Anda di halaman 1dari 14

JURNAL HUKUM MEDIA BHAKTI, Vol.2, No.2, Des 2018, pp.

138~151
ISSN: 2580-3298 (cetak) 2580-7277 (online)
DOI: 10.32501/jhmb.v2i2.32  138

EFEKTIFITAS PERAN MEDIATOR NON HAKIM DALAM


PENYELESAIAN PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN
AGAMA KELAS 1A PULAU JAWA

1
Dessy Sunarsi, 2Yuherman, 3Sumiyati
1,2,3
Universitas Sahid Jakarta
e-mail: dessynew@ymail.com

Abstrak
Mediasi sebagai salah satu Alternatif Dispute Resolution (ADR) sebagai cara menyelesaikan sengketa
yang humanis dan berkeadilan. Humanis karena masalah keputusan (kesepakatan damai) menjadi otoritas
para pihak yang bersengketa dan menjaga hubungan baik. Adil karena masing-masing pihak
menegosiasikan opsi jalan keluar atas solusi gagas dan outputnya win-win. Oleh akurat, tepat sengketa
secara langsung dan orang beralih ke mediasi. Peraturan Mahkamah Agung PerMA No. 1 Tahun 2016
tentang Prosedur Mediasi di Pengadiilan telah memadukan mediasi dalam sistem beracara di pengadilan.
Setiap perkara perdata harus dilucuti dulu dulu melalui cara mediasi. Setiap putusan hakim yang tidak
melalui cara mediasi terlebih dahulu, maka putusan dianggap batal demi hukum. Tulisan ini membahas
tentang efektivitas mediasi dalam perkara perceraian di Pengadilan agama di Pulau Jawa, karena perkara
perceraian adalah perkara yang disingkat rangking tertinggi di Pengadilan Agama. Adapun fokus
kajiannya adalah implementasi mediasi perkara perceraian, standar mediasi perkara perceraian dan respon
masyarakat berperkara terhadap upaya damai yang dilaksanakan oleh Mediator Non Hakim.

Kata Kunci: Efektivitas, Mediasi, Perceraian, Mediator Non Hakim, Pengadilan Agama

A. PENDAHULUAN Indonesia ini berkiblat pada negara-


negara maju yang telah menyelesaikan
Ajaran damai yang menjadi sengketa melalui mediasi, seperti
karakter bangsa Indonesia dan Jepang, Singapura, Amerika Serikat,
bersumber dari proses agama menjadi Kanada, Belanda, dan Australia.
embrio dalam sistem peradilan. Pengadilan sebagai salah satu
Pengadilan sebelum melakukan instrumen penegak hukum telah
tindakan ajudikatif harus selalu memulai mediasi sejak 2008. dan
mengajak para pihak untuk berdamai. disebut mediasi peradilan. Setiap
Hal ini berdasarkan: 1) HIR pasal 130 perkara perdata yang mengajukan di
(Pasal 154 RBg, Pasal 31 Rv., 2) UU harus melalui media mediasi. Mediasi
No. 1/1974, PP No. 9/1975, UU No. dilakukan oleh mediator hakim dan
7/1989, dan KHI dan 3) SEMA No. 1 mediator non hakim yang telah
Tahun 2002 (Eks. 130 HIR / 154 RBg) mengikuti Pendidikan Khusus Profesi
dan Hasil Diskusi Komisi II Rakernas Mediator (PKPM) yang
terbatas MARI. 4) PerMA No. 2 Tahun diselenggarakan oleh lembaga yang
2003, kemudian direvisi melalui PerMA sudah terakreditasi oleh Mahkamah
No. 1 Tahun 2008 dan terakhir PERMA Agung. Dalam melaksanakan tugas dan
Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur fungsinya mereka harus menunjuk
Mediasi di Pengadilan.(1–3) ketantuan PerMA No. 1 Tahun 2016
Mahkamah Agung telah mengubah tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
paradigma mengadili menjadi (selanjutnya ditulis PERMA No. 1
paradigma sengketa/perkara hukum. Tahun 2016) dan Pedoman Mediator
Wujud yang dilakukan oleh pemerintah yang dibuat oleh Mahkamah Agung.

