Anda di halaman 1dari 16

Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 1

PENYELESAIAN SENGKETA KELUARGA


SECARA MEDIASI NON LITIGASI
DALAM KAJIAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

Robi Awaludin
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
E-mail: robiawaludin@radenintan.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti konstruksi mediasi non litigasi dalam
penyelesaian sengketa keluarga perspektif hukum Islam dan hukum positif di Indonesia,
serta relevansi mediasi non litigasi dalam penyelesaian sengketa keluarga terhadap
pembaharuan hukum keluarga di Indonesia. Metode yang digunakan menganalisa data
dengan metode komparatif antara hukum Islam dan hukum positif (perundang-
undangan) di Indonesia, sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research). Hasil penelitian ini bahwa mediasi non litigasi sengketa keluarga
sangat sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana disebut dalam ayat Al-Qur’an dan
Hadits Rasulallah Saw dengan dasar persaudaraan dan kemaslahatan. Pelaksanaan
mediasi di luar pengadilan sangat kuat dan mengakar dalam tatanan hukum kehidupan
masyarakat Indonesia terbukti dengan berbagai peraturan yang mendukung
pelaksanaannya, namun belum terfokus pada penguatannya dalam menyelesaikan
perkara perselisihan keluarga, untuk itu diperlukan pembaharuan hukum keluarga
dengan mengakomodasikan pelaksanaan mediasi non litigasi.

Kata kunci: Sengketa Keluarga, Mediasi, dan Non Litigasi

Pendahuluan kesepakatan mereka, sedang para tokoh


hanya memfasilitasi dan memberikan
Musyawarah mufakat dalam nasihat sehingga hasilnya memuaskan
menangani perselisihan keluarga, pada para pihak yang berselisih.
era saat ini menjadi suatu metode yang Keberhasilan proses mediasi biasanya
efektif untuk diterapkan, yaitu metode terwujud dalam bentuk kesepakatan
mediasi non litigasi dalam mengatasi damai.
perselisihan keluarga yang juga sesuai
dengan syari’at Islam. Mediasi non Asas musyawarah memberikan
litigasi berjalan dengan peran serta hak-hak yang fundamental kepada
berbagai pihak dan tokoh-tokoh yang masyarakat untuk membangun
ada di tengah masyarakat seperti tokoh keinginan kolektifnya serta memberikan
agama, tokoh masyarakat, tokoh adat legitimasi yang kuat pada produk
dan kepala desa yang memiliki karisma hukum, merupakan pembuka ruang
dan dihormati, proses penyelesaiannya publik bagi masyarakat sehingga
diserahkan sesuai kehendak dan mereka dapat mengakses, mengkritik,

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


2 | Robi Awaludin

dan meluruskan makna hukum yang Alternatif Penyelesaian Sengketa, Pasal


sesuai dengan kepentingan kolektifnya 6 ayat (1) menyebutkan bahwa
(Suntana 2014, 14-15). “Sengketa atau beda pendapat perdata
dapat diselesaikan oleh para pihak
Penyelesaian sengketa dapat melalui alternatif penyelesaian sengketa
dilakukan melalui dua proses, proses yang didasarkan pada i’tikad baik
penyelesaian sengketa tertua dengan dengan mengesampingkan penyelesaian
melalui proses litigasi di dalam secara litigasi di Pengadilan Negeri”.
pengadilan, kemudian berkembang Belum diaturnya secara jelas ketentuan
proses penyelesaian sengketa melalui mengenai tata cara pelaksanaan
kerja sama (kooperatif) di luar mediasi non litigasi dalam UU ini
pengadilan (Usman 2013, 5). Proses memiliki implikasi yang terjadi dalam
litigasi menghasilkan kesepakatan yang prakteknya, bahwa masyarakat di
bersifat adversarial yang belum mampu berbagai tempat cenderung
merangkul kepentingan bersama, melaksanakan mediasi sesuai dengan
cenderung menimbulkan masalah baru, kebiasaan serta budaya yang
lambat dalam penyelesaiannya, berkembang di lingkungan mereka
membutuhkan biaya yang mahal, tidak masing-masing.
responsif, dan menimbulkan
permusuhan di antara pihak-pihak yang Peraturan Perundang-Undangan
bersengketa. Proses yang panjang dan lain yang mendukung pelaksanaan
terkesan tidak menyelesaikan masalah mediasi non litigasi diantaranya UU
ini pula yang menambah andil kritik Nomor 48 Tahun 2009 tentang
terhadap proses penyelesaian sengketa Kekuasaan Kehakiman. Pasal 58
melalui litigasi (Sukadana 2012, 67). dijelaskan bahwa “Upaya penyelesaian
Sebaliknya dengan melalui proses di sengketa perdata dapat dilakukan di luar
luar pengadilan akan menghasilkan pengadilan negara melalui arbitrase atau
kesepakatan yang bersifat win win alternatif penyelesaian sengketa”.
solution, dijamin kerahasiaan sengketa Dalam aturan lain disebutkan bahwa
para pihak, menghindari keterlambatan penyelesaian perselisihan masyarakat
akibat hal prosedural dan administratif, yang terjadi di desa menjadi tanggung
menyelesaikan masalah secara jawab yang melekat pada jabatan kepala
komprehensif dalam kebersamaan dan desa sebagai pemilik otoritas desa,
tetap menjaga hubungan baik. sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat
4 huruf (k) UU Nomor 6 Tahun 2014
Mediasi di pengadilan diatur dalam tentang Desa, “bahwa dalam
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) melaksanakan tugas menyelenggarakan
Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur pemerintahan desa, melaksanakan
mediasi di pengadilan (litigasi), pembangunan desa, pembinaan
sedangkan mediasi diluar pengadilan kemasyarakatan desa, dan
(non litigasi) dalam aturan hukum pemberdayaan masyarakat desa, kepala
Indonesia terdapat dalam UU Nomor desa berkewajiban untuk menyelesaikan
30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 3

