlanjut, ibarat pertandingan pasti ada
Peran mediator menangkap keinginan para yang menang dan ada yang kalah. Jadi tidak
pihak, katakanlah mereka ingin berdamai tapi akan tahu siapa yang menang dan siapa yang
mereka tidak tahu mau berdamainya itu seperti kalah, itu kalau mediasi gagal dan yang pasti
apa. Maka mediator berperan dalam menggali akan membuang waktu karena 99% proses
bagaimana keinginan dari penggugat dan perkara contohnya, tanah tidak akan selesai
tergugat kemudian menawarkan. Jadi yang hanya sampai pada tingkat pertama pasti akan
menjadi tolak ukur efektiv, kalau misalkan itu ada upaya hukum banding, kasasi dan itu akan
berhasil berarti mediasi efektiv pada akhirnya. memakan waktu, dan memakan biaya.
Kalau memang mereka berkeinginan untuk Kalau mediasi berhasil akan dituangkan
berdamai maka tentu akan diungkapkan karena dalam akta perdamaian yang kemudian
ada orang yang dari awal sudah tidak mau dituangkan dalam akta putusan perdamaian
berdamai. Walaupun mediator berusaha yang sifatnya sudah menjadi putusan akhir dan
membujuk pada saat mediasi pasti tidak akan itu langsung bisa dinikmati saat itu juga dan
berhasil. Jadi intinya proses mediasi akan tidak ada upaya hukum banding, kasasi, dan
berhasil kalau keinginan dari para pihak sangat sebagainya serta tidak dapat digugat terhadap
mutlak untuk membangun hubungan yang baik putusan mediasi. Jadi itulah keuntungan yang
untuk berdamai. bisa dinikmati tanpa harus menunggu
Jika mediasi berhasil berarti ada bertahun-tahun.
kesepakatan yang dibuat bersama. Efektiv
berarti perundingan jalan, penggugat PENUTUP
mengeluarkan solusi-solusi begitu pun dengan A. Kesimpulan
tergugat, apabila perundingan berhasil maka 1. Pelaksanaan mediasi di pengadilan negeri
kesepakatan mereka kemudian dibuat dalam secara umum telah berjalan sesuai
akta perdamaian. akta perdamaian yang dibuat prosedur yang berlaku yaitu Peraturan
para pihak selanjutnya dilaporkan oleh Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2016
mediator kepada majelis hakim yang kemudian tentang prosedur mediasi di pengadilan.
dikuatkan dalam putusan. Persidangan tidak Dalam praktiknya semua perkara yang
akan dilanjutkan lagi, tidak ada pembuktian, masuk ke pengadilan negeri akan
jadi mediator menyampaikan bahwa mediasi dimediasi terlebih dahulu dan apa bilah
berhasil dan telah selesai, hakim memeriksa perkara tidak dimediasi maka putusan
dan disidang selanjutnya langsung diputuskan dianggap batal demi hukum.
maka perkara akan selesai. Sedangkan apa bilah 2. Harus diakui, bahwa untuk mendamaikan
tahap mediasi gagal, maka mediator wajib para pihak yang sedang berperkara di
membuat laporan untuk selanjutnya pengadilan bukanlah pekerjaan yang
dikembalikan kepada majelis hakim. mudah, apalagi jika sentimen pribadi
Jadi tolak ukur efektiv atau tidaknya itu lebih mengemuka dibanding pokok
banyak tergantung penilaian, secara kasat mata persoalan yang sebenarnya. Banyak
mediasi berhasil berarti efektiv. Tapi dari segi faktor yang dapat menghambat
prosedur meskipun tidak ada hasil kesepakatan keberhasilan dalam menuju perdamaian,
tetapi sudah dijalankan maka itu sudah di antara sekian banyak faktor tersebut,
berhasil. Jika ditinjau dari segi hasil ketika salah satunya adalah rendahnya tingkat
mediasi berhasil maka mediasi dapat dikatakan keberhasilan lembaga damai di
efektiv, namun jika ditinjau dari segi prosedur pengadilan banyak diakibatkan oleh
maka apabila mediasi itu sudah dijalankan lemahnya partisipasi para pihak terhadap
maka mediasi pun dianggap sudah efektiv. proses perdamaian yang ditawarkan.
Intinya setiap perkara yang diajukan di Selain itu ketersediaan prosedur yang

95
Lex Privatum Vol. VIII/No. 1/Jan-Mar/2020

memadai bagi proses perdamaian Pasal 20 ayat (4) PERMA No. 1 Tahun 2016.
berdampak pada rendahnya prakarsa
hakim dalam mengupayakan perdamaian
bagi para pihak yang berperkara.

B. Saran
1. Di perlukan adanya
sosialisasi/penyuluhan hukum yang
diatur dalam Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2016 guna
mengingatkan pada masyarakat
mengenai arti penting penyelesaian
sengketa secara damai melalui mediasi.
2. Kepada para pihak yang bersengketa
untuk bisa terlibat aktif dalam proses
mediasi. Disarankan kepada hakim dan
mediator untuk lebih di optimalkan agar
terwujudnya upaya mediasi yang
menghasilkan kesepakatan perdamaian
para pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Nurnaningsih Amriani, Mediasi Alternatif
Penyelesaian Sengketa Perdata di
Pengadilan.
D.Y. Witanto, Hukum Acara Mediasi Dalam
Perkara Perdata di Lingkungan Peradilan
Umum dan Peradilan Agama Menurut
PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang
Prosedur Mediasi di pengadilan.
Septi Wulan Sari, Mediasi dalam Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2016.
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan
Praktik.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia.
Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Hukum
Syariah, Hukum Adat, dan Hukum
Nasional.
Pasal 1 angka 1 Peraturan Mahkamah Agung
(PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Susanti Adi Nugroho. Manfaat Mediasi Sebagai
Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Mahkamah
Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan.
Gary Goodpaster, A Guide to Mediation and
Negotiation, Transnational Press Inc,
tahun 1977.

96

Anda mungkin juga menyukai