Diterima 30 Okt 2018; Direvisi 28 Nov 2018; Disetujui 10 Des 2018


JHMB ISSN: 2580-3298  139

Namun keberhasilan mediasi masih menyatakan bahwa Peradilan Agama


dibawah 10%. (sumber dari laporan dan Pemeriksaan, memutus dan
tahunan PA Responden penelitian meyelesaikan perkara di tingkat pertama
penulis dalam LIPA 8 tahun 2015- dalam ekonomi syariah yang selama ini
2017). Hal ini menunjukkan bahwa telah menjadi kewenangannya sebagai
media komunikasi dalam sistem perkawinan dan keluarga orang Islam.
beracara di pengadilan belum efektif. Didalam penjelasan Pasal 49 huruf (i)
Menurut Lawrence M. Friedman, UU Nomor 3 tahun 2006, yang
bahwa sistem hukum dapat berjalan dimaksud ekonomi syariah adalah
baik jika tiga elemen sistem hukum perbuatan atau kegiatan usaha yang
saling mendukung, yaitu penegak dilaksanakan berdasarkan prinsip
hukum, aturan hukum dan budaya syariah, mencakup a) Bank Syariah, b)
hukum.(4) Penegak hukum dapat bekerja Asuransi Syariah, c) Reasuransi
dengan baik jika aturan hukumnya baik Syariah, d) Reksa Dana Syariah, e)
dan jelas, serta masyarakat patuh Obligasi Syariah dan Surat Berharga
kepada hukum. Jika ada elemen tidak Berjangka Menengah Syariah, f)
saling mendukung maka penegakkan Sekuritas Syariah, g) Pembiayaan
hukum (penegakan hukum) menjadi Syariah, h) Pegadaian Syariah, i) Dana
tidak efektif. Pensiun Lembaga Keuangan Syariah, j)
Kedudukan Peradilan adalah adalah Bisnis Syariah, dan k) Lembaga
kekuatan yang bertanggung jawab untuk Keuangan Mikro Syariah.
menerima, memeriksa, dan mengadili Berdasarkan ketentuan Pasal 49 UU
dan mengatur setiap perkara syari'ah Nomor 3 Tahun 2006, yang saat ini
Islam yang diajukan jelas. Cakupan memiliki hak absolut atas pengecualian
pelayanan ini meliputi: perkawinan, dibidang Ekonomi Syariah, sengketa
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, perdata keluarga Islam, dan sengketa
infak, shadaqah, dan sutu ekonomi yang berhubungan dengan hak milik
syari'ah. Dari jenis perkara ini, perkara atau sutu keperdayang lain antara
perkawinan bersalin angka tertinggi di orang-orang yang beragama Islam.
luar perkara lainnya, khususnya perkara Untuk mengurangi jumlah perkara
perceraian (perceraian pernikahan). yang harus diperhitungkan dan diputus
Berdasarkan Laporan Tahunan data oleh Hakim Pengadilan Agama,
perkara yang diterima pada PA berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2016
Responden di Pengadilan Agama semua sengketa perdata pada
(khususnya di Jawa), kasus perceraian Pengadilan Tingkat Pertama wajib
mencapai 80% - 95% dari keseluruhan terlebih dahulu diupayakan
perkara yang diterima (sumber: Laporan penyelesaian melalui perdamaian
Tahunan statistik perkara pada PA dengan bantuan mediator.
Kelas 1A di Pulau Jawa tahun 2015- Mediasi sebagai salah satu proses
2017 ). penyelesaian sengketa diluar
Ketentuan Pasal 49 UU RI Nomor pengadilan, berdasar PERMA Nomor 1
3 tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Tahun 2016 diwujudkan sebagai bagian
UU Nomor 7 tahun 1979 tentang dari proses awal penyelesaian sengketa
Peradilan Agama UU No. 50 tahun perdata di Pengadilan untuk
2009 tentang Perubahan Kedua Atas menafsirkan secara praktis perwujudan
UU No. 7 tahun 1989 tentang Peradilan ketentuan kewajiban hakim dalam
Agama (selanjutnya disebut UU) mendamaikan para pihak yang
Perubahan Kedua Peradilan Agama)

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)


140  ISSN: 2580-3298

bersengketa, termasuk ketentuan Pasal pertemuan Mediasi dengan atau tanpa


130 HIR / 154 RBg. didampingi oleh kuasa hukum; (3)
Institusionalisasi proses mediasi ke Adanya aturan tentang Itikad Baik
dalam peradilan diharapkan dapat dalam proses mediasi dengan sanksi
memperluas akses bagi para pihak tegas bila melanggarnya. Pasal 7
untuk memperoleh rasa keadilan. Rasa menyatakan Para pihak dan/atau kuasa
keadilan tidak hanya dapat diperoleh hukumnya wajib menempuh Mediasi
melalui proses litigasi, tetapi juga dengan itikad baik. Pasal 23 PERMA
proses musyawarah mufakat oleh para No. 1 Tahun 2016 mengatur apabila
pihak yang memberikan peluang untuk penggugat dinyatakan tidak beritikad
bersama-sama mencari dan menemukan baik dalam proses Mediasi, maka
hasil akhir. Tujuan lainnya dapat gugatan dinyatakan tidak dapat diterima
memperkuat dan memaksimalkan oleh Hakim Pemeriksa Perkara serta
fungsi lembaga pengadila dalam dikenai pula kewajiban pembayaran
penyelesaian sengketa. biaya Mediasi.
Pasal 4 PERMA No. 1 tahun 2016 Data dari Mahkamah Agung bahwa
menentukan perkara yang dapat tingkat keberhasilan pelaksanaan
diupayakan mediasi adalah semua mediasi di Pengadilan Agama baru
sengketa perdata yang diajukan ke mencapai 20%. Pelaksanaan Mediasi di
pengadilan tingkat pertama, kecuali Pengadilan Agama dianggap kurang
perkara pada pengadilan niaga, efektif dan terkesan formalistik belaka,
pengadilan hubungan industrial, karena : (1) Suasana persidangan dan
keberatan atas putusan badan ketegangan emosional dan psikologis
penyelesaian sengketa konsumen dan bagi masing-masing pihak yang
keberatan atas putusan Komisi bersengketa, karena 90% perkara yang
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), diterima Pengadilan Agama adalah
permohonan pembatalan putusan perkara perceraian yang sudah klimaks
arbitrase; Kebijaksanaan putusan saat dibawa ke Pengadilan Agama,
Komisi Informasi, penyelesaian sehingga sulit mencari titik temu secara
perselisihan partai politik, dan sengketa damai; (2) Nuansa mengadili lebih
yang dilengkapi dengan tata cara terasa ketimbang suasana pemufakatan;
gugatan sederhana. (3) Pemeriksaan persidangan terikat
Dalam praktik, pemahaman oleh batasan waktu dan aturan hukum
atas nature mediasi dan manfaatnya acara yang berlaku, sehingga
masih belum maksimal. Banyak melakukan “kaukus” (pertemuan yang
masyarakat yang mengetahui mediasi hanya dihadiri oleh salah satu pihak
sekedar bertemu dengan pihak ketiga berperkara tanpa dihadiri pihak yang
sebagai mediator, tetapi mereka tidak lain) untuk menemukan fakta-fakta
melihat lebih dari proses mediasi yang dianggap perlu dalam mediasi ini
tersebut. minim dilakukan; (4) Peran Mediator
Beberapa hal pembaharuan dalam masih belum optimal.
PERMA No. 1 tahun 2016 antara lain : Tingkat keberhasilan ini masih jauh
(1) Terkait batas waktu mediasi yang dari harapan, yang salah satu tujuan
lebih singkat dari 40 hari menjadi 30 diterbitkannya PerMA mediasi di
hari terhitung sejak penetapan perintah Pengadilan adalah untuk menyelesaikan
melakukan Mediasi; (2) Adanya perkara secara win-win solution dan
kewajiban bagi para pihak (inperson) mengurangi jumlah penumpukan
untuk menghadiri secara langsung perkara.