perselisihan masyarakat di desa”. Hal harinya, bahkan biaya yang harus


ini dapat diartikan bahwa tugas kepala dikeluarkan para pihak dalam proses
desa sebagai mediator perselisihan yang sengketanya lebih besar (mahal)
terjadi antar masyarakat yang daripada nilai objek yang
dipimpinnya. dipersengketakan (Ali 2020). Atas dasar
hal tersebut maka penting untuk
Hubungan keluarga sebagai sebuah dilakukan penelitian mengenai mediasi
ikatan sakral dalam mempertahankan non litigasi sebagai alternatif
eksistensi keberlangsungan hidup penyelesaian sengketa keluarga
manusia, pada prakteknya perspektif hukum Islam dan hukum
mengharuskan terjadi interaksi antar positif di Indonesia.
anggotanya, sehingga sangat berpotensi
timbul perselisihan dalam berbagai
perkara hukum kekeluargaan
diantaranya hal-hal yang berhubungan Mediasi Non Litigasi Menurut
dengan perkawinan selama dalam ikatan Peraturan Perundang-undangan di
perkawinan maupun setelah berakhirnya Indonesia
perkawinan, kewarisan dan wakaf yang Upaya mediasi baik di dalam
pada akhirnya akan berujung dengan maupun di luar pengadilan dapat
saling gugat di pengadilan. dilakukan terhadap perkara-perkara
perdata, demi mewujudkan perdamaian
Jumlah perkara di Pengadilan
Agama Tanjung Karang periode bulan bagi pihak yang berselisih. Mediasi
Januari 2020 sampai dengan Mei 2021 yang dimaksudkan adalah penyelesaian
perkara melalui proses perundingan
adalah 2729 Perkara, yang didominasi
perkara perceraian (Sistem Informasi untuk memperoleh kesepakatan atau
Penanganan Perkara Pengadilan Agama perdamaian para pihak dengan dibantu
mediator, yang terintegrasi dalam
Tanjung Karang 2020). Penumpukan
perkara seperti ini akan terus meningkat sistem acara peradilan berdasarkan
Perma Nomor 1 Tahun 2008 (Sukadana
apabila tidak ditemukan solusi
penyelesaian yang tepat, salah satunya 2012, 80-81). Perma Nomor 1 Tahun
melalui mediasi di luar pengadilan. 2016 memberikan pengaturan terkait
kesepakatan perdamaian, yang
Mediasi non litigasi penting untuk merupakan kesepakatan hasil mediasi
diterapkan di tengah masyarakat, dalam bentuk dokumen yang memuat
mengingat perkara perselisihan keluarga ketentuan penyelesaian sengketa yang
di pengadilan agama semakin hari ditandatangani oleh para pihak dan
semakin bertambah. Ungkapan yang Mediator yang selanjutnya akan
sama sering terlontar dari para advokat dikuatkan dengan akta perdamaian
yang bersinggungan langsung dan (Agung 2020).
menyaksikan sendiri, bahwa perkara
perselisihan keluarga yang mereka Eksistensi mediasi di luar
pengadilan telah lama diakui di
hadapi semakin bertambah setiap

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


4 | Robi Awaludin

Indonesia, terletak dalam Pasal 18B dalam akta bawah tangan (Usman 2013,
ayat (2) UUD Tahun 1945 “Negara 269).
mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat Keberhasilan mediasi tidak terlepas
dari peran mediator sebagai penengah.
beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai Seorang mediator akan membantu para
dengan perkembangan masyarakat dan pihak membingkai persoalan yang ada
agar menjadi masalah yang perlu
prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang- dihadapi secara bersama, guna
undang” (UUD 1945 Hasil Amandemen menghasilkan kesepakatan dan mediator
membantu para pihak untuk
& Proses Amandeman UUD 1945
Secara Lengkap 2012, 43). merumuskan berbagai pilihan
penyelesaian sengketanya dan dapat
Mediasi di luar pengadilan diatur diterima serta memuaskan kedua belah
dalam UU nomor 30 Tahun 1999 pihak. Peran utama yang dijalankan
tentang Arbitrase dan Alternatif mediator yaitu mempertemukan
Penyelesaian Sengketa. Pasal 6 ayat (1) kepentingan-kepentingan yang berbeda
UU tersebut menyebutkan bahwa agar mencapai titik temu yang dapat
“Sengketa atau beda pendapat perdata dijadikan sebagai pangkal tolak
dapat diselesaikan oleh para pihak penyelesaian masalahnya. Mereka dapat
melalui alternatif penyelesaian sengketa mengajarkan para pihak bagaimana
yang didasarkan pada i’tikad baik terlibat dalam negosiasi pemecahan
dengan mengesampingkan penyelesaian masalah secara efektif, menilai
secara litigasi di Pengadilan Negeri”. alternatif-alternatif, dan menemukan
Perkara yang masih dimungkinkan pemecahan yang kreatif terhadap
untuk dilakukan mediasi di luar konflik mereka (Usman 2013, 103-104).
pengadilan diantaranya adalah perkara
perdata tertentu seperti perselisihan Syarat formal putusan atau
kesepakatan perdamaian selain diatur
suami istri dalam perkawinan,
perselisihan atas harta waris, dalam Pasal 130 dan 131 HIR, juga
perselisihan karena saling merasa dapat ditemukan dalam Pasal 1581-
1864 Kitab Undang-Undang Hukum
berhak atas harta wakaf, serta wasiat
dan perkara perselisihan keluarga Perdata (KUHPerdata), yang kemudian
lainnya. dilengkapi dengan Perma Nomor 1
Tahun 2016, yaitu sebagai berikut
Penyelesaian sengketa alternatif (Usman 2013, 266-271):
berdasarkan UU ini dilakukan melalui
berbagai metode diantaranya arbitrase, 1. Persetujuan untuk mengakhiri
persengketaan. Pasal 1851
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi
atau penilaian ahli dan kesemuanya KUHPerdata secara jelas
dapat dilakukan di luar pengadilan. mensyaratkan bahwa persetujuan
perdamaian dimaksudkan untuk
Putusan atau kesepakatan perdamaian
yang telah disepakati dapat dituangkan mengakhiri suatu perkara yang