JHMB Vol. 2, No. 2, Des 2018 : 138-151


JHMB ISSN: 2580-3298  141

J. Folberg dan A. Taylor lebih Berdasarkan latar belakang masalah


menekankan konsep mediasi pada tersebut diatas, dapat dirumuskan
upaya yang dilakukan mediator dalam permasalahan yang menjadi fokus
menjalankan kegiatan mediasi.(5) Kedua kajian dalam penelitian ini: Bagaimana
ahli ini menyatakan, bahwa efektivitas pelaksanaan mediasi perkara
penyelesaian sengketa melalui jalur perceraian oleh Mediator Non Hakim
mediasi dilakukan secara bersama-sama di Pengadilan Agama di wilayah Pulau
oleh pihak yang bersengketa dan Jawa?
dibantu oleh pihak yang netral.
Mediator dapat mengembangkan dan C. METODE
menawarkan pilihan penyelesaian
sengketa dan para pihak dapat pula Penelitian ini merupakan penelitian
mempertimbangkan tawaran mediator yang bersifat yuridis-empiris, artinya
sebagai suatu alternatif menuju penelitian ini berpijak pada norma dan
kesepakatan dalam penyelasaian sistematika hukum dan didukung data
sengketa. primer dengan melakukan penelitian
Jumlah hakim di Pengadilan lapangan yang dikombinasikan dengan
Agama yang sangat terbatas sedangkan penelitian kepustakaan.(6) Data primer
jumlah perkara yang terus meningkat berupa hasil wawancara dengan para
hingga rata-rata di atas 2000 perkara responden di pengadilan agama dan
yang diterima per tahun (sumber data: masyarakat sekitarnya. Penarikan
SIPP statistik perkara di 15 PA sampel dalam penelitian tentang
Responden penulis tahun 2016-2018 mediasi ini menggunakan purposive
dan dilihat dari web PA Kelas 1A di sampling, sehingga keseluruhan jumlah
Pulau Jawa). Sebagai solusi upaya responden mencapai 100 orang.
untuk mengatasi fungsi mediator ini, Analisis efektivitas pelaksanaan
maka disebahagian Pengadilan Agama Mediasi di Pengadilan Agama yang
di Pulau Jawa telah memberdayakan telah memberlakukan Mediator Non
keberadaan Mediator Non Hakim. Hakim yang dijadikan sampel yaitu PA
Bogor, PA Depok, PA Cibinong, PA
B. PERMASALAHAN Semarang, PA Surabaya, dan PA di
Wilayah DKI Jakarta. Untuk melihat
Kompetensi Pengadilan Agama efektivitasnya membandingkan jumlah
saat ini meliputi memeriksa, mengadili kasus perceraian yang dapat
dan memutus sengketa ekonomi dilaksanakan mediasi dibandingkan
syariah, sengketa perdata keluarga dengan jumlah kasus yang berhasil
Islam dan sengketa waris Islam. Hal itu diselesaikan di tingkat Mediasi.
membuat naiknya jumlah perkara yang Analisis Faktor-faktor apa yang
harus diselesaikan oleh Hakim berpengaruh besar dalam keberhasilan
Pengadilan Agama. Untuk mengurangi kasus perceraian yang berhasil
bertumpuknya perkara tersebut, Mediasi didamaikan pada Mediasi dari tiga
di Pengadilan menjadi salah satu solusi. aspek ekonomi, hukum dan sosial
PERMA Nomor 1 Tahun 2016 yang budaya dengan menggunakan deskriptif
mengatur kewajiban Mediasi di kualitatif.
Pengadilan, menjadi persyaratan
kewajiban yang harus ditempuh para
pihak dalam penyelesaian sengketa
perdata di Pengadilan tingkat pertama.

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)


142  ISSN: 2580-3298

D. PEMBAHASAN c. Mediasi dengan itikad baik.


Mediasi merupakan proses
1. Prinsip Mediasi di Pengadilan penyelesaian sengketa melalui
Mediasi di Pengadilan merupakan musyawarah mufakat oleh itikad
hasil pengembangan dan pemberdayaan baik para pihak.
kelembagaan perdamaian sebagaimana d. Efisiensi Waktu. PERMA No. 1
diatur dalam ketentuan Pasal 130 tahun 2016 mengatur waktu
HIR/154 Rbg, yang mengharuskan mediasi menjadi 30 hari terhitung
hakim yang menyidang suatu perkara sejak penetapan perintah
dengan sungguh-sungguh mengusaha- melakukan Mediasi.
kan perdamaian diantara para pihak e. Sertifikasi mediator. Orang yang
yang berperkara. menjalankan fungsi mediator wajib
Dalam ketentuan menimbang PERMA memiliki sertifikat mediator dari
Nomor 1 Tahun 2016 dikatakan bahwa Mahkamah Agung RI.
Mediasi merupakan cara penyelesaian f. Tanggung Jawab Mediator.
sengketa secara damai yang tepat, efektif, Mediator memiliki tugas dan
dan dapat membuka akses yang lebih luas tanggung jawab yang bersifat
kepada Para Pihak untuk memperoleh
prosedural dan fasilitatif.
penyelesaian yang memuaskan serta
berkeadilan. Dalam rangka reformasi g. Kerahasiaan. Proses mediasi pada
birokrasi Mahkamah Agung Republik asasnya tertutup bagi umum.
Indonesia yang berorientasi pada visi h. Pembiayaan. Pembiayaan yang
terwujudnya badan peradilan Indonesia berkaitan dengan proses mediasi
yang agung, salah satu elemen pendukung paling tidak mencakup hal-hal:
adalah Mediasi sebagai instrumen untuk ketersediaan ruang-ruang mediasi,
meningkatkan akses masyarakat terhadap honor para mediator, biaya para
keadilan sekaligus implementasi asas ahli jika diperlukan, dan biaya
penyelenggaraan peradilan yang sederhana, transport.
cepat dan biaya ringan. Terintegrasinya i. Pengulangan mediasi: Memberikan
mediasi dalam proses acara pengadilan
kewenangan kepada hakim
adalah untuk memfasilitasi dan membantu
para pihak bersengketa untuk mengatasi pemeriksa perkara tetap mendorong
segala hambatan dan rintangan, sehingga para pihak supaya menempuh
tercapainya peradilan yang sederhana, cepat perdamaian setelah kegagalan
dan biaya ringan melalui perundingan proses mediasi.
musyawarah. j. Kesepakatan perdamaian diluar
PERMA No. 1 tahun 2016 memuat pengadilan. Kesepakatan damai
sepuluh prinsip pengaturan tentang diluar pengadilan dikuatkan dengan
kewajiban melaksanakan Mediasi akta perdamaian oleh pengadilan.
terintegrasi di Pengadilan (court-
connected mediation): 2. Pemberdayaan Mediator Non
a. Mediasi wajib ditempuh. Sebelum Hakim
sengketa diperiksa dan diputus oleh
hakim, para pihak wajib terlebih Proses mediasi di pengadilan
dahulu menempuh mediasi. dilakukan oleh seorang mediator yang
b. Otonomi para pihak. Para pihak berasal dari unsur hakim dan non-
berhak atau berwenang untuk hakim. Mediator Non Hakim adalah
menentukan, menerima atau mediator yang diambil dari unsur
menolak segala sesuatu (self masyarakat di luar pengadilan. Seorang
determinate). yang menjalankannya fungsi sebagai