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 5

sedang berjalan ataupun untuk demikian dapat dibatalkan, hal ini


mencegah timbulnya suatu perkara. sesuai dengan isi Pasal 1859
Persetujuan perdamaian tersebut KUHPerdata.
harus mengakhiri perkara secara 4. Para pihak menyetujui perdamaian.
tuntas dan keseluruhan, tidak boleh Persetujuan perdamaian harus
ada yang tertinggal. Perdamaian disepakati para pihak yang
harus membawa para pihak terlepas bersengketa. Kesepakatan
dari seluruh sengketa, tidak ada lagi perdamaian harus dibuat oleh pihak-
yang disengketakan karena pihak yang berkaitan dengan pokok
semuanya telah diatur dan persengketaan. Diatur dalam
dirumuskan penyelesaiannya dalam ketentuan Pasal 1851 ayat (1)
perjanjian. KUHPerdata.
2. Putusan perdamaian dibuat secara 5. Menyelesaikan persengketaan yang
tertulis. Pasal 1851 KUHPerdata telah ada atau berjalan. Ketentuan
dalam Pasal 130 HIR, mensyaratkan Pasal 1851 ayat (1) KUHPerdata,
putusan perdamaian harus dibuat mensyaratkan bahwa kesepakatan
secara tertulis, tidak dibenarkan perdamaian dimaksudkan untuk
dibuat secara lisan (oral), artinya mengakhiri atau menyelesaikan
tidak hanya dituangkan dalam “persengketaan yang sedang
bentuk akta otentik, dapat saja bergantung” ataupun untuk
putusan atau kesepakatan “mencegah timbulnya suatu perkara.
perdamaian tersebut dituangkan Dari ketentuan ini, syarat untuk
dengan akta di bawah tangan. dapat dijadikan dasar putusan
3. Dilakukan para pihak yang perdamaian itu hendaklah
mempunyai kekuasaan. Pasal 1852 persengketaan para pihak yang
ayat (1) KUHPerdata, yang sudah terjadi, baik yang sudah
mensyaratkan bahwa untuk terwujud maupun yang sudah nyata
mengadakan suatu perdamaian terwujud tetapi baru akan diajukan
haruslah seorang yang mempunyai ke pengadilan, sehingga perdamaian
kekuasaan atau kewenangan yang dibuat oleh para pihak
(authorized), jika tidak maka ia akan mencegah terjadinya perkara di
melepaskan haknya atas hal-hal sidang pengadilan.
yang termaktub dalam perdamaian
Penyelesaian sengketa melalui
itu. Jadi pihak yang membuat
persetujuan perdamaian haruslah dading (persetujuan atau perjanjian
orang yang mempunyai kewenangan tertulis secara damai untuk
menyelesaikan atau menghentikan
dalam melakukan perbuatan hukum
untuk mengatakan perdamaian. sengketa atau perkara) diatur dalam
Apabila terjadi error in persona Pasal 1338, 1851-1964 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).
(kekhilafan mengenai orangnya)
atau karena penipuan atau paksaan, Pasal 1338 KUHPerdata memberikan
persetujuan perdamaian yang penjelasan bahwa semua persetujuan

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


6 | Robi Awaludin

yang dibuat secara sah berlaku sebagai menyiratkan adanya kebebasan setiap
undang-undang bagi mereka yang orang untuk memilih aturan hukum
membuatnya. Persetujuan ini yang tepat bagi dirinya dalam
mempunyai kekuatan mengikat bagi melakukan hubungan hukum terhadap
para pihak (Fuad n.d.). orang lain. Dengan berlakunya
kebijakan ini, sepintas mencerminkan
adanya kebebasan bagi setiap orang
Macam-macam Mediasi Non Litigasi untuk mengekspresikan diri dalam
Menurut Peraturan Perundang- memilih hukum barat atau hukum adat
undangan di Indonesia bagi dirinya dalam melakukan tindakan
atau hubungan hukum (Bisri 2007, 51).
Mediasi di luar pengadilan
merupakan sebuah metode yang tepat UUD 1945 telah mengakui dan
untuk diterapkan terhadap perkara- memberikan penghormatan terhadap
perkara (hukum) keperdataan, yaitu masyarakat hukum adat dengan segala
sistem aturan yang mengatur tentang kelembagaannya. Dalam ketentuan
berbagai hubungan manusia konteks Pasal 18 UUD 1945 (sebelum
kedudukannya sebagai individu amandemen) disebutkan bahwa
terhadap individu lain. Paul Scholten “Pembagian daerah Indonesia atas
memberikan definisi hukum daerah besar dan kecil, dengan bentuk
keperdataan sebagai sistem aturan yang susunan pemerintahannya ditetapkan
mengatur hak dan kewajiban dari dengan undang-undang, dengan
perorangan yang satu terhadap yang memandang dan mengingati dasar
lain dalam pergaulan masyarakat dan permusyawaratan dalam sistem
dalam hubungan keluarga, serta pemerintahan negara, dan hak-hak asal
bagaimana cara menegakkan, dan usul dalam daerah-daerah yang bersifat
mempertahankannya apabila terjadi istimewa”. Setelah amandemen, negara
sengketa di pengadilan. Istilah lain dari tetap mengakui dan menghormati
hukum keperdataan yaitu hukum sipil kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
atau hukum privat (Bisri 2007, 49). adat, sebagaimana tertulis dalam Pasal
Hukum Perdata sebagai bagian dari 18B ayat (2) “Negara mengakui dan
hukum keperdataan, yakni aturan yang menghormati kesatuan-kesatuan
mengatur tentang hak dan kewajiban masyarakat hukum adat beserta hak-hak
orang dan badan hukum sebagai tradisionalnya sepanjang masih hidup
perluasan dari konsep subjek hukum dan sesuai dengan perkembangan
yang satu terhadap yang lain baik dalam masyarakat dan prinsip Negara
hubungan keluarga maupun dalam Kesatuan Republik Indonesia, yang
hubungan masyarakat (Bisri 2007, 50). diatur dalam undang-undang”.