JHMB Vol. 2, No. 2, Des 2018 : 138-151


JHMB ISSN: 2580-3298  143

mediator harus memiliki sertifikat yang proses mediasi, yaitu sebagai tugas
diperoleh setelah mengikuti Pendidikan untuk proses litigasi. Tujuan lain dari
Khusus Profesi Mediator (PKPM) yang semua ini adalah untuk mempermudah
diselenggarakan oleh lembaga yang para pihak yang berperilaku memilihnya
terakreditasi oleh Mahkamah Agung. sebagai mediator untuk menyelesaikan
Namun PERMA No. 1 Tahun 2016 perkenalan. Khusus untuk perkara s
mengatur pengecualian bahwa jika istilah ekonomi syariah dan waris,
dalam wilayah pengadilan tidak ada sebagian besar Pengadilan Agama di
hakim yang bersertifikat, maka hakim di Indonesia masih belum mempercayakan
lingkungan pengadilan tersebut dapat mediasi kepada Mediator Non Hakim.
berfungsi sebagai mediator. Dengan Berdasarkan wawancara dengan
demikian maka bagi hakim yang responden Ketua PA, hal itu adalah
tidak/belum bersertifikat pun dapat tingkat tingkat kerumitan tersebut.
menjalankan fungsi mediator. Bahkan khusus untuk sistim ekonomi
Pada teknis pelaksanaannya, syariah, baik mediasi maupun
hampir semua hakim di pengadilan pemeriksaan perkenalan oleh Majeis
bertindak sebagai mediator. Ketua Hakim Tersendiri yang telah mengikuti
pengadilan harus menunjuk dan pelatihan sutu ekonomi syariah.
mencantumkan nama-nama mediator Untuk memenuhi kebutuhan
sekurang-kurangnya 5 (lima) mediator. mediasi, Pengadilan Agama di Pulau
Hal ini dimaksudkan untuk Jawa telah memberdayakan Mediator
memungkinkan proses mediasi untuk Non Hakim:

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Perkara Hakim Mediator dan Mediator Non Hakim Tahun 2017
Nama PA Jumlah Perkara Jumlah Hakim Mediator Jumlah Mediator
PA Cibinong 6708 Khusus Eko nomi 5 org
Syariah + Waris 13 org
PA Bogor 2022 khusus eko nomi syariah 4 org
+waris 11 org
PA Depok 4144 Khusus Eko nomi 3 org
Syariah +Waris 14org
PA Purbalingga 2846 Hakim Medi ator 5 org 3 org
PA Surabaya 8094 Khusus Eko nomi 8 org
Syariah +Waris 8 org
PA Banjarmasin 2332 23 orang Tidak ada
PA Makasar 2464 Hakim Medi ator 8org Tidak ada
PA Jak- Timur 5267 - 4 0rg
PA Jak- Pusat 2801 - 3 org tetp
1 org khusus sengketa
Eko syariah
Sumber: Data Primer, 2018

Hal ini disebabkan karena beban hakim 13 orang, pada PA Surabaya


hakim yang cukup tinggi dan jumlah jumlah perkara 8094 sedangkan jumlah
perkara yang ditangani rata-rata rata hakim 26 orang.
seorang hakim di atas 40 perkara per Syarat menjadi mediator adalah
bulan. Hal itu terlihat dari tabel 1 telah bersertifikat melalui pelatihan
jumlah hakim dan jumlah perkara yang teknik mediasi dilakukan lebih
diterima tahun 2017 cukup tinggi, sistematis, terutama dalam menggali
contohnya di PA Cibinong dengan interest dan need pihak berperkara.
jumlah perkara 6708 sementara jumlah Penyelesaian perkara berbasis pada dua

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)


144  ISSN: 2580-3298

hak tersebut, bukan berbasis pada posisi beberapa hakim yang diwawancarai
(positions). Dengan cara ini maka penulis, mediasi merupakan tugas
interest dan need akan mudah ditangkap tambahan bagi hakim dan justru dapat
sehingga dapat digeser untuk mencari mengakibatkan penumpukan perkara,
pilihan-pilihan yang win-win solution. serta berdampak proses mediasi
Hal ini berbeda dengan Pengadilan dilakukan oleh beberapa hakim dalam
Agama Semarang yang memiliki waktu yang singkat, dan terkesan
mediator non hakim sebanyak 17 sebagai formalitas untuk memenuhi
mediator. Namun realitasnya mereka ketentuan pasal 2 PerMA No 1 Tahun
tidak dipilih oleh para pihak yang 2016.
berperkara karena pemilihan
terhadapnya diharuskan membayar jasa 3. Efektivitas Keberhasilan Mediasi
mediator berdasarkan kesepakatan dalam Perkawa Perceraian oleh
antara mediator dengan pihak yang Mediator Non Hakim
berperkara. Oleh karenanya, pihak
berperkara lebih memilih mediator Jumlah perkara perceraian di
hakim karena tidak ada beban tambahan Pengadilan Agama Indonesia semakin
(gratis). lama semakin naik. Jumlah cerai gugat
Keuntungan lain bagi Pengadilan yang dilakukan oleh Pemohon pihak
Agama dengan menggunakan Mediator istri 3 kali lipat dari cerai talak yang
Non Hakim adalah para hakim tidak diajukan oleh pihak suami. Hal itu
terbebani oleh tugasnya sebagai ditunjukkan dalam tabel 2 berikut:
mediator. Berdasarkan pengakuan

Tabel 2. Rekapitulasi Perkara Perceraian (CT/CG) Tahun 2016-2018


Nama PA Jumlah Perkara Diterima Jumlah Perkara Perceraian
PA. Depok 3818 4144 2102 CT= 900 CT= 957 CT = 554
CG:2538 CG:2756 CG:1617
PA. Cibinong 5248 678 4189 CT:1229 CT:1209 CT = 796
CG:3054 CG:4019 CG :2637
PA. Bogor 1829 2022 950 CT= 371 CT:3177 CT = 200
CG:1261 CG:1343 CG = 700
PA.Banjarmasin 2260 2332 1341 CT:3718 CT: 369 CT = 208
CG:1326 CG:1275 CG = 743
PA. Surabaya 7803 8094 4783 CT:1860 CT:1772 CT:1092
CG:3761 CG:3784 CG:2379
PA. Purbalingga 2531 2846 2014 CT= 522 CT= 573 CT = 435
CG:1633 CG:1735 CG:1443
PA. Jakarta Timur 4936 5267 4504 CT:1369 CT:1330 CT:1156
CG:3341 CG:3289 CG:2882
PA. Makasar 3169 3024 2218 CT= 603 CT= 628 CT= 486
CG:1800 CG:1729 CG:1306
PA. Jakarta Utara 2267 2255 2121 CT= 580
CG:1413
PA Jakarta Selatan 4495 5056 3512 CT:1057 CT:1115
CG:2760 CG:3185
PA Tangerang 2619 2673 2316 CT:669 CT:715 CT:543
CG:1838 CG:1896 CG:1499

JHMB Vol. 2, No. 2, Des 2018 : 138-151


JHMB ISSN: 2580-3298  145

Adapun faktor-faktor penyebab peringkat dari faktor ekonomi,tidak ada


perceraian pada kasus di Pengadilan keharmonisan dan melepaskan
Agama Responden didominasi tanggungjawab sebagai berikut:

Tabel 3.
Nama PA Ekonomi Tidak Ada Tidak Ada
Tanggung JAwab Keharmonisan
2016 2017 2016 2017 2016 2017
PA. Depok 21 24 613 562 1268 1421
Pa. Cibinong 851 850 1053
PA. Purbalingga 445 414 1106 1084 512 612
PA. Jakarta Timur 1461 1277 70 334 1457 1585
PA Jakarta Selatan 619 273 629 631 467 294
PA Tangerang 417 431 780 395 847 1413
PA Bekasi 1176 1161 0
Sumber: Data Primer, 2018

Apabila membicarakan efektivitas internalization, yaitu ketaatan karena


hukum dalam masyarakat Indonesia aturan hukum tersebut benar-benar
berarti membicarakan daya kerja hukum cocok dengan nilai intrinsik yang
dalam mengatur dan/atau memaksa dianutnya, maka derajat ketaatannya
warga masyarakat untuk taat terhadap adalah yang tertinggi.(8)
hukum. Efektivitas hukum berarti Standar hasil mediasi perkara
mengkaji kaidah hukum yang harus perceraian diukut dari tidak jadinya
memenuhi syarat, yaitu berlaku secara perceraian antara suami dengan istri
yuridis, sosiologis, dan flosofis.(7) yang diwujudkan dengan pencabutan
Efektivitas hukum terlebih dahulu gugatan oleh penggugat. Ketentuan ini
harus dapat diukur dengan melihat sangat sulit untuk dipenuhi dalam
sejauh mana aturan hukum itu ditaati penyelesaian perkara melalui mediasi.
atau tidak ditaati. Jika suatu aturan Penyelesaian perkara perceraian yang
hukum ditaati oleh sebagian besar target dilakukan dengan cara damai dan hasil
yang menjadi sasaran ketaatannya, kesepakatannya adalah bercerai (karena
maka dikatakan bahwa aturan hukum dipandang lebih maslahah), dianggap
tersebut adalah efektif. Namun bertentangan dengan beberapa
demikian, sekalipun dapat dikatakan pengertian rukun dan damai dalam
aturan yang ditaati itu efektif, tetap perkara perceraian.
masih dipertanyakan lebih jauh derajat Memperhatikan beberapa peraturan
efektivitasnya. Jika ketaatan sebagian (UU Perkawinan, Kompilasi Hukum
besar warga masyarakat terhadap suatu Islam dan Pedoman Pelaksanaan Tugas
aturan umum hanya karena kepentingan dan Administrasi Peradilan Agama),
yang bersifat compliance atau hanya tidak mengenal perjanjian damai antara
takut sanksi, maka derajat ketaatannya suami dan istri untuk bercerai. Pasal 39
sangat rendah karena membutuhkan Undang-Undang Perkawinan
pengawasan yang terus-menerus. menyebutkan: (1) Perceraian hanya
Berbeda jika ketaatannya berdasarkan dapat dilakukan di depan sidang
kepentingan yang bersifat pengadilan setelah pengadilan yang

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)