Dalam lingkup hukum perdata Nilai kooperatif dan kompromi


diberlakukan kebijakan pluralisme bagi dalam penyelesaian sengketa muncul
masyarakat kita. Kebijakan ini diberbagai daerah di Indonesia. Pada
masyarakat Batak yang relatif memiliki

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 7

nilai litigious, masih mengandalkan ketentuan Pokok Kekuasaan


forum runggun adat, yang intinya Kehakiman).
penyelesaian sengketa secara
musyawarah dan kekeluargaan. Di Mediasi non litigasi sangat penting
dilaksanakan, demi memberi
Minangkabau, dikenal adanya lembaga
hakim perdamaian yang secara umum kemudahan dalam menyelesaikan
berperan sebagai mediator dan perselisihan (sengketa) yang terjadi,
terhadap perkara-perkara perdata umum
konsiliator. Konsep pembuatan
keputusan dalam pertemuan desa pada maupun perdata tertentu dalam hukum
suku Jawa tidak didasarkan atas suara keluarga. Perdamaian yang terjadi
nantinya memiliki dampak positif dalam
mayoritas, tetapi dibuat oleh
keseluruhan yang hadir sebagai suatu membantu mengurangi penumpukan
kesatuan (Winata 2011, 11). perkara di pengadilan.

Pilihan untuk menyelesaikan


sengketa dengan cara mediasi di luar Konstruksi Mediasi Non Litigasi
pengadilan sangat diutamakan, bahkan Dalam Penyelesaian Sengketa
ketika para pihak yang bersengketa Keluarga Perspektif Hukum Islam
sudah berada di meja hijaupun, tetap
menjadi kewajiban hakim pada sidang Al-Qur’an memberikan solusi jalan
pertama untuk menawarkan perdamaian keluar dalam penyelesaian
bagi para pihak. Artinya para pihak permasalahan dan perselisihan yang
pada kesempatan pertama harus terjadi antara suami isteri dalam suatu
diberikan kesempatan berdamai dan ikatan perkawinan, yaitu dengan
perkara yang diajukan sebaiknya mengirimkan juru damai dari kedua
diselesaikan secara kekeluargaan di luar belah pihak. Juru damai yang terlibat
pengadilan, prinsip hukum ini dikenal haruslah orang-orang yang memiliki
dengan pepatah “tidak ada tuntutan hak, maksud baik untuk mendamaikan
tidak ada hakim”, sesuai ketentuan mereka yang berselisih, hal ini
dalam Pasal 118 RIB dan Pasal 142 sebagaimana dijelaskan dalam surat An-
RBg (Bisri 2007, 63). Nisa ayat 35 yang artinya:

Perdamaian yang terjadi diharapkan “Dan jika kamu khawatir terjadi


dapat mewujudkan penyelesaian persengketaan antara keduanya, Maka
kirimlah seorang juru damai dari
perkara yang sederhana, cepat dan
keluarga laki-laki dan seorang juru
berbiaya ringan yang sulit dicapai damai dari keluarga perempuan. jika
dalam peradilan perdata, karena keduanya (juru damai itu) bermaksud
seringkali suatu perkara tertunda sampai mengadakan perbaikan, niscaya Allah
bertahun-tahun dan menghabiskan biaya memberi taufik kepada suami-isteri itu.
yang tidak sedikit serta berjalan lamban, Sungguh Allah Maha mengetahui,
berbelit-belit dan membosankan para Maha Teliti”.
pencari keadilan (Pasal 4 (1) UU Nomor
14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


8 | Robi Awaludin

Hadits Nabi Saw yang berupa harta benda atau sesuatu (yang
mengutamakan konsep mediasi (islah) lain), maka hendaklah ia meminta
dalam setiap perselisihan yang terjadi halalnya dari pada sekarang, sebelum
(tiba masanya) tidak ada dinar dan
diantaranya adalah membersihkan hati
tidak adanya dirham (yaitu hari kiamat
dari perasaan iri hati dan dendam serta dimana semua harta kekayaan dunia
berusaha berbicara benar (tidak sudah tidak ada gunanya). (Sebab)
berdusta), sebagaimana diriwayatkan jikalau ia mempunyai amal saleh, maka
oleh Ibnu Majah, Rasulallah Saw diambillah amal saleh itu daripadanya
bersabda yang artinya: “Setiap orang sesuai dengan penganiayaannya. Dan
yang hatinya bersih dari iri hati dan jika ia tidak mempunyai kebajikan,
maka diambillah semua kesalahan
dendam, lagi benar bicaranya.” Beliau
(kejelekan) temannya (yang dianiaya)
ditanya lagi: “Berbicara yang benar itu kemudian dibebankan kepadanya”.
kami tahu, tetapi apa arti hati yang
bersih dari iri hati dan dendam?” Dalam hubungan antar muslim,
Rasulallah bersabda: “Itulah hati yang terdapat hadits mengenai larangan
taqwa, tidak ada dosa, kejahatan, saling merugikan sebagaimana riwayat
tipuan dan tidak ada iri hati” (Ghazali Abu Sa’id, Sa’ad bin Malik bin Sinan
1993, 177). Al Khudry radhiyallahu anhu, bahwa
Rasulallah Saw bersabda : “Janganlah
Akhlak yang baik dan saling kamu saling memudharatkan” (Nawawi
berkasih sayang antar sesama, dan 1992, 50). Ketentuan ini apabila
melarang memutuskan silaturahmi dipedomani oleh mediator (hakam),
menjadi dasar pelaksanaan mediasi maka dalam melakukan mediasi akan
sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari berusaha memberikan nasihat-nasihat
dan Muslim yang artinya (Ghazali 1993, baik yang adil sehingga tidak
180-181): merugikan salah satu pihak yang
bertikai dan mereka akan dengan
“Janganlah kamu putus-memutuskan
hubungan, belakang membelakangi, senang hati menerima saran tersebut
benci-membenci, hasut menghasut. dan akhirnya saling berdamai.
Hendaklah kamu menjadi hamba Allah
yang bersaudara satu sama lain (yang Untuk memperbaiki hubungan
muslim) dan tidaklah halal bagi (setiap) antar sesama mereka yang berselisih,
muslim mendiamkan saudaranya lebih maka dilarang saling dengki serta
dari tiga hari”. aniaya karena timbul kesadaran tinggi
bahwa setiap muslim adalah bersaudara,
Islam sangat melarang umatnya
sebagaimana diriwayatkan oleh Abu
untuk melakukan perbuatan aniaya
Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulallah
terhadap sesamanya, sebagaimana
Saw bersabda (Nawawi 1992, 53-54):
Rasulallah Saw bersabda yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan “Janganlah kamu saling dengki
Turmudzi yang artinya: mendengki, tipu menipu, benci
membenci, jauh menjauhi dan jangan
“Barang siapa padanya ada pula seseorang diantara kamu menjual
penganiayaan terhadap saudaranya