146  ISSN: 2580-3298

bersangkutan berusaha dan tidak hubungan antara keluarga dan anak-


berhasil mendamaikan kedua belah anak, serta proses perkeraian dapat
pihak, (2) Untuk melakukan perceraian dilakukan dengan cepat, mudah dan
harus ada cukup alasan, bahwa antara biaya ringan.
suami-istri itu tidak akan dapat dapat Perkara gugatan yang ditangani
hidup rukun sebagai suami istri. Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada
Berdasarkan pasal ini, maka perceraian tahun 2017 sebanyak 1928 perkara, dari
dianggap bukan kerukunan sejumlah perkara tersebut yang bisa
(perdamaian). Perdamaian terjadi jika dilakukan Mediasi sebanyak 289
suami istri kembali utuh (tidak perkara atau 15%. Hal ini disebabkan
berpisah). karena adanya perkara yang diajukan
Ukuran berhasil mediasi seperti ini oleh pihak yang berperkara berakhir
kurang sejalan dengan prinsip-prinsip diselesaikan dengan verstek (tidak
yang dikembangkan dalam ilmu hadirnya pihak lawan). Dari 289 perkara
mediasi. Kesepakatan antara suami dan yang dimediasi, sebanyak 270 perkara
istri untuk berdamai dengan cara atau 93% dilaporkan tidak berhasil di
berpisah (cerai) dapat menjadi jalan Mediasi dan 19 perkara atau sebesar 7%
terbaik bagi keduanya. Solusi damai dilaporkan berhasil.
dengan cara bercerai dapat menjaga

Tabel 4. Rekapitulasi Laporan Mediasi PA Responden Tahun 2016


Laporan Penyelesaian
Perkara
Perkara Perkaran Mediasi
Nama PA tidak bisa
diterima dimediasi Tidak
dimediasi Berhasil
Berhasil
PA Cibinong 5248 4499 749 171 592
PA Banjar masin 2260 1899 349 3 346
PA Bogor 1829 1566 266 13 243
PA Depok 3818 3294 524 98 420
PA Surabaya 7803 6649 1354 23 1331
PA Makasar 2529 1785 744 2 498
PA Jakarta Timur 4936 399
PA Jakarta Utara 2267 1796 471 296 148
PA Jakarta Selatan 4495 3479 1016 14 1002
PA Purbalingga 2531 2306 222 0 222
PA Tangerang 2619 2241 378 3 375
Sunber: Data Primer, 2018

Dari tabel 4 terihat bahwa PA Purbalingga 0%, PA Tangerang 1%.


efektifitas keberhasilan Mediasi Perkara Yang keberhasilan mediasi di atas 20%
perceraian dibanding jumlah perkara adalah PA Cibinong 23%, PA Jakarta
yang dimediasi rata-rata masih rendah, Utara 63%, PA Depok 30%. Sehingga
yaitu: PA Cibinong 23%, PA dari hasil tersebut dapat disimpulkan
Banjarmasin 1%, PA Bogor 5%, PA bahwa rata-rata masih dibawah 20%.
Surabaya 2%, PA Jakarta Selatan 1%,

JHMB Vol. 2, No. 2, Des 2018 : 138-151


JHMB ISSN: 2580-3298  147

Tabel 5. Rekapitulasi Laporan Mediasi PA Responden Tahun 2017


Laporan Penyelesaian
Perkara Tidak bisa Perkara Mediasi
Nama PA
diterima dimediasi dimediasi Tidak
Berhasil
Berhasil
PA Cibinong 6708 5918 790 147 590
PA Banjarmasin 2332 2074 287 15 267
PA Bogor 2022 1779 243 10 232
PA Depok 4144 3375 769 167 538
PA Purbalingga 2846 2673 173 2 128
PA Surabaya 8094 6947 1181 22 1159
PA Jakarta Pusat 2801 2512 289 19 270
PA Jakarta Timur 5267 5453 933 37 896
PA Jakarta Selatan 5056 4017 1039 18 1021
PA Tangerang 2673 2246 427 9 /29 365
PA Bekasi 3922 3152 770 190 580
Jumlah 12150
Sunber: Data Primer, 2018

Dari tabel 5 terlihat bahwa kasus perceraian disebabkan karena


efektifitas keberhasilan Mediasi Perkara kekerasan fisik (Kekerasan Dalam
perceraian dibanding jumlah perkara Rumah Tangga/KDRT),
yang dimediasi rata-rata masih rendah, perselingkuhan, ekonomi yang
yaitu: PA Cibinong 19%, PA berdampak pada sakit hati. Konflik
Banjarmasin 5%, PA Bogor 4%, PA rumah tangga yang terkait dengan pihak
Surabaya 2%, PA Jakarta Selatan 2%, yang berperkara, maka keputusan damai
PA Purbalingga 1%,PA Tangerang 9 %, dengan cara bercerai harus diakui
PA Jakarta Timur 4% dan PA Jakarta sebagai bentuk perjuangan mediasi.
Pusat 7%. Yang keberhasilan mediasi di Pasal 31 PERMA No. 1 Tahun
atas 20% adalah PA Bekasi 25% dan 2016 mengatur keberhasilan mediasi
PA Depok 22%. Sehingga dari hasil sebahagian khususnya dalam kasus
tersebut dapat disimpulkan bahwa rata- perceraian:
rata masih dibawah 20%. Ayat (1) Untuk Mediasi perkara
Dari table 4 dan 5 terlihat pula perceraian dalam lingkungan
bahwa dari keseluruhan perkara yang peradilan agama yang tuntutan
diterima, hanya sebagian kecil yang perceraian dikumulasikan
dapat dilaksanakan mediasi, Hal ini dengan tuntutan lainnya, jika
disebabkan karena adanya perkara yang Para Pihak tidak mencapai
diajukan oleh pihak yang berperkara kesepakatan untuk hidup rukun
berakhir diselesaikan dengan verstek kembali. Mediasi dilanjutkan
(tidak hadirnya pihak lawan). dengan lainnya.
Standar berhasil mediasi perkara Ayat (2) Dalam hal Para Pihak
perceraian dengan dicabutnya gugatan mencapai kesepakatan atas
perceraian merupakan sesuatu yang sulit tuntutan lainnya pada ayat (1),
untuk dicapai. Pernikahan merupakan kesepakatan dituangkan dalam
perkara yang berhubungan dengan hati Kesepakatan Perdamaian
dan perasaan, demikian juga masalah Sebagian dengan memuat
perceraian. Tingkat kesulitan mediasi