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 9

sesuatu yang sedang dijual oleh orang adalah masalah yang ditemukan pada
lain, dan hendaklah kamu semua kasus baru yang tidak ditunjuk oleh
menjadi hamba-hamba Allah yang nash tertentu tetapi ia mengandung
bersaudara. Seorang muslim adalah
kemaslahatan yang sejalan (al-munasib)
saudara bagi muslim lainnya, ia tidak
boleh menganiaya, menerlantarkannya, dengan tindakan syara. Kesejalanan
mendustakannya dan menghinanya. dengan tindakan (tasharrufat) syara
Takwa itu ada di sini (Lalu beliau dalam hal ini tidak harus didukung
mengisyaratkan dengan tangannya ke dengan dalil tertentu yang berdiri
arah dadanya tiga kali). Cukuplah sendiri dan menunjuk pada maslahah
seseorang itu dianggap jahat bila ia tersebut tetapi dapat merupakan
menghina saudaranya sesama muslim.
kumpulan dalil yang memberikan
Setiap muslim itu haram darahnya,
hartanya dan kehormatannya atas faedah yang pasti (qat’i). Apabila dalil
muslim lainnya”. yang pasti ini memiliki makna kulli,
maka dalil kulli yang bersifat pasti
Dalam hadits lain terdapat tersebut kekuatannya sama dengan satu
penjelasan mengenai diperbolehkannya dalil tertentu. Asy-Syatibi dalam kitab
melakukan perdamaian atas segala al-Itisham memberikan sepuluh contoh
permasalahan yang terjadi antar kaum kasus yang penentuan hukumnya
muslimin asalkan sesuai dengan dirumuskan dengan menggunakan
syari’at, sebagaimana diriwayatkan oleh maslahah mursalah sebagai teknik
Abu Dawud yang artinya Dari Abu penetapan hukumnya.
Hurairah ia berkata, Rasulallah Saw
bersabda : “Perdamaian antar kaum Asas keadilan politik hukum Islam
muslim dibolehkan, kecuali perdamaian bertujuan menghapus setiap tindakan
yang menghalalkan perkara yang yang mencabut hak-hak orang lain
haram, dan perkara yang untuk mengakses keadilan dimanapun.
mengharamkan perkara yang halal” Doktrin politik hukum Islam
(Nashiruddin 2007, 634). Apabila menegaskan bahwa keadilan merupakan
pihak-pihak yang saling berselisih jangkar stabilitas hukum. Kemaslahatan
mempedomani hadits ini, dan hakam disebut juga sebagai muara keadilan,
(mediator) senantiasa mempraktekkan seperti dikemukakan oleh Al-Ghazali
dan menerapkannya dalam proses bahwa hukum disyariatkan untuk
mediasi, maka perdamaian yang mewujudkan dan memelihara maslahat
diinginkan akan dengan mudah serta mencegah kerugian (mafsadat).
disepakati. Konsep ini menghasilkan kaidah utama
yang sangat populer, dimana ada
Pemikiran Asy Syatibi tentang maslahat di sana terdapat hukum.
maslahah mursalah dituangkan dalam Diskursus utama maqasid al-syari’ah
dua kitabnya yang populer yaitu al- adalah teori maslahat dengan tesis
Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam dan al universalnya, setiap penetapan hukum
Itisham Asy Syatibi dalam al- harus bermuara kepada maslahat. Setiap
Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam aturan hukum harus berorientasi
mendefinisikan maslahah mursalah

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


10 | Robi Awaludin

mewujudkan maslahat manusia, baik di Kaidah ini diambil juga dari Hadits
dunia maupun di akhirat (Suntana 2014, Rasulallah Saw yang artinya :“Apa
11-12). yang dipandang baik kaum muslimin
maka baik juga di sisi Allah”.Atas
Penyelesaian sengketa secara dasar ini, maka adat yang baik (Al-urf
musyawarah mufakat telah sangat al-shahih), yakni yang tidak
melekat dengan adat kebiasaan bertentangan dengan syariat Islam
masyarakat Indonesia dan telah dapat dijadikan sebagai aturan hukum”
dilakukan secara turun temurun. Untuk (Ibrahim 2019).
menjaga kelestarian dan memberikan
penghargaan bagi ketentuan masyarakat Tradisi atau adat sangat berperan
adat, maka hendaknya dijadikan dalam pembentukan dan pengembangan
pertimbangan dalam pembaharuan hukum Islam. Adanya berbagai aliran
hukum Islam. Terdapat kaidah Fiqh hukum dalam sejarah, sesungguhnya
yang sangat sesuai dengan hal ini yaitu juga karena andil adat istiadat
kaidah yang dikemukakan oleh as- masyarakat setempat (Ibrahim 2019, 91-
Suyuti, yang artinya: “Adat kebiasaan 92).
itu dapat ditetapkan sebagai hukum”.
Kaidah ini diambil dari Al-Qur’an dan Mediasi non litigasi sangat sesuai
Hadits Rasulallah Saw, yang artinya dengan nilai-nilai ajaran Islam
sebagaimana tertulis jelas dalam ayat-
sebagai berikut (Ibrahim 2019, 90-91) :
ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw,
Artinya :"Hai orang-orang yang adat kebiasaan masyarakat yang sejalan
beriman, tidak halal bagi kamu dengan syari’at bisa dijadikan hukum
mempusakai wanita dengan jalan paksa sesuai dengan kaidah Fiqh“Adat
dan janganlah kamu menyusahkan
kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai
mereka Karena hendak mengambil
kembalian sebagian dari apa yang hukum”, serta nilai kemaslahatan yang
Telah kamu berikan kepadanya, memudahkan kehidupan umat manusia,
terkecuali bila mereka melakukan yaitu upaya mediasi yang difasilitasi
pekerjaan keji yang nyata dan oleh mediator hingga berujung dengan
bergaullah dengan mereka secara perdamaian, dapat menjaga hubungan
patut. Kemudian bila kamu tidak baik diantara anggota keluarga
menyukai mereka, (maka bersabarlah)
sekaligus mencegah mafsadat atau
Karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan keburukan yang akan terjadi berupa
padanya kebaikan yang banyak. (QS.An perpecahan dan permusuhan dalam
Nisa :19). keluarga.

Kemudian :

Artinya :"Jadilah Engkau Pema'af dan


suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh”. (QS. Al-
A’raf:199).

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 11

Konstruksi Mediasi Non Litigasi pihak yang bertikai dalam meraih


Dalam Penyelesaian Sengketa penyelesaian bersama yang diterima
Keluarga Perspektif Hukum Positif oleh mereka sendiri. Memberikan
Di Indonesia jawaban kepada pihak-pihak yang
bertikai bukanlah peranan seorang
Mediasi merupakan campur tangan mediator, sebaliknya ia harus
dalam sebuah perselisihan atau menolong mereka dalam
negosiasi oleh pihak ketiga yang dapat menemukan penyelesaian mereka
diterima, tidak memihak dan netral, sendiri.
tidak memiliki wewenang kekuasaan 5. Selain itu yang penting dari hal ini
dalam pengambilan keputusan, secara adalah partisipasi ini bersifat
sukarela membantu pihak-pihak yang sukarela. Hanya sedikit yang
bertikai dalam meraih penyelesaian diperoleh bila proses ini dipaksa
bersama yang diterima oleh mereka tanpa keinginan sama sekai karena
sendiri terhadap permasalahan- mereka cenderung mengacaukan
permasalahan dalam perselisihan proses tersebut dan tidak mematuhi
tersebut. Ada Beberapa isu yang muncul perjanjian yang telah diraih.
dalam rincian pengertian mediasi
tersebut: Hukum Progresif adalah sebuah
konsep mengenai cara berhukum yang
1. Pertama mediasi perlu dijalankan tidak hanya berhenti pada membaca
oleh pihak ketiga yang dapat teks dan menerapkannya seperti mesin,
diterima, tidak memihak dan netral. melainkan suatu aksi atau usaha (effort).
Beberapa ahli teori menyimpulkan Cara berhukum memang dimulai dari
bahwa seorang mediator mungkin teks, tetapi tidak berhenti sampai disitu
diambil dari salah satu kelompok melainkan mengolahnya lebih lanjut,
yang terlibat dalam konflik, selama yang disebut aksi dan usaha manusia
semua pihak yang terlibat dapat itu. Hukum seperti ini bersifat non
menerimanya.
linier, masuknya faktor atau keterlibatan
2. Mediator tidak dapat mendorong manusia itu menyebabkan bahwa
kepentingan pihak manapun secara berhukum itu tidak mengeja teks,
eksklusif tetapi ia harus tidak melainkan penuh dengan kreatifitas dan
memihak, bahkan disaat mereka pilihan-pilihan (Satya Arinanto &
memiliki pengaruh terhadap salah Ninuk Triyanti 2009, 3-4).
satu pihak.
3. Kedua mediator tidak memiliki Gagasan hukum progresif memberi
wewenang kekuasaan dalam penekanan bahwa hukum itu adalah
pengambilan keputusan. Mediator untuk manusia, bukan sebaliknya. Oleh
tidak dapat memaksakan pihak karena itu dalam gagasan hukum
manapun untuk menerima progresif kendatipun berhukum itu
penyelesaian tertentu. dimulai dari teks, tetapi selanjutnya
4. Peranan para pihak mediator adalah pekerjaan berhukum itu diambil alih
secara sukarela membantu pihak- oleh manusia. Artinya manusia itulah

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


12 | Robi Awaludin

yang akan mencari makna lebih dalam Proses mediasi di luar pengadilan
dari teks-teks undang-undang dan seperti ini sekaligus menjadi kritikan
kemudian membuat putusan. terhadap proses litigasi melalui lembaga
peradilan, meskipun telah dilakukan
Pilihan penyelesaian sengketa upaya-upaya berupa integrasi mediasi
dengan cara mediasi pada hakikatnya dalam proses beracara di persidangan.
merupakan perwujudan dari bekerjanya Pada kenyataannya hal tersebut belum
hukum progresif, dimana keterlibatan menyelesaikan permasalahan berupa
manusia sangat dominan untuk memilih penumpukan perkara perdata yang akan
cara berhukum yang kreatif dan tepat disidangkan di pengadilan, upaya damai
bagi mereka sesuai dengan budaya yang diharapkan para pihak hadir dalam
musyawarah mufakat yang telah upaya ini, terkadang sulit untuk
mengakar dalam kehidupan sosial diupayakan karena kedua belah pihak
masyarakat Indonesia. yang bersengketa sudah berada dalam
Mediasi non litigasi merupakan posisi berlawanan dan berharap
perwujudan dari upaya penyelesaian mendapatkan putusan yang
perselisihan sebagaimana telah menjadi memenangkan gugatan mereka. Putusan
tujuan dari berbagai UU yang ada. hakim yang bersifat menang atau kalah
Pemikiran Hukum Progresif yang (win lose), sehingga yang banyak terjadi
merupakan bentuk kemajuan dalam setelahnya adalah akan timbul
memahami fleksibilitas hukum, kekecewaan dan rasa permusuhan yang
menyajikan salah satu bentuk hukum mendalam bagi mereka yang berada
ideal di tengah masyarakat, yaitu hukum dalam posisi dikalahkan.
yang mensejahterakan dan Pembaharuan hukum keluarga
membahagiakan rakyatnya demi diperlukan dalam hal penguatan
mewujudkan keadilan dan kemudahan mengenai konsep penyelesaian
bagi kehidupan manusia. Terwujudnya sengketa keluarga secara non litigasi.
peradilan sederhana, cepat, dan biaya
Jika dipandang dalam pendekatan
ringan, bisa dengan mudah dilakukan sosiologis, misal teori dari Cochrane
mengingat bahwa kesepakatan damai bahwa yang mengontrol hubungan-
telah disepakati oleh kedua belah pihak hubungan sosial adalah masyarakat
dalam kesempatan sebelumnya, sendiri. Artinya bahwa pada dasarnya
sedangkan pengadilan hanya masyarakat itu sendiri aktif
menguatkan kesepakatan damai yang menemukan, memilih, dan menentukan
telah terjadi melalui putusan hakim. hukum sendiri. Pandangan ini menjadi
penting ketika ada perselisihan
keluarga, tanah, lingkungan, sumber
Relevansi Mediasi Non Litigasi daya alam sejenis diselesaikan lewat
Dalam Penyelesaian Sengketa pendekatan sosiologi-induktif. Teori
Keluarga Terhadap Pembaharuan senada diungkapkan oeh Sally Falk
Hukum Keluarga Di Indonesia Moore yaitu teori bidang sosial semi-