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)


148  ISSN: 2580-3298

klausula keterkaitannya dengan untuk bercerai. Sehingga perkara


perkara perceraian. perceraian yang didaftarkan di
Ayat (3) Kesepakatan Perdamaian pengadilan pada akhirnya diselesaikan
Sebagian atas tuntutan lainnya melalui cara litigasi. Hal ini berbeda
sebagaimana dimaksud pada dengan sengketa harta (perkara waris
ayat (2) hanya dapat dan harta bersama) yang mudah untuk
dilaksanakan jika putusan diselesaikan secara damai.
Hakim Pemeriksa Perkara. Menurut pernyataan para hakim
PA, keberhasilan mediasi harus diukur
Konsep talak dalam agama Islam dari kesepakatan damai yang disepakati
adalah sesuatu yang halal namun oleh penggugat dan tergugat, meskipun
dibenci Allah. Perceraian diperbolehkan kesepakatannya untuk bercerai.
agama karena dipandang sebagai solusi Pernyataan tersebut dikuatkan pula
penyelesaian yang baik dan akan dengan hasil wawancara dengan para
menghentikan konflik yang lebih dalam Ketua Pengadilan Agama responden
dan berkepanjangan. Sehingga bahwa orang yang melakukan gugatan
perkeraian tidak dipandang sebagai cerai pada umumnya masalahnya sudah
kerusakan (mafsadah), namun kompleks, ibarat orang sakit sudah
dipandang sebagai kemaslahatan (bagi tahap kronis. Jadi kalau didamaikan
para pihak). Jika cerai lebih baik dalam pengertian tidak jadi cerai, sulit
(maslahah), maka cerai harus ditempuh untuk dicapai. Mereka yang
agar tidak terjerumus pada kerusakan, mendaftarkan kasusnya ke pengadilan
seperti perkekcokan yang terus-menerus memiliki tujuan untuk bercerai, bukan
dan munculnya tindak kekerasan, serta untuk meminta nasihat rukun kembali.
gangguan psikologis anak-anak. Bagi Ilham, kesepakatan cerai antara
Berdasarkan analisis di atas, maka suami dan istri dan perceraian ini lebih
standar ukuran keberhasilan perkara maslahah peradilan yang tidak mampu
perceraian dengan gagalnya bercerai melakukan mediasi dengan baik.
perlu dirubah. Jika standar ini tidak Fakta lain juga menunjukkan
direvisi, maka Pengadilan Agama tidak bahwa beberapa gugatan yang dicabut
akan mampu melaksanakan amanat sebagai hasil kesepakatan damai dalam
PerMA No. 1 Tahun 2008 dimana proses mediasi, pada bulan-bulan
melalui mediasi yang diharapkan dapat berikutnya didaftarkan lagi sebagai
mengurangi penumpukan perkara. Pada gugatan. Hal ini disebabkan karena hasil
sisi lain, jenis perkara tertinggi di mediasi tidak dapat dilaksanakan
Pengadilan Agama adalah perkara (workble), dan sebagian lain
perceraian dan jumlahnya selalu naik kesepakatan damai dilakukan tidak
dari tahun ke tahun sehingga kasus- sepenuhnya.
kasus di Pengadilan Agama sering
diistilahkan dengan "sengketa hati". 4. Faktor-Faktor Yang Mem-
Pada umumnya, hampir semua pengaruhi Peran Mediator
penggugat yang mengajukan Dalam Keberhasilan Mediasi
gugatannya ke pengadilan merupakan Perceraian
klimak dari upaya damai yang gagal.
Jadi jika dimediasi dalam pengertian Peran para Mediator Non Hakim
rukun kembali (perkawinan menjadi dalam menunjang keberhasilan mediasi
utuh) tentu sulit dilakukan, karena pada ini adalah walaupun disatu sisi gugatan
umumnya mereka ngotot (bersikukuh) pokok perceraian tidak dapat dicegah,

JHMB Vol. 2, No. 2, Des 2018 : 138-151


JHMB ISSN: 2580-3298  149

namun dalam mediasi dapat dibuat yang masih mempunyai semangat.


kesepakatan perdamaian solusi atas Keberhasilan mediator ini diwadahi
akibat perceraian yaitu untuk hak asug dengan aspirasi dari rekan-rekan
anak, mut'ah dan biaya hidup anak. mediator seperti ucapan selamat di WA
Biasanya dalam gugatan pokok hanya Group, lalu mereka berdiskusi
berisi permohonan putusnya pengalamannya. Ada kepuasan
perkawinan, namun kaum perempuan tersendiri, bagi para pensiunan ini dapat
tidak menyadari hak-hak anak atau mencapai perdamaian kedua pihak yang
dirinya sendiri. Melalui Mediator yang ingn bercerai.
fokus dan profesional akan waktu Salah satu faktor keberhasilan yang
ditambah dengan kaukus (pertemuan harus dimiliki adalah usaha yang
sepihak yang berhasil dilaksanakan, sungguh-sungguh dari mediator untuk
maka dapat digali potensi akar mempetemukan dan memfasilitasi
permasalahanya. Termasuk dalam kasus pihak-pihak yang berperkara. Selain itu
perceraian, maka kedua belah pihak adalah dengan menggunakan nilai-nilai
yang terlibat atau yang sulit untuk agama Islam. Diberikannya
berkomunikasi. Disinilah mediator pengetahuan tentang hak dan kewajiban
mempertemukan dan membangun seorang suami yang telah meninggalkan
komunikasi antara kedua belah pihak. istrinya. Dan juga yang ketiga
Persentase keberhasilan Mediasi pendekatan terhadap anak. Anak jangan
dalam perkara perceraian banyak terjadi sampai menjadi terpecah jiwanya akibat
pada keberhasilan sebagian tentang perkeraian orang tuanya. Diberikan pula
berhasilnya mediator mendorong contoh dari keluarga sakinah mawadah
kesepakatan berdasarkan perceraian. sesuai hadist rasulullah SAW.
Disatu sisi efek percerian ini bukanlah Kegigihan mediator dalam menggiring
gugatan pokok, bahkan banyak yang komunikasi intens dengan para pihak
tidak memasukkan dalam surat gugatan. juga merupakan faktor yang tidak dapat
Penggugat hanya fokus gugatan untuk diabaikan. Tehnik komunikasi dan gaya
bercerai saja. Sehingga sebagian Hakim persuasif yang baik membuat para pihak
berpendapat bahwa Mediator telah mau bercerita tentang kepentingannya.
melakukan kesepakatan diluar materi Hal ini membutuhkan waktu yang tidak
gugatan. Selama para pihak tidak cukup pertemuan hanya sepihak. Lalu
melakukan upaya hukum acara diadakannya kaukus pertemuan sepihak,
rekonvensi, maka kesepakatan dari untuk menggali lebih dalam apa yang
Mediasi itu menjadi diabaikan oleh menjadi akar masalah, apa yang tidak
Hakim. Disinilah seorang Mediator bisa terungkap dalam pertemuan
harus juga mengetahui hukum acara paripurna. Ambil contoh pengalaman
yang berlaku di Pengadilan Agama, seorang Mediator PA Bogor yang
sehingga dapat memberikan masukan bercerita bagaimana dia bisa
kepada Prinsipal bahwa kesepakatan mengungkap suami yang biseksual, dia
yang telah berhasil dicapai dalam selingkuh dengan sesama jenis.
mediasi, apabila tidak ada dalam materi Bagaimana hal itu bisa terjadi dan
gugatan haruslah dilakukan Rekonvensi. apakah masih dimungkinkan untuk
Pada Pengadilan Agama Surabaya, normal dan lain-lain. Sehingga Mediasi
ditemukan bahwa Mediator telah yang hanya dilakukan pertemuan satu
membuat Asosiasi Mediator Jawa kali saja dan waktunya singkat biasanya
Timur. Mereka terdiri dari mantan tidak akan efektif.
pensiun Hakim Tinggi PA atau panitera

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)


150  ISSN: 2580-3298

Dari hasil wawancara dengan 4) Mempunyai kemampuan


responden Prinsipal, mengeluhkan mendengarkan dan tehnik
adanya Mediator yang sangat cepat, berkomunikasi yang efektif
tidak memberikan waktu kepada kedua sesuai suasana kebatinan para
belah pihak penggugat dan tergugat pihak.
secara seimbang berkeluh kesah dari 2. Saran
perspektif masing-masing. Lalu ada a. Mahkamah Agung agar
juga yang prinsipal berbeda agama memfasilitasi pelatihan
(kawin dilaksanakan secara Islam, laluu pengayaan kemampuan mediator
pihak suaminya kemudia kembali ke dalam bernegosiasi secara
agama semula), dia menceritakan tidak periodik dan berkesinambungan.
puas, karena Mediator tidak dapat b. Mahkamah Agung dapat
memberikan solusi bagaimana memberikan penghargaan
menyajikan, atau dinasehati suaminya. kepada para mediator yang
Disisi yang lain penulis dalam berhasil dalam mediasi dalam
peneltian di PA Surabaya, terdapat rangka memotivasi
Mediator yang sudah di atas 70 tahun, meningkatkan kualitas mediasi
kemampuan mendengar sudah di Pengadilan Agama.
berkurang, saat dilakukan wawancara
oleh penulis jawabannya tidak relevan DAFTAR PUSTAKA
dengan pertanyaan yang diajukan.
Dalam hal ini penulis berpendapat, 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
faktor kesehatan prima untuk 1974 tentang Perkawinan.
mendengarkan dalam waktu lama dan Perkawinan;
fokus menjadi salah satu syarat utama 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9
yang harus ada. Dan oleh karena itu, Tahun 1975 tentang Pelaksanaan
penulis harus ada batasan usia bagi Undang-Undang Nomor 1
Mediator. Tahun1974 tentang Perkawinan.
3. Instruksi Presiden Nomor 1
E. PENUTUP Tahun 1999 tentang Kompilasi
Hukum Islam. Islam;
1. Kesimpulan 4. Friedman LM. Sistem Hukum
a. Mediasi kasus perceraian di Perspektif Ilmu Sosial. Bandung:
Pengadilan agama masih belum Nusa Media; 2011.
efektif. Tingkat pencapaian 5. Abas S. Mediasi dalam Hukum
mediasi rata-rata dibawah 20%. Syariah, Hukum adat dan Hukum
b. Faktor-faktor yang Nasional. Jakarta: Kencana
mempengaruhi peran Mediator Prenada Media Group; 2011.
dalam pencapaian mediasi 6. Fajar M, Achmad Y. Dualisme
adalah: Penelitian Hukum Normatif dan
1) Pemahaman mediator akan Empiris. Jakarta: Gramedia;
hukum acara di PA. 2010.
2) Kesungguhan dan fokus 7. Ali Z. Filsafat Hukum. Jakarta:
untuk membantu para pihak Sinar Grafika; 2011.
dalam mencari solusi 8. Ali A. Menguak Teori Hukum
terbaiknya. (Legal Theory) dan Teori
3) Mempunyai wawasan Peradilan (Judicialprudence).
psikologi sosial. Jakarta: Kencana Mprenada

JHMB Vol. 2, No. 2, Des 2018 : 138-151


JHMB ISSN: 2580-3298  151

Media Group; 2009.

Efektifitas Peran Mediator Non Hakim… (Dessy S., Yuherman., Sumiyati)

Anda mungkin juga menyukai