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 13

otonom (semi-otonomous social field) (Ashiddiqie, Pokok-pokok Hukum Tata


yang mengatakan bahwa di dalam Negara Indonesia Pasca Reformasi
satuan-satuan sosial terdapat aturan- 2007, 209).
aturan, adat istiadat kebiasaan yang
Hukum keluarga diartikan sebagai
biasanya digunakan untuk
menyelesaikan dan mengatur hubungan- keseluruhan ketentuan yang mengenai
hubungan sosial antara anggota dalam hubungan hukum yang bersangkutan
dengan kekeluargaan sedarah dan
satuan sosial tersebut meskipun secara
nasional telah ada aturan yang mengatur kekeluargaan karena perkawinan
hal sama. (perkawinan, kekuasaan orang tua,
perwalian, pengampuan, keadaan tak
Apabila merujuk konsep negara hadir). Kekeluargaan sedarah adalah
hukum, pancasila yang bertujuan pertalian keluarga yang terdapat antara
mewujudkan keadilan sosial bagi beberapa orang yang mempunyai
seluruh rakyat Indonesia, membutuhkan keluhuran yang sama (Afandi 1997, 93).
peran serta gotong royong dari
rakyatnya dengan konsep partisipatory Definisi lain hukum keluarga
adalah ketentuan Allah Swt yang
democracy (Ashiddiqie 2015, 117),
maka pemerintah bertanggung jawab bersumber dari Al-Qur’an dan As-
secara langsung dalam pelaksanaan Sunnah tentang ikatan kekeluargaan
(familiy) baik yang terjadi karena
tugas dan fungsinya menjalankan
pemerintahan untuk mewujudkannya, hubungan darah maupun karena
dengan cara bersama-sama merangkul hubungan pernikahan yang tarus ditaati
oleh setiap mukalaf (Mardani 2016, 3).
dan melibatkan peran aktif berbagai
unsur masyarakat. Hukum keluarga mempunyai urgensi
yang sangat penting, karena sesuai
Terdapat tiga bentuk penuangan dengan fitrahnya, manusia tidak dapat
keputusan norma dalam hukum, yaitu hidup menyendiri dalam arti ia memiliki
keputusan yang bersifat mengatur sifat ketergantungan dan saling
(regelling) menghasilkan peraturan membutuhkan, demikian halnya antara
(regels), menentukan atau menetapkan pria dan wanita. Agar hubungan antara
sesuatu secara administrasi negara pria dan wanita dapat hidup rukun,
(beschikkings), bersifat menghakimi maka Islam mengatur melalui
sebagai hasil proses peradilan ketentuan-ketentuan hukum tata cara
(adjudication) menghasilkan putusan hidup berkeluarga atau rumah tangga,
(vonnis). Selain itu terdapat pula istilah melalui pernikahan yang sah (Mardani
beleidsregel atau aturan kebijakan 2016, 5-6).
(policy rules) yang sering disebut quasi
Hukum Keluarga Islam di
pengaturan, seperti petunjuk
pelaksanaan, surat edaran, instruksi, dan Indonesia diatur dalam Kompilasi
lain sebagainya yang tidak Hukum Islam (KHI), ketentuan yang
mengatur pelaksanaan upaya damai
dikategorikan peraturan tetapi isinya
memiliki sifat mengatur pula yaitu :

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


14 | Robi Awaludin

Pasal 115 : “Perceraian hanya dapat perdamaian ketika perkara telah sampai
dilakukan di depan sidang Pengadilan pada proses persidangan, hal ini penting
Agama setelah Pengadilan Agama diatur sebagai langkah pembaharuan
tersebut berusaha dan tidak berhasil hukum keluarga, sesuai dengan maksud
mendamaikan kedua belah pihak”. dari konsideran Kompilasi Hukum
Islam, bahwa Kompilasi ini dapat
Pasal 143: “(1) Dalam pemeriksaan digunakan sebagai pedoman dalam
gugatan perceraian Hakim berusaha penyelesaian masalah-masalah di
mendamaikan kedua belah pihak. (2) bidang yang diatur didalamnya yaitu
Selama perkara belum diputuskan usaha hukum perkawinan, kewarisan, dan
mendamaikan dapat dilakukan pada perwakafan oleh instansi pemerintah
setiap sidang pemeriksaan”. dan masyarakat yang memerlukannya.
Pasal 145: “Apabila tidak dicapai Pengertian sebagai pedoman harus
perdamaian, pemeriksaan gugatan bermakna sebagai tuntutan atau
perceraian dilakukan dalam sidang petunjuk yang harus dipakai baik oleh
tertutup”. pengadilan agama maupun warga
masyarakat dalam menyelesaikan
Pasal 183: “Para ahli waris dapat sengketa mereka dalam bidang hukum
bersepakat melakukan perdamaian didalamnya (Penyusun 2011, 36-37).
dalam pembagian harta warisan, setelah
masing-masing menyadari bagiannya”. Pembaharuan hukum keluarga yang
memuat ketentuan pelaksanaan mediasi
Ketentuan lain yang belum jelas non litigasi sangat sesuai dengan nilai-
maksudnya yaitu Pasal 229 KHI yang nilai ajaran Islam, adat kebiasaan
berbunyi: “Hakim dalam menyelesaikan masyarakat yang sejalan dengan syari’at
perkara-perkara yang diajukan bisa dijadikan hukum sesuai dengan
kepadanya, wajib memperhatikan salah satu kaidah Fiqh: “Adat kebiasaan
dengan sungguh-sungguh nilai-nilai itu dapat ditetapkan sebagai hukum”,
hukum yang hidup dalam masyarakat, nilai kemaslahatan tercermin dalam
sehingga putusannya sesuai dengan rasa bentuk memberi kemudahan dalam
keadilan”. Apakah maksud kata-kata kehidupan umat manusia serta
“nilai-nilai hukum yang hidup” yang mencegah mafsadat atau keburukan
“wajib” diperhatikan oleh hakim dalam yang akan terjadi berupa permusuhan
keputusannya sesuai dengan rasa dalam keluarga.
keadilan, sehingga butuh perhatian
khusus dan berkaitan erat dengan Pemikiran hukum progresif yang
kedudukan Kompilasi Hukum Islam itu merupakan bentuk kemajuan dalam
sendiri (Abdurrahman 2007, 64-65). memahami fleksibilitas suatu hukum,
memiliki tujuan untuk mewujudkan
Belum diaturnya penguatan upaya keadilan dan kemudahan bagi manusia,
damai di luar pengadilan berakibat pada konsep ini bekerja sebagai upaya
penumpukan perkara di pengadilan mewujudkan pembaharuan hukum
agama, kompilasi hanya mengupayakan keluarga, dengan dasar pemikiran

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021


Penyelesaian Sengketa Keluarga Secara Mediasi Non Litigasi … | 15

bersama bahwa suatu aturan hukum DAFTAR PUSTAKA


harus memiliki progres atau kemajuan
Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam
dalam memberikan manfaat berupa
di Indonesia. Jakarta:
kemudahan dalam mengatasi setiap Akademika Pressindo, 2007.
permasalahan keluarga yang terjadi di
Indonesia. Afandi, Ali. Hukum Waris, Hukum
Keluarga dan Hukum
Pembuktian. Jakarta: Rineka
Cipta, 1997.
Penutup
Agung, Mahkamah. Mahkamah Agung
Mediasi non litigasi dalam sengketa (Peraturan Mahkamah Agung
keluarga sangat sesuai dengan ajaran (PERMA) Nomor 1 Tahun
Islam sebagaimana disebut dalam ayat 2016). 09 08, 2020.
https://jdih.mahkamahagung.go.i
Al-Qur’an dan Hadits Rasulallah Saw
d/index.php/beranda/database/2.
dengan dasar persaudaraan dan -Kebijakan-Mahkamah-
kemaslahatan. Mediasi di luar Agung/1.-Peraturan-Mahkamah-
pengadilan merupakan adat kebiasaan Agung/Tahun-2016/, .
baik masyarakat yang harus dilestarikan
Pelatihan Mediator Desa: Mediasi
dengan mempertimbangkannya dalam
Sebagai Alternatif Penyelesaian
melakukan pembaharuan hukum Masalah Hukum di Desa.
keluarga. Pelaksanaan mediasi di luar Performed by Karjuli Ali.
pengadilan sangat kuat dan mengakar Kegiatan Pemberdayaan
dalam tatanan hukum kehidupan Masyarakat Kerjasama antara
masyarakat Indonesia terbukti dengan Kementrian Hukum dan HAM
RI dan Lembaga Bantuan
berbagai peraturan yang mendukung
Hukum Menang Jagad, Desa
pelaksanaannya, namun belum terfokus Gunung Labuhan Kecamatan
pada penguatannya dalam Sungkai Selatan Kabupaten
menyelesaikan perkara perselisihan Lampung Utara. Februari 19,
keluarga, untuk itu diperlukan 2020.
pembaharuan hukum keluarga dengan
Ashiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu
mengakomodasikan pelaksanaan Hukum Tata Negara. Jakarta:
mediasi non litigasi. Raja Grafindo, 2015.
—. Pokok-pokok Hukum Tata Negara
Indonesia Pasca Reformasi.
Jakarta: Busana Ilmu Populer,
2007.
Bisri, Ilhami. Sistem Hukum Indonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007.
Fuad, Helmi Ziaul. Mediasi Sebagai
Penyelesaian Sengketa Pada

Jurnal Hukum Islam Nusantara. Vol. 4, No. 2


16 | Robi Awaludin

Masyarakat Tradisional dan Satya Arinanto & Ninuk Triyanti.


Modern. n.d. Memahami Hukum: Dari
https://badilag.mahkamahagung. Konstruksi Sampai
go.id/artikel/ Implementasi. Jakarta: Rajawali
publikasi/artikel/mediasi- Press, 2009.
sebagai-penyelesaian-sengketa-
pada-masyarakat-tradisional- Sistem Informasi Penanganan Perkara
dan-mod eren-oleh-helmy-ziaul- Pengadilan Agama Tanjung
fuad-s-h-i-s-h-m-h-3-5, Karang . Juli 10, 2020.
(accessed 10 08, 2020). (accessed https://sipp.pa-
tanjungkarang.go.id/list_perkara
Ghazali, Muhammad Al. Akhlaq ).
Seorang Muslim, Penerjemah:
Moh. Rifai. Semarang: Adi Sukadana, I Made. Mediasi Peradilan
Grafika, 1993. Mediasi dalam Sistem Peradilan
Perdata Indonesia dalam
Ibrahim, Duski. Al-Qawa'id Al- Rangka Mewujudkan Proses
Fiqhiyah (Kaidah-kaidah Fiqh). Peradilan yang Sederhana,
Palembang: Amanah, 2019. Cepat dan Biaya Ringan.
Jakarta: Prestasi Pustaka Karya,
Mardani. Hukum Keluarga Islam di 2012.
Indonesia. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016. Suntana, Ija. Politik Hukum Islam.
Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Nashiruddin, Muhammad. Shohih
Sunan Abu Daud. Jakarta: Usman, Rachmadi. Pilihan
Pustaka Azzam, 2007. Penyelesaian Sengketa di Luar
Pengadilan. Bandung: Citra
Nawawi, Imam. Hadits Arba'in An Aditya Bakti, 2013.
Nawawi, diterjemahkan oleh
Idrus Al Kaff. Bandung: Husaini "UUD 1945 Hasil Amandemen &
Bandung, 1992. Proses Amandeman UUD 1945
Secara Lengkap." 43. Jakarta:
Penyusun, Tim. Himpunan Peraturan Sinar Grafika, 2012.
Perundang-undangan Yang
Berkaitan Dengan Kompilasi Winata, Frans Hendra. Hukum
Hukum Islam Dengan Penyelesaian Sengketa Arbitrase
Pengertian Dalam Nasional Indonesia &
Pembahasannya. Jakarta: Internasional. Jakarta: Sinar
Mahkamah Agung RI, 2011. Grafika, 2011.

Al Maqashidi | Juli – Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai